Home / Fantasi / Manusia Super Mencari Cinta Sejati / Bagian 3 — Pertengkaran

Share

Bagian 3 — Pertengkaran

last update Last Updated: 2023-07-29 17:18:07

Lelaki yang baru saja membuka pintu langsung berjalan masuk ke arah Leon dan Kiana tanpa berkata apa-apa seolah-olah itu adalah rumahnya sendiri.

Kiana langsung melepaskan sendok makan yang masih menggantung di mulut Leon dan menaruh mangkuk berisi bubur itu di pangkuan Leon. Menghampiri pria yang baru saja masuk, tidak memperdulikan Leon lagi.

Duh, kenapa aku malah merasa sedang kepergok selingkuh sih. Pikir Kiana ia malah gelagapan sendiri.

Muka Leon terlihat masam karena tidak dipedulikan oleh Kiana lagi. Ia kemudian melepaskan sendok di mulutnya dan menaruh mangkuk buburnya di samping tempat tidur.

"Siapa dia, Kiana?" tanya pria yang berdiri di hadapan Kiana, minta penjelasan.

"Itu ... begini Rachel, dia itu adalah orang yang aku tolong di hutan dan mengalami lupa ingatan." Ujar Kiana tidak ingin pria bernama Rachel itu salah paham.

Leon yang sekarang berdiri di samping Kiana malah merangkulnya akrab. Membuat perasaan Rachel memanas. Kiana yang diperlakukan seperti itu membelalakkan matanya benar-benar menahan emosinya agar tidak melayangkan tinju pada wajah tampan milik Leon.

"Kau itu yang siapa, seenaknya masuk-masuk ke rumah orang sembarangan." Ujar Leon.

"Hei, pria tidak tahu diri! Aku ini teman Kiana sedari kecil. Kau itu yang siapa?!" Jengkel Rachel.

"Dia sedang merawatku karena aku sakit." Ujar Leon santai sambil terus merangkul Kiana akrab.

Rachel langsung menarik Kiana ke dalam dekapannya, memeluknya karena tidak terima dengan Leon yang merangkul Kiana akrab. Membuat wajah Kiana memerah malu, Kiana senang jika itu adalah Rachel.

"Iya Kiana memang merawatmu, tapi jangan seenaknya memperlakukannya seolah-olah sudah mengenalnya lama dan seenaknya bersikap sok akrab. Dasar orang asing."

Leon terdiam, di belakang Kiana. Ia tampak menahan amarah karena hal tersebut. Kemudian Leon mengambil lengan kanan Kiana begitu juga Rachel menahan lengan kiri Kiana, sama-sama tidak mau kalah.

Kiana pun berakhir jadi rebutan kedua orang pria tersebut.

"HEI! LEPASKAN AKU! AKU BUKAN BENDA YANG SEENAKNYA DIPERLAKUKAN BEGINI!"

Kiana yang marah meronta, ia bisa melepaskan tangan milik Rachel, tetapi tidak Leon. Orang ini kuat sekali. Pikir Kiana tidak bisa melawan tenaga Leon, dirinya sekarang berada di dalam dekapan Leon. Meskipun cengkeramannya kuat, itu tidak menyakiti Kiana sama sekali. Namun, Kiana tidak bisa melawan Leon yang mendekapnya.

DUAK!

Kiana menginjak kaki Leon dengan keras. Leon yang kesakitan melemahkan pegangannya dan membuat Kiana bisa melepaskan diri, Kiana tampak dengan nafas amarah yang menggebu-gebu ingin mencaci-maki.

"Kau kejam, kau bahkan tidak memukul orang itu juga." Leon berucap merasa tidak adil.

"Beruntung aku tidak menendang milikmu dengan sungguh-sungguh, dari tadi aku sudah berusaha sabar atas tingkahmu!" ujar Kiana merasa sangat kesal menunjuk Leon.

"Kau, tidak masalah jika dia yang memelukmu." Ujar Leon malah tambah membuat Kiana terbakar amarah.

"Hahahaha, berarti Kiana tidak menyukaimu." Ujar Rachel tidak perduli dan malah memanas-manasi Leon.

Dahi Leon berkedut marah. Kiana juga tidak kalah marahnya ia saat ini sedang tertunduk kesal. Melihat kelakuan dua orang itu. Seharusnya pertemuan mereka bertiga tidak berakhir seperti sekarang.

GREB!

GREB!

Mereka berdua malah saling bertarik kerah baju—bertatapan marah.

"Apa kau! Mau ngajak berantem?!" Rachel tertantang.

"Boleh siapa takut!" Leon menatapinya dengan kejam.

"Hei kalian berdua, jangan berkelahi dalam rumahku!" Kiana berteriak melerai. Namun, mereka berdua tidak perduli dan terus bertengkar. Kiana tidak bisa ikut dalam pertengkaran itu karena salah-salah ia akan jadi korban kedua lelaki kalap tersebut.

BAK!

BUK!

DAK!

DUK!

GUBRAK!

PRANG!

Ruang tamu jadi berantakan karena pertengkaran dua pria itu. Meraka masih melanjutkannya tidak perduli dengan Kiana yang mukanya sudah memerah marah.

"WOI! KUBILANG BERHENTI ITU, BERHENTI! TELINGA KALIAN MAU AKU TUSUK! BIAR TULI SEKALIAN!" Kiana benar-benar berbicara lancang dan kencang bahkan suaranya mungkin terdengar sampai keluar rumah, sangking nyaringnya. Suara yang Kiana keluarkan bukan suara ketika ia berbicara, benar-benar memekakkan telinga.

Mereka berdua langsung berhenti saat mendengarkan suara nyaring melengking itu. Mereka berdua tidak ada yang terluka, tetapi ruang tamu jadi berantakan karenanya.

Akhirnya mereka berdua sadar dengan perbuatannya dan menatap Kiana tidak enak. Karena sudah bertingkah seperti anak kecil.

Kiana berjalan ke arah mereka dan berdiri di depan mereka berdua sambil menatap marah. Kedua pria itu hanya memperhatikan Kiana.

PLAK!

PLAK!

Kedua lelaki itu langsung ditampar dengan kuat. Keduanya memegang pipinya yang terasa panas. Meskipun Kiana perempuan, tamparannya cukup berasa dan panas di pipi mereka berdua, membuat mereka tersadar dari pertengkaran tidak penting itu.

"Kenapa aku ditampar?" tanya Rachel. Leon hanya diam saja memegangi pipinya sembari menatap Kiana, kemudian ia menyadari jika ia memang bersalah, seharusnya ia tidak bersikap kekanakan seperti tadi.

Aku juga kena tampar. Leon hanya membatin sambil memegang pipinya yang panas.

"Maaf Rachel, kau sebaiknya pulang saja aku tidak mau berbicara denganmu untuk saat ini, besok-besok saja setelah perasaanku membaik." Ucap Kiana lesu, berjalan ke arah kamarnya.

"Weeeek!" Leon mengejek Rachel yang ingin berbalik berjalan ke arah pintu keluar, mengerti dengan permintaan Kiana. Ia membuang wajahnya ketika melihat tingkah Leon, ia tidak mau membuat Kiana marah lagi padanya. Lalu, pergi keluar dari rumah Kiana.

"Kau juga orang aneh. Rapikan tempat yang kau buat berantakan!" teriak Kiana. Ketika Leon ingin protes, "Jangan ada alasan sakit ya. Berkelahi saja kuat, kau harus tanggung jawab!" lanjut Kiana membuat Leon tidak bisa berkata apa-apa lagi.

"Oke, tapi nanti kalau tanganku sakit, kau harus suapi aku makan." Ujar Leon membuat syarat.

"Hiiiih! Masih mau melunjak, kupatahkan jarimu nanti. Biar makan pakai mulut saja langsung." Kiana yang kesal berkata kasar.

BRAK!

Kiana menutup pintu kamarnya kasar. Leon hanya tersenyum menanggapinya tidak perduli dengan ucapan sembarangan yang keluar dari mulut gadis itu, kemudian ia melakukan apa yang dipinta oleh Kiana.

Leon merapikan semua barang yang sudah terhambur karena ulahnya dengan Rachel tadi. Seharusnya pria itu ikut juga merapikannya. Keluh Leon dalam hati.

"Aduh, perutku masih sakit." Gumam Leon menyandarkan dirinya di sofa ruang tamu setelah merapikan ruangan, sambil memegang perutnya. Haruskah aku bawa tidur saja.

CKLEK!

Kiana keluar kamar sambil memperhatikan ruang tamu yang sudah rapi kembali dan setelahnya langsung melengos pergi tanpa memperdulikan Leon yang memperhatikannya.

"Hei kau masih marah?" tanya Leon, Kiana tidak memperdulikannya dan pergi ke kamar mandi begitu saja. Seolah-olah tidak mendengar pertanyaan Leon barusan karena Kiana memang masih sangat kesal dengan Leon. Setelah apa yang terjadi.

.

.

.

"Kyaaa!" teriak Kiana dari arah kamar mandi, sehingga membuat Leon yang duduk tenang di sofa terkejut.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Manusia Super Mencari Cinta Sejati   Bagian 73 — Kedekatan

    Noel kembali tidak lama setelah ia keluar. "Cepat sekali kamu kembali. Apakah urusanmu di organisasi sudah selesai?""Aku tidak begitu perduli sih, jika organisasi itu bangkrut ataupun hancur aku masih bisa menciptakan organisasi baru lagi dari awal. Namun, sayang sekali orang yang ingin menjatuhkanku terlalu lemah." Noel menjelaskan sembari duduk di samping Kiana."Sepertinya aku salah karena mengkhawatirkan perusahaanmu." Kiana sedikit tahu tentang Noel, sebagai manusia super terkuat Noel seharusnya memiliki kekayaan yang tak terhitung jumlahnya. Kekayaan selain dari pendapatan perusahaannya. Seharusnya karena sering menghancurkan Dungeon Noel tentu saja memiliki banyak artefak langka yang berharga."Yang lainnya ingin bertemu denganmu." Noel tidak ingin membahas tentang perusahaannya lagi, lagi pula tempat itu akan bisa berfungsi seperti sediakala dalam beberapa hari lagi."Apakah mereka semua datang kemari?""Ya, sebentar lagi mereka akan sampai.""Apa mereka memang sudah serin

  • Manusia Super Mencari Cinta Sejati   Bagian 72 — Keputusan Noel

    Sudah beberapa hari dari kejadian serangan, selama itu juga Kiana memulihkan dirinya di rumah sakit. Fasilitas Manusia Super diliburkan secara total, serangan Dungeon sepenuhnya ditangani oleh pemerintah atau organisasi kecil lainnya. Organisasi Noel mengalami banyak kerugian, namun ia tidak masalah dengan hal tersebut. Kekacauan seperti itu tidak akan membuatnya langsung hancur dan jatuh miskin. Saat ini fasilitas dalam pemulihan.Ini mengesalkan sudah beberapa hari ini aku masih tidak bisa melakukan apa-apa sendiri. Kiana membatin menggerutu, menatapi punggung Noel yang sepertinya tengah menyiapkan pakaian yang dikenakan oleh Kiana.Selama beberapa hari ini Noel sendiri yang mengurus Kiana dengan tangannya, Kiana pikir ia akan membayar orang lain tetapi, ternyata ia tidak melakukannya sama sekali.Bahkan sampai ke kamar mandi Noel juga yang membantu Kiana. Beruntungnya Kiana masih bisa menggerakan tangannya walau lemah, mereka berdua sempat berdebat karena hal itu. Namun, mendengar

  • Manusia Super Mencari Cinta Sejati   Bagian 71 — Bertemu Leon

    "Berhentilah menangis seperti anak kecil begitu." Noel mengusap air mata Kiana dengan telapak tangannya begitu juga ingusnya tanpa merasa jijik sedikit pun. Wanita itu terus menangis sesegukkan yang bahkan Leon tidak tahu apa sebabnya."Bagaimana aku tidak menangis, sudah sangat lama aku tidak melihatmu."Leon tampak kebingungan saat mendengar penjelasan Kiana. "Bukankah aku baru saja menghilang?" Tampaknya waktu berhenti untuk Leon ketika Noel mengambil alih kembali tubuhnya."Hiks! Sudah banyak yang terjadi semenjak kepergianmu." Kiana masih mengeluarkan air matanya."Jangan bersedih, aku merasa kita masih sangat dekat karena kita masih bisa bertemu seperti ini, walaupun aku tidak tahu apa-apa tapi aku merasa sangat dekat denganmu daripada beberapa waktu lalu. Apa kau sangat dekat denganku?" Leon sedikit bingung dengan perasaannya, ia tidak mengerti apa yang sebenarnya ia rasakan.Tiba-tiba tanah tempat mereka berdiri bergetar. Kiana yang ingin memberi penjelasan suaranya tiba-tiba

  • Manusia Super Mencari Cinta Sejati   Bagian 70 — Kiana Tak Sadarkan Diri

    Kenapa tempat ini terasa aneh? Kiana membatin saat memasuki inti Dungeon. Ia merasakan perasaan yang cukup aneh saat itu."Sepertinya Noel telah masuk ke dalam jebakan kita.""Apakah kita bisa menyingkirkannya sekarang.""Dengan kemampuannya yang terbatas, seharusnya kali ini ia mati dan lenyap dari dunia ini.""Akhirnya dendamku akan terbalaskan." Mala merasa puas dengan apa yang akan terjadi ke depannya terhadap Noel.Saat masuk ke dalam Dungeon, Noel sejenak terdiam dan menurunkan Kiana dari gendongannya. Noel tiba-tiba membuka topeng yang ia kenakan, membuat Kiana sedikit bingung. Apa karena tidak ada orang di sini jadi dia melepaskanya?Kiana pun mengikuti apa yang Noel lakukan tersebut. Setelahnya Kiana mendapati pria yang sedikit lebih tinggi darinya itu tengah tersenyum simpul."Apa yang terjadi?" Kiana tidak tahan untuk tidak bertanya."Kita tidak bisa berdiam di tempat ini lebih lama, tempat ini adalah jebakan," jelas Noel pada Kiana. "Mereka pikir tempat ini bisa melumpuhka

  • Manusia Super Mencari Cinta Sejati   Bagian 69 — Kedatangan Noel

    "Kiana kau tidak perlu terlalu khawatir begitu." Lucia menjawabnya merasa tidak enak karena perhatian Kiana."Tapi, lukamu itu cukup parah." Kiana tidak percaya dengan sikap berusaha biasanya Lucia yang membiarkan darah mengalir di lengannya."Andai Tuan Noel sebaik dirimu, mungkin aku akan jatuh cinta padanya." Lucia tampak terharu, bahkan Kiana tidak percaya jika wanita itu bisa bersikap demikian. "Tapi, Noel bukan lah dirimu. Kenapa bisa kalian berdua memiliki aura sedikit mirip, tapi dengan sifat yang bertolak belakang.""Aku tidak mirip dengannya," protes Kiana."Ya mereka mirip karena berjodoh," timpal Joan.Setelahnya Kiana terdiam. Sepertinya hanya Lucia yang merasa seperti itu. Orang lain tidak ada yang menyadarinya.Dosa apa yang pernah aku lupakan sampai pada akhirnya terjebak dengan orang-orang seperti mereka. Kiana hanya bisa membatin tidak percaya, meskipun tidak akrab mereka masih bisa bercanda disituasi genting seperti sekarang."Tidak ada waktu untuk bercanda disituas

  • Manusia Super Mencari Cinta Sejati   Bagian 68 — Tempat Berlindung

    Rasanya aku merasa bersalah karena bersembunyi di tempat ini sendirian. Ada banyak orang yang panik di luar sana. Kiana membatin di sebuah ruangan cukup sempit sembari memeluk lututnya diam.Ingatan masa lalu mulai terbayang lagi diingatan Kiana. "Ah, jangan ingat. Bukan waktunya untuk takut sekarang." Kiana bergumam pelan menepuk pelipisnya, berusaha menenangkan diri. Mengingat banyaknya nyawa yang telah melayang di hadapannya kala itu, membuat Kiana cukup merinding. Meskipun, sudah cukup terbiasa tetapi ada kala bagi Kiana teringat kenangan mengerikan tersebut.Tiba-tiba suara pintu terbuka. "Siapa yang datang?" Kiana menelan ludahnya takut, seketika tombol yang Bian berikan padanya langsung digenggam Kiana erat, walaupun saat ini belum ia tekan untuk memanggilnya. Namun, Kiana telah berada dalam keadaan paling waspadanya.Suara langkah kaki manusia terdengar menggema di ruangan—tidak hanya satu orang. Bian bilang tidak ada yang tahu tempat ini? Kenapa ada orang lain yang datang ke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status