Home / Romansa / Married With Killer Teacher / Pak Kevin Jalan ke Sini

Share

Pak Kevin Jalan ke Sini

Author: Authoring
last update Last Updated: 2021-05-09 05:54:03

Drt ... drt ... drt ....

Benda pipih itu kembali bergetar.

"Aish." Aku mengumpat.

Brak.

Aku membanting keras benda pipih itu ke lantai. Semuanya hancur berantakan. 

Lalu aku menuju kamar mandi untuk melakukan kewajiban dan bersiap-siap berangkat sekolah.

****

Saat aku sedang mengenakan jilbab hitam, lonceng yang ada di dekat jendela berbunyi.

Kulihat Nana sudah selesai, lalu aku membuka jendela.

"Yuk," ajaknya untuk berangkat sekolah.

"Aku belum sarapan, Na" ucapku padanya.

"Kalo udah selesai, kamu paggil aku ya," ucapnya lalu menenteng tas.

"Oke," ucapku menutup jendela kamar kembali.

****

"Pagi Ayah, Bunda dan Bibi," seruku melihat mereka yang sedang menghidangkan makanan dan Ayah sedang duduk dimeja makan.

"Pagi, Sayang," sapa Ayah dan Bunda barengan.

"Pagi, Non Ifa," sapa Bibi tersenyum padaku.

Aku segera duduk di samping Bibi dan kami menyantap sarapan dengan khidmat.

***

Setelah sarapan, aku pamit pada Bunda, Ayah dan Bibi.

"Bunda, Ayah, Bibi. Ifa berangkat ya, sama Nana," ucapku menenteng tas dan menyalami mereka.

"Hati-hati," ucap Ayah.

"Uang jajan kamu masih ada?" tanya Bunda, Aku menggelengkan kepala.

"Nih," Bunda menyodorkan uang 35 ribu padaku.

"Makasih Bundaku, Sayang." Aku berucap dan menyalami tangan Bunda, Ayah dan Bibi.

****

Aku berjalan sampai depan pintu pagar rumah Nana dan melihatnya sedang mengikat tali sepatu.

"Udah datang?" tanya Nana melihatku dan segera membuka pintu pagar.

"Yuk," ajakku menggandeng tangannya dan pergi sekolah dengan berjalan kaki.

Sekolah kami tidak terlalu jauh. Hanya menempuh dalam waktu 30 menit.

****

Kami sudah memasuki pekarangan sekolah, ada sebuah mobil Lamborghini Aventador bertengger di depan kelas kami.

"Wah bangus banget mobilnya, Fa. Warna hijau kesukaanku," ucap Nana.

"Kamu kayak gak pernah liat deh mobil butut kayak gitu," ucapku ke Nana karena dia terlalu lebay.

"Ifa, ini bukan mobil butut. Ini mobil kayak Rafi Ahmad tahu," ucap Nana girang.

"Ayo, ke kelas," ucapku menarik tangan Nana menuju kelas.

"Kapan ya, aku punya mobil itu? Kapan aku bisa duduk di samping supirnya? Kalo itu punya seorang pria, pasti dia tampan," cerocos Nana melihat ke mobil itu.

"Halumu keterlaluan, Nana. Kamu bisa gila dan nanti aku yang jadi korban ledekan." Aku berucap ketika sampai di tempat duduk kami.

Teng ... teng .... teng ...

Bel masuk berbunyi.

****

Kami segera menuju lapangan walau hari rabu karena, ini apel pagi sekolah.

Aku dan Nana sampai di lapangan. Kami duduk di barisan paling depan dan diikuti dengan siswa lain.

"Baik anak-anak. Hari ini Bapak akan memperkenalkan guru baru kita yaitu Pak Kevin Kurniawan Syarief. Kepada beliau kami persilahkan," ucap Pak Nopri dengan gembira. Tapi, seketika itu juga Aku memalingkan wajah.

"Assalamualaikum warhmatullah wabarokatu," ucapnya dengan muka datar.

"Waalaikum salam warahmatullah wabarokatuh," jawab semua siswa.

"Perkenalkan nama saya Kevin Kurniawan Syarief. Kalian bisa memanggil saya dengan sebutan Pak Kevin," ujarnya memperkenalkan diri.

"Maaf, Pak. Namanya kepanjangan, kalo saya panggil 'sayang' boleh?" tanya kakak kelas dengan genit.

Tapi, Pak Kevin hanya diam tak merespon. Sementara siswa yang lain, merespon dengan menyoraki perempuan tersebut.

"Bapak masih single atau sudah berkeluarga?" tanya salah satu siswa.

"Saya sudah menemukan gadis yang akan dijadikan istri. Jadi, kalian tak perlu bersusah payah untuk mendapatkan perhatian saya, karena jujur saja. Saya merasa jika perempuan itu sama saja dengan mematikan harga dirinya sendiri." Pak Kevin berucap dengan kata lugas, pedasnya dan membuat semua yang ada dilapangan menjadi hening.

"Wah, beruntung sekali gadis itu ya," ucap Nana pada Winda Mey yang ada dibelakangnya.

"Pasti dia menjadi wanita paling istimewa di dunia. Karena sudah mendapatkan laki-laki yang mapan juga tampan," jawab Elvi Dwiyanti yang mendengar kata Nana.

"Kamu tersaingi." Doni berucap menyindir Juwita.

Lalu, Pak Kevin memberikan microphone ke Pak Nopri yang ada di sampingnya.

“Baik, kita sudah korupsi waktu 1 menit. Silahkan masuk ke dalam kelas untuk mengikuti pelajaran pagi ini.”

Pak Nopri mengakhiri pembicaraannya lalu kami berjalan masuk ke kelas masing-masing untuk mengikuti pelajaran pagi ini.

***

Teng ... teng ... teng.

Bel istirahat berbunyi.

Assyifa menyimpan buku di dalam tas dan menatap Nana yang masih sibuk sendiri.

“Kantin yuk,” ajak Nana.

Assyifa menganggukkan kepala seraya tersenyum manis padanya.

“Fa, boleh gabung gak?” Assyifa menoleh ke belakang. Ternyata Elvi dan Mey.

“Boleh.”

Ia menggandeng tangan mereka dan Nana tersenyum bahagia karena anggota kami bertambah 2 orang.

Mereka berjalan menuju kantin Bu Ita. Sampai di kantin, dia duduk di bangku panjang.

Tempat biasa yang sering dia duduki bersama Nana. Di mana lagi kalo bukan di dekat jendela kantin.

“Kalian pesan apa?” tanyaku pada Elvi dan Mey.

“Kalian biasanya pesan apa?” tanya Mey pada mereka.

“Aku dan Nana biasanya pesan bakso dengan es teh manis,” ucapnya pada mereka.

“Boleh deh,” ujar Elvi. Sepertinya dia menyukainya.

“Bu, kayak biasa ya. Tapi, masing-masing 4 porsi.”

Assyifa menghadap ke belakang untuk menatap Bu Ita yang tengah sibuk menyiapkan makanan.

“Oke, deh.”

“Oh iya, kalian berdua aku lihat deket banget. Sahabatan udah berapa lama?” tanya Elvi padanya dan Nana.

“Kami sahabatan waktu masuk SMA dan ternyata kami setetangga,” tutur Nana seraya memeluk Assyifa.

“Iya, bahkan kami juga buat lonceng yang menghubungkan antara jendelanya dan jendela Nana.” Assyifa membalas pelukannya.

“Gak perlu nelfon atau SMS lagi dong,” terka Mey.

“Cukup gerakin loncengnya dari kamarku. Pasti kamar Ifa menimbulkan bunyi yang sangat berisik,” ujar Nana.

Tibalah pesanan mereka yang dibawakan Bu Ita.

“Di habiskan yo.” Bu Ita meninggalkan mereka.

“Ayo, dimakan.”

Assyifa memasukkan kuah bakso ke dalam mulutnya dengan menggunakan sendok.

Uhuk ... uhuk ....

Nana terbatuk-batuk karena tersendak kuah bakso.

"Hati-hati dong.”

Assyifa memberikan instruksi plus segelas es teh manis padanya.

Nana meminumnya dengan tergesa-gesa. Lalu meletakkan kembali gelas tersebut di atas meja.

“Pak Kevin jalan ke sini.”

Nana menunjuk ke arah luar jendela. Mey dan Elvi melihat ke arah tunjuk Nana. Benar saja, Pak Kevin berjalan menuju kantin. Assyifa langsung merongoh saku bajunya.

Deg!

Tubuhnya membeku seketika.

“Kenapa Fa?” tanya Mey pada Assyifa.

“Aku lupa kalo ponselku pecah,” jawabnya dan membuat mereka terkejut bukan main.

“What? Kamu banting?” tanya Nana sambil memegang pundaknya. Pak Kevin berdiri tepat di dekat meja mereka.

“Assyifa, nanti kamu keruangan saya,” ucap Pak Kevin padanya. Nana, Elvi dan Mey menatap Pak Kevin dengan mulut terbuka. Mereka sangat terkejut dengan pemandangan yang ada di depan mereka.

Pak Kevin itu terlihat sangat dekat di depan mata. Ralat, di depan wajah Assyifa sehingga mereka bisa dengan jelas melihat lekuk garis wajah tampan itu bak dewa Yunani. Tak berselang lama, lalu Pak Kevin berlalu pergi dari kantin.

“Kamu buat kesalahan apa lagi, Fa?” tanya Elvi menatapnya dengan iba.

“Ya udah, aku ke ruangan dia dulu.”

Assyifa berdiri dari kursi hendak melangkah. Tapi, di tahan oleh Nana.

“Jangan keluarkan taekwondomu,” nasihat Nana pada sang sahabat.

Assyifa menganggukkan kepalanya. Pastinya dia berbohong, jika terdesak dia akan menggunakan jurus andalannya. Ia lalu berjalan menuju ruang majelis guru dengan tergesa-gesa.

Sampai di sana, dia tak melihat ada guru di sana. Mungkin karena ini jam istirahat. Jadi, mereka meninggalkan ruangan ini, pikir gadis itu. Assyifa kembali melangkahkan kakinya menuju ruang Pak Kevin. Ruang guru killer tersebut.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Married With Killer Teacher   Kevin Marah

    Ketika komputer menyala, aku segera me-refresh lalu berselancar ke aplikasi UC Browser untuk mencari materi tentang proposal yang dipegang oleh Bu Nurhalimah. Aku meng-copy tulisan tersebut lalu memindahkan ke microsoft word. "Di jadiin P*F gimana?" Aku menggaruk kepala tak gatal. "Kak!" teriakku karena dia tidak menjawab pertanyaan dariku yang membuatku sedikit emosi. "Sudah?" tanya Kak Kevin yang terdengar sampai ke dalam ruangan. "Caranya menjadikan file P*F gimana, sih?" tanyaku bingung. Aku beranjak dari kursi untuk menghampiri Kak Kevin. "Sudah selesai?" tanya Kak Kevin menatapku sekilas lalu fokus pada laptopnya. Aku hanya diam sambil berjalan menuju nakas di samping ranjang untuk mengambil ponselku lalu kembali ke ruang kerjanya. "D******d aja aplikasinya," ujarku seraya menjatuhkan kembali tubuhku di kursi empuk. Aku menyambungkan nomor WhatsAppku ke komputer agar filenya mudah di kirim tanpa me

  • Married With Killer Teacher   Kamu Pilih

    "Baru saja Pak Kevin mengirim pesan pada saya jika ia tak bisa masuk hari ini. Di karenakan ada keperluan lain," jelas Bu Adelia seraya menatapku sekilas.Sementara diriku hanya menetapnya biasa saja dengan memangku dagu pada kedua telapak tanganku yang terangkat ke atas."Ya sudah, mari kita mulai pelajaran pagi ini," sambung Bu Adelia pada kami. Kami mengikuti pelajarannya sampai bel istirahat berbunyi.Teng ... teng ... teng ... bel istirahat berbunyi."Sampai di sini dulu pertemuan kita. Assalamualaikum," ujar Bu Adelia melangkahkan kaki keluar kelas."Yuk, kita ke kantin," ajak Nana padaku."Ah, gak Na. Kalian saja," tolakku sambil meletakkan kepala di atas meja."Ya sudah," ucap Nana seraya pergi meninggalkanku di kelas sendirian.Aku mengeluarkan ponsel yang berada di dalam tas. Terlihat ada pesan masuk di sana.Aku menggeser layar lalu mengetik passwordnya dan membuka pesan masuk.[Semangat untuk pag

  • Married With Killer Teacher   Kak Krvin Terluka

    Di kamar, aku duduk di meja belajar sambil mengunyah tanpa henti."Dulu dia bilang gak bakalan ulang lagi, janji," ujarku menahan emosi.Aku melihat tak ada tanda-tanda Kak Kevin menyusulku ke kamar untuk meminta maaf.Aku menghela napas kasar berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tanganku.Selesai membersihkan tangan, aku melihat Kak Kevin yang sedang duduk di atas ranjang sambil memainkan ponselnya."Aish," umpatku berjalan menuju meja belajar sambil mengunyah kacang polong dan memainkan ponselku."Nanti malam jadi 'kan beli martabaknya?" tanya Kak Kevin membuatku muak mendengarnya."Gak perlu, gue bisa pergi sendiri. Urus aja Bu Adelia yang cantik itu," jawabku sinis.Aku beranjak dari kursi menuju lemari untuk mengambil jaket dan juga mengenakan jilbab."Mau kevmana?" tanya Kak Kevin padaku."Kepo banget sih," ucapku meninggalkannya yang ada di kamar.

  • Married With Killer Teacher   Hilang Di Telan Bumi

    "Yuk, kita ke kantin," ajakku pada Nana, Elvi dan Mey."Kajja," ucap Mey menggandeng tanganku."Bisa bahasa Korea juga?" tanya Nana pada Mey."Kemaren aku cari member BTS dan aku jatuh cinta sama Jungkook," jawab Mey membuat kami tertawa mendengarnya."Ayolah," ujar Elvi dan kami melangkahkan kaki keluar kelas menuju kantin."Aku malas makan bakso, nih. Kita beli roti aja yuk," tutur Nana pada kami."Okelah."Aku, Nana, Mey dan Elvi masuk ke dalam kantin lalu mengambil makanan serta minuman yang diinginkan dan membayarnya."Ayo, kita ke kelas," ajakku pada mereka. Kami melangkahkan kaki menuju kelas.***Kami masuk ke dalam kelas dan duduk di kursi masing-masing."Ah, hari ini panas banget," keluh Elvi saat kami masuk ke dalam kelas."Iya. Sampai aku keringetan," ujar Mey seraya mengelap keningnya."Kalian beli minuman dingin 'kan?" tanyaku dan mereka menganggukkan kepala sambil mengeluarkan m

  • Married With Killer Teacher   Pasti Dia Yang Keluarin

    PoV AuthorPagi ini, kelas Assyifa belajar matematika yang digurui oleh Kevin. Kevin yang membuat soal di papan tulis lalu dijawab oleh siswanya dengan semangat. Bagaimana tidak, penampilannya hari ini sangat memukau bahkan Juwita, Nana, Tania dan teman perempuannya sangat terkagum-kagum melihat Kevin dengan sangat charming itu. Kemeja hitam yang dipakainya hari ini tak seperti guru lainnya yang memakai seragam. Tapi, mereka bertingkah biasa-biasa saja. Poni Kevin yang begitu tampan dan postur tubuhnya yang proposional. Siapa yang tidak terpukau?"Siapa yang bisa menyelesaikan soal ini?" tanya Kevin pada mereka.Tania menganggkat tangannya."Silahkan," ujar Kevin meletakkan spidol di atas meja lalu Tania meraih spidolnya dan menulis jawaban di papan tulis."Bagus," ucap Kevin seraya mengambil spidol dari Tania.Tania berjalan duduk di kursinya."Ada yang bisa lagi?" tanya Pak Kevin lagi."Saya, Pak," ujar Nana mengangkat

  • Married With Killer Teacher   Cepat Ceraikan Gue

    "Ayo pulang," ajakku pada Nana.Nana menganggukkan kepalanya seraya meraih tanganku dan kami berjalan pulang ke rumah.Saat di perjalanan, aku masih memikirkan apa yang dibicarakan Pak Kevin dengan Bu Adelia pagi tadi di parkiran. Aku sangat pernasaran sampai mereka saling bersitatap. Di mata Bu Adelia, dia melihat Pak Kevin dengan mengaguminya. Terlihat dari pupil matanya yang membesar menatap Pak Kevinku. Eh, Pak Kevinku? Belum Assyifa. Jangan berpikir yang aneh-aneh dulu, ih."Jangan dipikirkan lagi. Nanti kamu 'kan bisa tanyain langsung ke Pak Kevin," sahut Nana yang seakan tau dengan pikirankanku."Gak mikirin itu," elakku pada Nana.Nana sangat tahu apa yang ada di kepalaku dan hatiku karena kami juga sudah lama bersahabat dan juga Nana sering tidur bersama di rumahku dan aku juga begitu pada Nana. Sering makan siang dan makan malam di rumahnya."Terserah kamu," ujar Nana yang tak mau berdebat denganku.

  • Married With Killer Teacher   Pak Kevin PMS

    Sampai di kamar, aku melihat Pak Kevin duduk di ranjang sambil menatap ke ponselnya.Aku meletakkan tas di atas meja belajar dan berjalan menuju kamar mandi.Setelah selesai mandi, Pak Kevin masih saja duduk di atas ranjang."Bisa keluar dulu gak, Pak? Aku mau ganti baju," ujarku pada Pak Kevin sambil mengeringkan rambutku dengan handuk kecil dan menggosok-gosokkan di kepalaku.Pak Kevin beranjak dari ranjang sambil berjalan keluar kamar tanpa melirikku ataupun berbjcara. Setidaknya dia berdehem saja itu sudah cukup bagiku.'Dia lagi PMS?' batinku menatap kepergian Pak Kevin. Aku menggelengkan kepala menatap tingkahnya. Mungkin saja Pak Kevin sedang PMS sekarang.Aku membuka lemari lalu mengambil baju tidur.Setelah selesai, aku menyisir rambutku di meja rias sambil memikirkan perkataan Nana waktu kami berjala menuju sekolah."Apa Pak Kevin udah capek ya, dengan tingkahku?" tanyaku sambil menyisir rambutku menatap wajahku

  • Married With Killer Teacher   Cincin

    "Kamu tetap di mobil saja ya," ujar Pak Kevin padaku."Iya," ucapku lalu Pak Kevin memberikan kunci mobilnya dan keluar dari mobil menuju toilet untuk mengambil wudu.Sedangkan aku berada di dalam mobil lalu mengunci semua pintu depan dan belakang. Lalu kembali duduk seperti semulaKruk!"Aduh, pake acara lapar lagi," keluhku karena baru terasa perut sudah keroncongan. Aku mengelus perutku yang berbunyi akibat keroncongan dan belum terisi."Tunggu Pak Kevin selesai sholat aja, deh," ujarku seraya mengeluarkan ponsel di dalam koper untuk menghilangkan rasa suntuk. Aku mulai berselancar di aplikasi facebook untuk menghilangkan rasa boringku.Sekitar sepuluh menit kemudian, barulah Pak Kevin keluar dari mesjid berjalan menuju mobil."Maaf ya, lama," ujar Pak Kevin setelah ia masuk ke dalam mobil."Pak, kita ke indomaret dulu ya. Perut aku sakit," keluhku.Pak Kevin langsung mengeluarkan mobilnya

  • Married With Killer Teacher   Lagi Bersemedi

    "Aku hanya melakukan tugas dari Pak Kevin," ucap Annisa padaku.Aku tersenyum ke arahnya walau separuh nyawaku masih tersimpan di bantal. Ya, aku baru saja bangun tidur dan mataku masih terada sangat lengket. Rasanya aku ingin tidur kembali."Pak Kevin mana?" tanyaku pada Annisa."Sedang lari pagi," jawab Annisa.Aku hanya ber oh ria lalu beranjak dari ranjang berjalan menuju kamar mandi."Assyifa," panggil Annisa menghentikan langkahku."Baju-bajumu sudah kumasukkan ke dalam lemari," ujar Annisa seraya melangkahkan kaki ke luar kamar. Semetara aku terdiam di tempatku.'Besok 'kan aku mau pulang,' gumamku masuk ke kamar mandi.***Setelah selesai mandi, aku tak menemukan keberadaan Pak Kevin di kamarnya.'Apa masih di luar?' batinku sambil membuka lemari dan mengambil baju kaos polos warna putih bergaris hitam di padukan dengan celana kulot warna coklat berbahan tebal.Setelah selesai, aku berjalan ke dapur

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status