Home / Romansa / Married to My Childhood Friend / 148. Merenungkan Sifat

Share

148. Merenungkan Sifat

Author: Aloegreen
last update Huling Na-update: 2025-09-18 17:51:30

"Shaka? Aku minta maaf aku hanya mengira kamu..."

"Setelah aku berusaha untuk menjadi sesuai keinginanmu, Verlin? Dan kamu terus mencurigaiku?" Shaka memotong ucapan Verlin dengan sangat kecewa.

Verlin menggeleng dan berkata jika itu tidak benar. Dia tersenyum mencoba meyakinkan Shaka, tetapi Shaka masih saja sulit untuk digapai.

"Setelah dari sekian banyak yang kulakukan aku justru mendapatkan ini? Dan kamu masih bilang ingin kita kembali lagi? Menurutmu apa itu mungkin?" Shaka bahkan menaikkan nada bicaranya.

Verlin terkejut dan tersenyum aneh takut Shaka lari darinya, "Sha-Shaka, bukan begitu maksudku. Aku ... aku salah, aku minta maaf. Kita bisa memulainya lagi dari awal."

Shaka menggeleng pelan tak percaya dengan apa yang dikatakan Verlin, "Kembali? Oh, aku sadar sekarang. Betapa bodohnya aku. Sekarang aku bukan lagi Shaka, bukan manusia, tapi boneka yang harus menurutimu seumur hidup."

"Shaka? Kenapa kamu bilang begitu?" Verlin sangat takut kehilangan Shaka.

"Karena kamu
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Married to My Childhood Friend   155. Angin Tanggal Baru

    "Shaka?! Shaka di mana kamu?! Tidak mungkin! Ini semua tidak mungkin! Beraninya kau menipukuuuu!" Amarah Verlin menggema di villa. Seluruh orang suruhannya dikerahkan melacak keberadaan Shaka melalui akses keuangan dan mencarinya ke segala penjuru. Mereka kejar-kejaran waktu. Di bandara tinggal menghitung detik dan menit sampai pesawat diterbangkan. "Kenapa waktu begitu lambat?!" Shaka gelisah. Kemudian, pukul sembilan pun tiba. Jarum jam sudah seperti menusuk jantungnya saja. Peringatan dari pramugari akan penerbang telah terdengar. Dentuman di dadanya begitu besar. Peluh di wajahnya sudah mengering, tapi aliran sungai darahnya mengalir begitu deras. Apalagi ketika dia melihat ke bawah, para petugas keamanan telah menahan orang-orang berpakaian hitam dan berbadan besar. Situasinya cukup sengit di sana. Shaka yakin mereka adalah orang-orang yang mencarinya. Namun akhirnya pemandangan itu menghilang. Dada sakit Shaka sedikit berkurang. Dia menunduk memegang dadanya selama penerba

  • Married to My Childhood Friend   154. Ini akan Menjadi Langkah Terakhir

    Sandiwara terus berjalan. Shaka berhasil memasuki kantor perusahaan milik ayahnya Verlin dan dia membantu pekerjaan di sana hingga mencapai keberhasilan yang cukup menjanjikan. Membuat kepercayaan terlalu cepat dan semua orang senang padanya. Sejauh itu pula Shaka tidak melihat perubahan sikap Verlin lagi. Wanita itu seperti kekasihnya sungguhan. Malam ini mereka baru pulang dari kantor dan suasana malam di Eropa menyelimuti jiwa. Verlin mabuk karena sebelumnya sempat minum bersama ayahnya. Shaka tidak terkejut dengan itu sejak kejadian di Great Waterfall, dia sudah menduga bahwa Verlin suka mabuk. "Astaga, tolong lihat jalanmu. Kau hampir jatuh." Shaka menuntun Verlin ketika Verlin terhuyung-huyung di pinggir jalan. "Hahaha, kalau aku jatuh, 'kan, ada kau yang menolongku," ucap Verlin dengan wajah memerah dan bau alkohol tersebar di tubuhnya. Shaka mendesah pasrah, menatap langit, dan jalanan sepi tengah malam ini, "Ini jauh berbeda. Kau harus berhenti minum kalau ingin menjaga

  • Married to My Childhood Friend   153. Bunga Mekar dan Hati Memar

    Shaka membuka pintunya dan Verlin tersenyum manis tepat di depannya. Sangat anggun seperti ketika mereka pertama kali bertemu. Dia terdiam sejenak sebelum Verlin merubah senyumnya menjadi kekhawatiran yang tertata rapi. "Shaka? Kondisimu buruk," suara Verlin terdengar sangat sendu di telinga Shaka. Ini sudah sangat jauh dari yang dia duga. Bahkan Verlin lebih lembut. Perubahan yang terlalu signifikan dan Shaka bernapas lemas di ambang pintu. "Verlin ... aku menunggumu." ujar Shaka lirih dan ambruk di lengan Verlin yang sudah siap sedia membantunya. Verlin menghela napas panjang, "Maaf telah membuatmu menunggu lama." dia tersenyum, "Aku kembali." Dokter datang memberi perawatan terbaik. Shaka butuh istirahat agar tenaganya pulih dan wajah pucat itu hilang. Namun, ketika Verlin mencoba pergi memberikan kesempatan bagi Shaka beristirahat setelah dokter memeriksa, Shaka menahannya. Verlin terkejut dan memegang tangan Shaka sangat erat. Dia duduk di tepi ranjang sedangkan Shaka berb

  • Married to My Childhood Friend   152. Dua Posisi

    Percuma, mereka tidak dapat menghentikannya. Gilang menepuk dahi melihat kepergian Nayla, "Percuma saja. Cintanya sudah di ranah hidup dan mati. Dinding mereka sudah tidak bisa ditembus." "Tapi Nayla bisa sakit nanti." kerutan dahi Vira terus menyiratkan kekhawatiran. "Dia sudah sakit, kalau terus dibiarkan makin parah, tapi kalau itu yang dia mau kita bisa apa?" jawab Gilang. "Ayo kita ikuti dia," ajak Vira.Tentu saja Gilang setuju. Mereka juga sudah melihat orang yang selalu membuntuti Nayla pergi tadi. Lalu, apa yang Nayla lakukan hingga malam tiba, dia hanya berkeliaran di sekitar Jakarta dan Bekasi seperti orang kasmaran yang merindukan kekasihnya. Seperti burung hantu dan serigala yang selalu menatap bulan di tengah malam. Tanpa mengenal lelah. Great Waterfall, club yang jatuh karena ulah mereka, Nayla terdiam duduk di bangunan tertutup itu seorang diri. Vira dan Gilang mengawasi dari kejauhan. Seketika mereka tahu tempat tersembunyi itu. Masih bersinar seperti sebelumny

  • Married to My Childhood Friend   151. Cinta itu Soal Nyawa

    Pintu didobrak mengejutkan seluruh penghuni gedung. Bukan hanya lantai satu, tetapi setiap sudut di bangunan itu bahkan pintu-pintu dikepung agar tidak terjadi hal-hal buruk. "Katakan di mana Verlin berada!" Dia marah di ruang manajemen. Sebelumnya Nayla menggeledah rumah Verlin, tetapi rumah itu kosong. Menurut warga setempat kediamannya sudah ditinggalkan sejak kasus mempengaruhi karirnya. Itu sudah sangat lama. Nayla bahkan lupa kapan itu terjadi. Jadi disinilah dia berada. Merusak momen orang-orang yang tidak bersalah. Mereka bilang tidak tahu di mana Verlin berada. Sejak meninggalkan agensi wanita itu telah menghilang sepenuhnya seperti ditelan bumi. Tidak ada jejak sama sekali. Bahkan ada beberapa bukti bahwa mereka mencoba menghubungi Verlin beberapa kali, tetapi tidak ada jawaban. Keberhasilan yang menemui titik mustahil. Tidak diragukan lagi bahwa Verlin lah yang membantu Enna kabur dari penjara. Muncul satu kemungkinan yang sudah Nayla sadari sejak awal, hanya saja di

  • Married to My Childhood Friend   150. Penjarahan Demi Cinta

    Mereka bicara di ambang pintu menimbulkan kesan yang buruk. Alhasil Vira dan Gilang mengikuti Nayla hingga ke motornya masih berusaha menghentikan Nayla. "I-iya udah kalau itu keputusan kamu. Emang sejak awal aku nyaranin kamu resign tapi bukan kayak gini keadaannya. Aku dukung kamu. Apapun keputusan kamu aku dukung. Gilang juga iya, 'kan, Gilang?" Vira menggenggam tangan Nayla yang sudah duduk di atas motornya."Iya lah pasti. A-aku mau ikut. Tunggu aku selesai kerja, ya, Mbak. Nanti aku temenin nyari mas Shaka. Sekarang masih jam...," ucapan Gilang dipotong Nayla. "Apa aku masih bisa menunggu sedangkan aku nggak tau gimana kondisi Shaka sekarang. Di mana dia, bagaimana dia, apa dia udah makan apa belum, apa jangan-jangan dia juga disiksa sama aku. Si psiko itu mulutnya sudah bisu. Dia berniat menyiksaku sampai mati. Hatiku sakit sampai sekarang apa kamu tau gimana rasanya? Dan kalian masih bisa nyuruh aku buat menunggu? Sabar? Aku udah nurut buat nyembuhin diri aku sendiri tapi gi

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status