Hari demi hari, minggu demi minggu, Cyra lalui dengan hati yang seakan di paksa untuk ikhlas. Alvon selalu berada disisi Cyra saat wanita itu kembali teringat akan kejadian dimana dirinya keguguran. Lelaki itu tak pernah absen untuk sekedar menghibur Cyra, sampai ia sengaja menjadwalkan hari liburnya untuk pergi berlibur berdua dengan Cyra.
Lagipula, Alvon benar. Cyra tidak boleh terlalu memikirkan sesuatu yang sudah Tuhan ambil. Ia harus percaya dan yakin bahwa akan ada hikmah dibalik semua ini.
"Hei."
Cyra tersentak kaget. Namun kemudian ia tersenyum saat sebuah tangan melingkar diperutnya, ditambah lagi sebuah kecupan singkat dari sang empu pada pipi kanan nya.
Tangan putih nan halus milik Cyra mengusap tangan Alvon perlahan. Alvon menikmati. Dengan nyaman ia menyimpan dagu nya pada bahu Cyra. Menghirup dalam aroma tubuh wanita itu.
"Tadi mama menghubungiku, kita di undang untuk m
Alvon tampak menyandarkan punggungnya pada dinding samping pintu kamar mandi rumah kedua orangtua nya. Sudah beberapa menit yang lalu Cyra belum juga keluar dari dalam kamar mandi. Entah apa yang menggambarkan perasaan Alvon saat ini, yang jelas ia sangat deg-degan.Ceklek!Alvon berkesiap saat mendengar pintu kamar mandi dibuka dari dalam. Wajah pucat Cyra nampak dihadapan Alvon ketika wanita itu sudah sepenuhnya keluar dari kamar mandi."Bagaimana?" Cicit Alvon pelan. Mata elang nya menatap dalam mata sendu Cyra. Kedua tangan nya kini meremas lengan Cyra dengan lembut.Cyra menggeleng, ia tiba-tiba saja menunduk.Alvon menghembuskan nafas nya pelan. Matanya melirik sebuah benda kecil berukuran panjang yang dipegang oleh Cyra."Tidak apa-apa." Alvon membawa Cyra kedalam dekapan nya, "Mungkin Tuhan belum--""Aku positif." Bisik Cyra didepan telinga
Berita tentang kehamilan Cyra sudah terdengar di telinga teman-teman Alvon. Mereka ikut senang. Apalagi Mindy--istri Rezka, ia senang sekaligus merasa iri karena dirinya belum di beri kepercayaan untuk memiliki buah hati."tidak papa, nanti dirumah kita buat lagi." bisik Rezka kepada Mindy yang saat ini berada di rengkuhan nya. Mindy mencubit gemas paha Rezka ketika melihat suami nya itu tersenyum nakal karna bermaksud menggoda nya.Di ruangan yang cukup luas ini, mereka sedang berkumpul. Tepat nya di kediaman Alvon dan Cyra. Sudah hampir lima belas menit mereka berempat berkumpul namun Roy tak kunjung juga datang."Roy dimana? Dia tidak kesini?" tanya Alvon."dia-""aku di sini."Yang sedang di bicarakan tiba-tiba saja datang. Namun, kali ini Roy tampak berbeda. Biasa nya setiap berkumpul dia akan selalu pergi sendiri, tapi kali ini ada seorang wanita yang menemani
Cyra terbangun ketika merasakan ada sesuatu yang mengusik tidur nya. Benda kenyal dan lembut itu sejak tadi menari-nari diatas bibir nya hingga membuat bibirnya sedikit basah. Ia perlahan membuka mata dan terkejut saat melihat sang pelaku adalah suami nya sendiri."Al!" Cyra memukul lengan Alvon yang berada di sisi tubuh nya. Sementara Alvon hanya mengulum senyum tipis melihat wajah kesal sang istri."sudah pagi, bangun hm." kata Alvon."jam berapa?""setengah tujuh.""ha? Setengah tujuh? Yaampun Al, kamu harus ke kan-""sttt, tenang lah." Alvon tersenyum miring sambil mengelus pipi Cyra yang kini berada di kukungan nya."kamu harus ke kantor, nanti bisa terlambat."Alvon menguap sejenak, sebelum akhirnya mendekatkan wajahnya pada wajah Cyra. Cyra menahan nafas. Ia tahu apa yang akan Alvon lakukan selanjutnya."A
Cyra melirik jam dinding di kamar nya yang menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Kantuk nya masih terjaga. Ia tidak bisa tidur. Lagipula Alvon juga belum pulang karena sekitar satu jam yang lalu Alvon menghubungi nya dan memberitahu jika ia akan lembur malam ini."huh Alvon lama sekali." kata nya sebal. Cyra pun beranjak untuk membuat teh hangat di dapur. Sebenarnya Cyra bisa saja meminta tolong pada asisten rumah tangga nya untuk membuatkan, namun ia juga tau jika jam segini para asisten rumah tangga nya pasti sudah terlelap dan ia tidak mungkin membangunkan mereka hanya untuk membuatkan nya teh.Sesampai di dapur, Cyra mengambil sebuah gelas dan meletakkan nya di atas meja. Ia juga tak lupa mengambil sebuah tempat biasa menyimpan teh yang tertata di antara bahan-bahan dapur yang lain."yah habis." kata Cyra saat membuka penutup teh yang ternyata kosong.Cyra berinisiatif untuk mengambil st
Alvon menatap sebuah undangan di tangan nya sambil tersenyum tipis. Ia salut pada Roy. Lelaki itu ternyata benar-benar serius dengan niat nya yang akan menikahi Luna. Alvon fikir Roy hanya bercanda."Al."Alvon tersadar dari dunia nya saat mendengar suara sang istri. Ia melempar senyuman lembut sambil menepuk kedua paha nya bermaksud mengode Cyra supaya duduk disana.Cyra menggeleng sambil terkekeh geli dan terus berjalan untuk duduk diatas sofa ruangan kerja Alvon. Alvon mendesah kecewa lalu ikut duduk di samping Cyra."Itu apa?" tanya Alvon, melihat sesuatu yang di bawa oleh Cyra."Mangga, kamu mau?"Alvon mengangguk dan membuka mulutnya. Cyra lantas tersenyum kemudian menyuapkan potongan mangga itu kedalam mulut Alvon."Manis." Alvon tersenyum, "Seperti mu."Cyra tersipu mendengar gombalan receh dari Alvon."S
hari ini adalah tepat satu minggu yang mana hari pernikahan Roy dan Luna dilaksanakan. tamu undangan perlahan mulai memenuhi gedung megah tersebut, termasuk Alvon, Cyra, Rezka, dan juga Mindy.Alvon dan Cyra tampak mengenakan pakaian dengan warna yang senada. Cyra tampak sangat cantik dengan balutan dress selutut berwarna maroon tanpa lengan yang dikenakan nya. rambut wanita itu di cepol dengan diberikan hiasan disekitar rambutnya. begitupun dengan Alvon yang terlihat sangattampan dengan setelan jas nya.tak berbeda dari Alvon dan Cyra, pasangan Rezka dan Mindy juga tak kalah tampan nan cantik. Mindy mengenakan dressselutut berwarna putih, sedangkan Rezka mengenakan setelan jas berwarna navy.suara sang mc mulai terdengar dan memberitahukan bahwa acara akan segera dimulai. Alvon melirik Cyra, memberikan lengannya supaya di gandeng oleh istri cantik nya itu.
Diusia kehamilan yang memasuki enam bulan ini, Cyra sangat berhati-hati dalam segala hal yang bisa membahayakan dirinya dan juga calon bayi yang ada dikandungan nya. begitupun dengan Alvon yang harus lebih extra dalam menjaga Cyra.setiap pulang dari kantor Alvon selalu menyempatkan waktu untuk menyuapi Cyra dan juga membuatkan susu hamil untuknya. karna semenjak usia kehamilan Cyra memasuki bulan ke dua, Alvon memang sengaja selalu menyempatkan waktu untuk pulang pada sore hari atau paling lambat pukul tujuh malam.Cyra senang karna Alvon sangat perhatian pada nya. namun, Cyra juga terkadang merasa kasihan jika melihat Alvon sampai mengerjakan berkas-berkas kantor yang belum selesai di dalam kamar demi menjaga nya atau bahkan menemaninya tidur.seperti saat ini, lihat saja sudah pukul sepuluh pun Alvon masih setia menghadap laptop. lelaki itu sesekali membenarkan kacamata nya sambil sesekali juga melirik Cyrayang berb
Pukul empat sore Mindy berkunjung kerumah Cyra. Dan sudah hampir dua puluh menit ini Mindy duduk berbincang di ruang tamu bersama Cyra. Banyak sekali yang mereka bicarakan tentang masalah kehamilan. Dari mulai masalah ngidam, sampai perubahan sang suami yang lebih protektif pun mereka bicarakan.“kamu sering mengalami morning sickness?” tanya Cyra.“akhir-akhir ini sering, mungkin awal-awal kehamilan ya. oh iya, usia kandungan mu berapa? Perutnya sudah besar.” Tanya Mindy sambil memperhatikan perut Cyra yang sudah membuncit.“enam bulan Dy, aku tidak sabar menunggu dia lahir.” UjarCyra sambil mengelus perut buncit nya.“sebentar lagi aku punya keponakan.” Kekeh Mindy.“oh iya, kamu kesini kenapa tidak sekalian ajak Luna? Supaya kita bisa berkumpul bertiga, jarang-jarang kan.”