“Matikan semua sistem New Space,” ucap Mark
“Kau yakin?” tanya Sam, dan Mark mengangguk
“Dengan kita mematikan sistem, setidaknya mereka akan berhenti sebentar untuk upaya peretasan ini,” ucap Mark, dan Sam mengangguk mengerti.
“Beritahu semua karyawan terlebih dulu jika sistem akan dimatikan untuk sementara waktu,” ucap Alicia, dan salah satu staf IT pun bergegas memberikan pengumuman melalui microphone yang ada di ruangan tersebut. Ruangan IT yang memang menjadi pusat kontrol perusahaan dan informasi perusahaan.
“Matikan,” ucap Mark setelah pengumuman itu selesai disampaikan. Detik itu juga, semua sistem yang ada di New Space seketika mati.
“Lalu sekarang apa yang harus kita lakukan?” tanya Sam
“Kenapa ini bisa terjadi, Ian?” bukannya menjawab pertanyaan Sam, Mark justru bertanya kepada Ian, ketua tim IT New Space.
“Maaf Pak, mungkin karena banyak gangguan malware, sehingga menyebabkan sistem hampir berhasil diretas,” jawab Ian
“Sistem kita hampir diretas Ian, untung saja belum sampai berhasil. Bagaimana jika tadi sudah berhasil diretas? data-data penting dan rahasia perusahaan bisa diakses oleh orang yang kita bahkan tidak tahu. Reputasi perusahaan juga akan buruk, kepercayaan client akan hilang. Kau tahu seberapa seriusnya ini kan?” ucap Mark, menegur Ian dan tim IT dengan keras kali ini. Karena serangan kali ini memang sudah keterlaluan. Jika terlambat sedikit, sistem New Space akan berhasil diretas oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
“Tidak hanya untuk Ian saja, namun semua tim IT. Lebih teliti memperhatikan setiap detail dari sistem. Kalian yang bertanggung jawab penuh atas keamanan sistem New Space. Terlebih kau, Ian, karena kau ketua tim IT. Jika ada masalah apapun, kau orang pertama yang harus bertanggung jawab,” ucap Mark dengan wajah serius nya
“Segera selesaikan gangguan-gangguan itu dengan teliti. Jangan aktifkan sistem jika belum saya minta,” ucap Mark dengan tegas.
“Baik Pak,” ucap Ian, dan Mark langsung meninggalkan ruang IT diikuti Sam dan Alicia.
Mark terlihat begitu marah, karena serangan yang tak main-main ini. Wajahnya mengeras, membuat Sam dan Alicia ciut. Mereka bertiga sudah berada di ruangan Mark, namun ketiganya hanya saling diam. Sam dan Alicia saling melempar pandang, seakan saling bertanya harus melakukan apa. Tak lama, ponsel Mark berdering dan membuat Mark mengusap wajahnya kasar sebelum akhirnya mengangkat panggilan itu.
“Hallo,” ucap Mark
“Apa yang terjadi dengan sistem perusahaan, Mark?” tanya Aaron, Ya, yang menelpon adalah daddynya Mark.
“Hampir diretas seseorang, Dad,” jawab Mark
“Bagaimana bisa? Sistem kita sudah berlapis keamanannya,” ucap Aaron
“Mereka terus saja mengirimkan malware. Namun karena keamanan sistem kita sudah berlapis, mereka belum bisa sampai benar-benar masuk,” ucap Mark
“Lalu apa yang kau lakukan sekarang? perlu daddy ke kantor?” tanya Aaron, dan Mark menggeleng
“Tidak perlu Dad, Mark sudah meminta tim IT untuk segera mengatasi gangguan-gangguan itu, sebelum nantinya sistem akan diaktifkan lagi,” ucap Mark
“Baguslah jika tadi kau langsung mematikan sistem, itu jalan tercepat yang paling mungkin dilakukan,” ucap Aaron
“Iya Dad, kan Daddy sendiri yang waktu itu memberitahu Mark, jika keadaan benar-benar genting, mematikan sistem adalah jalan satu-satunya,” ucap Mark
“Benar, kabari Daddy jika terjadi sesuatu,” ucap Aaron
“Iya Dad,” jawab Mark, dan panggilan berakhir.
“Mark, apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Sam, setelah melihat Mark menyelesaikan panggilannya.
“Tidak ada. Hanya menunggu tim IT menyelesaikan tugasnya,” jawab Mark
“Pak Mark ingin saya bawakan minuman?” Alicia mencoba menawarkan minuman kepada Mark, agar Mark sedikit lebih tenang. Mark pun melihat Alicia dan menyadari jika Alicia dan Sam terlihat sedikit tegang, mungkin karena amarah yang terlihat dari wajahnya.
“Boleh, tolong mintakan sesuatu yang menyegarkan ya, Al,” jawab Mark
“Baik Pak,” ucap Alicia yang hendak keluar dari ruangan Mark untuk ke ruangan office boy.
“Tidak, telpon office boy saja dari sini. Minta bawakan untuk kau dan Sam juga, kalian juga pasti lelah,” ucap Mark yang mengetahui jika Sam dan Alicia pasti juga merasa panik saat mengetahui sistem perusahaan yang akan diretas. Ditambah amarahnya yang semakin membuat kedua orang terdekatnya ini pasti juga merasa tegang. Alicia pun mengangguk lalu berjalan menuju meja kerja Mark, mengambil gagang telepon, memencet beberapa nomor di sana, kemudian berbicara dengan seseorang yang pasti adalah office boy atau office girl untuk memintanya membuatkan minuman. Es kopi menjadi pilihan Alicia, karena ketiganya memang suka menikmati kopi bersama.
“Apa aku tadi terlalu keras? kalian sampai diam begini?” tanya Mark, setelah Alicia kembali duduk setelah memesan minum.
“Memang, aku sampai tak berani berbicara padamu,” jawab Sam yang justru membuat Mark tersenyum. Mark hanya ingin agar Sam dan Alicia tidak terlalu tegang lagi, namun Ia juga belum bisa sepenuhnya lega, karena belum ada kabar dari tim IT.
“Aku hanya ingin tim IT lebih teliti lagi, agar hal seperti ini tidak terulang lagi,” ucap Mark
Setelah perkataan Mark itu, pintu ruangan Mark diketuk dan memunculkan seorang office boy yang membawakan tiga gelas es kopi. Setelah office boy tersebut meninggalkan ruangan Mark, Mark, Sam, dan Alicia kemudian meminum es kopi itu. Memang sangat menyegarkan rasanya, dan ketiganya menjadi cukup rileks. Saat ketiganya sedikit berbincang, ponsel Mark kembali berdering dan Mark dengan cepat mengangkatnya.
“Bagaimana?” ucap Mark
“Sistem sudah siap diaktifkan kembali, Pak,” jawab Ian
“Kau yakin?” tanya Mark dengan serius
“Yakin, Pak,” jawab Ian
“Saya akan ke sana,” ucap Mark, dan panggilan ditutup
Setelah mematikan panggilan teleponnya dengan Ian, Mark segera mengajak Sam dan Alicia bergegas ke ruang IT. Sesampainya di sana, Mark kembali mengecek sistem keamanan New Space dengan begitu serius. Sam dan Alicia juga turut mengamati.
“Apa masih ada malware yang masih belum berhasil diatasi?” tanya Mark, dengan mata yang masih fokus mengamati sistem.
“Tidak Pak, semua malware sudah kami atasi. Kami juga sudah mengecek semua yang rentan terhadap virus, dan semuanya sudah clear,” jawab Ian, dan Mark mengangguk.
“Apa kalian yakin, semuanya sudah dicek dengan benar?” tanya Sam
“Yakin Pak, kami sudah melakukan tracking secara menyeluruh,” jawab Ian
“Apa kalian menemukan dari mana malware itu dikirimkan?” tanya Alicia
“Seharusnya ada lebih dari satu IP Address, namun kami hanya menemukan satu yang dapat diidentifikasi, Bu,” jawab Ian dan membuat Mark juga Sam beralih melihat Ian.
“Dari mana?” tanya Mark
“Kami mencari tahu IP Address tersebut, dan kami menemukan titik itu berada di daerah Clarington, Ontario, Pak,” jawab Ian
“Clarington?” Mark bergumam sambil berpikir
“Apa ada saingan bisnis dari sana Mark?” tanya Sam
“Seingatku tidak,” jawab Mark“Atau itu hanya tipuan saja Pak, mereka sengaja menggunakan Clarington untuk mengecoh kita,” ucap Alicia“Benar juga, itu bisa saja terjadi. Tapi nanti akan saya tanyakan dulu dengan Pak Aaron,” ucap Mark dan semuanya mengangguk“Nanti setelah sistem kembali diaktifkan, segera cadangkan data. Keamanan lebih ditingkatkan, lakukan berlapis lagi, dan kembali cek semua sistem. Jika ada kendala atau apapun, segera atasi. Jika diperlukan, hubungi saya, Sam, atau Alicia,” ucap Mark“Baik Pak,” ucap Ian“Sekarang, aktifkan kembali sistemnya,” ucap Mark dan Ian mengangguk. Kini sistem New Space sudah kembali aktif. Tim IT segera melakukan apa yang sudah Mark katakan, sedangkan Mark, Sam, dan Alicia kembali ke ruangan Mark.“Sistem perusahaan sudah kembali aktif, Dad,” ucap Mark, memberitahu Aaron melalui panggilan telepon.Setelah sistem New Space sudah kembali diaktifkan, tim IT kembali memeriksa apakah sistem masih berjalan seperti biasanya atau tidak. Mereka ju
“Matikan semua sistem New Space,” ucap Mark“Kau yakin?” tanya Sam, dan Mark mengangguk“Dengan kita mematikan sistem, setidaknya mereka akan berhenti sebentar untuk upaya peretasan ini,” ucap Mark, dan Sam mengangguk mengerti.“Beritahu semua karyawan terlebih dulu jika sistem akan dimatikan untuk sementara waktu,” ucap Alicia, dan salah satu staf IT pun bergegas memberikan pengumuman melalui microphone yang ada di ruangan tersebut. Ruangan IT yang memang menjadi pusat kontrol perusahaan dan informasi perusahaan.“Matikan,” ucap Mark setelah pengumuman itu selesai disampaikan. Detik itu juga, semua sistem yang ada di New Space seketika mati.“Lalu sekarang apa yang harus kita lakukan?” tanya Sam“Kenapa ini bisa terjadi, Ian?” bukannya menjawab pertanyaan Sam, Mark justru bertanya kepada Ian, ketua tim IT New Space.“Maaf Pak, mungkin karena banyak gangguan malware, sehingga menyebabkan sistem hampir berhasil diretas,” jawab Ian“Sistem kita hampir diretas Ian, untung saja belum samp
Kaki itu melangkah perlahan namun pasti, memasuki gedung tinggi dengan tas laptop di genggaman tangan kanannya. Ia tersenyum sesekali ketika melewati beberapa rekan perusahaannya. Ia adalah Alicia, seorang karyawan yang menjabat sebagai asisten pribadi CEO dari salah satu perusahaan teknologi terbesar di Kanada, New Space. Alicia bergabung di perusahaan ini sudah hampir tiga tahun yang lalu. Sebelum menjadi asisten pribadi seorang Mark Pearce, Alicia terlebih dulu menjadi asisten dari sang pendiri New Space yang tak lain adalah ayah dari Mark, Aaron Pearce. Usia Alicia dan Mark sebenarnya tak terpaut jauh, keduanya lahir ditahun yang sama namun Mark lahir tiga bulan lebih awal dari Alicia. Setelah menyelesaikan pendidikannya untuk gelar sarjana, Alicia langsung diterima bekerja di New Space. Namun asisten bukanlah jabatan pertamanya, melainkan Alicia harus menjadi karyawan biasa terlebih dulu selama beberapa bulan. Karirnya perlahan menanjak hingga akhirnya Ia dipercaya bisa menjadi a
“Okey beautiful, satu jam lagi aku selesai,” ucap Mark tersenyumMark, Alicia, dan Sam memulai meeting kecil ini untuk membahas mengenai materi presentasi kepada client besok. Alicia sudah membuat materinya, dan kini mereka akan membahas lebih dalam agar bisa saling koreksi. Sam adalah sahabat Mark sekaligus salah satu manager di perusahaannya, keduanya adalah teman semasa perkuliahan. Sam dan Mark sudah seperti saudara, keluarga keduanya pun juga saling mengenal dengan baik.“Mau mampir ke coffee shop, setelah ini?” tanya Sam pada Mark dan Alicia saat merapikan dokumen-dokumen, karena meeting baru saja selesai.“Kalian saja, Claudia menungguku,” jawab Mark sambil menggelengkan kepalanya, sedangkan Sam mengangguk mengerti.“Bagaimana, Al?” tanya Sam pada Alicia“Boleh,” jawab Alicia tersenyumSaat keluar dari perusahaan, Sam dan Alicia menuju mobilnya masing-masing dan akan mampir ke coffee shop langganan mereka. Sam dan Alicia juga menjalin pertemanan yang cukup dekat, Sam yang merup
Mark baru saja masuk ke dalam rumahnya setelah menemani kekasihnya pemotretan untuk sebuah majalah. Hari ini adalah hari sabtu, dimana Mark memang tidak pergi ke kantor, oleh karena itu seharian ini Mark dapat menemani kekasihnya melakukan pekerjaannya. Saat masuk ke dalam rumah, dapat Mark lihat jika kedua orang tuanya sedang makan malam bersama di meja makan, Mark pun bergabung.“Mark, kau dan Claudia sudah lama bersama. Kapan kalian akan menikah?” tanya Aaron secara tiba-tiba. Tentu saja pertanyaan Aaron itu cukup membuat Mark terkejut, karena Mark sendiri sebenarnya belum memiliki rencana tentang pernikahan sama sekali.“Tiba-tiba sekali Dad? Mark dan Claudia sama sekali belum memiliki rencana tentang pernikahan,” jawab Mark“Segera rencanakan, Daddy ingin kau segera menikah, Mark," ucap Aaron“Tidak perlu terburu-buru Dad, Mark juga harus fokus ke perusahaan dulu kan?” ucap Mark“Pernikahan tidak akan membuat fokusmu berubah. Untuk persiapan, serahkan pada wo saja. Agar kau dan