Ditengah kesempurnaan kehidupan seorang pewaris tunggal, ternyata Mark Pearce menyimpan berbagai masalah. Orang tuanya mendesaknya untuk segera menikah, namun kekasihnya belum bisa menerima pinangannya. Mark Pearce dikejar waktu karena kondisi sang ayah yang mengidap penyakit kanker, semakin hari semakin memburuk. Saran konyol dari sahabatnya pun terpaksa Ia lakukan, menikah kontrak dengan perempuan lain. Selain masalah pribadinya, Mark juga harus menghadapi berbagai serangan yang diterima pada sistem di perusahaannya. Penyerangan yang pastinya dilakukan oleh perusahaan lawan. Pertahanan dan perlawanan dilakukan yang membawa Mark pada kenyataan pahit yang sangat melukainya. Kekecewaan, penghianatan, dan luka turut hadir dalam cerita ini. Apakah Mark akan jatuh cinta kepada istri kontraknya? atau Mark akan tetap setia dengan kekasihnya? Lalu apa penyebab kekecewaan, penghianatan dan luka itu?
Lihat lebih banyakMark baru saja masuk ke dalam rumahnya setelah menemani kekasihnya pemotretan untuk sebuah majalah. Hari ini adalah hari sabtu, dimana Mark memang tidak pergi ke kantor, oleh karena itu seharian ini Mark dapat menemani kekasihnya melakukan pekerjaannya. Saat masuk ke dalam rumah, dapat Mark lihat jika kedua orang tuanya sedang makan malam bersama di meja makan, Mark pun bergabung.
“Mark, kau dan Claudia sudah lama bersama. Kapan kalian akan menikah?” tanya Aaron secara tiba-tiba. Tentu saja pertanyaan Aaron itu cukup membuat Mark terkejut, karena Mark sendiri sebenarnya belum memiliki rencana tentang pernikahan sama sekali.
“Tiba-tiba sekali Dad? Mark dan Claudia sama sekali belum memiliki rencana tentang pernikahan,” jawab Mark
“Segera rencanakan, Daddy ingin kau segera menikah, Mark," ucap Aaron
“Tidak perlu terburu-buru Dad, Mark juga harus fokus ke perusahaan dulu kan?” ucap Mark
“Pernikahan tidak akan membuat fokusmu berubah. Untuk persiapan, serahkan pada wo saja. Agar kau dan Claudia juga tidak kelelahan,” ucap Aaron
“Mommy juga terkejut dengan rencana Daddy, namun kedengarannya bagus. Kau dan Claudia sudah cukup umur untuk menikah, Mark. Kenapa tidak?” ucap Caitlin setelah beberapa saat hanya menyimak pembicaraan suami dan anaknya itu.
“Kau juga sudah menjadi pemimpin perusahaan, bukankah pekerjaan yang bagus? Pekerjaan yang mampu untuk menghidupi keluargamu nanti. Claudia pasti juga akan bahagia jika kau mengajaknya menikah,” ucap Aaron, dan Mark berpikir sejenak.
Benar juga, Ia dan Claudia sudah cukup umur untuk menikah. Finansial pun tidak menjadi masalah. Ia dan Claudia saling mencintai, tentu saja tujuan dari menjalin sebuah hubungan adalah pernikahan. Dan kini, rasanya tidak ada hal apapun yang bisa menghentikan mereka.
“Mark akan membicarakan ini dengan Claudia Dad, Mom,” ucap Mark tersenyum yakin.
Aaron dan Caitlin pun tersenyum lega, karena putranya akan menikah. Putra tunggalnya yang bernama Mark Pierce, penerus sekaligus pewaris tunggal New Space.
***
Pagi ini Mark dijadwalkan untuk meeting bersama para manajer, namun Ia sedikit terlambat. Mark memasuki ruang meeting setelah menerima dokumen materi dari sekretaris pribadinya, yang sedari tadi menunggu di depan lift lantai tujuh. Setelah memasuki ruang meeting, Mark segera memulai meeting pagi ini, dengan sekretarisnya yang juga siap sedia di sampingnya, bersiap apabila Mark memerlukan sesuatu.
Setelah meeting selesai, Mark langsung meninggalkan ruang meeting untuk segera menuju ruangannya. Mark menghela nafas lelahnya, karena merasa jika pagi ini terlalu banyak hal yang sudah Ia lalui. Ia sedikit merasa lelah, karena mengejar waktu. Pagi tadi Ia harus dengan cepat mengantarkan seseorang untuk segera tiba di tempat tujuan. Setelah itu, Ia juga harus dengan cepat untuk sampai di perusahaannya. Sesampainya di perusahaan pun, Ia sama sekali tidak memiliki waktu untuk sekedar mengambil nafas panjangnya, karena Ia harus segera memimpin rapat.
Mata Mark yang baru saja terpejam, dipaksa untuk kembali terbuka karena Ia mendengar jika pintu ruangannya telah dibuka seseorang.
“Daddy dengar, kau terlambat pagi ini,” ucap Aaron
“Iya Dad, tadi Mark mengantar Claudia dulu,” jawab Mark yang kini sudah duduk tegak di kursinya, dan Aaron hanya mengangguk mengerti.
“Lain kali jangan sampai terlambat lagi, beruntung karena pagi ini kau meeting dengan karyawan sendiri. Bagaimana jika kau meeting dengan client penting dan kau terlambat?” ucap Aaron. Aaron memang sosok ayah yang sangat menyayangi anaknya jika di rumah, namun Ia akan menjadi sosok yang tegas, bijaksana, disiplin dan profesional jika sudah berada di kantor.
“Iya Dad, Mark minta maaf untuk hari ini,” ucap Mark
Mark Pierce merupakan putra tunggal dari Aaron Pierce dan Caitlin Pierce, yang kini menjadi penerus sekaligus pewaris tunggal New Space. Mark memang telah dipersiapkan untuk menjadi penerus perusahaan, karena Ia adalah satu-satunya keturunan dari Aaron Pearce, sang pendiri New Space.
Mark yang saat itu baru memasuki kelas satu sekolah menengah atas, sudah dikenalkan tentang dunia bisnis oleh daddynya. Karena sejak kecil Aaron selalu mengatakan jika kelak Mark yang akan menggantikannya untuk memimpin perusahaan, Mark pun sudah tak kaget lagi. Bahkan Ia juga tertarik dengan dunia bisnis. Ia ingin menjadi seperti daddynya, yang terlihat gagah mengenakan setelan jas dengan sepatu pantofelnya. Ditambah perusahaan daddynya adalah perusahaan dibidang kesukaannya, yaitu IT, Mark muda menjadi lebih bersemangat.
Saat duduk dibangku perkuliahan pun, Mark semakin difokuskan untuk belajar bisnis. Bahkan Aaron meminta Mark agar bisa mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pertukaran mahasiswa ke luar negeri, dan Mark pun berhasil mendapatkan kesempatan itu. Aaron berpikir jika Mark bisa menjalani pertukaran mahasiswa itu dengan baik, Mark akan bisa menambah pengalamannya dan memiliki wawasan berbisnis yang lebih luas lagi, ditambah Mark akan memiliki teman-teman baru yang akan menambah relasi. Mark memang tergolong mahasiswa pintar dan memiliki jiwa kompetitif yang tinggi. Sifat yang memang harus dimiliki seorang pebisnis bukan? Ia bahkan juga belajar lebih keras untuk mendapat tiket pertukaran mahasiswa tersebut, dan Ia berhasil. Aaron mendidik Mark dengan kedisiplinan yang tinggi sejak kecil, Aaron ingin benar-benar membuat Mark siap dan mampu untuk memimpin New Space. Sebagai pewaris tunggal, Mark harus bekerja lebih keras dari orang lain, karena Aaron tidak ingin New Space jatuh jika dipimpin oleh pemimpin yang salah.
Kertas-kertas yang ada di dalam map itu satu persatu Ia keluarkan, membacanya, kemudian menandatangani dan memasukkannya kembali ke dalam map seperti semula. Jarum jam sudah menunjuk pada angka empat, membuatnya menghela nafas. Cahaya matahari yang tadinya bersinar terik, kini mulai meredupkan sinarnya. Membuat ruangan ini juga sedikit redup, sinar wajah sang pemilik ruangan pun tak kalah lesu, Ia lelah, karena pekerjaan yang belum selesai juga. Ia menekan tombol pada telepon yang hanya bisa terhubung dengan satu perusahaannya saja, dan setelah menunggu beberapa detik, Ia terhubung dengan seseorang.
“Alicia, kita jadi lembur hari ini, beritahu Sam,” ucapnya
Setelah sambungan itu terputus, Mark berniat untuk kembali menekan tombol teleponnya, namun ponselnya berbunyi. Mark melihat nama yang tertera dalam layar ponselnya, Ia tersenyum dan mengangkatnya.
“Hello beautiful?” sapa Mark pada perempuan di seberang telepon. Suaranya terdengar lebih bersemangat, seakan melupakan map yang menumpuk di hadapannya.
“...”
“Aku masih di kantor, kenapa?” ucap Mark
“...”
“Apa harus sekarang? aku ada meeting kecil sebentar dengan Alicia dan Sam,” ucap Mark
“...”
“Okey beautiful, satu jam lagi aku selesai,” ucap Mark tersenyum
***
“Babe,” panggil Mark, Claudia pun melihat Mark
“Ya?” tanya Claudia
Mark berpikir sejenak, apakah ini adalah waktu yang tepat untuk membicarakan mengenai pernikahan? atau mungkin Claudia justru menunggunya untuk mengatakannya?
“Seingatku tidak,” jawab Mark“Atau itu hanya tipuan saja Pak, mereka sengaja menggunakan Clarington untuk mengecoh kita,” ucap Alicia“Benar juga, itu bisa saja terjadi. Tapi nanti akan saya tanyakan dulu dengan Pak Aaron,” ucap Mark dan semuanya mengangguk“Nanti setelah sistem kembali diaktifkan, segera cadangkan data. Keamanan lebih ditingkatkan, lakukan berlapis lagi, dan kembali cek semua sistem. Jika ada kendala atau apapun, segera atasi. Jika diperlukan, hubungi saya, Sam, atau Alicia,” ucap Mark“Baik Pak,” ucap Ian“Sekarang, aktifkan kembali sistemnya,” ucap Mark dan Ian mengangguk. Kini sistem New Space sudah kembali aktif. Tim IT segera melakukan apa yang sudah Mark katakan, sedangkan Mark, Sam, dan Alicia kembali ke ruangan Mark.“Sistem perusahaan sudah kembali aktif, Dad,” ucap Mark, memberitahu Aaron melalui panggilan telepon.Setelah sistem New Space sudah kembali diaktifkan, tim IT kembali memeriksa apakah sistem masih berjalan seperti biasanya atau tidak. Mereka ju
“Matikan semua sistem New Space,” ucap Mark“Kau yakin?” tanya Sam, dan Mark mengangguk“Dengan kita mematikan sistem, setidaknya mereka akan berhenti sebentar untuk upaya peretasan ini,” ucap Mark, dan Sam mengangguk mengerti.“Beritahu semua karyawan terlebih dulu jika sistem akan dimatikan untuk sementara waktu,” ucap Alicia, dan salah satu staf IT pun bergegas memberikan pengumuman melalui microphone yang ada di ruangan tersebut. Ruangan IT yang memang menjadi pusat kontrol perusahaan dan informasi perusahaan.“Matikan,” ucap Mark setelah pengumuman itu selesai disampaikan. Detik itu juga, semua sistem yang ada di New Space seketika mati.“Lalu sekarang apa yang harus kita lakukan?” tanya Sam“Kenapa ini bisa terjadi, Ian?” bukannya menjawab pertanyaan Sam, Mark justru bertanya kepada Ian, ketua tim IT New Space.“Maaf Pak, mungkin karena banyak gangguan malware, sehingga menyebabkan sistem hampir berhasil diretas,” jawab Ian“Sistem kita hampir diretas Ian, untung saja belum samp
Kaki itu melangkah perlahan namun pasti, memasuki gedung tinggi dengan tas laptop di genggaman tangan kanannya. Ia tersenyum sesekali ketika melewati beberapa rekan perusahaannya. Ia adalah Alicia, seorang karyawan yang menjabat sebagai asisten pribadi CEO dari salah satu perusahaan teknologi terbesar di Kanada, New Space. Alicia bergabung di perusahaan ini sudah hampir tiga tahun yang lalu. Sebelum menjadi asisten pribadi seorang Mark Pearce, Alicia terlebih dulu menjadi asisten dari sang pendiri New Space yang tak lain adalah ayah dari Mark, Aaron Pearce. Usia Alicia dan Mark sebenarnya tak terpaut jauh, keduanya lahir ditahun yang sama namun Mark lahir tiga bulan lebih awal dari Alicia. Setelah menyelesaikan pendidikannya untuk gelar sarjana, Alicia langsung diterima bekerja di New Space. Namun asisten bukanlah jabatan pertamanya, melainkan Alicia harus menjadi karyawan biasa terlebih dulu selama beberapa bulan. Karirnya perlahan menanjak hingga akhirnya Ia dipercaya bisa menjadi a
“Okey beautiful, satu jam lagi aku selesai,” ucap Mark tersenyumMark, Alicia, dan Sam memulai meeting kecil ini untuk membahas mengenai materi presentasi kepada client besok. Alicia sudah membuat materinya, dan kini mereka akan membahas lebih dalam agar bisa saling koreksi. Sam adalah sahabat Mark sekaligus salah satu manager di perusahaannya, keduanya adalah teman semasa perkuliahan. Sam dan Mark sudah seperti saudara, keluarga keduanya pun juga saling mengenal dengan baik.“Mau mampir ke coffee shop, setelah ini?” tanya Sam pada Mark dan Alicia saat merapikan dokumen-dokumen, karena meeting baru saja selesai.“Kalian saja, Claudia menungguku,” jawab Mark sambil menggelengkan kepalanya, sedangkan Sam mengangguk mengerti.“Bagaimana, Al?” tanya Sam pada Alicia“Boleh,” jawab Alicia tersenyumSaat keluar dari perusahaan, Sam dan Alicia menuju mobilnya masing-masing dan akan mampir ke coffee shop langganan mereka. Sam dan Alicia juga menjalin pertemanan yang cukup dekat, Sam yang merup
Mark baru saja masuk ke dalam rumahnya setelah menemani kekasihnya pemotretan untuk sebuah majalah. Hari ini adalah hari sabtu, dimana Mark memang tidak pergi ke kantor, oleh karena itu seharian ini Mark dapat menemani kekasihnya melakukan pekerjaannya. Saat masuk ke dalam rumah, dapat Mark lihat jika kedua orang tuanya sedang makan malam bersama di meja makan, Mark pun bergabung.“Mark, kau dan Claudia sudah lama bersama. Kapan kalian akan menikah?” tanya Aaron secara tiba-tiba. Tentu saja pertanyaan Aaron itu cukup membuat Mark terkejut, karena Mark sendiri sebenarnya belum memiliki rencana tentang pernikahan sama sekali.“Tiba-tiba sekali Dad? Mark dan Claudia sama sekali belum memiliki rencana tentang pernikahan,” jawab Mark“Segera rencanakan, Daddy ingin kau segera menikah, Mark," ucap Aaron“Tidak perlu terburu-buru Dad, Mark juga harus fokus ke perusahaan dulu kan?” ucap Mark“Pernikahan tidak akan membuat fokusmu berubah. Untuk persiapan, serahkan pada wo saja. Agar kau dan
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen