LOGINKaki itu melangkah perlahan namun pasti, memasuki gedung tinggi dengan tas laptop di genggaman tangan kanannya. Ia tersenyum sesekali ketika melewati beberapa rekan perusahaannya. Ia adalah Alicia, seorang karyawan yang menjabat sebagai asisten pribadi CEO dari salah satu perusahaan teknologi terbesar di Kanada, New Space. Alicia bergabung di perusahaan ini sudah hampir tiga tahun yang lalu. Sebelum menjadi asisten pribadi seorang Mark Pearce, Alicia terlebih dulu menjadi asisten dari sang pendiri New Space yang tak lain adalah ayah dari Mark, Aaron Pearce. Usia Alicia dan Mark sebenarnya tak terpaut jauh, keduanya lahir ditahun yang sama namun Mark lahir tiga bulan lebih awal dari Alicia. Setelah menyelesaikan pendidikannya untuk gelar sarjana, Alicia langsung diterima bekerja di New Space. Namun asisten bukanlah jabatan pertamanya, melainkan Alicia harus menjadi karyawan biasa terlebih dulu selama beberapa bulan. Karirnya perlahan menanjak hingga akhirnya Ia dipercaya bisa menjadi asisten dari seorang Aaron Pearce. Sebagai asisten bukanlah jabatan yang Alicia dapatkan dengan mudah. Alicia diharuskan untuk dapat meyakinkan client dan memenangkan beberapa projek, baru setelah itu Ia dipercaya untuk menjadi asisten seorang pendiri New Space. Kemudian setelah Mark mulai masuk ke perusahaan, Alicia dipindah tugaskan untuk menjadi asisten pribadi dari Mark. Bukan tanpa alasan mengapa Alicia yang diberi tugas itu, karena Aaron menilai Mark membutuhkan seseorang yang sudah mengenal perusahaan dengan baik, yang juga bisa diandalkan dalam kondisi apapun. Terlebih untuk meyakinkan client dan menyiapkan materi presentasi. Alicia dinilai memiliki kelebihan dalam hal presentasi dan materi presentasi yang mengesankan. Oleh karena itu, tak jarang Mark dan Aaron menyerahkan client-client besar kepada Alicia. Alicia sendiri merupakan anak dari Harry dan Athena, kedua orang tua Alicia memiliki usaha toko roti yang cukup sukses. Sebenarnya Alicia ingin membantu kedua orang tuanya dalam menjalankan bisnisnya saja, namun sang ayah meminta Alicia untuk mencari perusahaan yang dapat menerimanya bekerja. Sang ayah menginginkan putrinya itu bisa memiliki pengalaman dan banyak relasi. Sama halnya dengan Mark, Alicia juga merupakan anak tunggal di keluarganya.
“Selamat pagi, Pak," ucap Alicia menyapa Aaron saat kebetulan Aaron memasuki lift yang mana terdapat Alicia di dalamnya.
"Selamat pagi, Alicia," jawab Aaron tersenyum
Walaupun Mark sudah menjabat sebagai pemimpin di perusahaan ini, Aaron tetap memantau perusahaan. Walau tidak setiap hari, namun Aaron cukup sering berkunjung ke perusahaan. Tak jarang Mark juga membutuhkan arahan dari sang Daddy. Sebenarnya Aaron memutuskan untuk pensiun dan segera memberikan jabatannya pada Mark adalah agar para lawan bisnis merasa memiliki ruang untuk menjatuhkan New Space karena perpindahan pemimpin. Dan menilai jika Mark masih belum terlalu peka terhadap segala ancaman yang para pesaing berikan. Padahal dibalik mundurnya Aaron dari jabatannya, Ia justru ingin menjaga New Space tanpa ada yang memperhatikannya. Dan disaat serangan itu dilancarkan, disitulah kesempatan Aaron untuk mengirimkan virus yang lebih besar kepada penyerang. Bahkan Aaron akan membuat sistem keamanan dari si penyerang itu menjadi tidak dapat diakses. Maksud Aaron adalah memancing lawan untuk datang, dan Ia akan turut berkunjung pada sistem mereka. Seperti beberapa hari lalu, saat Ia menemukan banyak virus yang menyerang sistem keamanan New Space. Aaron dengan segera membereskan gangguan itu. Gangguan-gangguan seperti ini sebenarnya bukan hal baru lagi untuk Aaron. Aaron juga sudah melatih Mark untuk mengatasi segala bentuk gangguan yang dikirimkan pada sistem mereka seperti ini. Para karyawan pilihan New Space juga sudah terlatih untuk pengamanan sistem. Tentu saja tujuan para pesaing mengirimkan virus itu untuk mengacaukan sistem New Space dan mencoba membobol sistem keamanan New Space untuk mengetahui data-data penting perusahaan, bahkan mencurinya.
"Bagaimana dengan meeting yang akan dilaksanakan hari ini? Ini adalah client besar, jangan ada kesalahan," ucap Aaron
"Baik Pak, kemarin saya sudah menyiapkan materinya. Dan kemarin juga sudah saya bahas dengan Pak Mark dan Sam," jawab Alicia
Aaron memang akan sangat tegas dan serius jika sudah berhubungan dengan pekerjaan. Terlebih client itu adalah client besar, Aaron tidak ingin gagal mendapatkan kerjasama itu. Namun sebenarnya Aaron tidak perlu lagi mengkhawatirkan tentang kegagalan mendapatkan client, karena nama besar New Space sudah menjadi identitas dari New Space itu sendiri. Kanada dan Amerika merupakan negara dengan perkembangan teknologi yang pesat dibanding negara lainnya. Yang mana New Space merupakan salah satu diantara perusahaan di Kanada tersebut. Sehingga dengan image tersebut, sangat cukup untuk membuat client menginginkan kerjasama dengan New Space. Aaron sendiri merupakan pebisnis yang sangat cerdas, sehingga banyak pengusaha yang segan terhadapnya. Namun semakin sukses seseorang, akan semakin banyak juga yang ingin menjatuhkannya. Itulah mengapa Aaron tetap selalu berhati-hati dalam bekerjasama dengan orang lain. Aaron selalu melakukan pengecekan ulang untuk setiap proyek yang akan dan sedang perusahaannya kerjakan. Aaron sangat berhati-hati dengan sabotase. Ya, itulah Aaron, seorang pebisnis cerdas yang sangat berhati-hati dengan dunia bisnis itu sendiri. Namun dibalik kesuksesannya menjadi seorang pebisnis, Aaron yang masih terlihat gagah itu sudah lama mengidap penyakit kanker yang semakin hari semakin parah. Segala upaya pengobatan telah dilakukan, namun itu hanya untuk memperlambat pertumbuhan sel kanker yang terus menyebar. Hingga kini, kanker Aaron sudah memasuki stadium akhir. Aaron ingin sekali bisa sembuh, namun apalah daya, semua pengobatan yang disarankan sudah dilakukan, namun kesembuhan tak kunjung datang. Aaron pun hanya bisa menerima dan menyerahkan semuanya pada Tuhan. Namun satu hal yang sangat mengganggu pikiran Aaron, bahwa sebelum Ia pergi, Aaron ingin sekali menyaksikan sang putra menikah. Putra tunggalnya, yang kelak akan menjadi pewaris New Space, Mark Pearce. Karena Mark sudah memiliki kekasih, Aaron tidak akan terlalu khawatir, karena itu berarti Mark hanya akan langsung menikah saja, tanpa harus mencari calon pengantinnya.
Berbicara mengenai saingan bisnis, New Space memang beberapa kali sempat mendapatkan serangan, seperti pagi ini. Pagi ini New Space terlihat begitu sibuk, bahkan Mark harus bolak balik ke ruang IT untuk mengecek sistem keamanan perusahaan. Sistem keamanan New Space hampir saja diretas oleh orang tak dikenal. Untung saja ancaman itu segera diketahui oleh tim IT New Space, sehingga bisa segera diatasi. Namun kini kiriman virus-virus itu masih saja muncul, dan ternyata upaya peretasan masih dilakukan, membuat Mark juga harus ikut turun tangan.
“Sial, kenapa mereka susah sekali dilacak,” ucap Sam yang mencoba mencari tahu dari perusahaan mana yang telah melakukan penyerangan ini.
“Mereka pasti sudah menyamarkan identitasnya, Sam. Ini bukan serangan yang biasa kita terima. Biasanya mereka hanya akan mengganggu sistem dengan mengirimkan virus, namun kali ini mereka ingin masuk ke sistem kita untuk meretasnya,” ucap Mark
“Lalu apa yang harus kita lakukan, Mark?” tanya Sam
"Apa sulit untuk aku dan kamu menjadi kita?" tanya Mark lagi yang membuat jantung Alicia berdebar dan sakit secara bersamaan."Mark, tolong.. berhenti mengatakan apapun jika kamu sendiri tidak yakin," ucap Alicia yang sudah ingin menangis.Mendengar ucapan Alicia membuat hati Mark semakin merasa sakit. Ia benar-benar merasa bodoh karena terlalu lama menyadari perasaannya sendiri. Hingga membuat seseorang yang mendominasi hatinya, menjadi terluka."Alicia.. maafkan aku karena terlambat menyadari," ucap Mark"Aku tidak bisa kamu diamkan seperti ini," lanjut Mark"Aku tidak bisa terlalu lama kamu jauhi," imbuh Mark yang membuat Alicia menghela nafasnya."Aku hanya ingin segera menyelesaikan pernikahan kontrak ini dengan baik. Dengan begitu aku bisa melanjutkan hidupku dan kamu bisa dengan tenang melanjutkan hubunganmu dengan Claudia," ucap Alicia yang semakin membuat hati Mark merasa nyeri, sakit sekali rasanya."Bagaimana kalau aku tidak ingin semua ini berakhir?" tanya Mark yang membua
“Al,” panggil Mark yang baru saja masuk ke ruangan AliciaAlicia yang terlihat sibuk dengan beberapa dokumen hanya melihat Mark sebentar lalu kembali melanjutkan pekerjaannya saat Mark mulai duduk di kursi depan mejanya.“Kamu dari mana? aku mencarimu,” tanya Mark“Dari divisi keuangan,” jawab Alicia yang terdengar sangat cuek dan dingin, membuat hati Mark merasa sesak. Mark tahu Alicia sedang marah dan itu karena kesalahannya. Tunggu, apakah Mark yang sedang melakukan panggilan video dengan kekasihnya dan kekasihnya ingin Mark mengucapkan kata cinta.. itu adalah kesalahan? Lalu kenapa Mark merasa bersalah?“Saya sudah memeriksanya. Tapi tolong periksa lagi dan tandatangani dokumen-dokumen ini,” ucap Alicia seraya menyerahk
Setelah makan siang, Alicia langsung melanjutkan pekerjaannya yang seakan tidak berkurang. Sam baru saja masuk membawakan dokumen lain untuk Alicia periksa, membuat Alicia menghela nafas lelahnya."Masih ada?" tanya Alicia"Hanya satu ini," jawab Sam"Tidak minta tolong sama Cleo?" tanya Sam yang melihat meja Alicia banyak terdapat dokumen."Nanti kalau aku benar-benar tidak sanggup lagi," jawab Alicia yang membuat Sam tertawa kecil"Untung saja tadi malam kau tidak ikut Mark. Kalau ikut, kau pasti akan lebih sulit menyelesaikan pekerjaan karena mengantuk," ucap Sam yang membuat Alicia mengernyitkan keningnya."Ikut kemana?" tanya Alicia"Loh, kau tidak tahu? Memangnya Mark tidak berpamitan padamu?" tanya Sam"Sepertinya Mark berpikir aku sudah tidur," jawab Alicia"Ooh.. semalam serangan itu datang lagi dan dia masuk ke dalam jebakan yang telah kita buat," ucap Sam"Jadi semalam Mark tidak menemui Claudia?" tanya Alicia dalam hati.Seketika Alicia merasa lega karena ternyata semalam
Ruang IT New Space terasa sunyi, hanya suara klik mouse dan dengung server yang terdengar. Para staf fokus pada komputernya masing-masing, termasuk Mark dan Sam yang juga turut mengawasi sistem yang mana sedang ada tamu tak diundang yang datang.“Koneksi terputus!,” seru Ian karena tiba-tiba grafik di monitor utama berhenti bergerakMark dan Sam bergegas menghampiri Ian untuk melihat pada monitor utama. Mark dan Sam duduk di sebelah kanan dan kiri Ian, turut memantau.“Berarti jebakannya menutup sempurna. Kita berhasil mengunci aktivitas terakhirnya,” ucap Sam“Apa kita dapat lokasi pastinya?” tanya Mark“Sebentar, Pak.. sistem pelacak sedang membaca ulang data yang telah kita dapat.
“Dalam keadaan apapun aku ada disini.. di sampingmu.. bersamamu. Menunggumu untuk berbagi perasaan apapun padaku,” ucap Alicia lagi yang membuat hati Mark menghangat dan Ia tersenyum.“Terima kasih, Al,” ucap MarkMata Mark dan Alicia kembali bertemu, namun sesaat kemudian Alicia mengalihkan pandangannya pada langit malam yang gelap.“Saat nanti aku sudah tidak ada di sampingmu, kamu bisa menghubungiku kapanpun. Tapi jika tetap tidak bisa, akan ada Sam yang akan selalu ada untukmu,” lanjut Alicia yang membuat hatinya dan hati Mark merasakan sesak dan sakit. Rasa tidak rela itu muncul di hati keduanya.…Setelah berbicara berdua dibawah keheningan langit malam, Mark dan Alicia kembali ke kamarnya masing-masing untuk mengemasi barang-barang. Caitlin dijadwalkan akan kembali dalam tiga hari, dan di hari itu juga Mark dan Alicia sudah harus selesai pindahan dan kembali menetap di kediaman Pearce bersama Caitlin.Setelah selesai berkemas barang-barang yang bisa dikemas lebih awal, Mark kel
"Al, ada apa? Kenapa Mark memintaku ke ruangannya? Suaranya serius sekali," tanya Sam begitu masuk ke ruangan Alicia.Alicia yang masih belum bisa fokus bekerja karena memikirkan Claudia dan Mark, sedikit terkejut karena Sam yang tiba-tiba masuk."Masuk saja Sam," jawab Alicia, karena Alicia juga tidak tahu kenapa Mark memanggil Sam."Kalian tidak sedang bertengkar kan?" tanya Sam dan Alicia menggeleng."Okey. Aku masuk ya, Al," ucap Sam dan Alicia mengangguk...."Ada apa Ma..ark? Claudia?" ucap Sam begitu masuk ke ruangan Mark dan mendapati Claudia juga berada disana"Tolong antar Claudia pulang, Sam," ucap Mark"Tidak. Aku tidak mau pulang sebelum kamu memaafkan aku, babe," ucap Claudia yang masih memegang lengan Mark erat."Sam," ucap Mark dan Sam mengangguk "Ayo, Claud," ucap Sam mencoba meraih tangan Claudia namun ditepis oleh Claudia "Mark, kamu mengusirku?!" tanya Claudia dengan nada tingginya karena Ia tidak suka diperlakukan seperti ini oleh Mark."Kamu harus pulang, Claud







