Share

4. Sama-sama Bodoh

Entah aku harus bagaimana menangani Karina. "Rin? Emangnya bener dia lagi tidur sama cewek lain pas Video call sama kamu?" 

Kutatap mata bulat Karina yang kini menunduk. "I–iya, Ra. Walaupun suara mereka nggak terlalu jelas." 

"Rin, lo kok bego banget sih?!" Aku berdiri memandangi Karina tak percaya. Aliran darah di dalam dadaku seolah ikut tersulut emosi. "Kenapa lo mau aja dikibulin sama si brengsek itu? Bagus deh, kalo dia mau putusin lo. Laki nggak cuma dia doang, Rin. Masih banyak yang lebih baik daripada dia!" Sekonyong-konyong otak Karina telah berada di dengkulnya. Apa yang lebih buruk daripada diselingkuhi secara terang-terangan? Kurang ajar!

"Yaudah mana tuh sekarang mantan lo itu? Biar gue kasih pelajaran sama dia!" 

"Nggak, nggak usah, Ra. Please, jangan." Lihatlah, dengan cepat perempuan di hadapanku ini menyeka air matanya.  Sementara senyum palsu itu kembali ia hamparkan. "Aku nggak papa, kok, Za. Beneran." Dan sekarang dia mencoba tertawa. "Kita beli es krim aja yuk?" 

Tanpa persetujuan dengan sigap Karina menarik tanganku menuju kedai es krim yang tidak jauh dari tempat kami tadi. 

Aku tak tahu, mataku sejenak terasa perih. Dan air mata yang hampir jatuh ke pipiku segera kuhapus. Hatiku pun seperti merasakan hal yang sama. Sempat tak sengaja mataku menangkap dua orang sepasang kekasih yang saling menautkan bibir keduanya sebelum akhirnya payung menghalangi pandanganku dari kedua sejoli di halaman Caffe Move on itu.

Aku menunduk, ikut berlari di tengah guyuran air hujan yang kini mengasihani kami. Lebih tepatnya mengasihani kebodohan kami. "Kamu terlalu idiot, Rin." 

"Iya, aku emang idiot, Ra. Tapi kita nggak jauh beda level, kok," kata Karina seraya terkekeh. Aku tertawa sumbang atas guyonannya. 

Ah, benar, jangan pernah menasehati orang yang memilih menjadi budak cinta. Atau lebih tepatnya; susah move on. 

Masih sebodoh ini rupanya. Nyatanya kilasan kenangan itu masih sulit untuk kulupakan. Dia bahkan tak tau aku sudah menyimpan perasaan ini selama bertahun-tahun.

"Ingat Ra, laki nggak cuma dia doang." Nah, kan, senjata makan tuan. Aku jadi malas jika harus mengaitkan Kirana dalam masalahku. 

"Assalamu'alaikum, permisi, kak," ucap kami berbarengan ketika memasuki mall pada pelayan. Masa bodoh.

"Kamu pilih aja Ra mau yang mana. Hari ini aku yang traktir." 

"Lagi gajian nih ceritanya?"  

"Alhamdulilah pelanggan di butik Mama meningkat pesat, Ra." 

Aku mengangguk paham. "Alhamdulilah, semoga rezeki kalian makin lancar, ya. Aamiin." Karina ikut mengaminkan.

Aku menolak pemberian gratisan? Oh, No! Tak akan kulewatkan! Aku mengembangkan senyumku. Anggap saja ini bayaran karena bersedia menjadi psikolog dadakan Kirana.

Mari kita lihat, apa yang bisa dikuras dari dompet anak DPR sekaligus pemilik butik terbesar di kota Jogja ini? Aku penasaran. 

Karena es krim cepat meleleh sementara aku harus berkeliling dulu, maka melihat benda-benda unyu dan aesthetic adalah pilihan tepat untuk menghilangkan stress. 

Pilihanku jatuh pada gelas-gelas kaca lucu yang meminta untuk dipinang ini. Warnanya yang soft dan motif dedaunan benar-benar memanjakan mata. Aku penasaran, bagaimana rasa air putih dari gelas-gelas kaca ini? Apa seperti meminum Acqua dari Cristallo Tributo a Modigliani? Ah, pikiranku kelu menyebutkan namanya. Atau ... seperti rasa air mata kucing? 

Baiklah. Bagaimana cara mengambil gelas-gelas ini? Aku sedikit berjinjit. Hei, siapa yang menaruh gelas-gelas mungiil ini di rak tinggi seperti ini? 

"Permisi."

Aku sontak menoleh ke samping, pandanganku beradu pada seorang laki-laki yang sedetik menatapku lalu menunduk dan mengalihkan pandangannya pada gelas-gelas kaca itu.

Apa dia laki-laki yang Tuhan kirimkan untuk menjadi penolongku? Wajahnya begitu tampan. Ataukah dia yang Tuhan kirimkan untuk menjadi jodohku? Segera saja aku mundur, memberinya ruang mengambilkan gelas-gelas kaca itu. 

"Terimakasih." Bukan, bukan aku yang mengucapkannya. Tetapi lelaki itu yang langsung saja berjalan menjauhiku. Kurang ajar!

"Hei, itu punyakuu! Sialan. Aku yang duluan nemuiinn!! HEII!!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status