Share

10. Brownies Pandan Nano-nano

Sejenak aku terdiam. Menatap mata polos yang rasanya menaruh harapan penuh. "Insyaallah iya Aunty mau," gumamku, aku bahkan tidak yakin dengan keputusanku. Bayangan Revi dan Bella yang berciuman di cafe masih terngiang di kepalaku.

"Yeaayy!! Makasih, Aunty!" Aku tersenyum membalas pelukan Qonita. "Eh, Ummi maksudnya." Qonita tertawa ceria. Mendengar tawanya mirip seperti tokoh utama dari film kartun Marsha and the Bear.

"Qonita." Aku menoleh begitu mendengar suara yang kukenal. Deg.

"Eh, Uncle Epi!" Qonita berlari dan menghambur pelukan pada seseorang yang tadi kupikirkan.

Mengapa dia bisa ada di sini? Di mana pacarnya? Rasa-rasanya aku ingin tertawa sumbang merutuki diriku sendiri.

Sementara Gerald berjalan lebih di belakang Revi dengan kedua tangan di saku celana dan pandangan yang terkesan ... tak suka? Ah, lupakan. Tunggu, mereka saling kenal?

"Eh, ponakan Uncle. Comot banget, ih. Makan es krim lagi, hm?"

Qonita tertawa riang. "Iya, Uncle. Abi yang ngasih es krimnya, sekalian ju
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status