Home / Romansa / Masuk Ke Novel: Mengubah Takdir Sang Suami / Bab 6: Jejak Koin Kuno di Perpustakaan

Share

Bab 6: Jejak Koin Kuno di Perpustakaan

Author: Carat
last update Huling Na-update: 2025-05-20 08:47:40

*****

Keesokan hari nya, Mira menghabiskan sebagian besar waktu nya di perpustakaan besar mansion Arsenio. Ruangan itu dipenuhi rak-rak buku tinggi yang menjulang hingga langit-langit, aroma kertas tua dan debu bercampur dengan wangi kayu cendana yang samar.

Cahaya matahari pagi yang masuk melalui jendela-jendela besar menerangi partikel-partikel debu yang menari di udara. Mira tidak pernah terlalu tertarik pada perpustakaan di novel nya, karena Mira yang asli lebih suka menghabiskan waktu di taman atau melakukan pekerjaan rumah tangga. Namun, Aurelia selalu mencintai buku dan sejarah.

Ia menyusuri rak demi rak, mencari buku tentang sejarah kuno, terutama Yunani dan Romawi. Ia meminjam beberapa judul yang tampak menarik dan duduk di meja besar di tengah ruangan, mulai membaca dan membuat catatan kecil. Ia perlu terlihat tertarik dan berpengetahuan agar percakapan nya dengan Leonard nanti malam tidak terasa dibuat-buat.

Sambil membaca tentang dinasti-dinasti kuno dan artefak-artefak bersejarah, pikiran Mira juga berkelana. Mendekati Leonard melalui hobinya terasa seperti berjudi. Pria itu sangat tertutup dan menjaga privasinya dengan ketat.

Bagaimana jika ia marah karena Mira tahu tentang koleksi koin kuno nya? Bagaimana jika ia menganggap Mira sedang mencoba mencampuri urusan pribadi nya?Namun, Mira tidak punya banyak pilihan.

Misi sistem sangat jelas: menghabiskan satu jam waktu pribadi dengan Leonard tanpa tujuan bisnis. Dan kesempatan terbaik nya adalah di perpustakaan, mengikuti rutinitas malam Leonard.

Saat malam tiba, setelah makan malam formal yang terasa lebih tenang dari malam sebelum nya, Mira menunggu dengan gelisah di kamar nya. Ia sudah mengenakan gaun tidur sutra berwarna biru tua yang elegan namun sederhana.

Pukul 21.50, ia keluar dari kamar dan berjalan menuju perpustakaan yang terletak di ujung koridor.Ia membuka pintu perlahan. Ruangan itu remang-remang, hanya di terangi oleh lampu meja antik di sudut ruangan.

Leonard sudah ada di sana, duduk di kursi kulit besar dengan buku tebal di pangkuan nya. Ia tampak serius dan tenggelam dalam bacaan nya.Mira menarik napas dalam dan melangkah masuk.

Suara langkah nya di atas karpet tebal tidak terlalu berisik, namun Leonard mendongak. Ekspresi nya datar, tanpa kejutan atau emosi.

"Ada apa?" tanya nya, suara nya pelan.

"Aku tidak bisa tidur," jawab Mira, mencoba terdengar santai.

"Kupikir aku akan mencari sesuatu untuk dibaca." Ia berjalan menuju salah satu rak buku, berpura-pura melihat-lihat judul.

Leonard kembali fokus pada buku nya. Keheningan kembali memenuhi ruangan. Mira merasa sedikit gugup. Ini tidak berjalan sesuai rencana. Ia harus mengambil inisiatif.

Ia berbalik menghadap Leonard.

"Kau sedang membaca apa?" tanya nya, mencoba memulai percakapan.

"Sejarah Perang Peloponnesos," jawab Leonard singkat, tanpa mengalihkan pandangan nya dari buku.Mira mendekat, berpura-pura tertarik pada sampul buku itu.

"Ah, Yunani kuno. Sangat menarik. Aku baru saja membaca tentang peradaban Minoa pagi ini. Mereka memiliki sistem tulisan yang sangat unik."

Leonard akhir nya menurunkan buku nya, menatap Mira dengan sedikit minat di mata nya.

"Kau tertarik pada sejarah?"

"Sedikit," jawab Mira, mencoba merendah.

"Aku selalu terpesona oleh bagaimana peradaban-peradaban kuno membangun masyarakat mereka."

"Kebanyakan orang lebih tertarik pada fiksi," komentar Leonard, nadanya sedikit lebih lembut dari biasa nya.

"Fiksi bisa menarik, tentu saja," kata Mira.

"Tapi sejarah memberikan kita pelajaran nyata tentang sifat manusia, tentang kejayaan dan kejatuhan." Ia melihat ke arah meja di samping Leonard.

Di sana, di dalam kotak beludru terbuka, tergeletak beberapa koin kuno yang berkilauan samar di bawah cahaya lampu.

Mira memberanikan diri.

"Itu koin kuno?" tanya nya, menunjuk kotak itu.

Leonard menegang sedikit.

"Ya." Ekspresinya kembali dingin, seolah Mira telah melanggar batas pribadi nya.

"Mereka tampak sangat tua," kata Mira, mencoba tidak terlihat terlalu tertarik.

"Dari periode mana?"Leonard terdiam sejenak, menatap Mira dengan tatapan menyelidik. Kemudian, perlahan,

ia menjawab, "Beberapa dari periode Romawi, beberapa dari Yunani kuno. Ada juga beberapa dari peradaban Mesopotamia."Mira mengangguk pelan.

"Aku pernah membaca tentang mata uang kuno. Mereka bukan hanya alat tukar, tapi juga membawa sejarah dan seni pada masa nya."

Ia mengingat beberapa detail yang ia baca pagi ini tentang drachma Yunani dan denarius Romawi.Leonard tampak sedikit terkejut.

"Kau tahu tentang itu?"

"Sedikit saja," jawab Mira merendah lagi.

"Aku hanya penasaran. Koleksi yang menarik." Ia mencoba mengalihkan perhatian nya kembali ke rak buku, memberikan Leonard ruang.Namun, Leonard tidak kembali membaca. Ia justru menatap Mira. Setelah beberapa saat, ia berkata,

"Kau tertarik pada koin-koin itu?"Mira berbalik, mencoba menyembunyikan kegembiraan nya.

"Ya, sedikit. Aku selalu mengagumi artefak yang bisa bertahan selama berabad-abad."Leonard terdiam lagi, tampak sedang mempertimbangkan sesuatu. Kemudian, dengan nada yang lebih terbuka dari sebelumnya, ia berkata,

"Aku bisa menunjukkan beberapa padamu, jika kau mau."Jantung Mira berdebar sedikit lebih cepat. Ini berhasil!

"Aku akan sangat menghargai nya," jawab nya, mencoba menyembunyikan antusiasme nya.

Leonard mengulurkan tangan ke arah kotak beludru. Ia mengambil satu koin perak kecil yang tampak aus.

"Ini adalah tetradrachma dari Athena. Berasal dari abad ke-5 SM. Kau bisa melihat gambar burung hantu di satu sisi, simbol dewi Athena."

Mira mendekat dan mengamati koin itu dengan seksama.

Ia ingat membaca tentang koin ini pagi ini. Ia bertanya beberapa pertanyaan spesifik tentang simbolisme dan sejarah koin tersebut. Leonard menjawab dengan sabar, mata nya menunjuk kan sedikit antusiasme yang selama ini tersembunyi.

Mereka menghabiskan lebih dari satu jam berikutnya berbicara tentang koin kuno, sejarah peradaban kuno, dan mitologi. Leonard menjelaskan dengan detail tentang setiap koin dalam koleksi nya, menceritakan kisah di balik nya.

Mira mendengarkan dengan penuh perhatian, sesekali mengajukan pertanyaan cerdas yang menunjukkan minat nya yang tulus.Untuk pertama kali nya, Mira melihat sisi lain dari Leonard Arsenio.

Bukan pengusaha dingin dan kaku, melainkan seorang pria dengan minat yang mendalam dan pengetahuan yang luas tentang sesuatu yang sangat personal bagi nya. Ia berbicara dengan semangat yang tidak pernah Mira lihat sebelum nya.Saat jam menunjukkan hampir pukul sebelas malam, Leonard tampak terkejut.

"Sudah selarut ini," gumam nya, melihat jam tangan nya. Waktu berlalu begitu cepat saat mereka berbicara.

[Misi berhasil! Anda telah menghabiskan waktu pribadi lebih dari 1 jam dengan Leonard Arsenio tanpa tujuan bisnis yang jelas. Hadiah: 15 Poin Takdir. Afinitas Romantis Leonard Arsenio: +4%. Total Poin Takdir: 47.]

Sistem bersuara riang di kepala Mira. Afinitas Leonard meningkat lagi! Dan yang lebih penting, ia merasa ada jembatan kecil yang telah terhubung di antara mereka.

"Terima kasih sudah berbagi koleksimu, Leonard," kata Mira tulus. "Itu sangat menarik."

Leonard mengangguk kecil. "Terima kasih sudah menunjukkan minat." Ada jeda singkat, lalu ia menambahkan dengan nada yang hampir canggung, "Mungkin... lain kali kita bisa melihat yang lain."

Mira tersenyum lembut. "Aku akan sangat menyukainya."

Mereka berdua berdiri. Suasana di perpustakaan terasa berbeda dari sebelumnya. Ada kehangatan kecil yang menggantikan kekakuan yang biasanya mendominasi interaksi mereka.

"Selamat malam, Mira," kata Leonard, tatapannya bertemu dengan mata Mira sejenak, lebih lama dari biasanya.

"Selamat malam, Leonard," balas Mira, merasakan kehangatan yang sama

Saat mereka berjalan keluar dari perpustakaan dan menuju kamar masing-masing, Mira merasa harapan tumbuh di dalam hatinya. Ia mungkin bisa mengubah takdirnya. Ia mungkin bisa menjembatani jurang pemisah antara dirinya dan Leonard. Jejak koin kuno di perpustakaan telah membuka jalan yang tak terduga.

*****

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Masuk Ke Novel: Mengubah Takdir Sang Suami    Bab 18: Romansa yang Merekah dan Ujian yang Mendekat

    ***** Setelah malam yang penuh pengungkapan di Sanctuary Sejarah dan ciuman pertama mereka, hubungan Mira dan Leonard memasuki fase baru yang mengejutkan. Dinding es yang selama ini memisahkan mereka akhir nya runtuh, di gantikan oleh kehangatan dan pemahaman yang tulus. Leonard, yang tadi nya kaku dan pendiam, kini menunjuk kan sisi lembut dan perhatian nya. Pagi setelah kejadian itu, sarapan terasa berbeda. Leonard tidak lagi tenggelam dalam korannya. Ia sesekali mencuri pandang ke arah Mira, dan senyum tipis yang seringkali hanya terlihat di sudut bibir nya kini lebih jelas dan hangat. Mira, yang merasa lebih ringan dan bahagia, membalas senyumnya. "Aku sudah mengatur jadwal mu hari ini," kata Leonard, suaranya tenang. "Kau bisa bergabung denganku di ruang kerja, jika kau mau. Ada beberapa dokumen lama yang mungkin menarik perhatianmu." Mata Mira berbinar. Ini adalah undangan ke dunia bisnis Leonard, sesuatu yang belum pernah ia bayangkan sebelum nya. "Tentu saja, Leonard. Aku

  • Masuk Ke Novel: Mengubah Takdir Sang Suami    Bab 17: Harta Karun Tersembunyi dan Hati yang Terbuka

    ***** Setelah makan siang, Mira menunggu Leonard di ruang tamu dengan perasaan berdebar. Pertanyaan tentang "sesuatu yang penting" yang ingin di tunjuk kan Leonard terus berputar di benak nya. Ini terasa seperti terobosan besar. Leonard yang tertutup kini bersedia membuka diri. Tepat waktu, Leonard muncul. Ia mengenakan kemeja kasual yang lebih longgar dari biasa nya, dan rambut nya sedikit berantakan, memberikan kesan lebih santai dan... manusiawi. Senyum tipis nya di bibir membuat hati Mira menghangat. "Sudah siap?" tanya Leonard. Mira mengangguk, berdiri. "Tentu saja." Leonard tidak membawa Mira ke mobil, melainkan ke arah bagian belakang mansion yang belum pernah Mira kunjungi sebelum nya. Mereka berjalan melewati koridor -koridor yang lebih tua, dengan lukisan- lukisan keluarga kuno tergantung di dinding. Akhir nya, mereka berhenti di depan sebuah pintu kayu besar, tersembunyi di balik sebuah permadani usang. Leonard mengeluarkan kunci kuningan berkarat dari saku celan

  • Masuk Ke Novel: Mengubah Takdir Sang Suami    Bab 16: Bayangan Masa Lalu dan Penyelidikan Mira

    ****** Malam setelah pesta ulang tahun Leonard yang berakhir canggung itu, Mira merasa gelisah. Perasaan hangat yang mulai tumbuh antara diri nya dan Leonard kini terasa tertutupi oleh kabut dingin masa lalu yang di bawa oleh foto -foto Clara. Afinitas Leonard yang menurun adalah bukti nyata betapa insiden itu mempengaruhi nya. Mira tahu ia harus bergerak cepat. [Misi: Perbaiki kerusakan emosional yang di timbulkan oleh Clara. Cari tahu kebenaran di balik foto-foto Clara, terutama foto di Italia. Batas waktu: 48 jam. Hadiah: 40 Poin Takdir. Kegagalan: Penurunan Afinitas Romantis lebih lanjut, hubungan akan stagnan.] Mira menghabiskan sisa malam itu memikirkan cara untuk mengungkap kebenaran. Pagi berikutnya, Leonard tetap diam dan dingin, seperti dirinya yang dulu. Ia menghindari kontak mata dan hanya berbicara seperlu nya saat sarapan. Ini membuat Mira semakin bertekad. Ia harus memecahkan misteri ini. Mira memulai penyelidikan nya dengan berbicara pada Sistem Penulis Takdir. "Si

  • Masuk Ke Novel: Mengubah Takdir Sang Suami    Bab 15: Ulang Tahun Leonard dan Perangkap Clara yang Cerdik

    ***** Ketenangan setelah serangan media Clara tidak berlangsung lama. Mira tahu bahwa Clara tidak akan menyerah, dan naluri penulisnya mengatakan bahwa serangan berikut nya akan jauh lebih pribadi dan canggih. Tidak lama setelah misi manajemen rumah tangga selesai, Sistem Penulis Takdir memberikan peringatan baru yang membuat Mira merinding. [Peringatan: Clara sedang merencanakan serangan yang lebih pribadi dan licik, menargetkan kelemahan emosional Leonard dan ikatan keluarga. Waspadalah terhadap manipulasi halus di sekitar Anda.] Ini berarti Clara tidak lagi hanya mengandalkan gosip atau media murahan. Ia akan mencoba menusuk lebih dalam, mungkin melalui orang- orang yang dekat dengan Leonard, atau dengan memanipulasi situasi yang sensitif. Mira harus sangat hati-hati. Beberapa hari kemudian, Nyonya Caroline menghubungi Mira dan Leonard. "Leonard, Mira, kalian tahu ulang tahun Leonard yang ke-35 akan datang," kata Nyonya Caroline melalui telepon. "Aku tahu Leonard tidak pernah

  • Masuk Ke Novel: Mengubah Takdir Sang Suami    Bab 14: Membalikkan Keadaan dan Taktik Baru Clara

    ****** Kemenangan Mira atas Arthur Finch dan penggagalan skandal yang direncanakan Clara memberikan perasaan lega sekaligus dorongan kepercayaan diri. Ia tahu ini hanya lah salah satu babak dalam pertarungan panjang melawan Clara, tapi ia berhasil membalik kan keadaan. Kini, ia menunggu Finch untuk mulai menerbitkan cerita tandingan tentang Clara. Mira kembali pada rutinitas hariannya, namun dengan kewaspadaan yang lebih tinggi. Ia terus memantau kabar dari sistem tentang pergerakan Clara. Beberapa hari berlalu, dan belum ada tanda - tanda artikel Finch muncul. Mira mulai sedikit khawatir, bertanya - tanya apakah Finch akan menepati janjinya. Namun, di hari keempat setelah pertemuan Mira dengan Finch, sebuah berita mengejutkan muncul di tabloid terkemuka. Bukan skandal, melainkan sebuah artikel yang disajikan sebagai "investigasi mendalam" tentang intrik di kalangan sosialita kelas atas, yang menyoroti bagaimana beberapa individu menggunakan media untuk keuntungan pribadi atau u

  • Masuk Ke Novel: Mengubah Takdir Sang Suami    Bab 13: Perang Dingin dan Perangkap Media

    ****** Firasat Mira tidak salah. Clara dan Arthur Finch adalah kombinasi berbahaya. Clara memiliki motif pribadi dan koneksi sosial, sementara Finch adalah jurnalis tabloid tanpa etika yang haus skandal. Begitu mereka tiba di rumah setelah kunjungan galeri, pikiran Mira langsung berputar mencari strategi untuk menghadapi ancaman ini. Ia tahu ini bukan lagi sekadar gosip salon, melainkan serangan yang terorganisir untuk menjatuhkan reputasinya dan, secara tidak langsung, reputasi Leonard. Mira memutuskan untuk tidak langsung memberitahu Leonard. Pria itu sudah memiliki banyak tekanan bisnis, dan ia tidak ingin Leonard berpikir dirinya cemas atau terlalu terlibat dalam intrik sosial rendahan. Leonard mungkin juga akan menganggap ini sebagai masalah sepele yang bisa ia tangani sendiri dengan kekuasaan, padahal terkadang, intrik media membutuhkan kecerdikan, bukan hanya kekuatan. Mira harus mengurus ini dengan caranya sendiri, setidaknya pada awalnya. Ia membuka Sistem Penulis Takdi

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status