Bara Sang Pemgembara
Bab 8 "Malih! Malih!" panggil bang bolot depan pintu rumah bang Malih.Bang Malih mendengar suara sahabatnya.
"Apaan sih, berisik lu!" Bang Malih berada di belakang bang Bolot."Malih! Lama banget sih. Main kuda-kudaan apa. Malih! Budek banget tuh orang."
"Seh, dia ngatain gua budek. Apa kaga salah," ucapnya.
Bang Malih menepuk punggung temannya kasar." Apaan gua di belakang elu!" Bang Malih berbicara tepat di telinga bang Bolot.
"Gak usah teriak-teriak gua udah denger," sungut Bolot kesal.
"Lah, elu. Gua panggilin kaga nyaut. Ngapain elu cari gua?"
"Kangen," ucapnya tersipu malu.
"Ah! Ih jijay gua bukan pacar elu."
Bang Bolot memperlihatkan gigi kuda. Kumisnya ia putar-putar.
"Bolot!" panggil seseorang dari dalam rumah.
"Bini elu ada di dalam?" tanya bang Bolot dengan wajah panik.
"Elu, kala
Bara Sang PengembaraBab 9"Tolong! tolong!" teriak suara perempuan di sekitar komplek perumahan. Bara mencari sumber suara tersebut.Ia menghentikan motor dan mencari suara tersebut."Tolong! Tolong!""Suara siapa itu?" Bara merasakan hawa yang sangat kuat.Sesuatu yang pernah ia rasakan. Ia berlari ke arah belakang rumah besar. Tak ada apa-apa di sana.."Tolong! Rampok!"Bayang-bayang seorang wanita yang diseret paksa dan disetubuhi dengan brutal terlihat jelas. Ia meraung-raung agar tak disakiti. Empat lelaki bergilir melakukan hal senonoh itu. Tanpa rasa iba dan ampun.Rintihan menahan rasa sakit dan nyeri terlihat di matanya. Bara merasakan juga.Air mata mengalir dengan deras. Tatapan wanita itu mengarah ke pojok lemari agar menjauh.Seorang anak kecil menatap ibunya yang diperlakukan kasar. Menghampiri wanita yang telah melahirkan ke dunia. Mera
Bara Sang PengembaraBab 10Mereka sampai di sebuah rumah besar berada paling pojok. Rumah disekitar tak kalah besar dengan rumah tersebut. Tembok menjulang tinggi. Tak ada penjaga rumah."Kenapa tak ada penjaga rumah sebesar ini?""Ada, mereka disekap dalam kamar mandi dan sebagian telah digorok lehernya.""Astaga, mereka kejam." Menatap rumah besar bercat biru muda. Mobil jeep hitam terparkir di halaman.Bara menyembunyikan motornya di bawah pohon. Ia mengendap masuk ke dalam melalui pagar belakang."Apa yang harus aku lakukan?" ucap Bara dalam hati.Mengintip mereka di balik kaca. Terdapat dua orang di ruang televisi. Mereka tepar tak berdaya. Di tangan kanan salah satu penjahat itu mengengam minuman keras."Mereka sudah mabuk dan tak sadarkan diri. Baiklah waktunya beraksi.""Tunggu!" cegah Harto, pria berseragam."Ada apa?" bisik Bara.
Bara Sang PengembaraBab 11"Ayo, kita siksa anak ini hingga mati berdiri. Gak tahu kita ini siapa. Sok banget ngelawan kita," ucap lelaki berpakaian coklat."Dia cari mati!"Ilmu kebal tak asing lagi di Indonesia. Secara umum hal ini berarti suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menjadikan tubuh seseorang menjadi tidak dapat dilukai oleh senjata.Manfaat ilmu kebal sendiri pada era kolonial banyak digunakan oleh para pendekar silat guna melengkapi kemampuan atau keterampilan di dalam bela diri.Namun di era modernisasi seperti sekarang ini, silat dan ilmu kebal sering digunakan untuk tindak kriminal dan premanisme."Kalian tidak memiliki ilmu kebal," ucap Bara tersenyum menyeringai.Melihat kelakuan mereka, ilmu yang mereka miliki bukan ilmu kebal seperti debus. Mereka telah berzina, meminum alkohol hingga mabuk. Pantangan bagi pemilik ilmu tersebut."Sok tahu Lu! Kami tak bisa berdar
Bara Sang PengembaraBab 12"Siapa yang ganggu mereka. Kami hanya memberikan pelajaran yang setimpal," ucap wanita itu datar."Kalian sudah membunuh mereka. Apa salah mereka?""Mereka telah menganggu kami." Tersenyum sinis."Tak ada yang menganggumu. Kamu yang membuat masalah." Bara menahan emosinya. Wanita bermata sipit tak memiliki perasaan."Keluarga mereka telah mengusik kenyaman kami! Tahu apa kamu!""Apa yang mereka lakukan sehingga kamu begitu membenci mereka?""Kamu tahu. Mereka sudah membunuh anakku dan memenjarakan suamiku.""Suamimu punya kesalahan dan harus dihukum.""Sok tahu kamu! Suamiku tak bersalah begitu juga anakku. Mereka' lah penyebabnya. Kalau saja mereka tak mengusik dan ikut campur. Hidup kami akan bahagia. Mareka telah melaporkan kami ke polisi. Memberitahukan keberadaan kami."Bara sudah menduga kalau wanita itu adalah keluarga pe
Bara Sang PengembaraBab 13Gigi runcing di wajah makhluk merah menancap di leher. Para anak buah Lea menjerit kesakitan dan meminta tolong. Apa ini hukuman untuk mereka yang telah menganut ilmu sesat."Astaga makhluk apa mereka?" Bergidik ngeri menatap makhluk yang lapar dan haus."Berani juga kamu datang. Kalau kamu mati, aku adalah orang yang pertama menikmati tubuhmu. Kuhisap darahmu hingga tak tersisa. Ha ... ha ....""Begitu percaya diri sekali kamu. Tak akan ada yang bisa mengalahkanku," ucap Bara lantang."Ayo kita buktikan kalau kamu bisa aku kalahkan. Bersiaplah!"Ia mengeluarkan asap berwarna hijau dari mulutnya. Seperti naga yang mengeluarkan api.Bara menghindari dengan melompat ke lantai atas. Tubuhnya menjadi ringan tanpa berat badan. Melompat ke segala penjuru.Makhluk itu menyerang Bara kembali dengan senjata berbeda. Mengeluarkan kelelawar kecil dari telapak tanga
Bara Sang PengembaraBab 14Sang Raja terbatuk-batuk mengeluarkan cairan hijau dari mulutnya.Uhk! Uhk!"Saatnya pembalasanku!" ucap Bara lantang. Membuka mata perlahan.Bola mata Bara berubah menjadi merah. Merasakan kekuatan lain dalam tubuh. Tangan terangkat. Sebuah bola kecil keluar dari telapak tangan, berputar-putar kencang.Melempar ke arah Raja Merah. Tubuh makhluk itu terisap ke dalam. Berteriak-teriak meminta ampun.Bara tak peduli, makhluk itu harus dibinasakan."Argh! Ampun! Tidak!"Rasa panas menjalar ke dalam tubuh Raja Merah. Perlahan tubuhnya terhisap dan terbakar di dalamnya.Menjerit-jerit kesakitan, panas, sakit, dan perih." Tidak!" teriak raja untuk terakhir kalinya.Bara segera masuk ke raganya. Terlalu lama di dunia lain berbahaya bagi rohnya. Bara membuka mata perlahan. Sosok Harto berdiri di depannya.
Bara Sang PengembaraBab 15 Bara sibuk di kandang kambing. Mengeluarkan beberapa kambing dan mengikatnya di pohon. Hanya tiga ekor yang diikat Bara. Sedangkan yang lain dibiarkan saja. Kambing yang lain akan kembali mendekati teman-temannya. Bara membersihkan kandang dari kotoran hitam bulat menumpuk serta rumput-rumput kering. Pekerjaan ini sering dilakukan Bara seketika di kampung. "Bara, ini uang gaji elu." Bang Malih memanggjlnya dan menyodorkan uang tiga puluh lembar berwarna merah ke arah Bara. Pemuda itu sedang memberikan rumput kepada kambing setelah kandang bersih. "Alhamdulillah, terima kasih, Bang." Membungkukkan tubuh hingga 90 derajat membentuk siku-siku. "Iya, sama-sama. Semoga berkah." Menepuk bahu Bara. Bara sengaja mengumpulkan gajinya selama 2 bulan. Kemarin meminta uang kepada bang Ms"Bang, boleh pinjem ponselnya?" Izinnya malu-malu. Ponsel Bara rusak akibat inside
Bara Sang Pengembara Bab 16Selama perjalanan, lelaki itu berbicara dengan temannya. Bara mendengar dengan jelas. Matanya terpejam, tapi telinga mendengar. Bus masih belum berjalan. "Kita harus segera sampai. Bos pasti marah. Dari tadi telepon terus," ucap salah satu dari mereka. "Boy, gua bilang bawa motor aja. Elu kaga mau." "Gua kaga punya SIM Jay. Elu tahu sendiri KTP gua belum jadi." Terkekeh sendiri. "Elu juga bukannya bikin. Umur dua puluh dua tahun kaga punya SIM. Badan doang gede takut sama polisi," ledek pemuda bernama Jaya. "Kayak kerjaan elu bener aja, Boy." Meninju pelan bahu temannya." Emangnya elu punya KTP?" "Punya, dong. NPWP aja gua punya." "Elu tahu sendiri, gua cuma lulus SD." "Tapi, jangan lalai juga. KTP itu penting. Kerja di Jakarta masa gak punya KTP." "Iya, besok gua bikin biar bisa kawinin Leha." "Alah, Leha janda ke