Share

Bab 44. Tidak Kuat lagi

"Sayang .... Kamu sudah tidur?" Suara Pak Mahendra terdengar dekat. Aku langsung memejamkan mata pura-pura tidur. Terasa ada yang duduk di tepi ranjang. Tidak selang beberapa lama seperti dia berbaring di belakangku.

"Kamu belum tidur, kan?" bisiknya ditelingaku dan sesekali mengecup rambut ini.

"Kak .... tangannya," ucapku serak saat dia melingkarkannya diperutku.

"Kamu belum tidur, kan?"

Kali ini dia menyibak rambutku dan memberikan kecupan kecil. Jantungku yang tadi hampir terlepas, sekarang benar-benar lepas. Aku tercekat tidak kuasa menghindar, bahkan saat dia membalikkan tubuh ini.

"Kak ...." Dia tersenyum dan bergerak cepat membungkamku.

.

.

.

"Aduh!" teriakkannya.

Ulah tanganku yang penasaran dengan pemandangan tadi membuat dia berteriak.

"Maaf, Kak!"

Aku langsung duduk dan membuka piyamanya memastikan lukanya aman. Tentunya serambi memuaskan penasaranku. Sepertinya aku sudah teracuni olehnya.

"Tidak berdarah, sih. Aman. Kak Mahe, sih. Kenapa juga harus pindah tempat tid
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status