Share

Bab 48. Berpacu

"Capek?"

Pertanyaan Pak Mahendra terlontar memecah keheningan di dalam mobil. Setelah meninggalkan istana itu. Kami disibukkan dengan pikiran masing-masing. Banyak sekali pertanyaan di kepalaku, kenapa, siapa, bagaimana, seandainya, semua berjubal minta dibebaskan.

"Capek kenapa? Kita hanya makan," jawabku singkat. Bingung akan menjawab apa, sedangkan pertanyaan sudah membuatku pusing.

"Capek mendengarkan cerita Mama."

Aku hanya tersenyum dan menggeleng. Seandainya dia bertemu Ibu yang tidak berhenti bicara dari bangun sampai tidurnya. Atau, menemani Bapak nongkrong di depan dari kopi gelas pertama sampai kelima. Pasti dia akan memakluminya.

"Kita mampir ke rumahku dulu, ya? Selama ini, kamu belum pernah aku ajak," ucapnya sambil membelokkan ke hunian yang dijaga dua Satpam. Mereka langsung berdiri tegap dan membungkukkan badan. Pintu gerbang tinggi terbuka dengan sendirinya.

Kesan maskulin begitu kental. Warna abu-abu dan hitam mendominasi. Lampu taman menghiasi dibeberapa sudut,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status