"Don Victorino lihat ini!" seruan Erasmo membuat Victorino kembali teralih pada tablet yang sudah berada di tangan asisten pribadinya itu. Yang entah sejak kapan ponsel Belinda berada di tangan Cecil, hingga kamera belakang ponsel itu mengarah pada Belinda yang sedang menghapus air matanya dan menenangkan dirinya itu. Sepertinya Cecil meletakkan ponsel Belinda di kantong atas seragamnya dengan kamera yang mengarah ke depannya. Belinda terduduk di lantai, dengan air mata yang terus mengalir ke pipinya. Sementara punggungnya bergetar karena isakannya. Wanita itu begitu sedih, begitu terpukul atas kepergian papánya hanya karena ambisi seseorang. Jemari Victorino membuat gerakan menghapus air mata Belinda di layar tabletnya, seolah tengah mengusap pipi wanita yang paling ia cintai itu, yang sangat ingin ia lakukan saat ini. Kalau Victorino dapat membangkitkan kembali orang yang sudah mati hanya demi bisa menghukumnya lagi dan lagi, ia akan melakukannya pada Lorenzo, karena telah menyeb
Victorino melihat Belinda yang menjauhkan diri dari Felipe sejauh jangkauan tangannya agar dapat melihat putranya itu, "Kata siapa mereka menjauhkanmu hanya karena masalah itu? Apa salah satu dari mereka yang mengatakannya?" tanyanya. "Tidak ada satupun dari mereka yang mengatakannya langsung padaku. Tapi ... Ada salah satu teman wanitaku yang mengatakannya padaku, kalau mereka takut berbuat salah padaku, karena GG terkenal menyeramkan di negara ini, Má." "Ah, jadi karena itu? Kamu tahu sendiri kan GG hanya terlihat tegas saja, namun hatinya baik, ya kan?" Felipe terdiam. Seolah tidak setuju dengan apa yang Belinda ucapkan itu. Hingga kahirnya Belinda kembali berbicara, "Kamu tidak menyukai GG?" "Terlalu banyak aturan di tempat ini, Má. Aku seperti tinggal di zaman Victoria saja," keluh Felipe. Anak seusia Felipe sudah dapat membandingkan zaman modern seperti sekarang ini dengan zaman Victoria, mungkin karena putranya itu telah banyak membaca buku hingga pemikirannya menjadi jau
Jantung Victorino berdetak cepat saat putranya itu melangkah mendekat dengan mata yang tak lepas dari kamera seolah tengah menatap Victorino, "Kamu masih di sana, Tío Rino? Jangan pernah mengintip Mamá saat Mamá sedang berganti pakaian! Atau aku akan membuat perhitungan padamu!" ancamnya sebelum merebut ponsel Belinda dari Cecil dan mematikan ponsel itu. "Sial! kenapa anak itu bisa tahu?" geram Victorino sambil menatap tajam Erasmo. "Bukan saya yang memberitahunya, Don Victorino," sangkalnya sebelum tuduhan Victorino tertuju padanya. "Lalu siapa? Cecil?" Sesuai dengan dugaan Erasmo kalau Victorino pasti akan mengira cecil lah yang telah membocorkannya pada Felipe. Namun ia yakin seratus persen kalau Cecil tidak akan pernah melakukan itu. "Saya juga yakin kalau cecil tidak akan berani membocorkan ini pada siapapun, Don Victorino." "Hanya kita bertiga saja yang mengetahui hal ini! Yang pastinya bukan saya yang memberitahu Felipe, hanya tersisa kalian berdua. Dan yang saat ini bera
"Kalian hanya akan pergi berdua saja? Apa GG mengizinkannya?" tanya mama Juana saat Belinda dan Felipe telah siap berangkat ke toko buku untuk mencari buku yang Felipe inginkan. "GG sedang tidak ada di rumah. GG sedang pergi dengan Henry untuk mengurus izin pernikahan kami," jawab Belinda dengan santai. Mendengar Belinda mengucapkan pesta pernikahannya dengan Henry sesantai itu, mama Juana kembali meyakinkan putrinya itu, "Apa kamu yakin Belle, kamu akan menikah dengan pria yang sama sekali tidak kamu cintai itu?" "Kenapa tidak? Toh Henry telah bersikap baik padaku, dan juga pada Felipe." "Itu saja tidak akan cukup untuk memulai hidup baru kamu dengannya, Belle. Jangan sampai nanti kamu menyesal karena kamu mau menerima pernikahan ini dengan begitu mudahnya, kamu tidak berani untuk menolak keinginan GG kamu itu." "Kenapa aku harus menolaknya, Má? Sementara Henry adalah tunanganku. Katakan, kenapa aku harus menolaknya?" Belinda sengaja memancing kejujuran mama Juana. Apakah akan
"Kalian mau ke mana?" tanya Duke William saat berpapasan dengan Belinda dan Felipe di pintu masuk Mansionnya. "Felipe mau membeli buku yang hanya ada di toko X, GG. Aku akan menemaninya ke sana," jawab Belinda. "Tidak bisa! Sudah berapa kali GG tegaskan, kalian berdua tidak diperkenankan keluar dari Mansion ini setidaknya sampai kamu menikah dengan Henry, Belle!" "Apa hubungannya kepergian kami dengan pernikahan aku dan Henry, GG? Apa dengan perginya kami sekarang akan mengubah pernikahan aku dengan Henry?" Belinda masih mencoba menutupi kenyataan kalau ingatannya telah kembali. Ia belum mau mengatakan kebenaran itu pada Duke William. "Sudah berkali-kali GG tegaskan untuk jangan keluar rumah sebelum kamu menikah! Turuti saja perintah GG itu dan jangan banyak tanya lagi, Belle!" tegas Duke William. Belinda dapat merasakan remasan erat tangan Felipe pada tangannya, dan ia pun mengerti apa yang sedang putranya itu rasakan saat ini. Ketidaknyamanan, atau sedang menahan amarahnya sen
"Apa pria yang bekerjasama dengan GG dalam hal membohongi aku mengenai pertunangan kami itu bisa disebut dengan pria baik? Kalau memang Henry sebaik yang GG ucapkan itu, Henry pasti tidak akan mau terlibat ke dalam sebuah kebohongan yang cepat atau lambat aku pasti akan mengetahuinya juga, GG!" sangkal Belinda. "Belle ... " "Kalau awalnya saja pria itu sudah berani berbohong, bagaimana dengan kehidupan kami kedepannya? Sebuah kebohongan, mau apapun alasan yang melatarbelakanginya, itu tetaplah bukan sebuah kebaikan yang harus dilakukan, GG. Terutama pada wanita yang menurut pria itu ia cintai!" "GG yang memaksanya untuk menuruti keinginan GG untuk berpura-pura menjadi tunangan kamu, Belle. Memang awalnya Henry menolak, tapi cintanya yang begitu besar padamu membuat pria itu pada akhirnya menyetujuinya juga. Karena GG mengancamnya akan menjauhkanmu darinya untuk selama-lamanya. Jadi, jangan salahkan Henry dalam hal ini," jelas Duke William. "Termasuk juga cerita khayalan tentang hub
"Apa kau berniat bunuh diri, Belle?" tanyanya. "Mungkin ya, apalagi yang harus aku lakukan saat aku tidak ingin menghabiskan sisa hidupku dengan seorang pria pembohong yang sama sekali tidak aku cintai itu? Aku tidak akan dapat melewatinya dengan baik, GG. Bahkan hanya sekedar membayangkannya saja aku tidak bisa," jawab Belinda dengan santai. Seolah membahas masalah hidup matinya seringan membahas cuaca hari itu. Ia tidak peduli lagi dengan hidupnya sendiri. Yang ia tahu, Duke William pun tidak akan berumur panjang lagi. Yang pastinya Victorino akan segera mengambil Felipe dan membawamya pulang ke Madrid, tempat yang sangat putra mereka itu cintai. Dan jika Felipe sudah berada di tangan Victorino, Belinda baru akan bisa tenang di alam kuburnya nanti. "Bahkan malaikat pencabut nyawa pun tidak akan dapat mengambil nyawamu tanpa seizin GG!" ucap Duke William dengan penuh percaya diri. "Apa kamu akan bertindak sebagai Tuhan GG? Hebat sekali dirimu. Kalau begitu lebih baik aku menyemb
Sambil menuntun Felipe, Belinda memasuki toko buku yang ingin putranya itu datangi, toko buku yang tidak jauh berbeda dengan toko buku lainnya. Hanya saja toko buku ini lebih banyak bersisi buku-buku import dengan bermacam bahasa. Buku yang mampu memancing rasa ingin tahu Felipe. Belinda tahu, ada beberapa pengawal yang ditempatkan Duke William di toko itu untuk memantau kegiatan Belinda dan juga Felipe. Ia telah menyadarinya sejak mobil yang ia, Felipe dan juga Cecil naiki keluar dari Mansion Duke William. Mungkin GGnya itu takut kalau mereka bertemu dengan Victorino dan akan membuat Belinda mengingkari janjinya untuk menikahi Henry. Lagipula hal itu tidak akan mungkin terjadi, Victorino bukanlah Tuhan yang dapat mengetahui Belinda dan Felipe tengah berada dimananya. Atau sedang melakukan rutinitas apa hari ini. Kecuali kalau Cecil yang membocorkannya, tapi wanita itu telah bersumpah untuk tidak memberikan informasi apapun baik pada Erasmo maupun pada Victorino. Mereka masuk sema