Share

Bab 14.

Author: Ellea Neor
last update Last Updated: 2024-12-22 15:22:17

Clara merasa Sebastian sengaja mengerjai dirinya. Laporan keuangan 10 tahun yang lalu? Sedangkan dirinya baru bekerja 3 tahun. Yang benar saja?

Saat ini Clara sedang berdiri di ambang pintu gudang penyimpanan dokumen. Ditemani Ramon, Clara menatap rak yang berjajar rapi di hadapannya dengan tatapan malas.

“Rak sebelah sana adalah rak penyimpanan berkas keuangan. Tuan Bastian ingin Anda mencari laporan bulan yang mengalami penurunan, jika sudah selesai, segera berikan pada saya,” ujar Ramon. Ramon merasa sudah berbaik hati karena telah menunjukkan tempat di mana Clara harus mencari berkas tersebut.

“Tuan Ramon, bolehkan saya tanya sesuatu?” tanya Clara.

“Silakan!” suara Ramon terdengar tidak senang.

“Kalau boleh tahu, untuk apa berkas tersebut? Apakah sangat penting sehingga saya harus mencarinya sedangkan jam kerja berakhir sebentar lagi?” Clara bertanya sembari menatap arloji di pergelangan tangannya.

“Kalau Tuan yang meminta, itu artinya sangat penting,” jawab Ramon.

“Masih ada oran
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 263.

    Sebastian dan Ramon saling memandang dalam diam, seolah berusaha membaca pikiran satu sama lain tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Tatapan mereka penuh makna, mencerminkan kebingungan yang sama mengenai langkah yang harus diambil selanjutnya. Di antara ketegangan yang menggantung di udara, perhatian mereka kemudian terarah kepada sosok Richard yang berdiri beberapa meter dari tempat mereka berada. Pria paruh baya itu tampak sibuk menyesuaikan letak topi kebun berwarna cokelat lusuh yang menutupi sebagian rambut hitamnya. "Ayah," panggil Sebastian. Bukannya menjawab, Richard justru memeriksa benda yang melingkar di pergelangan tangannya. "Ini sudah pukul berapa?" Sebastian dan Ramon kembali saling memandang, kali ini dengan raut wajah yang sarat kebingungan. Kerutan halus tampak di dahi keduanya, seolah mencoba mencari jawaban atas sikap Richard yang tiba-tiba berubah dingin. "Kenapa kalian baru datang? Harusnya kalian datang lebih pagi dari kemarin!" Kali ini nada bicara Richard

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 262.

    Clara membelalak, matanya membesar dalam ketakjuban. Jantungnya berdegup kencang, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Perasaan terkejut menyergap dirinya dengan cepat. Namun, di balik keterkejutan itu, tumbuh kehangatan yang begitu manis di dalam hatinya. Untuk sesaat dia terdiam, mencoba mencerna kenyataan yang kini terbentang di hadapannya. "Jadi Ayah menerimamu?" Clara harus memastikannya lagi. Sebastian mengernyitkan dahi. "Kamu terlihat senang?" Sebastian balik bertanya. Tatapannya menyipit. "Tentu saja aku senang. Kamu tahu sendiri kan bagaimana Ayah?" Clara menatap suaminya dengan tatapan intens. Sebastian mengangguk paham. "Ya, dia sangat sulit ditaklukkan," cetusnya. Ingatan terlempar pada saat pertemuan pertama mereka. Kesalahan besar dilakukan Sebastian, harusnya sebelum menikahi Clara, dia harus menemui mereka. Tetapi Clara telah mengandung terlebih dahulu kala itu. Itu Sebabnya Sebastian harus melakukan pernikahan dengan cepat. Dia ingin member

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 261.

    Richard terdiam sejenak setelah mendengar penuturan Sebastian. Raut wajahnya tidak segera menunjukkan reaksi apa pun. Tatapannya kosong, namun sorot matanya mengisyaratkan bahwa pikirannya tengah bekerja keras mencerna setiap kata yang baru saja diucapkan sang menantu. Suasana di antara mereka seketika menjadi hening, hanya terdengar suara ketukan jam dinding dan deru napas yang saling bersahutan. Sebastian terdiam, menunggu dengan sabar, meskipun di dalam hatinya terselip kegelisahan. Dia tahu bahwa setiap kata yang diucapkannya barusan mengandung makna pentin. Tentang Clara, tentang keluarga, dan tentang harapan akan hubungan yang lebih baik. Dia tidak bisa membaca isi pikiran Richard, namun dia berharap kejujuran dan ketulusannya mampu menembus lapisan jarak yang selama ini membentang di antara mereka.Richard akhirnya mengangkat wajahnya, memandang Sebastian dengan mata yang lebih teduh. Meski ekspresinya masih tenang dan sulit ditebak, nada suaranya ketika akhirnya berbicara t

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 260.

    Clara menghampiri Sebastian yang masih duduk di balkon, membawa dua cangkir teh hangat. Ia duduk di samping suaminya dan menyandarkan kepala di pundaknya. Kaisar sudah tertidur di pangkuan Sebastian, wajah kecilnya terlihat damai."Dia sudah mulai mirip kamu," ucap Clara pelan, sambil menatap wajah putra mereka."Mirip aku?" Sebastian tersenyum tipis. "Semoga dia tidak mewarisi keras kepalaku."Clara terkekeh pelan. "Sayangnya, dia sudah punya itu. Tapi juga mewarisi hatimu yang hangat."Sebastian menatap langit sejenak, lalu kembali menatap Clara. "Hari ini aku merasa lega. Pusat pelatihan itu... aku harap benar-benar bisa membawa perubahan. Itu yang Kakek impikan."Clara mengangguk mantap. "Aku yakin akan berhasil. Kau telah melakukan segalanya dengan tulus dan sepenuh hati, Bas."Sebastian menghela napas panjang, mengingat kembali hari-hari ketika hidup mereka masih penuh ketegangan dan luka masa lalu. Dari pertentangan dengan orang tua Clara, ancaman dari Ziyon dan rekan-rekannya,

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 259.

    Minggu berikutnya, suasana di rumah keluarga Abraham mulai lebih ringan. Meskipun duka masih membekas, namun kehidupan terus berjalan, dan setiap anggota keluarga berusaha untuk tetap kuat. Sebastian memutuskan untuk mengambil waktu istirahat sejenak dari kantor. Ia mengajak Clara, Kaisar, Dareen, serta Lucia dan Louis untuk berlibur ke vila lama Maxime di pegunungan—tempat yang dulu sering mereka datangi untuk mencari ketenangan. Vila itu dikelilingi pepohonan pinus dan hamparan bunga liar yang bermekaran. Udara segar dan sejuk menyambut mereka begitu tiba. Kaisar berlari kecil dengan wajah ceria, sementara Clara mengejarnya sambil tertawa. "Ini pertama kalinya kita kembali ke sini setelah semuanya," ujar Lucia sambil memandang langit biru yang bersih. "Iya," jawab Sebastian. "Dan tempat ini seakan masih menyimpan jejak Kakek. Rasanya seperti dia masih ada bersama kita." Hari-hari di vila itu berjalan tenang. Mereka menikmati waktu bersama tanpa gangguan teknologi maupun urusan b

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 258.

    Tiga hari setelah kepergian Maxime Abraham, upacara perpisahan digelar dengan penuh khidmat. Keluarga, kerabat, kolega bisnis, serta karyawan dari seluruh lini usaha yang pernah disentuh oleh tangan dinginnya, hadir untuk memberikan penghormatan terakhir. Aula utama di kantor pusat Abraham Group dipenuhi karangan bunga dan potret besar Maxime dengan senyum teduhnya.Clara menggenggam tangan Kaisar yang duduk tenang di pangkuannya, seolah mengerti suasana yang berbeda dari biasanya. Sebastian berdiri di samping mimbar, memberikan pidato terakhir sebagai cucu sekaligus penerus sang pendiri."Maxime Abraham bukan hanya seorang pemimpin besar. Ia adalah seorang ayah, kakek, dan guru kehidupan. Kami semua belajar banyak darinya—tentang kejujuran, kerja keras, dan pentingnya menjaga martabat di tengah segala kemewahan yang ia bisa miliki. Ia pergi dengan damai, meninggalkan warisan yang tidak akan kami sia-siakan."Sebastian berhenti sejenak, suaranya sedikit bergetar, lalu melanjutkan, "Ha

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 257.

    Beberapa hari setelah percakapan terakhir antara Sebastian dan Clara, suasana di rumah keluarga Abraham sedikit berubah. Bukan karena duka, melainkan karena sebuah kesadaran baru yang lahir—tentang waktu yang tak dapat diulang, dan pentingnya menjaga apa yang telah diwariskan dengan penuh kesungguhan.Maxime kini lebih banyak menghabiskan waktunya di kamar, tetapi sesekali ia meminta untuk dibawa keluar, ke taman belakang yang penuh bunga matahari, tempat di mana Kaisar biasa bermain. Di sanalah ia merasa paling damai.Pada suatu pagi, ketika matahari baru saja menyentuh permukaan bumi dengan sinar keemasannya, Sebastian membantu Maxime duduk di kursi roda. Kaisar, dengan langkah kecilnya yang kini sudah mulai stabil, membawa boneka kesayangannya lalu meletakkannya di pangkuan sang kakek.“Ini buat Kakek,” katanya polos, disusul tawa renyah yang membuat semua hati yang menyaksikan menjadi hangat.Maxime mengusap kepala cucunya dengan lembut. “Kakek tak perlu harta apapun lagi, Nak. Ta

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 256.

    Beberapa minggu berlalu sejak Maxime kembali dari rumah sakit. Meski kesehatannya belum sepenuhnya pulih, semangat hidupnya tidak pernah surut. Ia semakin sering menghabiskan waktu bersama keluarga, terutama bersama Kaisar, yang kini menjadi pusat kehidupannya. Setiap pagi, Maxime akan duduk di taman belakang dengan selimut di pangkuannya, menanti Sebastian atau Clara membawakan secangkir teh hangat dan kehadiran si kecil yang lincah itu.Suatu sore, Sebastian tengah mengawasi Kaisar yang bermain dengan Dareen dan Louis. Clara datang menghampiri sambil membawa sebuah berkas.“Ini laporan terakhir dari cabang di Marseille,” ujar Clara sambil menyerahkannya. “Dareen sudah menandatangani beberapa perjanjian kerja sama baru.”Sebastian membaca sekilas, lalu tersenyum bangga. “Aku tidak menyangka dia akan tumbuh sejauh ini.”“Karena kamu percaya padanya. Itu yang membuatnya terus berusaha,” ujar Clara lembut. “Kamu juga seperti itu dulu.”Sebastian menoleh dan menatap istrinya dengan penuh

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 255.

    Beberapa hari setelah perayaan kecil di rumah keluarga Abraham, suasana bahagia itu masih terasa menggema di setiap sudut rumah. Kaisar, si kecil yang menjadi pusat perhatian semua orang, semakin aktif dan cerdas. Ia mulai mengenali beberapa kata sederhana dan bisa menyebut “Mama” dan “Ayah” dengan fasih, membuat Clara dan Sebastian semakin kagum akan pertumbuhannya.Pagi itu, Sebastian tengah duduk di ruang kerja pribadinya, menatap beberapa dokumen merger lanjutan antara Abraham Group dan mitra baru dari luar negeri. Konsentrasinya terganggu ketika ponselnya berdering. Nama Andrew muncul di layar. Segera ia angkat.“Halo, Andrew. Ada kabar apa?” tanya Sebastian.“Tuan Sebastian, saya baru mendapat kabar dari rumah sakit. Tuan Maxime sudah sadar, namun dokter menyarankan agar keluarga terdekat menemuinya.”Sebastian berdiri dari kursinya. “Baik. Saya akan segera ke sana.”Dalam waktu singkat, Sebastian telah berada di rumah sakit bersama Clara dan Kaisar. Lucia, Louis, serta Dareen j

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status