Share

BAB 8. Bulan Madu

Rani tercengang melihat berbagai makanan di atas meja.

"Apa! ini sarapan atau acara hajatan mas?"

"Yaa, aku sengaja menyuruh bi Pinem menyiapkan semuanya. Agar kamu bisa dengan mudah memilih atau boleh menghabiskan semua." jelas Bagas yang hanya mengambil satu buah Roti di atas piringnya.

"Besok-besok ngga perlu seperti ini mas, aku manusia normal kok! segini banyak nya untuk apa? mubazir buang-buang makanan!"

Sambil mengoceh Rani mengambil piring dengan nasi yang cukup banyak dan berbagai lauk pauk bervariasi.

Tak lupa juga dia membuka toples kerupuk kulit kesukaannya.

"Wah ada kerupuk kulit juga mas, kok tau sih" tanya Rani sambil memakan kerupuk kulit itu.

"Kamu kira selama ini, aku tidak memperhatikan apa saja yang kamu makan? menu semua ini, ya yang biasa kamu pesan kan?"

Rani terlihat sangat senang menyantap hidangan di hadapannya.

....

Pak Riko tiba-tiba datang membawa sebuah amplop.

Bagas dan pak Riko terlihat sedang duduk berdua di ruang tamu, ntah apa yang mereka bicarakan.

Rani sibuk mengemas pakaian di kamar nya.

Hari ini sampai Minggu depan Bagas dan Rani sedang cuti, Karena besok dia akan berangkat untuk bulan madu ke Bali.

"Sayang, apa kamu sudah selesai?" Bagas tiba-tiba masuk kedalam kamar.

Rani menoleh ke arah pintu, "belum mas, kemana pak Riko, apa sudah pulang?"

"Iya, dia hanya mengantar kan tiket kita untuk pergi besok"

"Oh, ku kira ada hal yang penting."

Bagas bergeming.

....

Setelah turun dari pesawat, mereka menuju hotel Raffles, Jimbaran Bali.

Di hotel Raffles yang view nya langsung menghadap pantai.

"Wah.. mas.. indahnya!!" seru Rani dengan senyuman yang lebar sekali melihat pemandangan pantai dari kamarnya.

Bagas memeluk Rani dari belakang, dan menciumi rambut Rani yang terurai.

Rani sibuk memfoto setiap view yang bagus, tak luput juga Bagas menjadi fotografer dadakan saat itu.

"Sayangku, apa kamu tidak lapar?"

"Ah mas, kenapa kamu selalu menanyakan makan untuk ku sih! kalau aku gendut gimana?"

"Biar saja, asal kamu sehat"

"ih ngga mau gendut mas!" seru Rani.

"Saat kamu mengandung anakku nanti, berat badan mu akan naik. Saat kamu menyusui anakku nanti, berat badan mu juga akan tetap naik. Dan aku tidak akan mempermasalahkan itu."

Sambil berjalan ke arah balkon meninggalkan Rani di sudut ruang. "Memangnya kecantikan mu untuk siapa?"

Bagas terlihat tidak bergairah.

Rani memicingkan matanya "Loh kenapa tiba-tiba dia terlihat bete"

"Harusnya kan aku yang marah" lanjut Rani.

Rani tak menghiraukan Bagas yang duduk di balkon menghadap pantai.

Rani tidak mau membujuk Bagas yang tidak jelas emosinya.

"Dasar gak jelas, mendingan aku berendam di bathtub menghilangkan penat"

Rani bergegas berganti pakaian, dan menghidupkan air hangat dalam bathtub. Rani juga menuang aroma terapi di dalamnya, dan menaburi bunga-bunga diatasnya.

Dia juga menyetel musik klasik kesukaannya.

Sekitar lima belas menit saat berendam, Baga menghampiri Rani, mencium bibir Rani yang sedang memejamkan mata menikmati rendaman nya.

Rani membuka matanya dengan berat, tapi hanya bergeming menatap Bagas di hadapannya.

Bagas mencium kening Rani, dan dia duduk di samping bathtub dengan minuman manis di genggamannya.

Mata nya berjalan menatap tubuh Rani yang sedikit-sedikit terlihat tak memakai pakaian, hanya tertutupi dengan air dan bunga.

Kaki Rani yang putih beberapa kali muncul di permukaan, bagian paha nya pun terlihat jelas. Membuat Bagas bergairah menyaksikan nya.

Gelas di genggamannya pun di singkirkan.

Bagas pun menutup tirai kamarnya.

Bagas tak tahan melihat tubuh mulus istri nya itu di anggur kan.

Tanpa basa-basi, Bagas membuka semua pakaian nya tanpa terkecuali, dan langsung masuk dalam satu bathtub.

Rani yang sedang memejamkan matanya terkejut, dan beranjak duduk.

Tanpa mengeluarkan satu kata pun, Bagas melumat bibir Rani. Dan sesekali Bagas juga mencumbu buah dada istrinya tersebut.

Rani hanya bisa meracau tak karuan.

"Aaah mas aaah au mas geli."

Bagas mengangkat Rani ke atas samping sisi bathtub, dia membuka kedua kaki Rani lebar-lebar. Bagas mencium dan sesekali menjilati kemaluan Rani.

"Ah ah au au mas arrrg enak sekali mas aaaah ah" seru Rani.

Semakin Rani meracau, semakin buas pula Bagas melakukan aksinya.

Lagi-lagi Bagas mengangkat Rani keluar dari bathtub, Bagas mengucur kan air shower di atas kepala Rani.

Mereka membersihkan diri berdua.

Tak sampai disitu. Bagas mengangkat Rani di sisi depan tepat di depan kemaluan nya, dan menancapkan barangnya kedalam kemaluan Rani sambil berdiri.

Rani merangkul tubuh suami nya itu kuat-kuat.

Buah dada Rani yang cukup besar bergelantungan di wajah Bagas.

Rani seperti nya sudah tak malu-malu lagi untuk melakukan hal itu.

Bagas menggenjot Rani dan berjalan menuju spring bed nya.

Rani turun dari gendongan suaminya itu, Bagas tidur telentang, ntah bagaimana instruksi nya, Rani naik di atas tubuh Bagas yang maco itu. Rani terlihat bergairah sekali kali ini.

Seperti tidak mau kalah dengan aksi suaminya tersebut.

"Biar aku yang menghabisimu" menatap tajam ke arah Bagas dengan lidah yang sedikit menulur keluar, nakal.

Rani menggenjot Bagas brutal di atasnya.

"Auu sayang ah ah aaaah..."

"Auu au ah ah ah terus sayang ah ah arrrrrhh ah" Bagas meracau dan membiarkan tubuhnya di jamah bebas eh Rani.

"Aaah ternyata istri ku binal juga ya! au nikmat sekali rasanya!"

Rani hanya bergeming, dan melanjutkan aksinya.

Bagas merasa tertantang, Bagas membalik Rani dan kembali menggenjot Rani yang bergelora.

Dan "aaaaah aaaaah" Mereka melewati puncak birahi.

Meraka lemas di atas kasur lembut nya itu, dan saling menatap.

Dan mereka malah tersenyum malu-malu.

Jam menunjukkan pukul lima sore, yang berarti sunset sudah mulai muncul.

Bagas beranjak membuka tirai di kamarnya.

Terlihat begitu indah pemandangan sunset di pantai Bali. Warna sunset yang kemerahan dan sangat memukau, menyirami kamar mereka.

"Wah sunset di pantai indah sekali, mas!" seru Rani yang menutupi tubuh nya dengan selimut.

Bagas membelai rambut Rani, "maafkan aku saat emosiku tak terkontrol yah" tiba-tiba saja Bagas meminta maaf.

Rani menyipitkan matanya "memang nya tadi kamu kenapa? apa ad yang salah dengan kata-kata ku?" tanya Rani lembut

"Aku hanya tak ingin kamu sakit kalau kamu diet" jelas Bagas sambil memeluk Rani dari belakang, dan menatap sunset ke arah pantai.

Rani pun menggenggam tangan Bagas yang mendekapnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status