LOGINAndre hanya tertawa, suara tawa itu terdengar sangat santai di suasana yang menjelang malam itu.Tatapan dia melihat ke arah Wanda dengan natural, bahkan senyumnya makin dalam. "Aku datang untuk menjemput Wanda."Petir yang tak terlihat di langit itu seperti melintas dengan kuat.Anne melihat Andre begitu melindungi dan dekat pada Wanda, lalu dibandingkan dengan ketidaksukaan Ziko pada dirinya, akal sehat dalam hati Anne langsung lenyap karena emosi.Anne tetap mempertahankan senyumnya, tapi suaranya agak nyaring, "Hubungan Pak Andre dan Bu Wanda memang baik."Wanda terjepit di antara suasana yang sangat tegang karena dia bisa merasa hawa hangat yang mendekat karena Andre mendekat, lalu tatapan tenang dan keberadaan kuat dari Leonard.Anne berbicara lagi, "Entah Bu Wanda pakai cara apa buat Ziko begitu dekat padamu. Leonard, jagalah Ziko dengan baik, jangan sampai Ziko belajar hal buruk dari orang yang nggak jelas ….""Anne." Tiba-tiba terdengar suara Leonard, tidak keras, tapi suara i
Cahaya matahari terbenam itu menyinari tembok putih sekolah sehingga tembok itu ada warna emas.Anak-anak yang sudah selesai mengikuti acara itu berjalan keluar bersama orang tuanya dengan senang, bahkan berpisah dalam kesenangan.Wanda mendorong kursi roda Leonard sambil mendengar Sasha dengan antusia mengatakan adegan pemilihan kue terbaik.Sasha dan Ziko saling bergandengan tangan. Saat Sasha mengatakan hal yang menarik, Ziko akan menengadahkan kepala melihat Sasha, lalu melihat respons Wanda.Tatapan dingin Leonard melihat ke arah dua anak.Saat mereka baru sampai depan gerbang sekolah dan bersiap mengatakan sampai jumpa. Saat ini, sosok berpakaian hitam dari kejauhan berteriak dengan lembut dan itu adalah suara seorang wanita yang disengajakan, "Ziko, aku datang menjemputmu!"Wanda melihat ke sana, lalu melihat Anne berpakaian baju Channel dengan riasan yang cantik dan buru-buru berjalan ke sini, bahkan ada keringat di dahinya seperti sangat buru-buru.Dia melihat Wanda dengan tat
Dalam ruangan itu, Ziko berjalan ke panggung, biasanya dia selalu bersembunyi di belakang orang dan berusaha membuat dirinya tidak jadi pusat perhatian orang.Saat dia berdiri di bawah sinar, setiap bulu matanya yang panjang disinari cahaya, bahkan kulitnya yang putih dan mulus juga terlihat jelas.Mau orang tua murid atau anak-anak, semua menarik napas dalam.Saat Ziko berdiri di depan orang dengan percaya diri, mereka baru melihat wajah Ziko dengan jelas dan merasa Ziko sangatlah lucu."Ziko seperti malaikat!" Ada anak kecil yang mulai membahas.Namun, cahaya yang terang itu, serta tatapan mereka membuat Ziko merasa tidak nyaman.Jantungnya berdebar cepat sampai tangan berkeringat, dia ingin bersembunyi lagi, tapi di tahannya.Dia menengadahkan kepala dan melihat ke arah Sasha dan Wanda, tiba-tiba ada tenaga yang masuk ke dalam tubuhnya.Guru memberikan piala pada Ziko. Setelah Ziko ambil dia memberi hormat pada guru.Wali kelas itu jongkok dan bertanya, "Ziko, kamu juara satu, apa k
Ziko menolak sambil menggelengkan kepala, lalu dia memegang erat kursi roda Leonard sampai tangannya memucat.Dia sedang meminta bantuan Leonard.Leonard tidak berbicara, hanya menatapnya dengan tenang tanpa mendesaknya, seolah-olah itu sebuah dukungan yang tenang.Anak-anak di sekitar hanya menutup mulut sambil tertawa."Ziko nggak berani naik ke panggung untuk menerima penghargaan.""Ziko itu orang aneh!"Dikarenakan ada orang tua mereka, jadi mereka tahu status Ziko, oleh karena itu segera menutup mulut anaknya yang asal bicara."Ziko, cepat ambil penghargaan," teriak Sasha pada Ziko.Wanda jongkok untuk menatap Ziko, lalu dia menyemangatinya dengan lembut, "Ziko, lihatlah ada banyak orang yang suka kue buatanmu, itu adalah kepastian mereka padamu. Kamu sangat hebat, bisa naik panggung sendiri, 'kan? Caranya setahap setahap seperti kamu membuat kue, pasti bisa."Sasha menganggukkan kepala dari samping. "Benar, Ziko, kamu paling berani."Tatapan Wanda sangat lembut, lalu dia mengulur
Setelah Jojo berkata begitu, suasana di ruang kelas menjadi sangat tenang.Semua anak kecil dan orang tua mereka melihat Jojo yang marah itu dengan kaget.Dia menatap Wanda sambil bernapas kuat dan menahan air matanya. Rasa marahnya membuatnya kecewa akan harapannya.Jojo berjalan keluar seperti sudah membuat sebuah keputusan.Setelah keluar dari ruang kelas, langkah Jojo makin pelan.Dia sedang menunggu, menunggu ibunya seperti dulu yang sering mengejarnya keluar dan memeluk dirinya yang sedih.Namun, Wanda hanya melihat Jojo keluar dengan tenang.Wanda hanya meletakkan tangannya di bahu Sasha untuk menenangkan Sasha yang tegang karena kondisi ini, juga sikap melindungi Sasha tanpa suara.Sasha membuka mulutnya sedikit, dia sering sekali melihat Jojo marah di keluarga Ferdian.Namun, di sekolah keberadaan Jojo seperti raja, dia selalu bersikap tenang. Sekarang dia malah pergi dengan kesal, bahkan sikapnya sama seperti Harvey.Jojo yang berdiri di koridor melihat ke arah ruang kelas.T
Wanda tidak kasihan pada Jojo saat melihatnya seperti itu karena dia tahu dia harus jaga jarak.Wanda kembali ke tempatnya tanpa mengatakan apa-apa.Saat ini, wali kelas menepuk tangan untuk menarik perhatian semua orang. "Semuanya, sekarang kita harus memilih kue tercantik! Silakan semuanya menempelkan stiker bunga merah di bawah kue yang kalian anggap cantik."Acara seperti ini biasanya melibatkan simbolisme keberuntungan, anak-anak masih kecil, nggak mungkin biar mereka makan terlalu banyak kue, jadi kegiatan buat kue berubah menjadi permainan desain kue. Guru membiarkan anak-anak menggambar di atas kue untuk ikut lomba.Seketika anak-anak sangat senang, mereka mengambil stiker yang diberikan guru untuk melihat semua desain.Anak kecil yang kuncir rambut langsung menempelkan stikernya ke kue yang dibuat oleh Ziko."Kue buatan Ziko paling cantik," kata dia dengan manis.Kemudian, pria kecil yang gemuk berlari ke sana dan melihat, baru menempelkan stikernya untuk Sasha. "Kue buatan Sa







