Home / Rumah Tangga / Membalas Perselingkuhan Suami ASN / Bab 6 Saat Wanita Sudah Kecewa

Share

Bab 6 Saat Wanita Sudah Kecewa

Author: Miss_Pupu
last update Last Updated: 2023-09-20 07:18:05

Setelah melakukan kesepakatan dengan Miranda, Sabrina dan Jaka memilih pulang. Namun di tengah perjalanan, Sabrina memilih turun dari kendaraan Jaka dan pulang ke rumah dengan menggunakan taksi online. Ia tak mau kalau Hasbi sampai curiga.

"Kamu dari mana saja? Beraninya kamu membohongi saya?!"

Kedatangan Sabrina di rumah disambut dengan sentakan pertanyaan dari Hasbi. Pria itu sudah berdiri di depan rumah saat Sabrina keluar dari taksi online. Tatapannya nanar penuh selidik membuat Sabrina harus pandai beralasan.

"Kamu pikir aku dari mana, Mas? Menunggu kedatangan kamu yang berpuluh-puluh menit hanya akan membuat penyakitku kian bertambah parah." Sabrina mengelak. Ia segera melanjutkan langkah kemudian masuk ke dalam rumah melewati tubuh Hasbi dengan acuh. Namun, pergelangan tangannya digenggam sang suami sehingga langkahnya terhenti di ambang pintu.

"Alasan!" Satu kata yang keluar dari mulut Hasbi yang membuat Sabrina tak sudi membalasnya.

Sabrina tetap melanjutkan langkahnya. Sesampainya di kamar, ia melemparkan tas selempang ke atas ranjang. Dadanya kembali bergemuruh panas setelah melihat wajah Hasbi. Ditariknya napas cukup dalam kemudian dihembuskan dengan perlahan. Ia tak mampu membendung tangisan kekecewaan.

"Maafkan aku, Sabi, aku keterlaluan. Jangan menangis. Maaf jika aku terlambat membawamu ke Dokter." Hasbi sudah berada di belakang Sabrina. Kedua tangannya melingkari perut istrinya.

"Aku tidak marah, Mas," balasnya. Sabi segera melepaskan pelukan sang suami. Ia menghindar lalu duduk di atas ranjang.

"Tapi aku baru saja sadar, bahwa kamu bukanlah milikku," imbuhnya seraya mengusap pipi yang terus saja basah oleh air mata.

"Mengapa kamu bicara seperti itu? Kamu menuduhku selingkuh?" Hasbi turut serta duduk di samping Sabrina. Pertanyaannya membuat Sabrina menoleh sinis.

"Aku tidak mengatakan hal itu, Mas!" bantah Sabrina. Ia berusaha tenang.

"Lalu apa maksud ucapan kamu?" Hasbi seperti tersinggung dengan ucapan istrinya.

"Kamu memang bukanlah milikku seutuhnya, kan. Kamu itu milik negara. Sehingga disaat istrinya kesakitan butuh pertolongan, kamu tak bisa berada disisiku. Padahal ini hari minggu," sindir Sabrina. Diluruskannya kembali wajah kecewa bercampur emosi.

"Kenapa kamu masih saja membahas akan pekerjaanku, Sabi? Kita sudah sepuluh tahun menikah, mengapa kamu masih saja tidak paham juga!" Hasbi menyentak lagi. Dia tak mau kalah.

"Aku selalu berusaha paham, Mas. Maka dari itu aku selalu mengalah." Sabrina menyudahi perdebatan.

Pria gagah itu kemudian memeluk Sabrina. Seperti sadar. "Maafkan aku, Sabi. Aku tahu pasti kamu rindu dengan kebersamaan kita. Sabar ya," ucapnya dengan suara merdu bak syair yang menyejukan hati.

Namun, hati Sabrina telah hancur dan tak bisa diperbaiki lagi. Bertahun-tahun Hasbi berbohong tentang perselingkuhannya maka ia tak akan tinggal diam.

"Sudahlah, Mas. Sepertinya aku tak diperbolehkan bersedih. Aku paham kalau suamiku hanyalah milik negara." Sabrina tak mau memperpanjang. Ada yang lebih penting dari perdebebatan.

"Mas, dimana kamu menyimpan sertipikat rumah ini dan surat mobil?" imbuhnya dengan mengalihkan pertanyaan.

Dahi pria itu mengkerut, tampak gugup mendengar pertanyaan dari istrinya. "Untuk apa kamu mempertanyakan surat-surat itu, Sabi?" Pria itu malah berbalik tanya seraya menyembunyikan ketegangannya.

"Bukan untuk apa-apa, Mas. Hanya saja untuk pemberkasan di sekolah." Sabrina beralasan lagi. "Jadi, dimana surat-surat penting itu, Mas? Boleh aku pinjam?" imbuhnya menekan.

Hasbi tampak kelimpungan. "Mmm-"

Bersamaan dengan itu terdengar suara bell berbunyi di depan rumah membuat Hasbi selamat dari pertanyaan Sabrina.

"Ada tamu, Sabi. Aku buka pintunya ya." Hasbi langsung beranjak dari ranjang memilih membuka pintu. Sepertinya dia menghindar dari pertanyaan Sabrina.

'Kenapa kamu, Mas? Aku yakin kamu tengah menyembunyikan sesuatu dariku,' batin Sabrina yang masih mematung di atas ranjang.

Merasa Hasbi membuka pintu cukup lama, Akhirnya Sabrina menyusul karena penasaran dengan tamu di tengah suasana yang terasa panas.

Ternyata yang datang adalah ibunya Hasbi, mertua Sabrina. Sabi memilih mendengarkan percakapan ibu dan anak itu di balik dinding ruangan.

"Mama pikir kamu di rumah Miranda, ini kan hari minggu cucu Mama pasti pengen liburan. Lagian ngapain sih kamu masih saja mempertahankan wanita mandul seperti Sabrina."

"Sudah, Ma. Jangan bicara seperti itu. Di dalam ada Sabrina."

Deg!

Sabrina meremas bajunya. Lahar panas terasa naik ke atas ubun-ubun. Dia pikir hanya Hasbi yang membuat kebohongan besar ini, nyatanya mertuanya pun turut serta.

'Tega sekali mereka padaku. Padahal aku yang telah membantu keuangan mereka selama ini,' batinnya kian hancur berkeping-keping.

Setelah dirasa tenang, Sabrina kemudian menghampiri mertuanya di ruang tamu. Tak ada percakapan yang aneh-aneh saat Sabrina datang.

"Mama, apa kabar?" Sabrina meraih tangan mertuanya bersalaman dengan sopan. Ia berusaha menyembunyika gejolak hatinya.

"Baik kok," jawab mertua Sabrina datar.

"Kok Mama tidak memberikan kabar kalau akan datang. Padahal aku bisa siapkan makanan," tutur Sabrina tetap berusaha sopan. Sementara Hasbi hanya diam penuh tanda tanya.

"Tak usah repot-repot. Kedatangan Mama ke sini hanya ingin memberikan kabar kalau Hana akan menikah bulan depan. Acaranya akan diadakan di hotel bintang lima. Semua saudara Hasbi akan membantu, masing-masing senilah seratus juta. Bagaimana dengan kalian? Bisakah kalian siapkan uang seratus juta?" Wanita paruh baya itu menjelaskan maksudnya dengan santai. Ia akan menikahkan putri bungsunya yang tak lain adalah adik perempuan Hasbi.

Mendengar penjelasan sang mertua, seketika bola mata Sabrina membulat terkejut. Seratus juga memang bukan uang yang sedikit bagi Sabrina mau pun Hasbi.

"Hasbi mana ada uang sebanyak itu, Ma," jawab Hasbi dengan berat.

"Kan ada Sabrina, Mama yakin Sabrina bisa membantu." Ibunda Hasbi melayangkan tatapan tajamnya pada Sabrina.

Sebenarnya Sabrina bisa saja membantu mertuanya. Meski pun uang seratus juta cukup banyak, Sabrina pasti mampu mengupayakan. Tapi setelah mengetahui kebusukan suami dan mertuanya, seketika rasa kasihan itu pudar seiringan dengan rasa kecewanya.

"Maaf, Ma. Sabrina tidak memiliki uang sebanyak itu," jawab Sabrina dengan sopan.

"Mana mungkin, Sabrina. Tunjangan kamu besar, uang gaji Hasbi juga besar, masa kamu tak memiliki tabungan untuk membantu Mama." Suara sang mertua terdengar menggelegar bak raungan singa yang menyeramkan.

Sabrina menelan salivanya cukup berat. Tidak, dia tak akan membantu penjilat.

"Saya akan berdiskusi terlebih dahulu dengan Sabrina, Ma. Tolong beri kami waktu," timpal Hasbi yang akhirnya bersuara.

"Oke! Akan Mama tunggu!" Wanita paruh baya itu beranjak dari tempat duduk lalu keluar dari rumah Sabrina tanpa pamit. Mamanya Hasbi pergi diantar supir dengan menggunakan kendaraan pribadi.

Suasan di ruang tamu terasa kian bertambah panas. Sesekali Hasbi melirik Sabrina yang acuh tak acuh.

"Sabi, apa benar kamu tak memiliki tabungan? Bisakan kamu bantu Mama seratus juta? Nanti uangnya akan aku ganti." Hasbi merayu selepas mamanya pergi.

"Tidak ada, Mas. Selama ini aku tak mendapatkan pemasukan dari kamu. Aku bahkan tak tahu, kemana larinya gajiku selama ini." Sabrina tampak berani. Rasa ibanya telah hilang.

"Tapi kamu bisa ajukan pinjaman kan? Buat apa SK kalau tidak dipergunakan." Hasbi dengan entengnya.

Sabrina membeliak emosi. Namun sepertinya ia punya ide. "Oke aku akan ajukan pinjaman. Tapi pemberkasan harus terlebih dahulu dilakukan. Berikan sertipikat rumah dan surat mobil padaku,"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 219 Akhir Yang Indah

    Suatu hari Jaka memanggil Sabrina dan anak-anaknya di ruang keluarga. Di sana juga ada Jeni yang turut serta hadir. Jaka meminta pada Sabrina untuk bersiap-siap karena mereka akan pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli pakaian baru.Awalnya Sabrina terlihat ragu menerima tawaran suaminya, akan tetapi ia menyanggupi karena Jaka memaksa dan tak mau ditolak ajakannya.Hingga akhirnya dua kendaraan roda empat akan melaju menuju pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa pakaian baru. Dua mobil itu berisi Jaka, Sabrina, Jeni dan empat anak termasuk suster yang turut serta mendampingin. Mereka akan belanja bersama terutama untuk keperluan ulang tahun Aksa yang tinggal menghitung hari.Sabrina nampak berjalan seiringan dengan Jaka setelah sampai di pusat perbelanjaan. Jaka meminta Sabrina memilih apa pun yang diinginkan. Wanita mana yang tak bahagia dengan perlakuan suami seperti Jaka. Sabrina bagaikan satu-satunya wanita paling beruntung di dunia."Sayang, kamu pilih apa pun yang kamu but

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 218 Sedikit Gangguan

    "Kenapa, Ma?" Sabrina segera bertanya. Tentu ia masih terkajut dengan jawaban mertuanya."Tapi bohong. Mama setuju dong. Masa iya Mama gak setuju," ralat Jeni yang rupanya hanya bercanda saja.Seketika Sabrina dan Aksa menghela napas lega secara bersamaan."Ya ampun, Mama. Sungguh aku sampai kaget. Aku pikir Mama benar-benar gak setuju." Sabrina mengusap dadanya. Tak disangka kalau mertuanya senang bergurau."Omah, Aksa juga kaget," timpal Aksa masih memasang wajah terkejutnya.Gegas Jeni memeluk Aksa. "Maaf, Sayang. Omah bercanda. Omah 'kan sayang sama Aksa, masa iya gak setuju. Kita akan rayakan ulang tahun Aksa dengan meriah ya. Pokonya kita akan happy-happy," sambutnya. Jeni tampak menampilkan wajah bahagianya kali ini."Terima kasih, Omah. Aksa sayang sekali sama Omah," ucap Aksa yang kembali memeluk Jeni."Omah juga sayang sama, Aksa," balas Jeni.Melihat itu, Sabrina semakin melebarkan senyumannya. Ia semakin dibuat bahagia dengan keadaan di rumah mewah itu."Terima kasih ya, M

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 217 Perhatian Yang Sempurna

    Mendengar cerita Sabrina, seketika Jeni tercengang. "Lalu, apa yang Raisa sampaikan sama kamu, Sabi?" tanyanya penasaran."Raisa mengucapkan terima kasih padaku, Ma. Dia berterima kasih karena aku tela merawat dan menjaga Abang Yusuf dengan baik." Sabrina kembali menjelaskan.Isi dada Jeni terasa bergetar mendengar itu. "Pasti Raisa merasa tenang di alam sana. Kamu telah menjaga Yusuf dengan baik. Mama yakin Raisa bangga padamu, Sabi."Sabrina menurunkan tatapan. Ia masih ingat dengan jelas wajah Raisa kala itu. "Semoga saja ya, Ma. Aku tidak menganggap Abang Yusuf anak tiri kok. Meski pun dia tak lahir dari rahimku, aku menyayanginya bagai anak kandung sendiri," tuturnya."Karena kamu memang wanita baik, Sabi. Mama sungguh bangga bisa mendapatkan menantu seperti kamu. Jaka memang tak pernah salah mencintai kamu," balas Jeni. Sabrina hanya bisa menyodorkan senyuman saat sang mertua memujinya.Sampai saat ini dunia Sabrina memang terasa lebih berwarna dari biasanya. Anak-anaknya berpa

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 216 Kebahagiaan Yang Sempurna

    Satu bulan kemudian keluarga Dirgantara nampak disibukan dengan persiapan pernikahan Sesil yang tinggal menghitung hari.Adik Sabrina itu nampak disibukan dengan segala macam persiapan menjelang pernikahannya. Hingga Sabrina pun harus turun tangan dalam membantu adik kandungnya itu.Hingga tiba pada saat ijab kabul pernikahan terucap dengan lantangnya oleh pria yang Sesil cintai. Pernikahan telah sah dilangsungkan dan Sesil telah diperistri kekasihnya. Satu hari usai pernikahan, Sesil dan suaminya langsung terbang ke bali untuk bulan madu selama satu minggu. Tentu suasana saat ini semakin membuat Sabrina lega dan bahagia karena tugasnya menjaga Sesil kini telah berpindah pada suami Sesil.Sabrina kian merasa bahagia dengan keluarga saat ini. Ia juga bahagia dengan kesibukannya saat ini sebagai ibu rumah tangga untuk empat anak-anaknya.Pagi ini bahkan Sabrina nampak sibuk menyiapkan perlengkapan sekolah Aksa. Sabrina juga selalu menemani Aksa sarapan di ruang makan bersama Jaka yang j

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 215 Mimpi

    Sabrina dan Jaka mengukir senyuman yang lebar tatkala melihat Sesil dan Jeni berpelukan. Keluarga yang nyaris sempurna setelah beberapa kali terpa ujian."Permisi, Nyonya. Makan malam sudah siap." Ijah melapor pada majikannya yang tengah bercengkerama."Oh iya. Terima kasih, Jah," ucap Jeni.Ijah tersenyum. "Sama-sama, Nyonya," balasnya kemudian berlalu setelah tugasnya selesai.Sementara Jeni segera mengajak keluarganya untuk segera makan malam, "Ayo kita makan malam bersama dulu yu."Serentak Sabrina, Aksa, Jaka dan Sesil mengangguk secara bersamaan sebagai pertanda mengiyakan ajakan Jeni barusan. Gegas mereka beranjak dari tempat duduk beralih menuju ruang makan.Di atas meja makan sudah tersaji aneka makanan yang lezat hasil dari masakan Ijah. Pembantu rumah tangga itu memang spesial memasak untuk malam ini. Melihat keluarga majikannya yang akur dan bahagia, ia merasa sangat senang.Ijah, Siti dan Iyem yang berada di ruangan sebelah ruang makan nampak tersenyum melihat kebersamaan

  • Membalas Perselingkuhan Suami ASN   Bab 214 Rencana Pernikahan Sesil

    Sabrina akhirnya membiarkan Aksa tetap ikut bersama Sesil. Ia juga paham sebab tak ada yang menemani Sesil di rumahnya. Sabrina kembali masuk ke mobil suaminya.Sementara Aksa satu mobil bersama Sesil akan kembali ke rumahnya. Suasana hati Aksa sedikit membaik setelah ditenangkan oleh Sabrina tadi. Air matanya sudah surut namun ia memilih tetap diam dalam perjalanan pulang tanpa banyak bicara.Sesekali sebelah tangan Sesil mengusap rambut tebal Aksa. Sulit dijelaskan, tapi dia sudah menyayangi Aksa. Aksa memang terlahir dari orang tua yang tak lain adalah mantan suami Sabrina tapi Sesil tak lagi mempermasalahkan itu. Ia sudah menyayangi Aksa dengan sebenar-benarnya.'Ya Tuhan, anak kecil di dekatku sungguh malang. Dia tak menginginkan kesedihan ini terjadi. Izinkan hamba untuk selalu menjaga dan merawatnya sampai dewasa nanti,' harap Sesil dalam hati.Harapan yang sama yang tengah diucapkan Sabrina saat ini. Dalam perjalanan pulang bersama suaminya, Sabrina masih memikirkan perasaan A

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status