Share

Bab 4-Batal Memecat

Penulis: Alin Sky
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-21 21:14:57

Aku dan Mas Adam bersamaan memandang ke arah Nira yang saat ini menunduk. Tampaknya ia tidak berani mengangkat kepalanya untuk menatap kami.

"Mbak Nira ngga boleh pergi dari sini. Cleo sayang Mbak Nira," ucap Cleo yang tiba-tiba datang dari arah dapur. Sepertinya putera bungsu kami itu pun juga mendengar perdebatan yang sempat terjadi antara aku dan Mas Adam.

Cleo memeluk Nira. Wajah anakku itu terlihat sedih melepas kepergian Babysitter barunya yang belum ada 24 jam bekerja disini.

Tapi mau bagaimana lagi, aku tetap tidak menyukainya. Sangat pantang bagiku jika orang asing memasuki kamarku.

"Cleo," panggilku dengan lembut. Aku berjongkok dan membentangkan kedua tanganku ke arah Cleo, untuk memanggilnya dalam pelukanku. Namun, si bungsuku itu tetap memeluk Nira.

"Mbak Nira mau ambil cuti," kataku kepada Cleo. Sengaja ku perhalus, agar anak-anak tidak mengetahui problem yang sebenarnya.

Cleo menggeleng dengan kuat. "Nggak boleh. Mbak Nira baru nemenin Cleo kemarin. Masa mau ambil cuti aja." Bibirnya mengerucut kedepan. Sudah pasti si bungsuku itu sedang merajuk.

Aku menatap Mas Adam. Mencoba mencari jawaban lewat tatapan matanya ke arahku. Mas Adam membalasnya, namun dengan wajah yang datar. "Terserah kamu. Kan kamu yang mau jadi kepala keluarga dirumah ini. Buatlah keputusan sesukamu!" Begitu ucap Mas Adam kepadaku. Setelah itu, suamiku itu melangkahkan kaki keluar rumah untuk mengantar Xabi ke sekolahnya.

Aku berdiri dan menghembuskan napas sembari memijat-mijat keningku. Berusaha untuk mencari jalan keluarnya. Keinginanku tentu tidak ingin gadis belia bernama Nira itu bekerja disini. Namun, tampaknya si bungsuku sudah menyukainya. Sehingga Cleo terus menahannya dan tidak akan mau melepas Nira begitu saja. Aku sungguh sangat mengenal bagaimana putraku itu. Keinginannya memang harus selalu dituruti. Jika tidak, ia bisa demam berhari-hari. Terlebih lagi, Cleo adalah tipe anak yang sulit beradaptasi dengan Babysitternya. Sudah banyak yang mengundurkan diri sendiri karena susah membujuk Cleo. Berbeda dengan Nira, belum ada 24 jam ia sudah disukai Cleo.

"Mama, Mbak Nira tetep disini ya jagain Cleo," kata Cleo dengan mimik muka sedih.

Aku sungguh tak bisa berkata-kata lagi selain mengangguk dan tersenyum ke arahnya.

"Bantu Cleo untuk persiapan les pianonya nanti, Nira. Setelah itu kamu temui saya dimeja makan," kataku pada Nira.

"M-mmaf, Bu. Hari ini Cleo nggak ada jadwal les pianoy. Tapi les renang." Nira membenarkan ucapanku.

"Iya, Ma. Adek les renang sama miss Tere." Cleo menambahi.

Astaga, aku sampai tidak tahu jadwal kegiatan anakku sendiri. Padahal aku ibunya. Sedangkan Nira yang belum lama disini saja sudah hapal.

Aku menjawab dengan sedikit gagap. "O-oh. Ya sudah bantu Cleo untuk persiapan les pianonya."

Kemudian aku berjalan ke arah dapur untuk melanjutkan sarapanku.

Saat ini aku merasakan dilema. Antara ingin memecat Nira atau mempertahankannya. Sebenarnya aku was-was dan takut setelah kejadian ia memasuki kamarku dengan lancang. Takutnya suamiku akan tergoda dengan kemolekan tubuhnya. Aku akui, Nira gadis muda yang cantik. Tapi sepertinya karena dia berasal dari latar belakang keluarga yang tidak mampu secara ekonomi, hal itu yang menjadi faktor Mas Adam kasihan padanya dan menerimanya bekerja sebagai Babysitter Cleo. Aku tahu mas Adam adalah tipe orang yang mudah luluh ketika melihat keluarga yang ekonominya lemah.

"M-maaf, Bu. Saya sudah siap membantu Cleo untuk bersiap-siap les renang hari ini." Suara Nira menyadarkanku dari lamunan.

Aku menoleh ke belakang. Ia sudah berdiri disana masih dengan kepala yang menunduk.

Aku mempersilahkannya duduk didepanku. "Duduk disitu."

Saat ini kami duduk berhadapan.

"Saya belum tahu tentang kamu lebih detail. Boleh perkenalkan diri dulu ke saya?" pintaku.

Nira mengangguk. "Tentu boleh, Bu."

Ia sejenak terdiam. Berdehem terlebih dulu sebelum memperkenalkan dirinya.

"Nama saya Livia Danira. Biasa disapa Nira, Bu. Saya anak pertama dari empat bersaudara. Saya tinggal hanya dengan ibu saya yang sudah lama mengidap penyakit lumpuh. Saya sebagai tulang punggung keluarga membiayainya dan juga ketiga adik saya yang masih bersekolah," ucapnya memperkenalkan diri kepadaku.

Ia kembali bersuara. "Bapak sudah lama meninggal. Sekitar 3 tahun yang lalu. Sejak itu, Ibu pun jatuh sakit dan saya yang mengambil alih untuk mencari pundi-pundi rupiah demi bertahan hidup."

Aku tetap diam. Membiarkan gadis yang tengah duduk dihadapanku ini menyelesaikan kalimatnya.

"Saya sudah memiliki beragam pengalaman bekerja, Bu. Mulai dari menjadi pembantu rumah tangga, tukang sapu jalanan, cleaning sevice, dan kerja serabutan lainnya," imbuh Nira.

"Terus, kenapa kamu milih kerja menjadi Babysitter? Kamu masih muda. Kamu cantik juga. Kenapa nggak coba pekerjaan yang mudah dengan gaji tinggi? Seperti karyawan kantoran gitu," kataku dengan masih memandangnya. Baru kusadari ternyata wajah Nira masih terlihat polos dan lugu. Bisa ku tebak usianya masih sangat belia. Mungkin sekitar 17 atau 20 tahun.

"Saya sudah mencoba untuk melamar pekerjaan karyawan dikantoran, Bu. Tapi ijazah saya hanya lulusan SMP. Nggak memenuhi persyaratan," jawabnya dengan sopan.

Aku melipatkan kedua tanganku diatas dada. Latar belakang keluarganya cukup membuat hatiku tersentuh. Karena aku juga bukan berasal dari keluarga kaya. Sewaktu aku masih muda, aku juga mencoba pekerjaan apapun sama seperti Nira. Pertimbanganku untuk memecatnya bekerjapun luntur. Ditambah lagi dukungan Cleo, si bungsuku yang sudah menyukainya.

"Oke. Kamu nggak jadi saya pecat," ucapku. Ku lihat ia mengangkat wajahnya dengan sumringah.

"Tapi..." tambahku ingin memberikan beberapa persyaratan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Membalas Perselingkuhan Suami   BAB 43-PAPA, JANGAN PERGI!

    "Sampai tadi pagi pun aku tahu bahwa keadaan Ibu masih belum stabil. Itu makanya saya masih belum berani bilang ke ibu. Saya takut kalau keadaan Ibu semakin memburuk," kata Nira lagi. Dia memberi tahu alasannya padaku mengapa ia tidak memberitahuku bahwa Xabiru mengigau serius."Oh ya sudah enggak apa-apa, Nira. Saya minta tolong ya sama kamu. Tolong panggilkan dokter pribadi untuk memeriksa Xabiru. Okay? Tunggu saya pulang. Sebentar lagi ya saya akan pulang." Begitu kataku kepada Nira. "Baik. Siap laksanakan," ucapnya.Aku mengakhiri telepon. Ternyata Birana sudah berdiri dibelakangku. Wajahnya terlihat sedih melihat air di kedua sudut mataku sudah turun. "Ra, aku gagal jadi ibu. Aku nggak tahu kalau dia sakit," kataku pilu.Birana langsung mendekatiku dan memelukku. "It's okay. Nggak papa. Kamu bukan gagal jadi ibu. Cuman Tuhan kasih kamu waktu buat sendiri dulu untuk mewaraskan diri kamu yang lagi ditimpa masalah ini.***Tidak terasa waktu ku sudah habis 10 menit. Polisi memanggil

  • Membalas Perselingkuhan Suami   BAB 42-XABIRU

    Aku dan Birana langsung saja menuju kantor Polisi. Sesampainya di sana, benar saja mas Adam sudah duduk di depan polisi untuk dimintai keterangan."Ibu Ghida, silakan duduk disebelah Bapak Adam," kata polisi tersebut. Kemudian ia melanjutkan kalimatnya lagi. "Kami sudah mencoba menghubungi bapak Ginanjar, namun beliau sedang ada kesibukan lain. Jadi beliau menitipkan semuanya kepada ibu Ghinda."Aku membalasnya dengan anggukan kepala. "Oh iya pak terima kasih."Selama proses pemeriksaan, aku sama sekali tidak menoleh ke arah kananku tepatnya ke arah mas Adam. Aku hanya bisa mendengar suaranya."Jika Bapak tahu hasil pemeriksaan visum dari bapak Ginanjar dan juga Ibu Ghinda sama sekali tidak menunjukkan bahwa mereka sedang habis melakukan hubungan seksual. Maka dengan ini kami menyatakan bahwa pelaporan yang bapak buat kemarin adalah sebuah fitnah. Bapak telah menuduh tanpa bukti. Jadi kami akan mengenakan Bapak sanksi," ujar polisi tersebut kepada mas Adam.Mas Adam hanya terdiam tida

  • Membalas Perselingkuhan Suami   Bab 41-Telepon Dari Polisi

    "Lho! Itu ya bukan urusan aku dong. Itu karena kamu udah jahat sama aku. Kamu udah merebut suamiku. Sekarang kamu yang harus menikmati hukuman itu. Hukuman langsung dari Tuhan untuk kamu," kataku dengan ketus.Sementara Tere terus menangis. Malah tangisannya kini semakin kencang. Ia terlihat seperti orang yang tidak waras lagi."Kak tolong maafkan aku. Aku bisa ngelakuin apa aja yang kakak suruh asalkan kakak bisa memaafkanku dan membersihkan nama baik ku di sekolah. Di tempat kerjaku," pintanya.Ia menambahkan kalimatnya lagi sebelum aku membalas ucapannya. "Aku nggak ada kerjaan lagi, Kak. Cuman itu satu-satunya harapanku. Mohon kak jangan seperti ini.""Kamu aneh ya! Apa yang bisa aku lakuin?" tanyaku dengan sewot. Aku sudah sangat risih."Kakak bisa datang ke sekolahan. Kemudian kakak temui kepala sekolah dan katakan bahwa kasus ini nggak benar. Tolong bersihkan nama baikku. Tolong, aku tidak ingin dicap buruk."Aku tertawa kencang. "Hahaha. Kok ada ya orang kayak kamu, Tere? Kamu

  • Membalas Perselingkuhan Suami   Bab 40- Kedatangan Wanita Penggoda

    Aku dan Mas Ginan memasuki ruangan yang dimaksud oleh polisi wanita tersebut. Dua polisi pria juga mengawal kami.Setelah masuk ke dalam, seorang perempuan yang mengenakan jas putih mempersilakan kami untuk duduk tepat dihadapannya. Ia adalah seorang dokter yang telah memeriksa visum kami. "Bapak dan Ibu hasil visumnya bisa dibaca disini," katanya sembari memberikan beberapa lembar kertas kepada kami.Aku dan mas Ginan melihat secara bersamaan. "Bapak dan Ibu hasil visumnya aman. Tidak terjadi terjadi tanda-tanda telah melakukan hubungan seksual. Jadi kalian dinyatakan bebas tidak melakukan perzinahan," katanya.Aku dan mas Ginan bernafas lega. Akhirnya tuduhan perzinahan tidak terbukti."Kalau begitu saya minta dibuatkan surat laporan karena mas Adam yang masih berstatus suami saya sudah menuduh saya berbuat zina," kataku meminta kepada polisi pria yang sedang berdiri di sebelah kami."Apakah itu tidak masalah, Bu?" tanya salah satu dari polisi tersebut. Wajahnya tampak bingung. Kemu

  • Membalas Perselingkuhan Suami   Bab 39-Harus Melakukan Visum

    Mataku tidak sengaja melihat ke arah luar. Dibalik pohon akasia yang letaknya tepat di pinggir jalan rumahku, aku melihat Mas Adam sedang berdiri di balik sana dan memerhatikan kami di dalam. Mata kami sempat bertemu beberapa detik. Tampak Mas Adam terkejut. Ia malah lari setelah itu."Oh itu dia! Malah kabur!" kataku bereaksi spontan sembari menunjuk ke arahnya yang sedang berlari.Mas Ginan dan ketiga polisi tersebut secara bersamaan menoleh ke arah yang aku tunjuk. Mereka juga sempat melihat Mas Adam berlari."Tuh lihat, Pak! Kalau memang benar kami berzinah, kenapa dia nggak ikut masuk ke sini? Malah dia yang melarikan diri," kataku ketus kepada ketiga polisi tersebut.Ketiga polisi tersebut terlihat bingung. Lalu salah satu diantaranya bersuara. "Maaf, Bu. Kami tidak tahu yang dilaporkan oleh beliau benar atau tidaknya. Tapi karena negara kita adalah negara hukum sebaiknya Bapak dan Ibu harus membuktikan bahwa kalian benar-benar tidak sedang berzina."Au tercengang. Bisa-bisanya

  • Membalas Perselingkuhan Suami   Bab 38-Ulah Adam!

    "Gila kamu ya!" kata mas Adam kepadaku. Wajahnya masih dipenuhi amarah. Tapi tiba-tiba tanpa berkata apapun mas Adam pergi begitu saja. Dia melangkahkan kaki untuk keluar gerbang rumahku. Mungkin dia takut dengan ancamanku yang akan melaporkannya ke polisi atas dugaan kekerasan karena sudah memukul Mas Ginan.Ku biarkan dia pergi begitu saja. Sementara aku langsung menolong Mas Ginan. Kulihat rahang pipi Mas Ginan merah dan pria itu tampak sedari tadi harus menahan sakit."Mas, ayo masuk dulu ke dalam rumah. Aku akan mengompresnya. Biar aku obati ya," kataku.Mas Ginan melambaikan tangannya. "Aku nggak apa-apa kok. Aku bisa sendiri nanti ngobatinnya di hotel. Bener deh." Begitu kata Mas Ginan dengan napas yang tersengal-sengal.Aku menggeleng. "Enggak, Mas. Aku harus tanggung jawab karena ini kesalahanku juga. Biar aku obatin ya, Mas. Tolong Mas mau terima sebagai permintaan maaf ku." Aku memaksa mas Ginan untuk mengobatinya di rumahku karena aku benar-benar merasa bersalah.Mas Ginan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status