Share

Bab 5-Bisikan Tere

Nira sudah serius memandang ke arahku. Ia tampaknya penasatan dengan kata tapi yang masih menggantung dari mulutku.

"Tapi, kamu nggak boleh ulangin yang kemarin ya. Jangan masuk ke kamar saya tanpa izin. Saya nggak suka."

Nira mengangguk dengan cepat. "Baik, Bu. Saya berjanji nggak akan mengulanginya lagi."

"Satu lagi," kataku. Aku menyeruput teh sebelum melanjutkannya. Sementara Nira sudah menungguku. Tidak sabar ingin mendengarkan syarat yang selanjutnya.

"Apa itu, Bu?" tanya Nira.

"Tolong kamu jangan pakai pakaian ketat begitu dirumah ini. Kamu tahu kan anak saya dua-duanya laki-laki. Mereka juga masih terlalu kecil. Kalau ngeliat kamu sehari-hari berpakaian seperti ini, nanti timbul rasa penasaran mereka," ucapku sambil menunjuk baju ketat lengan pendek yang ia kenakan. Sangking ketatnya, lekukan tubuhnya terlihat jelas. Apalagi dari pinggul sampai kakinya, ia tampak seperti tidak memakai celana.

Sebenarnya alasanku melarangnya mengenakan pakaian itu karena aku tidak ingin suamiku lama-lama bisa tergoda padanya. Meskipun aku tahu bahwa Mas Adam tidak akan seperti itu. Tapi fitrahnya seorang istri tentu memiliki rasa cemburu karena merasa disaingi keseksiannya didepan suami oleh wanita asing.

Nira mengangguk lagi. "Baik, Bu. Saya akan mengusahakannya. Karena saya nggak punya baju banyak. Ini baju udah lama waktu zaman saya sekolah. Makanya sudah sempit."

"Mau beli baju baru selalu nggak ada uang. Uangnya selalu habis untuk keperluan dapur, adek-adek sekolah, dan obatnya ibu," tambahnya lagi. Menjelaskan keadaannya.

Aku tersentuh mendengar pengakuannya itu. Keadan ekonominya memang benar-benar sulit. Pantas saja mas Adam menerimanya bekerja. Sebab, suamiku itu tidak bisa melihat orang susah.

Aku mengeluarkan dompet yang ku kantongi dicelana. Berniat untuk memberikannya beberapa lembaran uang merah.

"Ini ada uang buat kamu. Nanti pergi kepasar beli lah baju yang agak longgar. Untuk sementara, sedapatnya aja ya. Dua atau tiga potong. Besok saya belikan lagi," kataku sembari memberikan 5 lembaran uang merah.

Wajah Nira terlihat seperti sungkan mengambil uang ditanganku.

"Ini terlalu banyak, Bu. Saya beli baju yang murah-murah aja," jawabnya dengan sungkan.

"Enggak. Udah ambil aja ini," kataku memaksa.

Akhirnya Nira mengambilnya dan mengucapkan, "Terimakasih banyak, Bu."

Aku mengangguk. "Kamu boleh kembali temenin Cleo untuk les renangnya hari ini."

"Baik, Bu." Nira langsung melangkahkan kakinya untuk menyusul bungsuku.

Ting! Ting!

Bel pintu rumah berbunyi.

Aku segera berjalan ke pintu utama dan membuka pintu tersebut.

Pintu sudah ku buka. Seorang wanita muda tersenyum sumringah ke arahku. "Kakak!!" Begitu jeritnya ketika melihatku membukakan pintu untuknya.

Aku ikut senang juga. Ku terima pelukannya dengan senang.

"Ya ampun, Tere. Kita udah lama nggak ketemu," kataku masih memeluknya dengan erat.

Tere melepaskan pelukanku. Ia membalas perkataanku. "Iya, Kak. Sejak covid ini nggak sih, Kak. Udah 6 bulan lebih."

Aku tersenyum sumringah dan mengangguk juga. "Iya, Tere. Kamu apa kabar? Makin cantik aja." Aku memuji adik kandung sahabatku itu. Tere adalah adiknya Rere, sahabat SMA ku yang sampai saat ini masih terus berkomunikasi denganku. Sama-sama menjadi CEO diperusahaan tekstil, tapi tidak membuat kami bersaing. Malahan sering berbagi inspirasi untuk sama-sama memajukan perusahaan kami.

"Ah kakak bisa aja. Aku ya gini-gini aja dari dulu, Kak. Belum glow up. Hehe." Tere tertawa renyah diakhir kalimat yang ia ucapkan.

Aku meliriknya dengan senang dari ujung kaki dan kepala. Penampilan Tere berubah drastis. Gadis yang masih belia itu semakin cantik saja dan gaya pakaiannya juga apik. Fashionable sekali mengikuti trend-trend kekinian.

"Nggak ah. Kamu udah glow up. Makin cantik beneran," kataku memujinya lagi. Tere hanya bisa tertawa kecil. Menertawakan pujianku yang menurutnya tidak begitu.

"Eh, ayuk masuk dulu, Tere. Kakak sampai lupa ajak kamu masuk."

"Iya, Kak." Gadis yang bernama Tere itu mengikutiku dibelakang. Ku persilahkan ia duduk disofa.

"Dimana Cleo, Kak? Hari ini jadwalnya les renang kan?" tanya Tere.

"Ah iya. Cleo masih siap-siap habis sarapan," jawabku. Tere memang menjadi pengganti guru renang Cleo sudah dua minggu berlangsung. Namun, minggu kemarin aku tidak sempat bertemu dengannya karena aku sudah pergi ke kantor lebih dulu.

"Minggu kemarin kita nggak sempat ketemu ya, Tere. Karna kakak udah pergi ke kantor duluan. Jadi Ayah Cleo yang nemenin Cleo kan?" tanyaku memastikan. Aku memang meminta Mas Adam untuk menemani Cleo les renang dirumah bersama Tere. Sebab, minggu kemarin Cleo belum memiliki Babysitter yang menjaganya.

Terkadang, pekerjaanku sebagai CEO tidak serta merta aku bisa bersantai ria. Aku harus memastikan karyawanku bekerja dengan baik dikantor, dan harus menandatangani berkas-berkas persetujuan distributor dan segala macamnya yang menyangkut nama perusahaan yang sudah kubangun sejak aku belum menikah.

Untung saja aku memiliki suami pengangguran yang bisa menghandle anak-anak dirumah. Ya, Mas Adam tidak bekerja. Tugasnya hanya mengurusi kebun kepala sawit yang kami punya. Alasan Mas Adam tidak bekerja karena fisiknya lemah. Ketika muda, suamiku itu pernah mengalami kecelakaan hebat sehingga menyebabkan beberapa fungsi organnya lemah dan tidak diperbolehkan bekerja.

Tere mengangguk. "Iya, Kak. Pinter banget Cleonya. Nggak ngerepotin Ayahnya." Tere tersenyum memuji si bungsuku.

"Iya. Kemarin karena dia belum ada Babysitter. Jadi untuk sementara Ayahnya dulu yang ngejagain.

"Jadi, sekarang Cleo udah ada Babysitter, Kak?"

Aku mengangguk menjawab pertanyaan Tere. "Ada, Re. Baru masuk tadi malam."

"Halo, Miss Tere." Cleo muncul dari belakangku dan langsung menyapa guru renangnya itu. Ia bersama Nira.

"Hello, Cleo. How are you today?" Tere bertanya kepada Cleo dengan sumringah.

"I am fine. Thank you," jawab bungsuku.

"Oh ini Babysitter barunya Cleo ya?" tanya Tere kepada perempuan yang berdiri disebelah Cleo.

Nira mengangguk dan tersenyum ke arah Tere.

"Kakak nggak salah pilih mempekerjakan dia sebagai Babysitternya Cleo?" tanya Tere berbisik kepadaku.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status