Share

BAB 5 Only God Can Judge Me

Adam tertunduk lemas di taman gersang sambil menghadap patung pipis yang tidak pernah absen mengencingi kehidupan sialnya. Tiap hari. Sambil mengusap rahangnya yang memar dia pandangi kamera mengenaskan di tangannya. Dia sudah duga hal ini akan terjadi lagi dan lagi. Kamera bekas yang betapapun awet kata penjualnya tetap tak akan berkutik melawan sang waktu. Korban iklan bertambah satu orang.

Perkataan kejam Rusli ada benarnya. Memang sudah seharusnya kamera butut itu dibuang jauh-jauh jika masih ingin menyandang sebagai fotografer profesional. Namun apa daya. Gaji freelance nya yang angin-anginan tak cukup untuk membeli kamera baru. Cash maupun kredit.

Menyanggupi keinginan bos Anwar untuk menikahi Tiara mungkin adalah solusi terbaik keluar dari kehidupan jahanam ini.

Di awal kontrak kerja sudah jelas. Perusahaan sudah menentukan spek kamera khusus yang dibutuhkan studio besar ini. Sebuah kamera DSLR dengan spesifikasi…

"Adam! Si Tiara nungguin lu di depan noh kagak mau masuk." Boim bergegas memberitahu dengan nada tergesa memecah keheningan Adam.

"Hah?" Adam melongo. Gestur tangannya menirukan lekuk body biola cewek seksi.

"Iye. Ti-a-ra. Anaknya bos yang..." Giliran tangan Boim menirukan gestur lekuk body biola dengan mata berkedip-kedip entah apa maksudnya.

"Oh shit! Nitip kamera canggih gue.” Sambil menepuk pundak Boim bergegas Adam meninggalkan kamera sekaratnya.

"What?! Kamera canggih? Lu buang kamera bangkai lu di pinggir jalan kagak ada bakal yang mau ambil, Damned!" Umpat Boim geleng-geleng gemas.

Dengan langkah gesit Adam merapikan rambut kuncir sebahunya dengan segenggam tangan basah air ludah. Di depan pintu keluar didapatinya seorang gadis dengan dandanan menantang sedang memasang muka jutek. Jinjingan tas Louis Vuitton dan High Heels Christian Louboutin asli cukup untuk menunjukkan kelas cewek yang sedang dilanda amarah membara ini.

Adam perlahan datang menghampiri.

"Tiara..." Sapa Adam lembut dari balik punggungnya yang bertato tulisan kaligrafi Only God Can Judge Me.

Tiara pasang muka masam pertanda nyata ada sesuatu yang tidak beres. "Kenapa WA gue gak dibales, Damned?!" Cewek ini marah sembari buang muka. Tatapan lensa kontak birunya menghindari wajah Adam dan sesekali memandang curiga pipi kanan Adam yang sedikit memar kebiruan. Tatapan sinis perempuan ini berupaya meyakinkan Adam bahwa dia sedang dalam masalah besar.

"Anu...kuotaku habis. Suer." Alasan klise Adam mencoba meyakinkan dengan bersumpah mengacungkan kedua ruas jarinya.

"Bullshit!" Mata Tiara nanar menatap Adam. Marah ini benar-benar serius. Muka Adam memucat seolah sedang menghadapi malaikat pencabut nyawa.

"Beneran Tiara. Aku..."

"Stop! Besok malam tahun baru kita ngedate lagi. Temuin gue di Le Bistro Thamrin . Tepat-jam-de-la-pan-ma-lam. Awas kalau telat lagi!" Saking kerasnya bentakan bertubi-tubi Tiara anak-anak foto berhamburan keluar studio. Cukup lama Tiara memperhatikan rahang Adam sebelah kanan seolah ada yang tidak beres. “Kenapa pipi kamu?” Tangan lembut Tiara sedikit menyentuh bagian pipi yang tampak lebam. Adam nyengir ngilu.

Adam mengusap rahangnya yang hampir patah akibat tinjuan yang begitu kerasnya. Ada hal yang tidak mengenakkan pelanggan foto kemarin sehingga berakibat musibah ini. Namun Adam berupaya menjaga rahasia konsumen. Sebuah kode etik bisnis.

“Ah tidak mengapa. Aku terjatuh saat ngambil foto outdoor kemarin.”

Jemari Tiara masih mengusap pipinya perlahan dan seketika menariknya setelah tahu bahwa segerombol karyawan kepo sedang bertumpuk dan berbisik di balik pintu dan jendela mencari tahu kehebohan yang dibuat Adam untuk kedua kalinya.

Tadi dengan Bapaknya sekarang dengan anaknya. Dasar Damned! Secara dia kan masih karyawan baru. Sungguh tidak fair! Umpat rekan kerja yang iri dengan perlakuan spesial yang diterima Adam.

Tiara melangkah pergi dengan gaya anggun memasuki mobil Porsche Cayman disambut sopir bersetelan jas hitam.

"Kenapa, Dam? Cieee. Marahan lagi?" Tanya si dengki Laras.

"Kepo lu!" Adam masuk studio dengan kesal mengusap-usap rahangnya yang masih terasa ngilu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status