Share

Bab 6 : Bertemu Lagi

Penulis: Anaserra
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-18 21:55:39

Kiara terus saja bolak balik diarea parkiran dan seakan enggan melangkahkan kakinya untuk melangkah lebih maju.

Ia bingung sekali dengan keadaan hatinya tetapi ia tau bahwa pekerjaan adalah prioritas utamanya. Maka dengan langkah yang berat ia langkahkan kakinya keluar area parkiran menuju halaman depan gedung bertingkat di depannya.

“Kau pasti bisa Kiara. Anggap saja tidak terjadi apa-apa. Bukankah semua orang pernah menangis?” kekehnya berusaha menguatkan hati dan mentalnya. Ucapan yang ia berikan untuk menghibur dirinya sendiri.

Ia masuk ke dalam lift dan memencet no paling akhir yang menandakan letak ruangan yang paling atas.

Berkali-kali ia menghela nafasnya. Ia benar-benar gelisah.

Ting~~

Pintu lift terbuka. Kiara memantapkan langkahnya menuju meja diseberang sana.

“Apakah ada yang bisa saya bantu,bu?” tanya seorang wanita itu dengan ramah tanpa tau Kiara gugup luar biasa.

“Saya ingin bertemu dengan Pak Dylan. Apakah beliau ada di ruangan sekarang?” tanya Kiara memastikan.

“Sebentar bu, apakah ibu sudah ada janji bertemu dengan Pak Dylan?”

Kiara menggelangkan kepalanya menandakan jawaban tidak. Karna bagaimana ia akan janjian? No Dylan saja dia tidak punya.

“Maaf Ibu, jika belum ada janji bertemu maka saya tidak dapat memastikan Ibu untuk dapat bertemu dengan Pak Dylan”

Kiara tidak kaget dengan jawaban itu tapi mau bagaimana lagi. Ia harus bertemu dengan Dylan.

“Sebentar, bisakah anda pastikan sekali lagi? Saya minta tolong, bilang saja Kiara ingin bertemu. Saya ingin membicarakan kerja sama kami. Maaf mba, ini sangat mendesak. Saya mohon bantuannya ya” bujuk Kiara sekali lagi.

Wanita itu memandang Kiara dan akhirnya mengangguk dan berjalan keruangan didepannya.

Kiara menunggu dengan gelisah di depan meja itu berharap Dylan tetap ingin bertemu dengannya setelah kejadian kemarin. Karna sikapnyalah seakan-akan membuat Dylan harus menjauh.

Tetapi keadaan malah membuat Kiara sepertinya harus bertemu terus dengan lelaki ini.

“Ibu Kiara, silahkan masuk. Pak Dylan menunggu ibu didalam.” wanita tadi menggiring Kiara untuk masuk kedalam ruangan Dylan.

Sekali lagi Kiara menghela nafas dan berjalan mantap memasuki ruangan Dylan.

“Selamat Pagi, Kiara.”sapa Dylan dengan senyum manisnya.

Kiara membalas sapaan itu dengan kaku.

“Ehm, pagi.” jawabnya singkat.

“Maaf jika membuatmu menunggu lama, sekretarisku tidak tahu jika kau adalah tamu penting untukku.”

Perkataan Dylan membuat Kiara tersentak.

Penting? Apa maksudnya?

“Hah?” Suara Kiara lolos begitu saja tanpa mampu ia cegah. Ia begitu terkejut dengan perkataan Dylan

“Tentu saja penting. Kau selalu penting untukku. Tidak berubah.”jawab laki-laki itu lantang dan tegas.

Kiara membeku di tempatnya. Sialan. Dylan benar-benar mempermainkan hatinya. Jantung Kiara berdetak tak karuan tanpa bisa ia atur.

“Berhenti menggodaku. Kau mengatakan hal yang sia-sia.” jawab Kiara malas berusaha menutupi semua yang terjadi padanya saat ini.

Dylan tidak boleh tau bahwa Kiara sedang berusaha menutupi kegelisahannya.

Dylan melangkah maju meninggalkan kursi yang sedari tadi ia duduki. Melangkah mendekati Kiara.

“Aku mengatakan hal yang sebenarnya tanpa ada perasaan yang aku tutup-tutupi. Memangnya tidak boleh?”

Dylan menunduk sedikit agar kedua matanya bisa sejajar dengan wajah Kiara. Kiara terdiam membeku ditempatnya.

Jarak ia dan Dylan benar-benar dekat. Mata cokelat itu-mata yang selalu ia rindukan. Mata yang selalu menatapnya dengan teduh, seperti halnya sekarang.

Kiara sedikit menahan nafas. Dengan jarak sedekat ini seluruh tubuh Kiara merasa sangat gelisah.

“Boleh kan aku berkata jujur? Aku benar-benar merasa kau tetap penting untuk hidupku. Dulu, sekarang dan selamanya. Camkan itu Kiara.” suara berat Dylan terdengar jelas ditelinga Kiara. Bahkan ia bisa mendengar dengan jelas nafas lelaki itu.

Perkataan Dylan bagai bumerang bagi pertahanan Kiara. Bagaimana bisa ia menyerang Kiara secepat ini?

Dan tepat sasaran sekali. Ia menyerang hati Kiara langsung.

Dengan cepat Kiara berusaha untuk tetap tenang dan fokus. Ia harus cepat mengendalikan keadaan ini jika tidak ia benar-benar akan kehilangan kendalinya.

“Berhenti membual. Aku datang kesini bukan untuk membicarakan hal ini.”

Kiara mendorong tuduh Dylan menjauh dan segera melangkahkan kakinya maju meninggalkan Dylan tepat di belakangnya.

Ia tidak ingin lama-lama berada dalam keadaan seperti tadi.Kondisi tadi benar-benar berbahaya untuk kesehatan hati dan jantungnya.

“Baiklah. Untuk apa nona Kiara Putri Maharani datang kemari jika bukan karna Pak Wahyu yang memintamu, bukan?”

Kiara memandang Dylan heran. Bagaimana ia bisa tau.

“Aku tau. Karna aku yang meminta Pak Wahyu melakukan hal itu.” jawab Dylan tersenyum dengan penuh arti.

“Apa?!” Kiara terkejut

Bisa-bisanya Dylan membuat dia melakukan hal ini.

Tapi untuk apa? Untuk apa Dylan melakukan hal ini semua?

Apakah Dylan ingin ia dan Kiara terus bertemu?

Tidak mungkin.

“Aku hanya ingin memastikan kerja sama kita berjalan dengan baik. Aku percaya padamu dan tentu saja mengandalkanmu.” ucap Dylan dengan semangat.

Tanpa ia tau ucapan itu sedikit melukai hati Kiara. Ia berharap Dylan memang benar ingin terus bertemu dengannya tanpa embel-embel pekerjaan.

Tetapi memangnya apa yang Kiara harapkan? Ia bahkan tau hubungan ia dan Dylan tidak mungkin lebih dari partner kerja.

“Baiklah. Aku memang datang kemari untuk mendiskusikan beberapa hal denganmu.”

Dylan menarik bangku berwarna hitam dan mempersilahkan Kiara untuk duduk.

“Jika kau sudah tau apa maksud kedatangan aku kemari bearti aku tidak perlu menjelaskan semuanya dari awal kan?” tanya Kiara sangsi

Perkataan Kiara membuat Dylan tertawa sejenak. Dan hal itu menggetarkan hati Kiara lagi.

Sudah begitu lama dia tidak melihat Dylan tertawa seperti ini. Sedikit demi sedikit kerinduan hatinya terobati.

“Kau selalu to do point, Kiara. Tetapi aku suka.” kekeh Dylan sambil terus tersenyum.

Sialan. Dylan benar-benar menggodanya sedaritadi. Kiara meremas kedua tanganya. Tidak bisa. Tidak bisa ia termakan akan gombalan Dylan.

“Jadi kita akan menambahkan beberapa titik sampling lagi sesuai permintaanmu.” tekan Kiara dibagian kalimat terakhir.

“Dan kemarin kita sudah mengunjungi salah satunya, Pak Wahyu meminta agar setidaknya 5 titik sampling yang kau tambahkan tadi dapat kita kunjungi segera dan di laporkan progressnya kepada Beliau. Apakah kau keberatan?”

“Tidak. Asal bersamamu aku tidak keberatan.” jawab Dylan tersenyum

Membuat Kiara kembali melotot marah kearahnya.

“Apa kita harus mulai hari ini? Jadwalku kosong sampai siang ini.”

“Hah? Langsung hari ini? Aku belum prepare apapun.” jawab Kiara kaget

“Sudahlah tidak perlu menyiapkan apapun. Ayokk.”

Dylan berjalan mendekati Kiara dan segera menarik lengan wanita itu untuk ikut pergi bersamanya.

Kiara terkejut karna hal yang Dylan lakukan benar-benar spontan. Tubuhnya belum mampu mencerna kejadian ini dengan baik.

Dan tanpa ia sadari tangan Dylan terus menggenggam erat tangan Kiara.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nanda Utami
Lanjuuuut athouuuur. ditunggu updatenya segera. mau tau kelanjutan kiara dylan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 44

    “Ya Tuhan, Dylan! Ayok ikut kakak dulu.” Lira menarik nafas lega ketika melihat Dylan muncul diruangan tamu milik keluarga mereka. Lira hampir frustasi karna dia tidak dapat menghubungi adiknya itu dari semalam. Lira menyeret Dylan untuk masuk kedalam kamarnya dan menutup pintu itu rapat-rapat. “Kakak butuh penjelasan disini.” Lira menekankan kata itu dengan sangat jelas dan Dylan tahu bahwa kakaknya itu sedang kesal. Tetapi Dylan bisa apa? Dia benar-benar malas untuk pulang kemarin. Moodnya sedang sangat hancur. “Kakak mengharapkan aku bercerita apa? Pasti papa sudah menceritakan semuanya.” timpal Dylan dengan malas. “Hei. Sejak kapan kakak lebih mempercayai papa daripada adik kesayangan kakak ini?” Lira duduk disebelah adiknya itu dan menyadari bahwa Dylan masih terlihat kesal. Lira tahu bahwa dia tidak akan dapat membantu banyak mendamaikan papa dan Dylan karna watak mereka yang sama-sama keras. Dylan adalah perwujudan papa persis. “Apakah keputusan untuk keluar dan melepas

  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 43 : Sensasi apa ini?!

    Kiara terkejut ketika bibir manis Dylan langsung melumat habis bibir mungilnya. Tangan kekar laki-laki itu melingkar di pinggangnya dan menariknya semakin mendekat ke pelukan Dylan. Dylan seakan mengunci Kiara untuk tidak menjauh. Sensasi aneh dan mendebarkan memacu jantung Kiara berdetak tak karuan. Demi tuhan tubuhnya serasa panas dingin menerima serangan dan sentuhan Dylan disetiap incihnya. Laki-laki itu melakukan semuanya dengan sangat perlahan membiarkan Kiara merasakan setiap hal yang ia lakukan adalah tulus. Dylan menarik tengkuk Kiara mendekat dan kembali mencium bibir itu tak berhenti. Tetapi Kiara menikmatinya, mata gadis itu terpejam dan mengikuti setiap gerakan yang Dylan berikan. Dring~~~~ Mereka berdua terkejut ketika handphone Dylan kembali berdering dan menampilkan nama Lira di display handphonenya. Karna nada dering itupun mereka berdua langsung berhenti dan tersadar bahwa keadaan tadi hampir diluar kendali. Pipi Kiara merah padam dan rambutnya sedikit acak-acak

  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 42 : Berbagi

    Kiara terkejut bukan main mendengar perkataan Dylan. Memutuskan keluar dari perusahaan? Ini sepertinya tidak sesederhana yang Kiara pikirkan.“Apa harus dengan langkah itu? Tidakkah dibicarakan lebih dulu?” bujuk Kiara sambil terus menggenggam tangan kekasihnya itu.Dylan tersenyum getir mendengar perkataan Kiara. Andai saja watak papa tidak keras mungkin saja hal seperti ini bisa dibicarakan dengan baik-baik.“Aku dan papa sudah tidak sejalan. Kami tidak berada pada satu visi dan misi. Ini juga susah untukku tetapi memaksakannya akan lebih sulit.”Dylan tertunduk lesu setelah mengatakan hal itu. Sebenarnya hatinya terasa sangat sakit untuk mengambil langkah ini semua. Menentang papanya bukan hal yang membuatnya senang tetapi campur tangan papa dalam urusan perusahaan takutnya akan lebih menyulitkan Kiara kedepannya. Dan Dylan tidak ingin hal itu terjadi tetapi dia tidak mungkin mengatakan hal ini ke Kiara.“Impianku dari dulu juga membangun perusahan dibidang investasi dengan dasar

  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 41 : Penasaran

    Kiara berjalan pelan-pelan agar tidak menimbulkan suara yang mencolok. Sinar matahari pagi terlihat diseluruh ruangan dan membuat ruangan TV Kiara dipenuhi sinarnya. Kiara berniat menutupi sedikit gorden untuk membatasi akses masuknya cahaya itu. Kiara takut Dylan terbangun karna silaunya cahaya matahari pagi.Kekasihnya itu sedang tertidur dengan pulas disofa panjang abu milik Kiara. Dylan terlihat sangat lelah dan sedang kacau hingga Kiara memintanya untuk menginap saja karna waktu juga sudah sangat larut malam untuk Dylan pulang. “Nah seperti ini lebih baik.”Kiara menutup sebagian gorden tadi dan membuat cahaya silau tidak terlalu mendominasi. Ia berjalan kearah dapurnya untuk memasak sarapan mereka berdua.Kiara bernafas lega karna masih terdapat bahan makanan yang dapat dia masak untuk sarapan. Karna seingat Kiara sudah lama sekali dia tidak belanja bulanan. Kegiatan kantor akhir-akhir ini benar-benar menyita waktunya.Kiara ingin membuat sandwich dan susu cokelat untuk sarapan

  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 40 : Tempat Bersandar

    Kiara mengambil hairdryer diatas meja dan mulai mengeringkan rambutnya. Segar sekali rasanya setelah penat seharian mengurus semua hal tentang dokumen yang harus diserahkan segera ke PT Admir.Hari ini benar-benar sangat padat dan membuat badannya terasa sedikit lelah. Tetapi semua rasa lelah ini terbayar dengan sempurna. Perusahaannya mampu memenangkan untuk investasi kali ini.TINGBel apartemennya berbunyi menandakan adanya tamu yang datang. Kiara melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 10 malam. Siapa tamu tidak diundang yang datang sangat larut seperti ini.Kiara keluar dari kamarnya dengan malas tetapi tidak mungkin membiarkan bel itu berbunyi terus menerus. Akhirnya ia membuka pintu apartementnya dan terkejut melihat siapa yang ada dihadapannya sekarang.“Dylan?”“Aku mengganggumu ya?”Walau Kiara merasa waktu ini sudah termasuk larut malam untuk bertamu tetapi hatinya merasakan bahwa Dylan tidak mungkin datang selarut ini jika tidak ada hal yang terjadi.“Tidak kok. Ayo masuk

  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 39 : Battle

    “Papa memilih membuang anak kandung sendiri demi anak yang bahkan baru papa temui sekali saja.”Suara Mira bergetar mengatakan hal itu. Rasanya sangat sakit untuk mengungkapkan semua perasaanya saat ini. Hatinya sangat kalut. Emosi yang dia pendam benar-benar seperti akan meledak.“Papa tidak ingin membahas ini lagi, lebih-““Karna wanita itu keluarga kita hancur! Hancur!”Mira berteriak histeris tanpa memperdulikan keaadan sekitarnya. Dia tidak peduli jika seluruh orang dikantor ini mendengar teriakannya. Dia hanya ingin meluapkan semuanya sekarang.“Mira kau sudah berlebihan. Ini tidak ada hubunganya dengan mereka!”“Papa masih saja membela mereka? Papa kira aku masih anak kecil yang dapat papa bodohi, hah?!”“Mira, diam!”Laki-laki itu sudah bangkit dari tempat duduknya dan mukanya merah padam. Tampak jelas jika dia marah besar. Tetapi hal itu tidak membuat Mira gentar sedikitpun.“Apa yang tidak papa berikan untuk semua kemauan dan kesenanganmu? Kau bisa bersenang-senang dan hidup

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status