Share

Bab 2

Author: Felya Puspita
“Wah, besar sekali semangkanya, Jose mau minum susu!”

Alih-alih berhenti, Jose justru menambah tenaganya, bertindak semaunya sendiri, seolah ingin meletuskan balon dengan tangannya.

Aku memang wanita yang cukup sensitif. Setelah digoda seperti itu olehnya, dalam sekejap wajahku langsung memerah dan tubuhku pun lemas tak berdaya.

Dan Jose menempel padaku, terasa jelas hawa panas di perut bagian bawahku, membuat jantungku berdetak kencang dan membakar hasrat dalam tubuhku.

Aku sedikit terbawa suasana. Entah kenapa tanpa sadar aku mengulurkan tangan dan ternyata malah menggenggam dengan kuat….

Aku benar-benar merasakan betapa kuat dan perkasa dirinya. Andai bisa menghabiskan malam yang gila bersama Jose, rasanya tak berani membayangkan betapa mendebarkannya hal itu.

Napasku mulai tak teratur, mengikuti irama dari Jose, jari-jariku pun ikut bergerak.

Jose menarik napas dalam-dalam, ekspresinya terlihat begitu nikmat dan menggoda, “Apa yang ibu lakukan? Jose rasanya enak sekali….”

Aku menatap Jose dengan sedikit terkejut dan bertanya, “Linda nggak pernah melakukan ini padamu?”

Jose menggaruk kepalanya, lalu berkata dengan nada kesal, “Nggak, nggak pernah… waktu aku lagi tidur, dia menyuruhku memegangnya. Dia bilang di sarangnya ada madu manis dan menyuruhku mencicipinya. Tapi dia bohong, rasanya nggak manis sama sekali. Aku sudah nggak mau lagi, dia malah memarahiku….”

Usai bicara, Jose menunjukkan ekspresi yang sangat sedih dan tertekan.

Sepertinya, selama ini Linda selalu menyuruh Jose melayaninya, tapi tak pernah berinisiatif melayani Jose. Jadi, begitu aku memuaskannya, Jose langsung bersemangat.

Wajahnya tampak terpukau, lalu bergumam, “Semangka ibu besar sekali, lebih besar dari punya Linda. Lembut sekali, seperti permen kapas.”

Mendengar itu, aku merasa sedikit bangga dalam hati.

Aku menatap Jose dan bertanya, “Kamu mau coba makan?”

Jose mengangguk dan menjawab, “Iya, mau.”

“Kalau begitu, janji sama ibu, apa yang kita lakukan ini jadi rahasia kita berdua saja. Jangan bilang ke Linda dan jangan cerita ke siapa pun. Kalau kamu janji, baru ibu kasih kamu makan, mau nggak?” Aku mengedipkan mata sambil membujuk Jose dengan lembut.

Jose mengangguk bingung dan aku pun menarik baju tidur ke atas. Tiba-tiba, sepasang payudara montok, putih dan lembut bergoyang di depan Jose, menciptakan gelombang dahsyat.

Saat Jose membenamkan wajahnya, aku tak kuat menahan diri dan mengangkat leherku yang indah, lalu mengeluarkan erangan penuh hasrat.

Aku merasa seluruh diriku hampir larut dalam lautan hasrat.

Betapa aku berharap Jose bisa terus memberiku lebih banyak kebahagiaan.

Begitu teringat bahwa Jose adalah menantuku dan aku malah melakukan hal seperti ini dengannya, rasa bersalah dan kenikmatan di dalam hatiku justru semakin kuat.

Kalau sampai putriku tahu, aku benar-benar tak tahu harus bagaimana menghadapinya nanti.

Namun semakin merasa bersalah, hatiku justru semakin berdebar. Ada sensasi yang aneh dan tak bisa dijelaskan.

Jose tampak seperti bayi kecil, terlihat sangat menikmati, suara kecapan ludahnya terdengar, membuatku sulit menahan diri.

Rangsangan seperti aliran listrik menyebar ke seluruh tubuhku. Area sensitif dan lembut itu sudah lembab. Aku ingin menggantungkan seluruh badanku pada Jose dan menjepit erat pinggang Jose dengan kakiku yang putih.
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Menantu Bodoh   Bab 10

    Tak lama kemudian, ambulans dan polisi pun datang.Ternyata pria paruh baya yang tadi ingin ke kamar mandi telah melapor polisi.Setengah jam kemudian, Jose dibawa ke UGD untuk menjalani tindakan darurat.Dokter mengatakan bahwa ada pembekuan darah di otaknya dan harus segera dioperasi.Setelah aku menandatangani surat persetujuan, Jose langsung dibawa masuk ke ruang operasi.Di luar ruang operasi, aku sangat gelisah seperti semut di atas wajan panas. Terus berdoa dalam hati agar Jose baik-baik saja.Jose terluka parah demi menyelamatkanku. Kalau sampai terjadi sesuatu padanya, aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana.Polisi yang memeriksaku terus menenangkan, menyuruhku untuk tidak terlalu mengawatirkannya.Begitu putriku tiba, aku tak bisa lagi menahan emosi dan langsung memeluknya sambil menangis tersedu-sedu.Dua jam kemudian, akhirnya operasi pun selesai.Pintu ruang operasi terbuka, seorang dokter berjas putih keluar dengan wajah penuh kelelahan.Aku langsung menghampiri dan k

  • Menantu Bodoh   Bab 9

    “Jaga sikapmu! Cepat minggir atau aku lapor polisi!”Aku menatap mereka dengan waspada, merasa tegang dan takut.Mereka berjumlah tujuh orang, masing-masing bertato di lengannya. Ada yang rambutnya dicukur cepak, ada yang diwarnai pirang. Terlihat jelas kalau mereka itu berandalan.Melihat mereka mengepungku, aku pun buru-buru mengeluarkan ponsel untuk menelepon polisi.Namun tak disangka, pria berambut cepak yang tampaknya pemimpin mereka langsung merebut ponselku dan membantingnya ke lantai dengan keras. Ponselku langsung hancur berkeping-keping.Salah satu dari mereka yang berambut pirang mengeluarkan sebilah pisau tajam yang berkilat dan mengarahkannya ke arahku, “Kakak, lebih baik menurut saja. Soalnya pisau ini nggak punya mata!”Seketika, wajahku langsung pucat. Aku tak berani bergerak sedikit pun, lalu memberanikan diri bertanya apa yang mereka inginkan.“Kamu begitu cantik, jelas kami mau… menghabisimu!”Usai bicara, mereka pun tertawa cekikikan dengan wajah penuh nafsu.Tubuh

  • Menantu Bodoh   Bab 8

    Aku mendesah pelan, merasa mimpi itu begitu nyata.Sebuah tangan besar menyelinap masuk ke dalam melalui kerahku, meremas dadaku dengan semena-mena, sementara tangan lainnya menyusup ke balik rokku….Sentuhan itu membuat tubuhku panas, hatiku mulai gelisah, bahkan bagian bawah roknya terasa lembab.Samar-samar terdengar suara napas berat di belakangku, hembusannya mengenai leherku, gatal dan menggelitik.Aku terangsang sampai akhirnya terbangun. Begitu membalikkan badan, kulihat Jose sedang tiduran di sampingku sambil menyengir polos ke arahku.“Ibu, Jose nggak tahan lagi, tolong bantu aku, ya?”Jose menurunkan celananya dan penampakannya yang mencolok membuat wajahku langsung memanas, jantungku pun ikut berdegup kencang.“Dasar nakal! Sembarang digoda perempuan, langsung lupa diri?! Kenapa nggak cari Kak Dolin saja? Untuk apa mencariku?”Aku masih kesal soal kejadian terakhir kali. Meski tadi sempat merasa panas karena godaan Jose, aku tetap memasang wajah datar dan cuek padanya.“Ibu

  • Menantu Bodoh   Bab 7

    Ucapan Jose langsung membuat wajahku memerah. Dasar bodoh, kenapa apa saja bisa keluar dari mulutnya?!Aku langsung melirik Dolin dengan canggung dan dia pun tampak terkejut. Mungkin tak menyangka Jose akan mengatakan hal sebodoh itu.Takut Dolin jadi curiga, aku segera membentak Jose, “Apa yang kamu bicarakan?! Takut dimarahin Linda? Coba lihat sendiri apa yang sudah kamu lakukan! Cepat, bangunin Linda sekarang juga!”“Baiklah,”jawabnya, melihatku benar-benar marah, Jose buru-buru menarik celananya dan langsung kabur keluar.Tak lama kemudian, Linda datang sambil mengusap matanya yang masih mengantuk, “Ibu, ada apa? Kok kalian pada nggak tidur tengah malam begini?”“Sahabatmu baru saja mencoba merebut suamimu! Kamu nggak tahu?!”Dengan nada kesal, aku menjelaskan kejadian tadi secara singkat. Wajah Linda langsung berubah, tampak kesal, tapi dia tak memarahi Dolin, malah mengomeli Jose, “Dasar nggak tahu malu! Sudah bodoh, masih sempat-sempatnya selingkuh! Kenapa waktu kecelakaan itu b

  • Menantu Bodoh   Bab 6

    Dari dalam kamar, terdengar suara seorang pria dan wanita.“Jose sayang, biar kakak melayanimu baik-baik, ya. Jose, kok kamu kuat dan perkasa sekali? Apa karena kebanyakan minum susu?”Aku menempelkan telingaku ke pintu dan bisa mendengar jelas suara wanita itu, itu suaranya Dolin!Lalu terdengar suara Jose menjawab, “Kakak salah tebak. Aku nggak minum susu, tapi makan madu.”“Madu apa?”“Itu….”Sepertinya Jose sedang melakukan sesuatu dan Dolin langsung tertawa cekikikan, “Dasar nakal, jangan pegang-pegang, geli….”Jose kembali berkata, “Tapi madu istriku nggak enak, lebih enak….”Belum selesai Jose bicara, Dolin langsung penasaran, “Lebih enak siapa?”Ekspresiku langsung berubah. Jangan-jangan si bodoh itu bakal membocorkannya?Tapi, dia belum pernah mencicipi maduku!Untung saja Jose masih ingat pesan dariku. Dia langsung mengalihkan pembicaraan, “Nggak boleh bilang, nggak boleh bilang. Kakak, apain kamu ke kamarku?”Aku pun menghela napas lega. Untung saja si bodoh itu masih punya

  • Menantu Bodoh   Bab 5

    Aku tahu Jose memang punya kebiasaan tidak mengunci pintu, jadi aku pun bersiap memutar gagang pintu secara perlahan. Tapi, tiba-tiba terdengar suara cekikikan dari kamar Linda, membuat sarafku yang tegang langsung terkejut.Sudah larut begini, ternyata putriku dan Dolin masih belum tidur.Hasrat yang sempat menggebu langsung kutahan dengan paksa. Kalau aku pergi menemui Jose sekarang dan sampai menimbulkan kegaduhan, lalu ketahuan oleh Linda dan Dolin, akibatnya bisa benar-benar fatal.Sepertinya, aku harus menunggu sampai mereka berdua tertidur dulu, baru bisa bertindak.Namun, aku tidak langsung kembali ke kamar. Rasa penasaran mendorongku untuk mendekati pintu kamar utama. Aku ingin tahu apa yang sedang dibicarakan mereka berdua.Aku menempelkan telingaku ke pintu dan perlahan suara di dalam mulai terdengar lebih jelas.“Linda, jangan mengejekku. Suamiku, si Mudi masih kalah jauh dibanding suamimu. Suamiku keras kepala dan maunya menang sendiri. Kalau aku mengomel sedikit, dia mala

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status