Share

Bab 6

Penulis: Salad Kentang Lada Hitam
“Nelson?”

Brandon terbengong sejenak, lalu menunjukkan senyumannya. Lelaki itu hanyalah seekor anjing yang dipelihara oleh Perusahaan Investasi Sinjaya. Dia pun bisa memecat “anjing” itu kapan saja.

“Ibu, aku tidak akan bercerai. Meski kami akan bercerai, itu juga masalah kami berdua. Aku harap Ibu tidak ikut campur dalam masalah kami.” Selesai berbicara, Brandon langsung mengendarai sepeda elektrik kesayangannya.

“Brandon! Dasar kurang ajar!” Tansri emosi hingga sekujur tubuhnya gemetar. Betapanya inginnya Tansri menabrak Brandon sampai mati! Hanya saja, ada banyak pengguna jalan di sekitar, Tansri juga tidak berani melakukannya.

Jam pulang kerja.

Hannah berjalan ke arah bagian resepsionis perusahaan. Dia melihat kedua resepsionis sedang mengatakan sesuatu, dan ada banyak orang karyawan yang sedang mengelilingi mereka.

“Suami pecundang Bu Hannah malah bilang ingin beri bunga mawar Bulare kepada Bu Hannah. Apa dia nggak punya kaca? Model seperti dia cuma cocok jadi pengemis saja ….”

“Iya, kenapa ya Bu Hannah bisa nikah sama pecundang seperti itu?!”

“Kalau dia berguna, mana mungkin dia jadi menantu yang numpang hidup di rumah Bu Hannah!”

“Kalau jadi aku, aku pasti sudah minta cerai sama dia!”

“Padahal ada banyak yang suka sama Bu Hannah ….”

“ … ”

“Kalian ….” Hannah kedengaran apa yang sedang digosipkan orang-orang. Dia menggigit bibirnya, dan wajahnya terasa sangat panas. Dia merasa sangat malu saat ini.

“Bu Hannah ….” Kedua resepsionis menyadari kedatangan Hannah. Mereka spontan merasa takut. “Bu Hannah, kami hanya asal bicara. Jangan marah, ya ….”

“Tutup mulutmu!” jerit Hannah. Tubuhnya masih gemetar.

Mata Hannah memerah, dan air mata spontan menetes. Kenapa dirinya bisa mempunyai suami pecundang?

Suami temannya rata-rata adalah pebisnis sukses atau anak orang kaya. Sementara, suaminya malah adalah seorang menantu pecundang yang menumpang hidup di rumahnya. Brandon tidak bisa melindunginya, dan hanya bisa memalukannya saja.

Pada saat ini, telepon di depan resepsionis berdering. Si resepsionis mengangkat telepon dengan gugup, lalu menyampaikan kepada Hannah, “Bu Hannah, kata satpam ada kiriman untukmu. Apa mereka boleh masuk?”

“Untukku?” Hannah terbengong sejenak. Sepertinya dia tidak belanja? Hanya saja, Hannah mengangguk.

Tak lama kemudian, tampak seorang lelaki tampan mengenakan jas rapi berjalan ke dalam.

Si lelaki tersenyum hormat, lalu berkata, “Apa benar dengan Nona Hannah? Ini ada paket dari luar negeri … tepatnya dari Bulare. Mohon tanda tangan di sini!”

“Bulare?!” Hannah menandatangani tanda terima dengan terkejut. Kemudian, si lelaki melambaikan tangannya, tampak beberapa kurir sedang memindahkan kotak kayu mewah ke dalam lobi.

Di atas kotak itu dihiasi oleh batu kristal. Kotak pun terlihat berkilauan ketika terkena cahaya lampu.

Semua pegawai di sekitar langsung terbelalak.

“Wah? Semua ini dikirim langsung dari Bulare?”

“Kotaknya cantik sekali. Apa isi dari kotak itu?”

“Bu Hannah, coba dibuka. Kami penasaran sama isinya ….”

Mata semua pegawai wanita di perusahaan iklan langsung berkilauan. Mereka terlihat sangat penasaran dengan isi dari kotak itu.

Hannah juga kebingungan. Pada akhirnya, dia memberi isyarat mata kepada si lelaki tampan untuk membuka kotak kayu itu.

Satu detik kemudian, semua orang langsung tertegun di tempat.

“Ini … ini bunga mawar yang dikirim langsung dari Bulare ….”

“Mana mungkin? Bukannya tahun ini produksi bunga mawar di Bulare sangat sedikit? Ini saja sudah berapa tangkai?”

Ketika melihat semua wanita tersenyum manis, si lelaki tampan langsung tersenyum, lalu menunjuk ke bagian tengah bunga mawar. “Nona Hannah, izinkan saya untuk menjelaskan. Semua bunga mawar ini dikirim langsung dari Bulare. Semuanya adalah bunga kualitas terbaik di Bulare. Hanya saja, bunga-bunga ini bukanlah bunga yang paling bernilai. Coba Anda lihat ….”

Si lelaki menunjuk ke bagian paling tengah buket bunga mawar. Di sana ada kumpulan bunga mawar kecil yang mirip dengan bros.

Namun setelah dilihat dengan saksama, ternyata semua itu bukanlah mawar, melainkan bros yang terbuat dari kumpulan berlian dan permata.

“Inti Bulare!” Sekujur tubuh Hannah langsung gemetar. Dia merasa dirinya bagai sedang bermimpi saja.

Inti Bulare adalah bros hasil ukiran dari beberapa seniman terkenal di Bulare. Hasil karya itu hanya ada satu di dunia. Jadi, dapat diketahui betapa mahalnya Inti Bulare ini. Tak disangka, hari ini Hannah bisa menerima hadiah semahal ini.

“Wah, hadiah dari siapa?”

“Bu Hannah, pasti diberi sama lelaki yang memujamu!”

“Royal sekali! Jangan-jangan pemberian Pak Nelson?

“Bukannya suami pecundang Bu Hannah juga bilang kalau dia mau hadiahin mawar Bulare ke Bu Hannah?”

“Pfftz, kamu lagi bercanda, ya? Mana mungkin dia sanggup untuk hadiahkan mawar Bulare? Meski dia dijual, dia juga tidak pantas dibayar dengan satu tangkai mawar itu!”

Saat ini, Hannah tertegun di tempat. Di dalam buket bunga mawar Bulare ini malah terdapat Inti Bulare. Siapa yang rela menghamburkan uang banyak untuknya?

Hannah tidak sekalipun kepikiran dengan Brandon. Sebab, dia sangat mengerti keadaan ekonomi dari Brandon. Bahkan uang jajan Brandon juga diberi oleh Hannah. Jadi, jangankan bunga mawar Bulare, Brandon bahkan tidak akan sanggup untuk membeli bunga mawar biasa.

Jangan-jangan … hadiah ini adalah pemberian Nelson?

Ketika kepikiran sampai di sini, Hannah merasa aneh, terharu, dan juga malu.

Di Hotel Inna, Kota Manthana.

Hotel Inna terkenal dengan tempat hiburan dengan harga tinggi. Dengar-dengar, pengunjung Hotel Inna biasanya adalah tokoh dari kalangan atas. Jadi wajar kalau mobil-mobil mewah berjajar rapi di depan pintu.

Acara reuni Brandon kali ini diadakan di Hotel Inna. Brandon bersiul sambil mengendarai sepeda elektriknya ke depan pintu gerbang. Sekarang Brandon memang sudah kaya, tapi sepeda elektriknya ini sudah menemaninya selama tiga tahun ini. Jadi, Brandon pun tidak rela untuk membuangnya.

Alhasil, belum sempat Brandon menghentikan sepeda elektriknya, malah terdengar suara klakson yang memekakkan telinga dari belakang.

“Hei bodoh! Kamu itu kurir antar makanan? Apa kamu nggak ngerti aturan? Kenapa sepeda rongsokanmu parkir di area parkiran mobil? Dasar gila!”

Sebuah mobil Audi seri A4 berhenti di belakang Brandon. Si lelaki yang berteriak tadi membuka pintu, lalu menuruni mobil. Dia menunjuk Brandon sambil memaki.

Brandon spontan menoleh, dan kedua orang itu spontan terbengong.

“Ketua Kelas?” ucap Brandon. Lelaki itu tak lain adalah Joseph Sumandi, ketua kelas saat masa perkuliahan dulu.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Menantu Dewa   Bab 333

    “Kenapa aku harus sukses sebagai juru taksir?” Brandon mengangkat bahunya dan bertanya, “Memangnya dia pantas membuatku takut?”Bagi Brandon, menilai barang-barang antik benar-benar hanyalah sebuah hobi. Dia toh bukan mengandalkan profesi ini untuk hidup. Jadi, apa dia perlu takut untuk menyinggung orang yang berkuasa dalam bidang ini?Lucas terlihat sedikit bingung. Sebelumnya, karena Brandon menolak tawarannya, dia sudah secara khusus menyelidiki latar belakang Brandon. Namun, dia tidak menemukan sesuatu yang spesial. Alasannya hanya dua. Pertama, Brandon benar-benar adalah orang biasa. Kedua, latar belakang Brandon sangat luar biasa sehingga Keluarga Marlon juga tidak bisa menyelidiki apa-apa tentangnya.Lucas sama sekali tidak merasa Brandon benar-benar hanyalah orang biasa. Oleh karena itu, hanya ada kemungkinan kedua. ‘Dia bermarga Sinjaya. Apa mungkin dia berasal dari Keluarga Sinjaya dari Jembara? Tapi, aku tidak pernah dengar ada tokoh sepertinya di Keluarga Sinjaya,’ batin Lu

  • Menantu Dewa   Bab 332

    “Ini ....” Erwan juga terkejut karena bahkan dia juga merasa jam tangan itu asli. Tak disangka, jam tangan palsu sudah bisa ditiru sampai semirip ini. Dalam sekejap, raut wajahnya pun menjadi sangat suram. Saat ini, Erwan mau tak mau harus mengakui bahwa dirinya dan Tyler memang sudah terlalu sombong. Mereka tidak menilai dari hal yang paling mendasar. Jika tidak, mereka mungkin tidak akan salah.“Aku salah karena nggak boleh menyentuhnya. Kalau boleh menyentuhnya, aku pasti bisa langsung membedakan keaslian barang ini dalam sekejap!” ujar Tyler dengan kesal. Dia sama sekali tidak ingin mengakui dirinya sudah kalah.Menurut Tyler, kekalahannya kali ini dikarenakan syarat yang ditetapkan Lucas sebelumnya. Jika tidak, mana mungkin dia bisa salah mengenali barang palsu ini? Brandon bisa menang hanya karena beruntung. Bahkan Lucas juga membela Brandon karena ingin mempermalukan dirinya.“Ayo kita tanding sekali lagi! Aku nggak percaya aku bisa kalah darimu!” ujar Tyler sambil mendengus din

  • Menantu Dewa   Bab 331

    “Kalau begitu, semoga seleramu benar-benar sebagus itu.” Brandon berkata dengan ekspresi dingin, “Jam tangan ini palsu. Lagian, tingkatannya juga sangat rendah. Orang yang punya sedikit pengetahuan saja sudah bisa menyadarinya. Jam ini sama sekali nggak perlu diidentifikasi.”“Kamu benar-benar keterlaluan bodohnya!” maki Tyler sambil menunjuk Brandon. Penipu ini sudah keterlaluan! Beraninya dia mengatakan hal seperti itu!Dessy memandang Brandon dengan sedikit kecewa. Dalam masalah ini, Brandon tidak perlu malu karena kalah dari juru taksir profesional seperti Tyler. Sikap Brandon ini sudah membuatnya terlihat terlalu tidak berkelas. Dessy bahkan sedikit curiga kenapa saat ini Brandon terkesan sangat berbeda dengan sebelumnya? Apa dirinya sudah salah menilai Brandon sebelumnya?Erwan hanya melirik Brandon sekilas, lalu berkata sambil tersenyum, “Memang bagus kalau anak muda bersikap kompetitif. Tapi kadang, kalau sudah kalah ya harus terima. Tidak ada gunanya keras kepala.” Jelas saja,

  • Menantu Dewa   Bab 330

    Di dalam kotak kayu, ada sebuah jam tangan stainless antik yang tak lain adalah jam tangan Rolex yang terkenal. Jam tangan ini jelas sudah berumur panjang. Penampilan jamnya sudah mulai menguning dengan indah. Meskipun permukaannya sudah dihiasi beberapa jejak waktu, keseluruhan jam tangan ini masih termasuk baru.Tyler memang terlihat sombong. Namun, begitu penilaian dimulai, dia juga tidak sungkan dan langsung mengeluarkan sebuah kaca pembesar. Dia pun mulai meneliti jam tangan itu dengan serius. Di sisi lain, Brandon hanya melirik jam itu dari kejauhan beberapa kali. Ekspresinya juga tidak banyak berubah. Jika mereka berdua dibandingkan, Brandon terlihat jelas lebih mirip seorang ahli.Saat melihat situasi ini, Lucas tidak berhenti mengangguk. Mata Dessy juga terlihat berbinar. Secara umum, performa Brandon terlihat jauh lebih hebat daripada performa Tyler. Tyler hanya terlihat bagaikan seorang tukang reparasi jam tangan.Namun, Erwan malah hanya tersenyum tipis saat melihat situas

  • Menantu Dewa   Bab 329

    Setelah mendengar ucapan Tyler, Brandon pun sedikit terkejut. Sepertinya, permusuhan yang dirasakan Tyler terhadap dirinya sangat besar. Setelah memikirkan hal ini, Brandon pun melirik Dessy. Wanita ini benar-benar adalah pembawa bencana baginya.Saat melihat Brandon yang menatapnya, Dessy pun tersenyum. Kemudian, dia mengedipkan mata pada Brandon dan menunjukkan ekspresi ‘mampus kamu’. Setelah melihatnya, Brandon hanya tersenyum masam tanpa tahu harus bagaimana menanggapinya.Tyler yang melihat situasi ini pun mengepalkan tangannya erat-erat. Bajingan yang entah siapa itu malah berani bermain mata dengan wanita pujaannya. Dia benar-benar tidak bisa menerima hal ini. Erwan juga melihat tindakan anak-anak muda ini melalui sudut matanya. Dia pun diam-diam berdesah. Dari hal ini, muridnya memang tidak bisa dibandingkan dengan Brandon. Namun, ada banyak hal di dunia yang harus ditanggapi secara rasional. Pada saat ini, Erwan pun melirik Tyler dan menegurnya, “Tyler, apa kamu sudah melupa

  • Menantu Dewa   Bab 328

    Nama pria tua ini adalah Erwan Tionada. Dia adalah ketua dari Asosiasi Barang Antik Manthana. Wanita yang mengikutinya adalah Dessy, sedangkan pemuda itu adalah Tyler Tionada, murid Erwan.Saat melihat orang ini, Brandon tidak terlalu terkejut. Bagaimanapun juga, Erwan sangat terkenal di dunia barang antik Manthana. Jadi, sudah sewajarnya dia menghadiri acara penilaian barang antik ini. Lagi pula, hubungannya dengan Lucas juga jelas sangat baik.Di sisi lain, muridnya yang bernama Tyler itu jelas saja menyukai Dessy. Dari mereka masuk sampai sekarang, perhatiannya hanya tertuju pada Dessy. Namun, ekspresi Dessy yang sedikit berubah setelah melihat Brandon membuat Tyler sedikit terkejut. Tyler pun mengalihkan pandangannya ke Brandon dan menjadi sedikit waspada.Dessy adalah definisi wanita cantik bertampang dingin yang selalu bersikap tegas dan terus terang. Namun, tatapannya malah melembut setelah melihat pemuda yang entah muncul dari mana itu. Saat ini, Tyler langsung tahu bahwa Brand

  • Menantu Dewa   Bab 327

    “Hannah, gimanapun, dia itu suamimu. Kamu harus mengingatkannya untuk berlutut asal melihat Martin kelak. Kalau nggak, gimana kalau kamu juga terlibat dan kalian berdua diusir dari rumah? Bisa gawat, lho!” Gabriel ‘berbaik hati’ memperingati Hannah.Hannah berkata dengan ekspresi dingin, “Dia datang atau nggak, berlutut atau nggak, apa hubungannya denganku?”“Eh? Sudah langsung jaga jarak nih? Hannah, sebelum jadi manajer, kamu nggak begitu, lho. Ternyata habis statusmu beda, kamu juga sudah mulai takut dipermalukan ya? Atau kamu masih belum terbiasa punya suamimu yang nggak berguna meski sudah lewat tiga tahun?”“Tapi jangan harap kamu bisa bercerai dengannya, pernikahan kalian ditentukan oleh Nenek sebelum Nenek meninggal. Siapa yang berani melanggar keinginan terakhir Nenek bakal jadi musuh seluruh Keluarga Limantara!” ejek Martin.Setelah berpikir baik-baik selama beberapa hari terakhir, Martin tidak akan membiarkan Brandon bercerai dengan Hannah. Asalkan pecundang itu tetap ada, d

  • Menantu Dewa   Bab 326

    Beberapa hari kemudian, di Grand Hotel Manthana.Hari ini dapat disebut sebagai hari besar di Manthana. Sebab, hari ini merupakan hari di mana Keluarga Marlon, keluarga kalangan atas dari provinsi mengadakan acara penilaian barang antik di Manthana. Acara ini merupakan acara besar bagi seluruh masyarakat kalangan atas Manthana.Keluarga Marlon tidak akan menyelenggarakan acara penilaian barang antik dengan seenaknya. Setiap kali mereka menyelenggarakan acara ini, pasti muncul harta karun yang langka dan eksotis. Hal yang paling penting adalah, standar acara penilaian barang antik ini sangat tinggi dan tidak bisa dihadiri orang biasa.Ambil saja acara kali ini sebagai contoh. Demi acara penilaian barang antik ini, Grand Hotel Manthana sudah mulai berhenti menerima tamu dari tiga hari yang lalu untuk mempersiapkan acara ini. Sementara hari ini, selain keluarga dan pebisnis yang diundang, orang tidak berkepentingan lainnya tidak diizinkan untuk datang ke Grand Hotel Manthana.Bahkan pela

  • Menantu Dewa   Bab 325

    Kerja sama dengan Grup Investasi Sinjaya? Proyek kawasan pusat bisnis? Mungkin Keluarga Limantara merasa semua ini sangat hebat. Namun, bagi Keluarga Marlon yang begitu luar biasa, itu semua bukan apa-apa. Jika Keluarga Marlon harus menghormati Keluarga Limantara karena hal-hal sepele itu, bukankah itu terlalu merendahkan Keluarga Marlon?Alasan kenapa Keluarga Marlon menghormati Keluarga Limantara adalah karena ingin menghormati Brandon. Meskipun Brandon mengatakan tidak memerlukan undangan, keluarga sebesar Keluarga Marlon tentu saja tetap harus menunjukkan etiket yang bagus.Jika bukan karena begitu, tidak peduli berapa banyak orang yang diutus Keluarga Limantara untuk menemui Lucas, hasilnya hanya satu yaitu diabaikan. Keluarga Limantara yang merupakan keluarga kalangan menengah di tempat kecil ini bahkan tidak berkualifikasi untuk menjadi pesuruh Keluarga Marlon.“Kakek, berhubung hanya ada kuota untuk 10 orang, siapa saja yang boleh hadir ke acara penilaian barang antik itu? Kita

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status