Keesokan paginya, Brandon yang masih mengantuk itu mengendarai sepeda elektrik ke Central Business District di Kota Manthana. Perusahaan Investasi Sinjaya pun berlokasi di tempat ini.Semalam Charles sudah menghubungi Brandon, dia mengatakan bahwa masalah peralihan perusahaan sudah diselesaikan. Hari ini, Brandon hanya perlu datang untuk tanda tangan saja.Tampak orang-orang hilir mudik di lobi perusahaan. Mereka semua yang berpakaian jas adalah pegawai di perusahaan ini. Brandon yang hanya berpakaian kaus oblong itu pun terlihat tidak sesuai pada tempatnya.Ketika kepikiran kelak mereka akan menjadi bawahannya, Brandon pun spontan mengamati mereka dengan tatapan layaknya seorang pemimpin.“Kamu? Brandon? Kenapa kamu bisa ada di sini?” Seorang wanita cantik baru saja keluar dari lift. Ketika melihat keberadaan Brandon, dia pun langsung berkata dengan terkejut.Saat ini Winnie merasa gugup. Sebab, semalam sewaktu di Hotel Inna, dia dan teman-temannya hampir saja masuk ke dalam jebakan
“Kamu suruh aku pergi?”Brandon pun tersenyum. Seorang bos malah diusir oleh karyawannya sendiri?“Apa kamu nggak ngerti bahasa manusia? Aku suruh kamu pergi dari sini! Aku nggak peduli siapa yang rekrut kamu, dan apa latar belakang kamu, pokoknya segera keluar dari sini!” ucap Winnie dengan geram.Selesai berbicara, Winnie mengeluarkan beberapa lembar uang, lalu melemparnya ke wajah Brandon. “Kamu masih nggak ingin pergi, ya? Bukannya kamu ingin uang? Bawa uangnya dan tinggalkan tempat ini!”Pada saat ini, pintu lift khusus Presdir terbuka. Para pekerja langsung memberi hormat. Kemudian, seorang wanita berumur sekitar 20 tahunan yang mengenakan kemeja putih dan celana kulit berjalan keluar lift.Kecantikan dan bahkan wibawa gadis itu bahkan tidak bisa dibandingkan dengan Winnie.Saat ini, si wanita tidak melihat orang di sekeliling, dan langsung membungkukkan badannya untuk memberi hormat kepada Brandon. “Maaf, Pak Presdir, aku datangnya telat.”Brandon melirik si wanita cantik sekila
Wajah Winnie langsung merona. Dia sungguh malu ditatap oleh Brandon. Semalam dia bahkan bersikap begitu arogan terhadap Brandon, dan tidak memperbolehkan Brandon untuk duet bersamanya. Namun hari ini, Winnie malah berdiri di sini, dan membiarkan Brandon melakukan apa pun yang ingin dia lakukan.Brandon melirik Winnie sekilas. Bunga kampus ini memang agak arogan, tapi sebenarnya hatinya cukup baik.Jadi, Brandon pun berkata, “Aku juga tidak bakal pecat kamu gara-gara hal sepele seperti ini. Hanya saja, mengenai masalah promosi, kita bicarakan lagi setelah aku melihat kinerjamu.”Selesai berbicara, Brandon juga malah menghiraukan Winnie lagi. Dia baru saja mengambil alih perusahaan. Jadi, masih banyak hal yang perlu dipelajari Brandon.Winnie memang adalah wanita cantik. Hanya saja, Brandon juga pernah melihat banyak wanita cantik sebelumnya. Setidaknya istrinya, Hannah, bahkan lebih cantik dibandingkan dengannya.…Perusahaan Investasi Sinjaya dipimpin oleh presdir baru. Semua proposal
“Hah?” Brandon spontan terbengong. Dia bahkan lupa untuk menelan daging steak di mulutnya. Sejak kapan ada masalah seperti itu? Kenapa Brandon tidak tahu?Melihat sosok rakus Brandon, Chloe semakin membencinya. Dia langsung berkata, “Aku juga nggak mau nutupi masalah ini lagi. Kak Nelson sudah telepon ingin lamar Kak Hannah. Malam ini dia akan datang untuk antar mas kawin. Kalau kamu tahu diri, nanti kamu cukup duduk saja. Kalau kamu nggak tahu diri ….”Ketika berbicara sampai di sini, Chloe tersenyum sinis. Keluarga Limantara memang menjalankan bisnis legal. Hanya saja, keluarga mereka memiliki beberapa pengawal. Jadi, jika Brandon melakukan keonaran, dia pun akan dihajar oleh pengawalnya.“Semuanya harap tenang. Ada yang ingin aku umumkan hari ini!”Kakek Herman mengetuk meja, lalu melanjutkan, “Sepertinya kalian juga sudah dengar kabar yang beredar di Manthana, ‘kan? Perusahaan Investasi Sinjaya sudah mengganti kepemimpinan mereka. Presdir yang baru menjabat sudah membatalkan semua
Tatapan semua orang tertuju ke sisi pintu. Tampak Nelson mengenakan setelan jas dengan rambut yang sudah disisir rapi. Saat ini, dia mengambil kotak hadiah di tangan, lalu berjalan ke dalam ruangan dengan tersenyum.“Mari kita tepuk tangan yang meriah untuk sambut kedatangan Pak Nelson!” ucap seorang anak muda.Seketika ruangan dipenuhi dengan suara gemuruh tepuk tangan.Sepertinya si pemuda tampan dan kaya raya seperti Nelson lebih disambut daripada Brandon si menantu pecundang itu.Sebab, Nelson bisa membantu Keluarga Limantara! Nelson adalah dewa rezeki di mata Keluarga Limantara!Nelson tersenyum sambil melambaikan tangannya kepada semua orang. Nelson yang sekarang tidak ada bedanya dengan aktor yang sedang berjalan di atas karpet merah. “Kakek Herman, maafkan aku karena datang tanpa diundang. Aku sudah mengganggu waktu kalian semua. Tapi aku itu orangnya blak-blakan, nggak suka bertele-tele!”Nelson tersenyum, lalu melanjutkan omongannya, “Aku suka dengan cucu Kakek Herman. Tapi
Akhirnya sudah ada jawaban dari pertanyaan di benak Hannah. Saat ini, hatinya terasa sangat hangat.Sebenarnya Hannah sudah bisa menebak bahwa Inti Bulare adalah pemberian Nelson. Namun setelah mendengar jawaban langsung dari mulut Nelson, Hannah pun baru merasa yakin.Hannah sungguh tidak menyangka Nelson adalah tipe orang yang tidak akan memungkiri ucapannya. Padahal Nelson baru mengatakannya di pagi hari, dan sore harinya Inti Bulare pun sudah sampai di kantornya.Barang-barang seperti ini juga tidak bisa dicari dalam waktu singkat. Sepertinya Nelson sudah mempersiapkannya dalam waktu yang cukup lama?Sekarang Hannah sudah bersuami, dia sadar dirinya tidak mungkin boleh menyetujui lamaran ini. Hanya saja, Hannah merasa terharu dan tersipu malu.“Eh! Kalian sudah lihat belum? Ekspresi Brandon lucu sekali! Sepertinya dia terkejut banget! Hahaha!”Saat ini, Martin berdiri, lalu menunjuk Brandon dengan tertawa terbahak-bahak.Ketika mendengar ucapan Martin, semua orang di ruangan pun ik
Saat ini vila Keluarga Limantara menjadi hening. Semua orang menatap Brandon dengan tatapan kaget.Kenapa Brandon bisa bersikap begitu percaya diri? Jangan-jangan dia tahu siapa presdir baru Perusahaan Investasi Sinjaya?Hanya saja, Nelson tidak memercayainya, dan berkata dengan sinis, “Oke! Coba katakan, siapa presdir baru perusahaan kami?”Brandon mengulurkan tangannya dan menunjuk dirinya sendiri. “Presdir baru dari Perusahaan Investasi Sinjaya itu aku!”Semua orang terkejut dan terdiam.Namun, satu detik kemudian ….“Kamu? Hahahaha!” Nelson yang awalnya terbengong langsung tertawa terbahak-bahak.Kemudian, Nelson menatap Kakek Herman. “Kakek, aku kira menantu pecundang keluarga kalian hanya suka sok hebat saja. Aku nggak menyangka ternyata dia itu idiot!”Begitu ucapan itu dilontarkan, Martin dan yang lainnya langsung tertawa sambil menatap Brandon.Martin berkata dengan sinis, “Brandon, kamu bilang kamu itu presdir?”Gabriel menyindir, “Brandon, siapa juga yang nggak bisa membual?
“Pak Nelson, ngapain kamu omong kosong sama si dungu itu? Aku sama sekali nggak percaya sama kata-katanya!”Saat ini, Martin sudah tidak sanggup menahan amarahnya lagi. Dia langsung berjalan maju dan membanting ponsel Brandon ke lantai. Dia menunjuk Brandon sambil memaki, “Dasar pecundang, kerjaanmu cuma sandiwara saja! Malah bilang mau kasih bukti! Bukti kepalamu!”“Pergi! Cepat pergi dari sini! Aku sudah muak untuk satu ruangan sama kamu!”“Kenapa Keluarga Limantara bisa punya anggota keluarga sepertimu ….”“Dasar pecundang!”Anggota Keluarga Limantara mulai memaki Brandon. Alhasil, Brandon pun merasa sangat malu.Mereka semua tentu tahu bahwa Brandon tidak mungkin adalah presdir baru dari Perusahaan Investasi Sinjaya. Mereka hanya ingin menggunakan kesempatan itu untuk menginjak-injak harga diri Brandon saja.“Tapi ….” Brandon sungguh tidak menyangka Karen tidak menggunakan nomor tiga tahun silam itu lagi.Kenapa Karen tidak beri tahu Brandon kalau dirinya sudah ganti nomor? Sekaran