Share

Bab 8

Sebenarnya Brandon ingin membalas, tapi ketika melihat Joseph, dia hanya menggeleng dan tidak berbicara lagi. Brandon berjalan ke sisi Cherry, lalu berkata, “Mau pergi bersama? Aku takut nanti mereka akan persulit kamu.”

“Emm ….” Cherry merasa ragu. Ketika kuliah dulu, hubungannya dengan Brandon tergolong bagus. Namun, acara reuni malam ini diadakan oleh Joseph. Kalau Cherry pergi begitu saja, sepertinya dia akan menyinggung Joseph?

Saat ini, Joseph melihat Brandon tidak meninggalkan ruangan, melainkan pergi menggoda wanita cantik lainnya. Saat ini, raut wajah Joseph semakin muram lagi. Dia berkata, “Brandon, kenapa kamu semakin nggak tahu malu saja, ya? Masih bisa-bisanya kamu goda wanita cantik lain? Kamu kira kamu itu siapa? Pebisnis sukses? Jangan lupa, kamu itu cuma menantu yang numpang hidup di keluarga istrimu! Kami semua merasa malu bisa punya teman sekelas sepertimu!”

“Iya! Iya! Cepat pergi sebelum kami bersikap kasar sama kamu!”

“Cepat pergi! Cherry, dia itu pecundang, jangan sampai kamu dibohongi sama dia!”

Hinaan yang dilontarkan teman-teman sekelasnya membuat Brandon merasa sangat malu. Kalau bukan karena takut Cherry akan terkena imbas dalam masalah ini, Brandon pun tidak ingin tinggal di sini.

Saat ini, Joseph menyadari sepertinya Brandon masih tidak ingin pergi. Dia pun langsung melempar selembar kartu bank ke atas meja, lalu berkata dengan sinis, “Pelayan, cetak tagihan dulu! Biar dia bisa lihat seberapa mahal harga tagihan malam ini!”

Ucapan Joseph membuat semua orang terbelalak. Kartu perak! Kartu itu adalah kartu perak bank! Dengar-dengar hanya nasabah yang memiliki saldo miliaran baru bisa mengajukan pembuatan kartu itu.

Tak disangka, Joseph yang masih muda itu sudah begitu sukses! Memang benar, jangan menilai seseorang dari penampilannya.

Kemudian, tatapan mereka semua tertuju pada diri Brandon. Kenapa perbedaan nasib mereka berdua jauh sekali, ya?

Setelah melihat kartu perak itu, bahkan Cherry juga refleks melirik Joseph beberapa kali. Dia sungguh tidak menyangka ternyata Joseph begitu kaya.

Setelah mendapat pujian dari wanita cantik, Joseph pun menjadi besar kepala. Saat ini, dia kembali menatap Brandon, lalu berkata, “Emm, aku tiba-tiba berubah pikiran. Pelayan, aku akan bayar tagihan semua orang kecuali dia. Kamu pisahkan jadi dua bon.”

Pelayan mengangguk, lalu pergi mencetak bon.

Cherry pun merasa kasihan terhadap Brandon. Jika dia pergi dari tadi, apa mungkin akan terjadi masalah seperti ini? Sepertinya makan malam hari ini seharga belasan juta. Cherry menghela napas, lalu mengeluarkan kartu banknya. Dia ingin membantu melunasi tagihan makanan Brandon nanti.

Namun saat ini, pelayan yang mengambil kartu bank Joseph tadi kembali ke ruangan bersama dengan manajernya.

Si pelayan membungkuk kepada Joseph, lalu berkata dengan sopan, “Tuan, maaf, sisa saldo rekening Anda tidak cukup.”

Joseph terbengong sejenak, lalu membalas dengan emosi tinggi, “Kamu lagi bercanda? Jelas-jelas ada uang miliaran di dalam kartuku! Kamu malah beri tahu aku saldoku nggak cukup?”

“Iya, total tagihan makan malam Anda sebesar 3,6 miliar. Setelah dikurangi tagihan satu orang, Anda masih perlu membayar 3,4 miliar ….”

“Pfftz ….”

Setelah mendengar nominal itu, Brandon spontan tertawa. Si Joseph memang bodoh. Mungkin semua orang tidak kenal dengan dua botol alkohol yang disajikan tadi, tapi Brandon mengenalnya. Alkohol yang bermerek Eaton XIII merupakan alkohol dari Negara Varis, dan dibanderol dengan harga 1,6 miliar per botol. Tadi Joseph sudah memesan dua botol, itu berarti total harganya sebesar 3,2 miliar.

Joseph langsung tersadar dari mabuknya. Dia menunjuk si pelayan sambil berkata, “Kami cuma 20 orang saja? Totalnya malah hampir 4 miliar? Itu berarti satu orang sekitar 200 juta? Coba panggil manajer kalian ke sini. Aku mau minta penjelasan dari dia!”

Si pelayan menghela napas tanda tidak berdaya. Dia sudah menduga akan ada kejadian ini. Si pelayan mundur beberapa langkah, lalu berkata, “Manajer kami ada di sini.”

Sambil memelototi si manajer berpakaian kemeja rapi, Joseph pun menjerit, “Apa kamu nggak merasa hotel kalian agak keterlaluan? Masa makan malam satu orang sampai 200 juta? Kamu tahu nggak aku itu siapa? Kakak sepupuku namanya Nelson!”

Manajer juga tidak terlihat takut. Dia langsung menjawab, “Tuan, maaf, makanan yang kalian pesan tadi hanya puluhan juta saja. Hanya saja, dua botol anggur yang Anda pesan tadi adalah Eaton XIII, harganya dibanderol 1,76 miliar per botol. Tadi Anda pesan dua botol, totalnya berarti 3,52 miliar. Setelah ditambah dengan tagihan makanan, total keseluruhan setelah diberi diskon adalah 3,6 miliar.”

“Percaya nggak kalau aku bakal habisi kamu!” Amarah Joseph langsung membara. Dia pun pergi menarik kerah kemeja si manajer. “Kalian bahkan punya stok alkohol seharga 1,76 miliar? Meski ada, siapa juga yang mau buka anggur semahal itu? Percaya nggak kalau aku lapor polisi?”

Manajer berusaha menahan amarahnya, lalu menyingkirkan tangan Joseph dengan perlahan. Dia sudah menjabat sebagai manajer selama beberapa tahun. Dia juga pernah bertemu dengan banyak orang terpandang di Kota Manthana. Hanya saja, ini adalah pertama kalinya dia bertemu dengan orang yang sok kaya seperti Joseph.

Manajer menghela napas, lalu berkata, “Tuan, biar saya jelaskan sekali lagi. Pertama-tama, Tuan sendiri yang minta untuk dibukakan alkohol terbaik di hotel kami. Kami pun menyajikan alkohol sesuai dengan permintaan Tuan.”

“Kedua, sebelum alkohol dibuka, pelayan kami mencoba untuk memberi tahu harga alkohol kepada Anda, tapi Anda tidak menghiraukan mereka. Ketiga, semua yang terjadi di sini direkam oleh kamera CCTV. Jadi, kalau Anda ingin lapor polisi, silakan saja, kami punya bukti kuat.”

“Plak! Plak! Plak!”

Begitu manajer selesai berbicara, dia menepuk tangannya dengan pelan.

“Bamm!”

Pintu ruangan ditendang, dan tampak belasan lelaki kekar berpakaian singlet berjalan ke dalam. Mereka semua tampak sangat galak.

Keringat dingin langsung membasahi pakaian Joseph. Dia berkata dengan gemetar, “Di mana bos kalian? Aku mau ketemu sama bos kalian! Hotel kalian ini hotel ilegal!”

“Maksudmu, aku buka hotel ilegal?” Seorang lelaki muda berambut pendek dengan kemeja putih berjalan memasuki ruangan dengan tersenyum.

Si pemilik Hotel Inna yang mengenakan kacamata bingkai emas tampak sedang memainkan dua bola di tangannya. Lelaki ini bernama Robert Jaspar. Dia adalah seorang tokoh terkemuka di Kota Manthana. Hotel Inna hanyalah salah satu dari bisnis di tangannya.

Awalnya Joseph ingin memarahinya, tapi saat ini keringat dingin terus menetes dari kepalanya. Sebab, orang di hadapannya adalah Robert … Robert Jaspar! Dia adalah anggota gangster!

Sebenarnya Joseph hanya sedang membual saja. Nelson dan Robert bukanlah teman baik. Bahkan, boleh dikatakan Nelson bukanlah apa-apa di depan Robert?!

Jadi, mana mungkin Joseph berani menyinggungnya?

Setelah bos mereka datang, manajer pun langsung menjelaskan, “Saya lihat Anda punya kartu perak dan mobil Audi, seharusnya Tuan sanggup membayarnya. Jelas-jelas Tuan sendiri yang minta anggur terbaik di hotel kami. Tuan bahkan minta dua botol! Sekarang Tuan malah tidak mau bayar?”

“Nggak! Nggak!” Joseph segera menjawab, “Aku bayar! Kami bakal bayar!”

Sambil berbicara, Joseph sambil memelas terhadap teman-temannya. Saat ini hanya tersisa 2 miliar di dalam kartu Joseph. Uang 2 miliar itu adalah tabungannya dari bekerja selama beberapa tahun ini. Mobil Audi yang dikendarainya juga masih dicicil. Jadi, dia tidak sanggup untuk membayar tagihan sebesar 4 miliar ini!

Teman-teman yang tadinya mengagumi Joseph langsung memalingkan kepalanya untuk melihat ke sisi lain.

Bukannya tadi dia sok hebat minta keluarin anggur termahal di hotel? Sekarang apa maksudnya? Ingin suruh mereka bayar masing-masing? Tidak mungkin!

Dari ekspresi mereka, Robert tentu mengerti apa maksud teman-teman Joseph. Dia pun berjalan pergi menepuk-nepuk pundak Joseph, dan berkata, “Hei, jangan sok kaya kalau kamu nggak punya uang. Jadi orang harus belajar rendah hati!”

“Iya, iya, iya ….”

“Aku bisa gratiskan tagihan kalian.” Robert tersenyum hingga kedua matanya tampak sipit. “Tapi aku ada satu persyaratan ….”

“Apa? Apa? Saya pasti akan berusaha melakukannya,” ucap Joseph dengan nada menjilat.

Robert menjawab dengan tatapan genit, “Aku mau dia dan dia untuk temani aku malam ini!”

Tatapan Robert tertuju pada diri Winnie, lalu beralih ke diri Cherry. Kedua cewek itu, satunya seksi dan satunya lagi polos. Sepertinya akan sangat nikmat apabila bisa dilayani oleh mereka berdua.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status