Share

Siapa yang kau pilih? Dia atau aku?

Li Fu sudah mendalami seluk beluk kekuatannya selama kurang lebih dari setengah tahun yang lalu.

Ketika Kaisar yang Agung mengumumkan bahwa dirinya akan segera naik tahta dan memimpin kerajaan Xing Guang, ketika itu pula ia bertekad membenahi segala kekacauan yang mungkin akan terjadi pada awal masa kepemimpinannya nanti. Oleh karena itu dia melakukan meditasi dan berlatih selama tiga bulan lamanya di gunung Qingsheng bersama Wang Diwei guna meningkatkan ilmu kebatinan dan kungfunya. Tidak ada yang tahu apa yang sudah didapatkan oleh Li Fu disana, bahkan kedua orang tuanya sendiri. Tetapi Fen Lian memanggilnya lewat komunikasi satu arah agar ia turun gunung untuk melihat kekacauan yang terjadi didalam kerajaan. Mungkin juga Fen Lian berharap Li Fu dapat mengundang overlord Zhao terkait penyusupan di istana. Tetapi begitu melihat Xiao Ji yang tidak punya rasa takut bahkan setelah menghadapi kematian didepan matanya, ia merasa tertantang. Semua rencananya telah berubah hanya dalam waktu satu malam.

Bersentuhan fisik secara intim dengan seorang wanita yang bukan pengantinnya adalah suatu hal yang sangat memalukan diseluruh negeri. Seseorang harus bertanggungjawab secara moril tanpa memandang status atau jabatan sebab kedudukan wanita cukup dihormati di kerajaan Xing Guang. Tetapi Xiao Ji?

Dia adalah bedebah kecil yang tidak tahu diri sehingga gadis itu terheran-heran dengan apa yang baru saja dilakukan oleh Li Fu terhadap dirinya. Jelas ia tak berharap Li Fu akan menikahinya hanya karena satu ciuman.

Plakk!!

Satu tamparan mengenai pipi Li Fu setelah pria itu membebaskan titik akupuntur di punggungnya. Xiao Ji enggan memakai kekuatan karena masih memandang status pria dihadapannya itu.

“Kamu sangat berani,aku suka.” Li Fu menyeka darah yang tercecer di bibirnya sebelum ia mengayunkan tangan kearah pintu, dan seketika gembok penjara terbuka.

“Keluar sekarang.” katanya lagi. Xiao Ji makin mengerutkan dahinya. Dia juga mengayunkan jemari dan pintu itu tertutup lagi.

“Kamu tidak ingin menurutiku?”

“Aku tak mengerti tujuanmu.”

“Jangan sampai aku memaksamu keluar dengan kekuatanku, gerakkan kakimu sekarang dan ikut denganku menghadap Kaisar.”

“Ciuman itu tak berarti apapun, kalau kau hendak merencanakan sesuatu untuk mengusikku, Yang Mulia.” Xiao Ji melangkah mundur sebab menyadari Putra Mahkota tidak seperti apa yang dibayangkannya. Pria itu mungkin menjadi tidak waras setelah meditasi di gunung Qingsheng.

“Apa berarti kamu mengijinkan semua pria menyentuhmu?” Li Fu membuka pintu penjara lagi dan menariki Xiao Ji seperti angin. Pinggangnya diremat ketika tubuh mereka hampir bersentuhan, “sejalang itukah kamu?”

Kedua alis Xiao Ji menukik keheranan. Jelas ia merasa tersinggung dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Li Fu, tetapi yang lebih mengganggu pikirannya sekarang, mengapa racun konde permata itu belum bekerja?

“Kau adalah satu-satunya yang terkena racun sekarang, aku mengirim semua intisarinya lewat ciuman yang tadi kita lakukan.”

Mustahil. Xiao Ji menyipitkan matanya hendak bereaksi, tetapi sebelum itu bisa terjadi, tangannya menjadi lemah secara tiba-tiba dan mulutnya seakan kaku tak mampu bicara. Sialan!

“Lagipula kenapa kamu memberikan racun tingkat rendah kepadaku? Itu sangat menyakitkan hatiku gadis kecil,” Li Fu melirik kebelakang Xiao Ji dan seketika bayangan hitam menghampiri mereka, “apa kau mengira aku tidak bisa mengatasi racun murahan itu?”

Bayangan hitam tersebut perlahan menjadi jelas dan dua orang pria membungkukkan tubuh memberi hormat pada sang Putra Mahkota.

“Oh, dan satu lagi,” Li Fu menampar pelan pipinya sebelum menyerahkan Xiao Ji pada dua anak buahnya,”aku bukan tipe pria yang suka menghabiskan waktu di rumah bordil.”

                                     **

Diwei menguap lebar-lebar dengan kedua tangan yang direntangkan di udara setelah ia terlibat diskusi cukup lama dengan saudaranya, Wang Fen Lian beberapa waktu lalu. Sebenarnya ia sudah akan memasuki kediamannya di istana barat ketika melihat dua orang menyeret satu wanita yang dipandu oleh seseorang didepan mereka.

“Ya Tuhan, itu kakak pert—Putra Mahkota!” Diwei sontak berteriak ketika Li Fu berjalan kearah istana utama dengan dagu yang ditekuk. Matanya terlihat tajam seperti elang sementara wanita dibelakangnya tampak hendak membunuh Putra Mahkota dengan tatapannya.

“A Cheng, cepat beritahu Kaisar sekarang!” Diwei memerintahkan pengawalnya untuk segera pergi ke istana utama khawatir Li Fu akan menghadap sang Kaisar. A Cheng sigap melaksanakan perintah sementara Diwei diam-diam mengikuti rombongan kecil itu dari belakang.

Malam sudah semakin larut ketika Wang Ju Long tampak bingung dengan kehadiran mendadak empat orang didepannya. Bahkan jubah tidurnya belum kusut ketika Li Fu bersimpuh dengan membawa Xiao Ji yang kedua lengannya dikunci dibelakang.

“Mohon ampun, Yang Mulia,” Li Fu berkata tanpa mengangkat kepala, “sesuatu telah terjadi ketika aku mengunjungi tahanan ini di ruang bawah tanah.”

Bola mata Xiao Ji membesar sampai pada ukuran maksimal, hendak merutuk kegilaan yang tengah dilakukan oleh sang Putra Mahkota sekarang. Tetapi mulutnya masih tak bisa bicara, dia butuh penawar yang disimpannya didalam saku untuk menghilangkan racun konde permata itu.

“Katakan padaku.”

Barulah Li Fu berani memandang sang Kaisar dan menceritakan apa yang telah terjadi dibawah sana. Setiap kata yang keluar dari mulutnya, disampaikan Li Fu terlalu lancar hingga Xiao Ji mengira rencana itu memang sudah disusun Li Fu jauh sebelum dirinya menyusup ke istana. Bahkan Li Fu tak segan mengatakan tidak keberatan akan menikahi Xiao Ji atas apa yang telah terjadi beberapa waktu yang lalu.

Tiba-tiba pintu balai terbuka lebar dan Diwei jatuh dari baliknya. Disusul Lu Han yang menimpa tubuhnya diatas, sang Kaisar berubah geram.

“Apakah kalian menguping!?” gertaknya marah. Li Fu melirik tanpa menoleh ke belakang, tentu ia sudah menyadari bahwa kedua adiknya itu mengikuti secara diam-diam. Tapi tak ada yang bisa dilakukannya untuk mencegah rasa ingin tahu mereka. Dari kecil kedua orang itu memang seperti lintah yang menempel pada dirinya, terutama Diwei.

“Ma-Maafkan kami, Yang Mulia tapi—“ Lu Han membersihkan jubah tidurnya dan menarik Diwei hingga berdiri.

“Kakak, apa kau sudah gila?” Diwei menyela, “dia adalah pembunuh dan perajin sihir, kenapa kau ingin menjadikannya sebagai anggota keluarga kita??”

Lu Han berdeham, “yah, dia memang cantik seperti bidadari sih.. tapi bukan berarti menikahinya adalah hal yang wajar!”

“Dia akan membunuh kita satu persatu begitu Putra Mahkota menikahinya,” kata Diwei lagi, menunjuk Xiao Ji penuh kebencian, “lihat matanya! Seperti kobra yang siap menyantap daging mentah!”

“Diwei, kobra tidak menyantap daging mentah.”

“Oh, lalu bagaimana?”

“Dia mematok. Seperti ini,” Lu Han membentuk kepala kobra dengan kedua tangannya dan bergoyang kesana kemari, “mengerikan bukan?”

Wang Ju Long sudah akan mengeluarkan kata-kata paling tajamnya pada dua anak tidak tahu malu itu ketika Li Fu berdiri dan mengayunkan angin yang membuat tubuh mereka berdua bertabrakan satu sama lain. Kepala mereka beradu dan Diwei yakin setelah ini kepalanya benjol.

“Apa kalian akan tetap mencampuri urusanku?” tanyanya dingin. Lu Han buru-buru membungkuk untuk memberi hormat sebelum menarik Diwei keluar. Tetapi adik bungsunya itu masih tetap melayangkan protes dengan berteriak seperti orang kesetanan.

“Aku akan memotong lenganku sendiri kalau kau menikahinya, dengar itu?”

“Siapa yang kau pilih? Dia atau aku?”

Teriakan Diwei perlahan menghilang seiringan dengan menguatnya jeweran Lu Han di telinganya. Sedangkan Xiao Ji menatap mereka penuh kengerian, tak menyangka kalau keluarga kerajaan akan seaneh ini.

Lalu Li Fu menghadap kaisar lagi, “bagaimana menurutmu, Yang Mulia?”

Wang Ju Long mengurut pelipisnya tanpa sadar, “Li Fu, ini adalah kecelakaan. Dibanding menikahkan kalian, akan lebih baik aku mempercepat hukuman mati untuk Xiao Ji karena telah berniat meracunimu.”

Kaisar jelas tidak memahami apa tujuan Li Fu sebenarnya.

“Jika salah satu anggota Yue Yin meninggalkan mereka lewat ikatan pernikahan, mereka akan menghabisinya dengan tangan mereka sendiri. Bukankah ini setali tiga uang?” Li Fu menatap Xiao Ji sebentar sebelum berkata lagi, “kita akan mengundang kawanan rubah masuk kedalam kandang singa. Ketika itu terjadi nanti,”

Dengan kedua tangan yang dijalin dibelakang kemudian Li Fu mensejajari dirinya disamping Xiao Ji, memberikan senyuman paling menawan yang pernah gadis itu lihat, tapi juga paling terlihat keji diantara pria yang pernah ia temui seumur hidupnya.

“akan kupastikan mereka musnah seperti ditelan bumi.”

                                       **

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status