Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1439 Orang Rendahan

Share

Bab 1439 Orang Rendahan

Penulis: Sarjana
Dido tertegun sejenak, lalu berteriak dengan marah, "Dasar bajingan!"

"Sebelumnya, kamu sudah menghancurkan mobil balapku bernilai miliaran dan memukul wajahku di Showroom Mobil Neptus, sekarang kamu malah nggak mengingatku lagi?!"

"Maaf, aku hanya merasa wajahmu sedikit familier. Aku benar-benar nggak ingat lagi."

Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata dengan acuh tak acuh, "Mobil yang kuhancurkan malam itu sangat banyak, wajah orang yang kutampar malam itu juga cukup banyak. Aku hanya ingat aku sudah menampar wajah Jelita, Grorius, serta beberapa orang lainnya. Ah, apa namamu, ya ...."

"Pfffttt!"

Saking emosinya, Dido sampai muntah darah.

Dia menunjuk Ardika dengan tajam dan berkata dengan dingin, "Eh, Ardika, dengar baik-baik!"

"Nama depanku Dido, nama belakangku Sangace, nama lengkapku Dido Sangace!"

"Ayahku bernama Zian, Wakil Kepala Departemen Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Denpapan!"

"Hari ini aku akan menampar wajahmu hingga rusak! Setelah hari ini berlalu, namaku a
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3344 Kirbi Sudah Datang

    Thomas juga sudah menerima informasi itu. Dia sangat ingin mencoba, segera menelepon Ardika untuk mengatakan dirinya ingin pergi untuk mencoba melawan Kirbi itu. Namun, permintaannya itu langsung ditolak oleh Ardika.Situasi sepele seperti itu, dia tidak perlu sampai membawa Thomas ke sana.Bagi yang tidak tahu, mungkin malah akan mengira dia takut pada Kirbi.Adapun mengenai Cahdani, Ardika hanya menyuruh pria itu untuk mengendarai mobil, menunjukkan jalan. Dia juga tidak berharap pria itu bisa membantunya."Kak Ardika, sepertinya kali ini Jemi si tua bangka itu sudah bertekad untuk menyingkirkanmu.""Sangat jelas dia sudah mengadu tentangmu pada Tuan Rusel dengan berlebihan. Itulah sebabnya, orang yang sesungguhnya dikirim oleh Aula Hukum kemari bukanlah Lunad, melainkan pemimpin mereka sendiri, yaitu Kirbi.""Biasanya Kirbi nggak menonjolkan diri, aku juga nggak tahu banyak tentangnya. Aku nggak menyangka dia bisa mengalahkan Bu Vita.""Hanya saja, sebagai pemimpin organisasi penega

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3343 Vita Dibawa Pergi

    Hari ini Desi sudah dibuat ketakutan setengah mati oleh gaya bertindak Lesti.Sekarang dia merasa, cara mereka sekeluarga untuk menghadapi Lesti adalah berebut kasih sayang dengan Citra, bukannya malah melawan Lesti mati-matian begitu.Luna mengerutkan keningnya dan berkata, "Apa yang kamu katakan itu benar?"Tentu saja dia tahu jelas apa hubungan Grup Susanto Raya dengan Ardika.Adapun mengenai pihak Kediaman Wali Kota, itu tidak bisa diketahuinya dengan pasti.Namun, pemikirannya juga lebih mengarah pada apa yang dikatakan oleh Desi.Kalau demi memberi Ardika muka, Jace sampai menghentikan proyek bernilai puluhan triliun begitu saja, mungkin itu tidak terlalu memungkinkan.Ardika berkata dengan percaya diri, "Intinya, kamu percaya padaku saja. Pasti ada orang di Grup Hatari yang akan membocorkan informasi padamu. Apa yang terjadi selanjutnya, kamu bisa cari tahu.""Intinya, kamu lakukan dulu sesuai yang kukatakan, hindari wanita tua bangka itu saja."Selesai berbicara, Ardika mengelu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3342 Suruh Dia Datang Sendiri Kemari

    Desi tidak peduli putrinya lelah atau tidak. Dia ingin membereskan semuanya hari ini juga.Ardika mengerutkan keningnya. Kalau dia tidak pergi, situasi ini pasti akan makin memanas. Tidak punya pilihan lain, dia hanya bisa berbalik, menepuk-nepuk bahu Handoko dan berkata, "Bawalah kakakmu ke atas untuk berisitirahat. Aku masih ada sedikit urusan. Malam ini aku nggak akan pulang."Tepat pada saat ini, Jacky datang menghampiri dengan membawa ponsel, ekspresinya tampak agak panik. "Luna, Nenek Lesti menelepon, memintamu untuk pergi ke Grup Hatari sekarang juga!""Ke Grup Hatari?"Raut wajah Desi dan Luna langsung berubah. Luna tampak mengerutkan keningnya, sedangkan Desi, sekujur tubuhnya gemetaran dan menunjukkan ekspresi ketakutan."Aku saja yang angkat."Ardika langsung mengambil alih ponsel itu dari genggaman Jacky, melirik panggilan telepon yang masih terhubung itu, lalu berkata dengan dingin, "Beri tahu wanita tua bangka itu istriku sedang sibuk.""Kalau mau bertemu dengannya, boleh

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3341 Membagi Aset

    "Cih! Nggak mengecewakan keluarga kami katamu? Apa kamu merasa masalah yang kamu bawa untuk keluarga kami masih nggak cukup banyak?"Desi melangkah maju dengan sikap mengintimidasi, membusungkan dadanya, lalu berkata pada Ardika, "Ayo, sini, tikam saja aku! Kalau nggak, kalian harus bercerai!"Ardika mencibir dan berkata, "Oh? Kamu ingin aku menikamku agar bisa menjebloskanku ke penjara? Bermimpi saja kamu."Desi menggertakkan giginya dengan kesal, lalu mengancam, "Kalau begitu, aku akan gantung diri di depan pintu. Aku mau semua orang tahu aku dipojokkan oleh menantu benalu sendiri sampai-sampai harus mengakhiri hidup!""Aku nggak percaya kalau aku sudah mati karena dipojokkan olehmu, putriku masih akan tetap bersamamu!"Tanpa banyak bicara lagi, Ardika langsung mengeluarkan uang sebesar 200 ribu, lalu berkata, "Hmm, pergi beli tali yang lebih kuat.""Sialan, kamu ...."Saking emosinya, api amarah benar-benar bergejolak dalam diri Desi."Luna, apa kamu mau diam saja melihat si sialan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3340 Menantu Benalu Berbalik Melawan Majikan

    "Lepaskan aku, aku nggak ingin bicara denganmu sekarang."Luna mengucapkan kata-kata itu dengan nada bicara dingin.Ardika tetap berkata dengan tidak tahu malu, "Aku nggak mau, aku mau terus memelukku seperti ini sampai tua ....""Dasar sialan! Berani-beraninya kamu menendangku! Akan kuhajar kamu sampai mati!"Sebelum Ardika bisa menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba saja suara teriakan marah yang memekakkan telinga menggema di dalam taman bunga yang tenang itu.Desi yang sebelumnya ditendang oleh Ardika hingga terbang ke sofa, saat ini menerjang kemari dengan rambut acak-acakan sambil membawa sapu.Ardika melepaskan Luna dengan tidak berdaya, lalu membawa istrinya itu untuk bersembunyi.Melihat ibunya yang memasang ekspresi ganas itu, begitu pandangan Luna tertuju pada jejak tendangan di perut ibunya, dia langsung melemparkan sorot mata penuh amarah pada Ardika dan berkata, "Kamu menendang ibuku?"Ardika berkata dengan ekspresi tenang, "Dia sudah seperti menggila, memukuli ayahmu, lalu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3339 Hubungan Bermasalah

    Hanya saja, memikirkan di saat dirinya paling tidak berdaya, Ardika malah tidak bisa membantunya, juga mengenai kejadian Jesika sebelumnya ....Luna merasakan hatinya seperti teriris-iris oleh pisau.Angin dingin bertiup, langit tiba-tiba berubah menjadi gelap. Gemerisik dedaunan membuat perasaan kesepian yang sulit dideskripsikan dengan kata-kata menyelimuti hati Luna. Dia pun tidak bisa menahan diri dan menggigil.Tepat pada saat ini, dia merasakan ada pakaian hangat yang membungkus tubuhnya.Aroma familier di pakaian itu membuat Luna langsung tahu siapa orang yang datang itu tanpa perlu melihat.Benar saja, tidak tahu sejak kapan Ardika sudah berada di sisinya, menatapnya dengan sorot mata lembut."Sudah hampir turun hujan, cepat masuk ke dalam, jangan sampai kehujanan, mudah jatuh sakit."Saat berbicara dengan lembut, Ardika menyampirkan pakaian itu ke tubuh Luna, lalu hendak menggandeng istrinya masuk ke dalam.Luna mengatupkan bibirnya dengan rapat. Tiba-tiba saja, dia menepis ta

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status