Suara tembakan dikala sudah dalam posisi menang membuat semua orang terkejut. Bahkan Bastian yang merasakan darah mengenai tubuh dan wajahnya begitu syok dengan kejadian itu.Dia sama sekali tidak merasakan sakit atau merasakan apapun kecuali air yang mengenai kulit tangan dan wajahnya yang ternyata itu adalah darah.Ketika dia menoleh ke arah Farah, dia langsung sangat panik karena ibu angkatnya itu sudah mengeluarkan darah dari dalam mulutnya. Dan ketika dia melihat ke arah bawah, darah mengalir dengan sangat deras dari dari arah punggungnya."Ibu!" Bastian langsung memeluk tubuh ibu angkatnya itu.Farah tidak bisa mengatakan apa-apa. Wajahnya pucat, matanya terbelalak dan mulutnya terbuka dengan sangat besar karena menahan rasa sakit yang teramat sangat."Ibu! Sadar Bu. Kita ke rumah sakit, ya. Ibu bertahan!" Charlie langsung menghampiri Farah dan mengecek kondisi ibu angkatnya Bastian.Ketika dicek nadi di pergelangan tangan dan leher tidak terdeteksi detak nya. Charlie pun memej
Ketika Hans mendobrak pintu tiba-tiba sebuah serangan darat di dadanya hingga membuat dia terpental dan tubuhnya menghantam Bastian yang ada di belakang.Tendangan dari Doni yang berhasil mengenai telak dada Hans hingga membuat dadanya terasa sangat panas sekali.Seorang seperti Hans saja bisa mendapatkan efek yang begitu hebat, apalagi orang biasa mungkin akan langsung mati.Doni bahkan kekuatannya melebihi Bastian. Dan berada 2 sampai 3 langkah di depan Lopez."Mau masuk ke dalam? Lewati dulu aku!" ucap Doni dengan begitu percaya diri.Bastian langsung bangun dan berdiri. Dia kemudian menatap kedua mata Doni dengan tajam."Lebih baik kamu menyingkir jika kamu tidak ingin mati!" ujar Bastian dengan suara rendah yang menggetarkan dada."Kamu ingin membuatku mati? Jangan bermimpi, bocah! Bahkan malaikat maut pun enggan mendekat padaku!" ucap Doni dengan wajahnya yang datar.Bastian melirik ke arah Farah yang sedang duduk dan terikat. Mata dan mulutnya ditutup oleh kain.Mendidih Bastia
Seorang pria berpakaian serba putih dengan rambut gondrong sepunggung, datang menghampiri Hans."Siapa kamu? Untuk apa kamu datang ke sini." tanya pria itu.Hans hanya mengerti beberapa kata saja, namun secara utuh dalam satu kalimat dia tidak mengetahuinya."Mohon maaf aku tidak mengerti maksudmu. Bisakah kamu berbicara dengan bahasa Inggris?" tanya Hans."Ah, ternyata nama kamu emang beneran bule!" gumam pria itu.Lalu dia menatap kedua mata Hans dan berkata dengan menggunakan bahasa Inggris yang pas-pasan, "Apa yang sedang kamu lakukan di sini?""Aku dipanggil oleh bos untuk datang ke sini. Aku ditugaskan untuk menjaga wanita tua itu," kata Hans.Pria itu menganggukkan kepalanya dengan pelan. Namun matanya menatap Hans dari ujung kaki sampai ke ujung kepala.Ada sebuah keraguan di dalam dirinya mengenai pria itu. Pasalnya dia tidak pernah bertemu dengan orang berkewarganegaraan asing di markas ini. Bahkan dia juga tidak pernah melihat Jonah memiliki anak buah seorang warga negara a
Jelas saja Bastian menjadi berang saat dirinya mendengar kalau ibu Panti yang sangat berarti bagi hidupnya sudah diculik.Tidak terbayangkan seberapa besarnya amukan Bastian kepada Jonah dan Willem nantinya ketika mereka saling berhadapan."Kamu tenang saja, Sarah. Kamu dan adik-adik di sana sekarang berdoa untuk keselamatan ibu Panti. Kekuatan doa dari kalian akan membantu Kakak dalam upaya aku untuk menyelamatkan ibu Panti," ujar Bastian dengan suara yang bergetar karena dirinya sedang dipenuhi oleh amarah."Baik Kak, aku dan adik-adik yang lain akan berdoa untuk keselamatan kalian berdua," ucap Sarah.Bastian kemudian mengakhiri panggilan suara itu. Kemudian dia menghubungi Antoine untuk memberitahukan tentang kondisi yang terjadi dan meminta tolong kepadanya untuk melacak keberadaan ibu Panti."Antoine, aku baru saja mendapatkan kabar kalau ibu angkatku sudah diculik oleh segerombolan orang. Tolong kamu cari informasi di mana ibu angkatku saat ini berada," ucap Bastian."Apa? Jona
Seorang pria yang tiba-tiba datang dan merobek surat-surat yang sudah ditandatangani oleh Jonah, membuat semuanya kebingungan, terkecuali Bastian.Pria itu tersenyum melihat sosok Antoine datang tepat pada waktunya.Kedatangannya ini membuat Bastian yang merasa lega karena dirinya sempat khawatir saat Antoine tidak kunjung datang padahal sudah dikabari lebih dari dua jam yang lalu."Mohon maaf Sang Pelindung, aku terlambat datang!" ucap Antoine.Bastian tersenyum seraya menganggukkan kepalanya tanda dia memaafkan Antoine.Jonah kini berdiri untuk menghadapi Antoine. Dia sama sekali tidak terima dengan apa yang dilakukan oleh calon pemimpin Keluarga Wibowo yaitu kepadanya yang dinilai sangat tidak pantas untuk dilakukan."Apa yang kamu lakukan, Antoine? Kamu tidak bisa melakukan ini? Kurang ajar sekali!" geram Jonah.Antoine menghadap Jonah. Lalu dia berkata, "Memangnya kenapa? Aku merasa kalau apa yang kamu lakukan itu hanya untuk kepentinganmu sendiri. Tidak ada unsur kepentingan ber
Namun bukannya terlihat marah tetapi Jonah malah tertawa dan bertepuk tangan.Sifatnya begitu menyebalkan seperti Bastian. Mungkin jika mereka berdua tergabung dalam satu tim, mereka akan membuat semua musuh terpancing amarahnya dan mereka bisa memenangkan setiap pertarungan dengan mudah."Wow … aku tidak menyangka mendapatkan jawaban yang begitu manis. Ya, aku memang tidak menyukai memanggil seseorang dengan nama depan, soalnya marga jauh lebih penting. Aku setuju denganmu untuk menyuruh orang memanggil kita dengan nama belakang," ucap Jonah seraya tersenyum.Kemudian setelah mengucapkan itu, Jonah menoleh ke arah Willem. Lalu dia berkata, "Seharusnya kamu juga memanggilku dengan nama belakang, bukan nama depan!"Willem langsung menganggukkan kepalanya sembari berkata, "Mohon maafkan aku, Tuan Falcon."Jonah menganggukkan. Kemudian dia mengembalikan pandangan ke arah Bastian."Sepertinya sangat tidak baik kalau menyambut seseorang di depan pintu masuk. Apakah kamu nggak mau mengundan