Share

Penampilan baru Aisyah

Author: muktipuji90
last update Huling Na-update: 2023-07-18 16:27:36

Bab 6

[Anak-anak Mamah besok jangan lupa ya ada arisan keluarga di rumah tante Yuyun.] pesan masuk dari Mamah di grup WA keluarga Mas Indra. 

[Oke Mah. Dresscode warna apa Mah?] balasan dari Mba Kiki. 

[Dresscode warna merah] balasan dari Mamah. 

Terlihat di layar ponsel, Mba Rara juga sedang mengetik untuk memulai bergabung percakapan. 

[Kalau gak punya baju warna merah bagaimana Mah?] tanya Mba Rara yang sepertinya sengaja memancing perkara. 

[Ya harus beli dong sayang jangan kaya orang susah! kamu kan banyak uang Rara. Anak dan menantu Mamah harus kompak loh!]

[Rara sih banyak Mah bahkan baju Merah tak terhitung, itu si Aisyah barangkali gak punya. Dia kan baru pindah kesini pasti gak bawa baju banyak dari kampung.] ungkap Mba Rara. 

Sudah kutebak dia sengaja memancing perkara denganku dengan membuat pertanyaan lalu mengetag namaku di grup, padahal aku sengaja menjadi silent rider karena malas sekali rasanya berada di grup yang unfaedah menurutku. 

[Nanti kalau Mba Aisyah gak punya baju merah Sizi pinjemin, tapi apa cocok dipakai sama dia? soalnya baju Sizi kayanya terlalu bagus dipakai sama Mba Aisyah.] timpal adik Ipar yang super nyebelin.

Aku yang tadinya hanya ingin menyimak begitu melihat isi chat mereka jempol tanganku mendadak gatal rasanya ingin mengetik untuk membalas setiap nyinyiran yang mereka tujukan padaku. 

[Maaf ya Mba Rara yang terhormat dan Sizi yang cantik. Terima kasih sebelumnya kalian sudah perhatian sekali padaku, tapi sungguh kalian tidak perlu repot-repot memikirkan dresscode untukku. Aku sudah punya banyak baju yang kubawa dari kampung.] balasku yang sengaja merendahkan diri. 

[Baju banyak tapi beli dari kampung saja di bangga-banggain, pasti modelnya gak banget deh.] hina Mba Kiki diiringi emoticon tertawa. 

[Awas ya Aisyah jangan sampai malu-maluin keluarga Mamah, karena kamu anggota baru di keluarga kami jadi harus bisa menyesuaikan!] balasan terakhir Mamah. 

Arisan macam apa ini? bukankah tujuan arisan keluarga diadakan itu untuk menjalin tali silaturahmi agar tetap selalu terjaga tapi sepertinya berbeda dengan arisan di keluarga Mas Indra. Yang kusimpulkan disini arisan keluarga hanya untuk ajang pamer dan menyombongkan keluarga masing-masing. Aku hanya tersenyum kecut saat membaca kembali setiap pesan yang mereka kirimkan di grup. Tak lupa aku screenshot setiap isi chat mereka satu persatu untuk bukti suatu saat nanti akan aku kasih ke Mas Indra bagaimana sifat asli keluarganya terhadapku. Karena anggota grup di sini hanya terdiri dari perempuan saja tidak ada anak lelaki Mamah yang dimasukkan kedalam anggota grup WA. 

Huft sabar Aisyah tahan dulu jangan sampai terpancing emosi dengan kata-kata mereka, mungkin saat ini mereka bisa menghina seenaknya tapi lihat saja suatu saat nanti akan ku bungkam mulut mereka dengan kesuksesanku. 

Aku yang merasa lelah menghadapi sikap mereka mencoba untuk bersabar dan tidak menyerah begitu saja, karena tujuan utamaku mengabdi pada suamiku Mas Indra. 

Kubuka laptop yang ada diatas meja untuk melanjutkan novel-novelku yang masih On Going. Untung saja moodku masih bagus untuk diajak bekerja memutar otak mencari inspirasi di setiap tulisan yang aku salurkan. 

****

"Aisyah jangan lupa siap-siap! jam sepuluh kita akan berangkat arisan keluarga bersama Kakak-kakakmu mereka akan datang kemari menghampiri kita," ucap Mamah saat kami berpapasan di dapur. 

Kebetulan hari ini minggu jadi semua Kakak Iparku berkumpul. 

"Iya Mah. Ini baru jam delapan," jawabku. 

Mamah hanya membuang muka lalu pergi melewatiku. Dari kejauhan kulihat beliau mengangkat ponselnya yang berdering. 

[Iya sayang tenang saja, kamu disana gak perlu khawatir! Mamah disini akan jaga Aisyah dan memperkenalkan istrimu pada keluarga besar kita.] ucap Mamah. Sepertinya Mas Indra yang sedang menghubungi Mamah. 

"Aisyah. Ini Indra mau bicara denganmu! awas jangan ngomong macam-macam!" ujar Mamah yang menghampiriku sembari memberikan ponselnya padaku.

[Iya Mas ada apa?]

[Maaf ya Aisyah Mas gak bisa menemani kamu ikut arisan keluarga. Kedepannya Mas pasti akan ikut. Semoga kamu bisa akrab dengan keluarga besar Mas!] ucap Mas Indra dalam telepon. 

[Gak apa-apa Mas. Kamu kan lagi kerja cari uang untuk keluarga.1] ungkapku sambil melirik Mamah yang ada disebelahku. Beliau sepertinya merasa tersindir dengan ucapanku dan langsung meminta ponselnya. Akupun meminta izin kepada Mas Indra untuk bersiap-siap terlebih dahulu. 

Aku masuk kekamar untuk mandi kebetulan ada kamar mandi dalam di kamar Mas Indra dan dandan secantik mungkin sebelum pergi ke arisan keluarga, akan kubuat mereka terpesona melihatku. 

Aisyah yang selalu di hina dekil, kampungan juga bisa cantik jika ada modalnya maka jangan anggap remeh diriku. Kebetulan sekali gamis yang kubeli kemaren di Mall berwarna merah maroon begitupun tas sudah kupadukan warnanya biar matching. 

Biasanya dirumah aku hanya memakai bedak dan lipstik agar tidak terlihat pucat, kali ini kudandani wajah lengkap dengan riasan flawless agar terlihat fresh tapi natural. Aku bercermin di depan kaca  sepertinya sudah cukup lumayan penampilanku untuk membungkam mulut mereka.

"Aisyah cepetan keluar kita mau berangkat!" teriak Mamah dari luar

"Iya Mah" jawabku. 

Lihat saja bagaimana reaksi mereka setelah melihat aku keluar dari kamar?

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Menantu Yang dianggap Miskin   Terungkap

    Bab 40"Aku lebih baik mat1 dari pada harus menikah denganmu," tampik Indra."Oh. Jadi kamu berani menolakku Mas?" Sherly berdiri mundur menjauhi Indra."Kalian. Kasih pelajaran untuk dia!" perintah Sherly kepada anak buahnya.Ketiga orang suruhan Sherly menghampiri Indra dan langsung menghajar Indra tanpa ampun.Indra hanya bisa pasrah dengan nasibnya sekarang, hanya keajaibanlah yang akan datang menyelamatkan dirinya. Tak disangka hati Sherly berubah penuh kebencian dan balas dendam."Sudah Sher stop!" teriak Rara yang berdiri ketakutan.Ketiga pria itu berhenti kala mendengar teriakan Rara. Indra bingung bagaimana bisa Kakak Iparnya berada disini?"Diam kamu Mba! tujuanku mengajakmu kesini untuk bantu aku bujuk Indra. Bukan malah membela dia," hardik Sherly.Sedangkan di luar sana Aisyah baru saja sampai. Dia meminta sopir ojek online menemaninya sementara, selagi Joe belum sampai. Di perjalanan dia sempat menelepon Kakak Iparnya, bahwa dia melihat Rara dan Sherly pergi menggunaka

  • Menantu Yang dianggap Miskin   Dalang Dibalik Penculikan Indra

    Bab 39Sebuah mobil hitam melaju pelan menyusuri jalanan ibukota. Mobil yang berpenumpang tiga orang itu sesekali berhenti di pinggir jalan. Salah seorang dari mereka turun dari mobil dan menghampiri setiap orang yang ditemuinya."Bagaimana Aisyah. Apa ada yang pernah melihat Indra di sekitar sini?" tanya Joe saat Aisyah masuk membuka pintu mobil."Gak ada Bang. Dari sekian orang yang aku temui, mereka bilang gak pernah liat Mas Indra disekitar sini," terang Aisyah menyampaikan informasi yang ia dapatkan setelah beberapa kali bertanya pada orang-orang yang di temuinya di jalan."Buat apa sih nyari orang yang gak jelas dimana keberadaannya? buang-buang waktu saja. Tau begini mendingan aku ke Toko saja, dari pada ikut kalian," celoteh Rara yang kesal karena jenuh."Bisa diam gak Ra? kalau kamu gak punya empati, lebih baik diam! yang hilang ini adikku bukan orang lain," hardik Joe.Rara yang malu karena kena marah oleh suaminya didepan Aisyah. Dia gegas memalingkan wajahnya menghadap ke

  • Menantu Yang dianggap Miskin   Ungkapan Hati Joe

    Bab 37"Aaaaa... " Rara menjerit histeris saat melihat pakaian kesayangannya yang baru diambil dari jemuran sobek. Di telitinya satu persatu di setiap bagian, ia syok ketika melihat banyak bekas guntingan yang membuat bajunya tidak layak untuk dipakai.Suara jeritan Rara menembus ke dinding kamar hingga terdengar di telinga Aisyah.'Pasti dia syok melihat baju kesayangannya sobek. Kamu yang sudah mulai permainan ini terlebih dahulu Mba, jadi jangan salahkan aku kalau mengikuti permainanmu' gumam Aisyah."Bi Ratih. Siapa yang sudah berani menyobek bajuku?" Rara menghampiri Bi Ratih yang sedang mencuci piring di dapur, membentang bajunya lebar-lebar."Bi- Bibi gak tau Mba. Bukan Bibi yang menyobeknya," jawab Bi Ratih gemetar karena takut melihat Rara yang sudah beringas seperti singa yang siap menerkam mangsanya."Terus siapa?" "Bibi gak tau," ucap Bi Ratih lirih."Gak salah lagi. Ini pasti ulah Aisyah. Kurang ajar dia sudah berani melawanku," Rara gegas meninggalkan dapur menuju ke k

  • Menantu Yang dianggap Miskin   Balasan Untuk Rara

    Bab 36"Ehemm," Aisyah sengaja berdehem dibalik pintu.Rara terkejut mendengar ada seseorang yang datang, sontak ia menutup panggilan teleponnya dan menyembunyikan handphone dibalik saku celana."Sejak kapan kamu ada disitu?""Baru saja. Memangnya kenapa, ko kamu kaya ketakutan gitu?" tanya Aisyah sengaja memancing gelagat Rara yang mulai mencurigakan."Gak. Aku mau masuk dulu nyuci baju," ungkapnya seraya membawa kembali pakaian kotor yang sedari tadi ditentengnya kesana kemari tanpa tau kemana arah dan tujuannya."Bukannya kamu bilang tadi mau di laundry," ucap Aisyah santai, badannya ia senderkan di depan pintu menghalangi jalannya Rara ketika ingin masuk."Eemm... laundry-nya tutup," jawab Rara sekenanya. Padahal ia belum sempat menelepon laundry karena sudah terlebih dahulu menerima telepon dari seseorang.Aisyah tau kalau Rara sedang berbohong, sikapnya yang mencurigakan membuat Aisyah mencium sesuatu hal yang tidak beres."Minggir!" usir Rara. Ia menabrak tubuh Aisyah yang meng

  • Menantu Yang dianggap Miskin   Perseteruan Antara Mertua VS Menantu

    Bab 35"Mba Rara dimana Bang? kenapa dia gak ikut makan bareng kita?" tanya Indra yang mencari keberadaan Kakak Iparnya."Dia di kamar Ndra. Lagi gak selera makan katanya," jawab Joe."Biarin saja. Kamu gak usah mengantar makanan ke kamar buat dia Joe! kalau lapar juga pasti dia keluar sendiri nyari makanan," terang Bu Sukma sinis.Di meja yang dikelilingi kursi, mereka semua berkumpul untuk menikmati makan malam. Hanya Rara yang tak mau ikut bergabung dengan mereka."Joe. Kamu harus tegas jadi suami! jangan mau di perdaya sama istri. Makin kesini kok makin gak punya sopan santun. Bisa - bisanya dirumahnya, Mamah dijadikan B4bu. Dan sekarang numpang disini malah sok jadi ratu. Makan minta dianterin ke kamar," tegur Bu Sukma sambil mengunyah makanan yang dilahapnya."Iya Mah," jawab Joe singkat.Aisyah dan Indra saling berpandangan. Mereka saling menahan tawa satu sama lain ketika mendengar Mamahnya dijadikan pembantu di rumah menantu yang dulunya ia bangga-banggakan.***Suara kicauan

  • Menantu Yang dianggap Miskin   Terjerat Hutang

    Bab 34'Apa maksudnya coba mengajak menginap dirumah ternyata disuruh gantiin tugas pembantu yang pulang kampung. Rara makin kesini sudah gak punya rasa hormat sama Mertuanya sendiri' gerutu Bu Sukma. Ia tidak peduli dengan pesan menantunya sebelum berangkat.Rumah yang biasanya rapi tidak ada pembantu dua hari saja terlihat berantakan. Piring kotor dimana-mana, debu dilantai dan sudut-sudut ruangan serta kaca sudah menempel karena rumah Rara berada di pinggir jalan raya yang banyak dilewati kendaraan berlalu lalang.'Membayangkan untuk membersihkan rumah yang kotor saja aku sudah malas. Apalagi disuruh membersihkannya, bisa-bisa aku pingsan karena kecapean. Dasar Rara malasnya kebangetan. Dirumah sendiri aku di jadikan Ratu, di rumah menantu aku di jadikan Babu' Bu Sukma terus menggerutu.Tak mau ambil pusing, ia menjatuhkan badannya diatas kursi sofa yang berada dekat dengan televisi. Dipencetnya tombol power di remote tv yang ia pegang.Brak...brak..brakTerdengar seseorang mengged

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status