Share

Penampilan baru Aisyah

Bab 6

[Anak-anak Mamah besok jangan lupa ya ada arisan keluarga di rumah tante Yuyun.] pesan masuk dari Mamah di grup WA keluarga Mas Indra. 

[Oke Mah. Dresscode warna apa Mah?] balasan dari Mba Kiki. 

[Dresscode warna merah] balasan dari Mamah. 

Terlihat di layar ponsel, Mba Rara juga sedang mengetik untuk memulai bergabung percakapan. 

[Kalau gak punya baju warna merah bagaimana Mah?] tanya Mba Rara yang sepertinya sengaja memancing perkara. 

[Ya harus beli dong sayang jangan kaya orang susah! kamu kan banyak uang Rara. Anak dan menantu Mamah harus kompak loh!]

[Rara sih banyak Mah bahkan baju Merah tak terhitung, itu si Aisyah barangkali gak punya. Dia kan baru pindah kesini pasti gak bawa baju banyak dari kampung.] ungkap Mba Rara. 

Sudah kutebak dia sengaja memancing perkara denganku dengan membuat pertanyaan lalu mengetag namaku di grup, padahal aku sengaja menjadi silent rider karena malas sekali rasanya berada di grup yang unfaedah menurutku. 

[Nanti kalau Mba Aisyah gak punya baju merah Sizi pinjemin, tapi apa cocok dipakai sama dia? soalnya baju Sizi kayanya terlalu bagus dipakai sama Mba Aisyah.] timpal adik Ipar yang super nyebelin.

Aku yang tadinya hanya ingin menyimak begitu melihat isi chat mereka jempol tanganku mendadak gatal rasanya ingin mengetik untuk membalas setiap nyinyiran yang mereka tujukan padaku. 

[Maaf ya Mba Rara yang terhormat dan Sizi yang cantik. Terima kasih sebelumnya kalian sudah perhatian sekali padaku, tapi sungguh kalian tidak perlu repot-repot memikirkan dresscode untukku. Aku sudah punya banyak baju yang kubawa dari kampung.] balasku yang sengaja merendahkan diri. 

[Baju banyak tapi beli dari kampung saja di bangga-banggain, pasti modelnya gak banget deh.] hina Mba Kiki diiringi emoticon tertawa. 

[Awas ya Aisyah jangan sampai malu-maluin keluarga Mamah, karena kamu anggota baru di keluarga kami jadi harus bisa menyesuaikan!] balasan terakhir Mamah. 

Arisan macam apa ini? bukankah tujuan arisan keluarga diadakan itu untuk menjalin tali silaturahmi agar tetap selalu terjaga tapi sepertinya berbeda dengan arisan di keluarga Mas Indra. Yang kusimpulkan disini arisan keluarga hanya untuk ajang pamer dan menyombongkan keluarga masing-masing. Aku hanya tersenyum kecut saat membaca kembali setiap pesan yang mereka kirimkan di grup. Tak lupa aku screenshot setiap isi chat mereka satu persatu untuk bukti suatu saat nanti akan aku kasih ke Mas Indra bagaimana sifat asli keluarganya terhadapku. Karena anggota grup di sini hanya terdiri dari perempuan saja tidak ada anak lelaki Mamah yang dimasukkan kedalam anggota grup WA. 

Huft sabar Aisyah tahan dulu jangan sampai terpancing emosi dengan kata-kata mereka, mungkin saat ini mereka bisa menghina seenaknya tapi lihat saja suatu saat nanti akan ku bungkam mulut mereka dengan kesuksesanku. 

Aku yang merasa lelah menghadapi sikap mereka mencoba untuk bersabar dan tidak menyerah begitu saja, karena tujuan utamaku mengabdi pada suamiku Mas Indra. 

Kubuka laptop yang ada diatas meja untuk melanjutkan novel-novelku yang masih On Going. Untung saja moodku masih bagus untuk diajak bekerja memutar otak mencari inspirasi di setiap tulisan yang aku salurkan. 

****

"Aisyah jangan lupa siap-siap! jam sepuluh kita akan berangkat arisan keluarga bersama Kakak-kakakmu mereka akan datang kemari menghampiri kita," ucap Mamah saat kami berpapasan di dapur. 

Kebetulan hari ini minggu jadi semua Kakak Iparku berkumpul. 

"Iya Mah. Ini baru jam delapan," jawabku. 

Mamah hanya membuang muka lalu pergi melewatiku. Dari kejauhan kulihat beliau mengangkat ponselnya yang berdering. 

[Iya sayang tenang saja, kamu disana gak perlu khawatir! Mamah disini akan jaga Aisyah dan memperkenalkan istrimu pada keluarga besar kita.] ucap Mamah. Sepertinya Mas Indra yang sedang menghubungi Mamah. 

"Aisyah. Ini Indra mau bicara denganmu! awas jangan ngomong macam-macam!" ujar Mamah yang menghampiriku sembari memberikan ponselnya padaku.

[Iya Mas ada apa?]

[Maaf ya Aisyah Mas gak bisa menemani kamu ikut arisan keluarga. Kedepannya Mas pasti akan ikut. Semoga kamu bisa akrab dengan keluarga besar Mas!] ucap Mas Indra dalam telepon. 

[Gak apa-apa Mas. Kamu kan lagi kerja cari uang untuk keluarga.1] ungkapku sambil melirik Mamah yang ada disebelahku. Beliau sepertinya merasa tersindir dengan ucapanku dan langsung meminta ponselnya. Akupun meminta izin kepada Mas Indra untuk bersiap-siap terlebih dahulu. 

Aku masuk kekamar untuk mandi kebetulan ada kamar mandi dalam di kamar Mas Indra dan dandan secantik mungkin sebelum pergi ke arisan keluarga, akan kubuat mereka terpesona melihatku. 

Aisyah yang selalu di hina dekil, kampungan juga bisa cantik jika ada modalnya maka jangan anggap remeh diriku. Kebetulan sekali gamis yang kubeli kemaren di Mall berwarna merah maroon begitupun tas sudah kupadukan warnanya biar matching. 

Biasanya dirumah aku hanya memakai bedak dan lipstik agar tidak terlihat pucat, kali ini kudandani wajah lengkap dengan riasan flawless agar terlihat fresh tapi natural. Aku bercermin di depan kaca  sepertinya sudah cukup lumayan penampilanku untuk membungkam mulut mereka.

"Aisyah cepetan keluar kita mau berangkat!" teriak Mamah dari luar

"Iya Mah" jawabku. 

Lihat saja bagaimana reaksi mereka setelah melihat aku keluar dari kamar?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status