Share

Difitnah

Author: muktipuji90
last update Last Updated: 2023-07-18 16:21:09

Bab 5

Mereka semua mengelilingiku dengan tatapan penuh kecurigaan. Aku merasa seperti tersangka yang tertangkap basah menggelapkan uang suamiku sendiri padahal aku belanja sebanyak ini semua dari hasil kerja kerasku sendiri. 

"Jawab Aisyah! dari mana kamu bisa mendapatkan uang untuk belanja sebanyak itu?" Mamah kembali mendesakku. 

"Jangan-jangan dia mencuri Mah! coba Mamah dan Sizi cek uang atau perhiasan kalian! takutnya dicuri sama Aisyah terus uangnya buat shopping," tuduh Mba Rara. 

"Jaga mulut kamu ya Mba! aku memang berasal dari keluarga miskin tapi aku gak sehina itu. Aku belanja sebanyak ini murni dari hasil kerja kerasku sendiri, jadi silahkan kalian cek apakah ada barang kalian yang hilang dirumah ini!" bantahku. 

Mamahpun termakan tuduhan Mba Rara, beliau langsung berjalan menuju kamarnya untuk mengecek apakah ada barang berharganya atau uang yang hilang karena dicuri. Cukup lama Mamah menggeledah isi kamarnya sendiri dibantu dengan Mba Kiki. Begitu pula Sizi ia juga mengecek seluruh isi kamarnya memastikan tidak ada satu barangpun yang hilang. Sedangkan aku yang masih disandera Mba Rara hanya berdiri bersandar tembok dengan santai melipatkan kedua tanganku diatas perut sambil menunggu Mamah keluar dari kamarnya, sikapku biasa saja karena memang aku tidak mencuri uang maupun barang mereka jadi kenapa mesti takut? 

"Bagaimana Mah apa ada yang hilang?" tanyaku saat Mamah keluar dari kamarnya berjalan menuju kearah kami. 

Mamah hanya menggelengkan kepala memberikan pertanda bahwa semuanya baik-baik saja. 

"Punyamu Zi apa ada yang hilang dikamar?" tanya Mba Rara.

"Gak ada Mba. Semua barang dan uang Sizi utuh tidak ada yang hilang,"

Akupun berdecak kesal karena mereka telah menuduhku sembarangan bahkan lebih tepatnya memfitnah. 

"Kalian lihat sendiri kan semua barang dirumah ini utuh tidak ada satupun yang hilang, aku tidak terima difitnah oleh kalian semua. Bisa saja aku mengadu pada Mas Indra atas perlakuan Mamah dan Kakak Iparku lalu memintanya untuk pergi dari rumah ini. Tapi aku tak sekejam itu karena aku tahu Mamah dan Sizi masih membutuhkan Mas Indra untuk memenuhi kebutuhan dirumah ini sekaligus membiayai kuliah Sizi," ancamku. 

Mereka semua terdiam karena menahan rasa malu, kali tidak ada yang berani menjawabku terlebih Mba Rara dan Mba Kiki, mereka takut kalau saja suami mereka yang harus menanggung biaya kuliah Sizi jikalau Mas Indra tidak mau membiayainya. Aku yang saat itu lelah tak menghiraukannya, lebih memilih berlalu meninggalkan mereka menuju kamarku. Terdengar samar-samar Mamah berbisik kepada Sizi. 

"Sizi kamu cari tau apa pekerjaan Aisyah!  bagaimana bisa dia mempunyai uang untuk membeli barang-barang mahal,"

Untung saja aku tidak sempat memberitahu mereka apa profesiku sebenarnya karena belum saatnya, aku tidak mau mereka tiba-tiba baik padaku hanya karena uang. 

****

Pagi-pagi begini sudah terdengar suara orang tertawa cekikikan diruang tamu. Aku yang penasaran membuka sedikit pintu untuk melihat siapa yang ada disana? ternyata mereka lagi, Mamah dan Sherly pagi-pagi sudah ngerumpi. Itu perempuan apa gak ada kerjaan pagi begini sudah dirumah orang hanya untuk numpang gosip. Katanya sih orang berpendidikan lulusan Universitas Luar Negeri tapi masa iya jam segini gak kerja? 

"Oya ini ada makanan buat sarapan pagi Mamah!" ucap Sherly sembari memberikan bungkusan berwarna coklat yang ia bawa. 

"Makasih Sayang. Kamu benar-benar calon menantu idaman perhatian banget sama Mamah. Gak seperti Aisyah sudah jam segini dia belum juga keluar dari kamarnya. Memang dasar pemalas," ucap Mamah. 

Aku yang mendengarnya dari depan pintu kamar hanya bisa menghela nafas panjang. Lagi-lagi aku selalu salah dimata keluarga Mas Indra, berdiam diri dikamar salah apalagi kalau keluar kamar mereka enggan bertegur sapa denganku. Apakah aku harus menjadi seperti Sherly agar dianggap dirumah ini? mencari muka dengan cara memberikan barang-barang mahal dan makanan-makanan enak. Padahal kemarin aku sudah mencobanya dengan membawakan oleh-oleh makanan yang biasa mereka makan tapi aku malah dicurigai. Ah sudahlah yang penting aku sudah berusaha. 

"Sama-sama Mah. Kapan Mas Indra pulang Mah? aku gak sabar ingin bertemu dengannya, sudah tiga tahun kita gak bertemu semenjak aku melanjutkan kuliah di Luar Negeri Mas Indra memblokir nomorku sepertinya dia sangat kecewa karena aku menolak lamarannya dan memilih melanjutkan pendidikanku, setelah aku kembali ternyata Mas Indra sudah menikah dengan wanita lain," terang Sherly mengungkapkan perasaannya. 

"Mungkin 3-4 hari kedepan dia akan pulang. Tenang saja Sherly Mamah akan bantu kamu untuk kembali lagi bersama Indra. Nanti Mamah akan atur makan malam untuk kalian berdua," ungkap Mamah memberikan harapan pada Sherly. 

"Serius Mah? terimakasih Mah,"

Kulihat Mata Sherly berbinar-binar. Dengan bahagianya dia langsung memeluk Mamah Mertuaku, mereka saling berpelukan. Jujur ada rasa iri dalam hatiku, seharusnya aku yang ada di posisinya karena aku menantunya. Tapi mereka begitu akrab sekali, mungkin karena Mamah dan Sherly kenal lebih lama dibandingkan aku. Hingga demi dia Mamah berniat merencanakan sesuatu untuk mempersatukan kembali mereka berdua. Tapi aku tidak akan tinggal diam karena bagaimanapun Sherly hanya masa lalu dan akulah masa depan Mas Indra.  

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menantu Yang dianggap Miskin   Terungkap

    Bab 40"Aku lebih baik mat1 dari pada harus menikah denganmu," tampik Indra."Oh. Jadi kamu berani menolakku Mas?" Sherly berdiri mundur menjauhi Indra."Kalian. Kasih pelajaran untuk dia!" perintah Sherly kepada anak buahnya.Ketiga orang suruhan Sherly menghampiri Indra dan langsung menghajar Indra tanpa ampun.Indra hanya bisa pasrah dengan nasibnya sekarang, hanya keajaibanlah yang akan datang menyelamatkan dirinya. Tak disangka hati Sherly berubah penuh kebencian dan balas dendam."Sudah Sher stop!" teriak Rara yang berdiri ketakutan.Ketiga pria itu berhenti kala mendengar teriakan Rara. Indra bingung bagaimana bisa Kakak Iparnya berada disini?"Diam kamu Mba! tujuanku mengajakmu kesini untuk bantu aku bujuk Indra. Bukan malah membela dia," hardik Sherly.Sedangkan di luar sana Aisyah baru saja sampai. Dia meminta sopir ojek online menemaninya sementara, selagi Joe belum sampai. Di perjalanan dia sempat menelepon Kakak Iparnya, bahwa dia melihat Rara dan Sherly pergi menggunaka

  • Menantu Yang dianggap Miskin   Dalang Dibalik Penculikan Indra

    Bab 39Sebuah mobil hitam melaju pelan menyusuri jalanan ibukota. Mobil yang berpenumpang tiga orang itu sesekali berhenti di pinggir jalan. Salah seorang dari mereka turun dari mobil dan menghampiri setiap orang yang ditemuinya."Bagaimana Aisyah. Apa ada yang pernah melihat Indra di sekitar sini?" tanya Joe saat Aisyah masuk membuka pintu mobil."Gak ada Bang. Dari sekian orang yang aku temui, mereka bilang gak pernah liat Mas Indra disekitar sini," terang Aisyah menyampaikan informasi yang ia dapatkan setelah beberapa kali bertanya pada orang-orang yang di temuinya di jalan."Buat apa sih nyari orang yang gak jelas dimana keberadaannya? buang-buang waktu saja. Tau begini mendingan aku ke Toko saja, dari pada ikut kalian," celoteh Rara yang kesal karena jenuh."Bisa diam gak Ra? kalau kamu gak punya empati, lebih baik diam! yang hilang ini adikku bukan orang lain," hardik Joe.Rara yang malu karena kena marah oleh suaminya didepan Aisyah. Dia gegas memalingkan wajahnya menghadap ke

  • Menantu Yang dianggap Miskin   Ungkapan Hati Joe

    Bab 37"Aaaaa... " Rara menjerit histeris saat melihat pakaian kesayangannya yang baru diambil dari jemuran sobek. Di telitinya satu persatu di setiap bagian, ia syok ketika melihat banyak bekas guntingan yang membuat bajunya tidak layak untuk dipakai.Suara jeritan Rara menembus ke dinding kamar hingga terdengar di telinga Aisyah.'Pasti dia syok melihat baju kesayangannya sobek. Kamu yang sudah mulai permainan ini terlebih dahulu Mba, jadi jangan salahkan aku kalau mengikuti permainanmu' gumam Aisyah."Bi Ratih. Siapa yang sudah berani menyobek bajuku?" Rara menghampiri Bi Ratih yang sedang mencuci piring di dapur, membentang bajunya lebar-lebar."Bi- Bibi gak tau Mba. Bukan Bibi yang menyobeknya," jawab Bi Ratih gemetar karena takut melihat Rara yang sudah beringas seperti singa yang siap menerkam mangsanya."Terus siapa?" "Bibi gak tau," ucap Bi Ratih lirih."Gak salah lagi. Ini pasti ulah Aisyah. Kurang ajar dia sudah berani melawanku," Rara gegas meninggalkan dapur menuju ke k

  • Menantu Yang dianggap Miskin   Balasan Untuk Rara

    Bab 36"Ehemm," Aisyah sengaja berdehem dibalik pintu.Rara terkejut mendengar ada seseorang yang datang, sontak ia menutup panggilan teleponnya dan menyembunyikan handphone dibalik saku celana."Sejak kapan kamu ada disitu?""Baru saja. Memangnya kenapa, ko kamu kaya ketakutan gitu?" tanya Aisyah sengaja memancing gelagat Rara yang mulai mencurigakan."Gak. Aku mau masuk dulu nyuci baju," ungkapnya seraya membawa kembali pakaian kotor yang sedari tadi ditentengnya kesana kemari tanpa tau kemana arah dan tujuannya."Bukannya kamu bilang tadi mau di laundry," ucap Aisyah santai, badannya ia senderkan di depan pintu menghalangi jalannya Rara ketika ingin masuk."Eemm... laundry-nya tutup," jawab Rara sekenanya. Padahal ia belum sempat menelepon laundry karena sudah terlebih dahulu menerima telepon dari seseorang.Aisyah tau kalau Rara sedang berbohong, sikapnya yang mencurigakan membuat Aisyah mencium sesuatu hal yang tidak beres."Minggir!" usir Rara. Ia menabrak tubuh Aisyah yang meng

  • Menantu Yang dianggap Miskin   Perseteruan Antara Mertua VS Menantu

    Bab 35"Mba Rara dimana Bang? kenapa dia gak ikut makan bareng kita?" tanya Indra yang mencari keberadaan Kakak Iparnya."Dia di kamar Ndra. Lagi gak selera makan katanya," jawab Joe."Biarin saja. Kamu gak usah mengantar makanan ke kamar buat dia Joe! kalau lapar juga pasti dia keluar sendiri nyari makanan," terang Bu Sukma sinis.Di meja yang dikelilingi kursi, mereka semua berkumpul untuk menikmati makan malam. Hanya Rara yang tak mau ikut bergabung dengan mereka."Joe. Kamu harus tegas jadi suami! jangan mau di perdaya sama istri. Makin kesini kok makin gak punya sopan santun. Bisa - bisanya dirumahnya, Mamah dijadikan B4bu. Dan sekarang numpang disini malah sok jadi ratu. Makan minta dianterin ke kamar," tegur Bu Sukma sambil mengunyah makanan yang dilahapnya."Iya Mah," jawab Joe singkat.Aisyah dan Indra saling berpandangan. Mereka saling menahan tawa satu sama lain ketika mendengar Mamahnya dijadikan pembantu di rumah menantu yang dulunya ia bangga-banggakan.***Suara kicauan

  • Menantu Yang dianggap Miskin   Terjerat Hutang

    Bab 34'Apa maksudnya coba mengajak menginap dirumah ternyata disuruh gantiin tugas pembantu yang pulang kampung. Rara makin kesini sudah gak punya rasa hormat sama Mertuanya sendiri' gerutu Bu Sukma. Ia tidak peduli dengan pesan menantunya sebelum berangkat.Rumah yang biasanya rapi tidak ada pembantu dua hari saja terlihat berantakan. Piring kotor dimana-mana, debu dilantai dan sudut-sudut ruangan serta kaca sudah menempel karena rumah Rara berada di pinggir jalan raya yang banyak dilewati kendaraan berlalu lalang.'Membayangkan untuk membersihkan rumah yang kotor saja aku sudah malas. Apalagi disuruh membersihkannya, bisa-bisa aku pingsan karena kecapean. Dasar Rara malasnya kebangetan. Dirumah sendiri aku di jadikan Ratu, di rumah menantu aku di jadikan Babu' Bu Sukma terus menggerutu.Tak mau ambil pusing, ia menjatuhkan badannya diatas kursi sofa yang berada dekat dengan televisi. Dipencetnya tombol power di remote tv yang ia pegang.Brak...brak..brakTerdengar seseorang mengged

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status