Share

Bab 18

"I-iya, Mas," ucap Wati terbata.

Setelah itu Wati pun menghampiriku, kemudian ia meminta maaf kepadaku. Ia meminta maaf, sambil meneteskan air mata sampai tersedu-sedu. Sepertinya ia sangat menyesal, atau ia memang benar-benar sudah insyaf dengan apa yang dilakukannya.

Ia bahkan berjanji akan merubah sifatnya tersebut dan akan membantuku mengerjakan pekerjaan rumah, seperti menantu dan mertua pada umumnya. Tapi aku juga tidak tahu, apakah ucapannya itu tulus dari dalam hatinya atau hanya di saat ada Roni saja.

Tapi aku pun merasa senang, kalau memang Wati ingin menjadi menantu yang baik. Aku akan menerima dia dengan lapang dada, walaupun dia pernah menyakitiku. Aku akan memaafkan kesalahannya karena manusia memang tidak luput dari salah dan juga khilaf.

"Sudahlah, Wati, Ibu sudah memaafkan kamu kok. Tapi kamu harus benar-benar merubah sifat kamu ya, sebab sebaik-baiknya manusia, yaitu orang yang mau berubah menjadi lebih baik lagi. Nanti kalau kamu benar-benar sudah merubah sifat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status