Share

Bab 3

Penulis: empat2887
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-01 15:43:38

"Kalau Ibu mau menerima saran dariku, lebih baik Ibu jangan pernah lagi memasak dan mencucikan pakaian atau perabotan kotor bekas makan dan minum mereka. Biar mereka berpikir sendiri, bagaimana seharusnya orang yang sudah berkeluarga. Biar mereka tau, kalau Ibu bukanlah pembantu gratisan di rumah ini," ungkap Reno memberi saran.

Ia berkata dengan setengah berbisik, seolah takut didengar oleh Wati dan juga Roni.

"Reno, apa Ibu memang harus mekakukan ini? Nanti Kakakmu malah akan bertambah marah sama Ibu, jika Ibu seperti itu," ujarku merasa ragu.

"Bu, memangnya Ibu mau sampai kapan diperlakukan seperti pemantu oleh mereka? Ingat ya, Bu, Mas Roni dan Mbak Wati tidak akan pernah mikir, kalau Ibu tidak bersikap tegas terhadap mereka. Anggap saja ini sebagai dasar untuk belajar mandiri, sebab yang namanya sudah berumah tangga harus siap dengan segala sesuatunya. Kalau mereka dibantu terus, bagaimana mereka bisa bertanggung jawab dengan kehidupan mereka kedepannya, belum lagi jika nanti mereka punya anak. Kalau dibiarkan begini terus, yang ada Ibu sendiri yang akan keteteran. Ibu yang terus menerus akan menjadi korban keegoisan mereka. Toh mereka saja akan menganggap kita tidak ada di rumah ini, masa Ibu tidak bisa mengikuti permainan mereka? Sudahlah, Bu, lebih baik sekarang Ibu ikuti saja alurnya," ungkap Reno lagi panjang lebar.

Ia menegaskan dan memberi saran untuk mengikuti permainan anak dan menantuku.

Aku pun mulai berpikir, serta memang tidak ada salahnya untuk mencoba saran yang diberikan Reno.

"Ya sudah, nanti Ibu akan mencoba saran dari kamu. Ibu akan membutakan mata Ibu, serta berpura-pura tidak melihat apa pun yang dilakukan mereka berdua. Karena untuk menyuruh mereka pergi dari sini sepertinya tidak mungkin, apalagi Roni tadi berkata seperti itu."

"Iya, Bu, mulai besok Ibu tidak perlu lagi memasak dan mencucikan pakaian serta perabotan bekas Mas Roni dan Mbak Wati. Ibu hanya cukup mencuci pakaian dan perabotan bekas Ibu dan Ibu juga nggak usah khawatir, kalau untuk sarapan dan makan malam Ibu biar Reno yang belikan. Tapi untuk makan siang Ibu, sepertinya Reno tidak bisa menjamin, sebab Ibu tau sendiri kan kalau tempat kerja Reno jauh. Jadi untuk makan siang Ibu harus mencarinya sendiri ya, Bu. Pokoknya Ibu nggak usah masak lagi, apalagi mencucikan pakaian mereka, keenakan banget mereka kalau selalu diladenin. Pokoknya biar mereka mikir sendiri, kalau mereka mau makan atau mau pakaian mereka bersih." Reno mewanti-wanti padaku, supaya aku stop membantu Kakak serta istrinya.

"Baiklah, Nak, memang hanya kamu yang mau mengerti perasaan Ibu," kataku merasa terharu kepada putra bungsuku ini.

Padahal usianya baru menginjak sembilan belas tahun, tetapi perkataan serta perbuatannya lebih dewasa dari Kakaknya yang sudah berusia dua puluh lima tahun.

Setelah selesai memberi pepatah kepadaku, Reno pun pamit, katanya ia mau mandi karena belum melaksanakan shalat ashar. Reno pun langsung pergi ke kamarnya, sedangkan aku pun pergi ke belakang untuk mengambil jemuran.

Kali ini hanya jemuranku dan Reno yang aku angkat, sedangkan pakaian Roni dan istrinya sengaja aku tinggal. Aku mulai mencoba acuh dengan semua hal yang berkaitan dengan anak menantuku tersebut. Jika mereka pikir aku akan tetap diam saja diperlakukan seperti itu, mereka salah besar. Aku ini orang tua serta seorang mertua, jadi aku akan bertindak tegas mulai dari saat ini.

Walaupun nantinya mereka tidak mau merubah sikapnya, aku yakin mereka tidak akan mau terus menerus berada di rumah peninggalan orang tuaku ini. Karena akan aku cuekin, seperti tidak ada mereka di rumah ini. Bukan aku tega atau bagaimana, hanya saja aku ingin mereka berdua sadar, kalau apa yang dilakukan mereka berdua itu salah.

***

"Ibu ... sini dulu sebentar," teriak Wati kepadaku, kebetulan saat ini aku sedang mencuci pakaian.

"Ada apa sih, Wati, kok kamu teriak-teriak begitu," tanyaku sambil menghampiri menantuku.

"Bu, mana sarapannya, kok mejanya masih kosong sih? Aku sama Mas Roni itu mau sarapan tau, Bu," tanya Wati dengan nada suara yang masih tinggi.

Ia tidak ada sopan santunnya sama sekali padaku, padahal aku ini merupakan mertuanya serta pemilik tempat dimana ia tinggal saat ini. Ia yang baru keluar kamar langsung heboh karena pagi ini tidak ada sarapan, seperti pagi-pagi sebelumnya.

"Wati, mulai hari ini dan seterusnya Ibu tidak akan memasak lagi. Jadi kalau memang kamu dan Roni mau sarapan, kamu masak sendiri aja ya. Kamu kan sekarang sudah menjadi istri, lagian juga Ibu sudah tidak punya uang lagi sekarang. Karena uang pemberian Reno sudah habis, sedangkan selama ini baik kamu maupun Roni juga tidak pernah memberi uang belanja kepada Ibu. Jadi mulai sekarang kamu harus belanja dan belajar masak sendiri, walaupun hanya cukup untuk kalian berdua saja. Kamu tidak perlu memikirkan Ibu dan juga Reno mau makannya kaya gimana," sindirku.

"Oh, jadi sekarang Ibu tidak akan membuatkan masakan untuk aku dan Mas Roni lagi ya? Ibu mau balas dendam nih ceritanya," tanya Wati menatapku dengan sangat garang.

"Ada apa sih, Sayang, kok pagi-pagi sudah ribut," tanya Roni menghampiri istrinya, ia sudah siap dengan pakaian kerjanya.

"Ini, nih, Mas, Ibu kamu bikin ulah lagi. Masa iya Ibumu tidak mau membuatkan sarapan untuk kita, hanya karena katanya kita tidak pernah memberikan jatah belanja untuk Ibumu. Padahal aku selalu memberikan jatah untuk ia belanja kok," sahut Wati berbohong.

Padahal selama ia menikah dengan Roni dan tinggal bersamaku, tidak pernah sepeserpun Wati memberikan uang kepadaku. Bahkan uang dari Renolah yang selalu aku belanjakan untuk keperluan makan di rumah ini.

Bersambung ...

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Menantuku Selalu Diam Di Kamar    Bab 66

    "Wa ... Wati ...," lirihku."Iya, Mas, itu benar Mbak Wati. Tapi kok ia mau ngapain datang ke sini, bahkan datang sepagi ini di sini? Apa kamu memintanya supaya datang ke sini ya, Mas?" tanya Risma dengan raut wajah yang nampak curiga terhadapku."Sayang, kamu itu ngomong apaan sih? Mana mungkin, Mas meminta Wati datang ke sini! Lagian untuk apa coba, Mas menyuruhnya datang? Kamu mah ada-ada saja, Yang," sahutku berusaha memberi penjelasan kepada Risma, kalau aku tidak tahu-menahu tentang kedatangan Wati ke hotel tempat menginap kami."Lalu untuk apa dia datang ke sini dan dari mana dia tahu kalau kita ada di sini?" tanya Risma lagi, seakan tidak percaya dengan apa yang aku katakan barusan."Ya mana Mas tahu, Sayang. Mungkin dia sengaja datang ke hotel ini karena ada urusan sendiri, bukan mau menemui Mas," pungkirku lagi.Karena memang kenyataannya aku tidak ada urusan dengan Wati, apalagi sampai menyuruhnya untuk datang ke hotel tempat bulan madu aku dan Risma. Aku juga sebenarnya

  • Menantuku Selalu Diam Di Kamar    Bab 65

    "Nggak kok, Mbak. Aku nggak kedinginan, sebab aku berdua ma suami. Mungkin Mbak kedinginan karena Mbaknya sendirian," sahut Risma, sambil tangannya menggandeng erat tanganku."Hee ... He, iya kali ya, Mbak" ujar perempuan tersebut, sambil terkekeh dan kembali mengerlingkan matanya padaku.Karena aku takut khilaf, lalu aku pun menjauh dari wanita tersebut. Kini Risma lah, yang berada di samping wanita genit itu. Karena aku tidak mau istriku salah paham nantinya, sebab wanita ini sudah berani menggodaku, padahal kami baru saja bertemu.Aku tidak mau karena wanita yang tidak jelas ini, keharmonisan rumah tanggaku yang baru saja aku bangun akan menguap begitu saja. Sementara sangat susah mencari wanita seperti Risma ini. Mungkin hanya ada beberapa saja, wanita yang nyaris sempurna seperti Risma. Risma istriku bukan hanya cantik rupa, serta postur tubuhnya yang menggoda, tetapi ia juga memiliki hati yang baik. Dan yang paling utama, ia sangat menyayangi Bapak ibuku, yang merupakan me

  • Menantuku Selalu Diam Di Kamar    Bab 64

    Season 2"Mas, alhamdulillah ya, acara pernikahan kita berjalan dengan lancar. Semoga saja pernikahan kita ini langgeng dan bisa menjadi keluarga yang SAMAWA ya, Mas!" Risma berkata, saat aku baru saja duduk di atas kasur dan berada di sampingnya. "Iya, Sayang, semoga ya," ucapku, sambil mengusap pucuk kepala wanita, yang baru tadi siang aku jadikan dia istri. Ia membuka percakapan, setelah aku selesai bersih-bersih dan berganti pakaian dan bersiap untuk tidur. Ini adalah kali pertama aku bisa tidur bersamanya, setelah hampir satu tahun lamanya kami menjalin kasih.Walaupun aku sudah pernah menjalani pernikahan, dengan istri pertamaku yang bernama Wati. Tapi tetap saja dadaku berdegup kencang, saat akan menjalani ritual malam pertama seperti sekarang ini. Risma pun aku lihat sudah siap, bahkan ia bepenampilan seksi seakan sengaja menggodaku. Ia bahkan begitu manja padaku, membuat napasku bertambah sesak dibuatnya."Mas, apa kamu sakit? Kok kamu keluar keringat dingin begitu, bahk

  • Menantuku Selalu Diam Di Kamar    Bab 63.

    Bab 42"Iya, Marni, ada apa lagi kamu menelponku? Bukannya sudah jelas ya, kalau kita itu sudah tidak sepaham!" Mas Romli berkata dengan nada tinggi.Rupanya yang meneleponnya barusan adalah istrinya, yang kemarin melabrak keluargaku untuk meminta apa yang sudah diberikan Mas Romli untuk Roni dan Reno. Aku dan kedua anakku yang sedang sarapan sampai berhenti, kami bertiga malah fokus mendengarkan Mas Romli, yang sedang berbicara dengan istrinya.Kami bertiga fokus melihat gerak-gerik Mas Romli, yang bicaranya dengan begitu emosi. Aku yang tadinya tidak tahu permasalahannya kini menjadi tahu. Ternyata Mas Romli saat ini sedang ada permasalahan dengan istrinya. Pantes aja pagi-pagi ia sudah ada di rumahku, padahal seharusnya saat ini ia sedang sarapan bersama keluarganya. "Pokoknya aku tidak mau, Marni! Karena apa yang telah aku berikan itu adalah hak kedua anakku. Mereka itu sudah sepantasnya mendapatkan semua itu, apalgi aku telah menelantarkan mereka demi kamj. Jadi sudah sepantasny

  • Menantuku Selalu Diam Di Kamar    Bab 62

    "Itu lho, Mas, mereka berdua berbeda sifat dan karakternya. Mbak Risma itu orangnya baik dan juga sopan, sama Ibu juga sayang banget. Ia juga bahkan tidak segan mau membantu Ibu. Sedangkan Mbak Wati kebalikkannya," sahut Reno menjelaskan."Oh ... tentang itu, aku kira apaan? Apa yang kamu bilang memang benar, Reno. Wati dan Risma itu dua orang yang karakternya berbanding terbalik. Sayang sekali memang, aku baru bisa mengungkapkan perasaan akunya sekarang. Tapi aku masih beruntung, Ren, sebab sampai saat ini Risma-nya ternyata belum menjadi milik siapa-siapa." Roni membenarkan perkataan adiknya tersebut. Memang benar adanya, jika Neng Risma itu istimewa, sebab aku sudah merasakan sendiri bagaimana baiknya dia, serta rasa pedulinya padaku. Aku akan merasa sangat bahagia, jika memang dia bisa bersanding dengan Roni dan menjadi menantuku. "Hayo, kalian sedang ngomongin apa? Sedang ngomongin aku ya," tanya Neng Risma, yang nongol dari pintu dapur."Is, siapa yang sedang ngomongin kamu s

  • Menantuku Selalu Diam Di Kamar    Bab 61

    "Maaf, Bu, Ibu ini siapa ya? Kok Ibu berani sekali berteriak dan berkata kasar di depan rumah kami," tanya Roni."Siapa kamu berani berkata seperti itu? Apa kamu anaknya Mas Romli, yang dari mantan istrinya? Aku ini istrinya Mas Romli, aku mau minta sama keluarga mantan istri suamiku, supaya mengembalikan semua harta benda yang diberikan olehnya. Karena itu hak aku dan juga anakku," ujarnya dengan raut muka yang penuh emosi."Maaf ya, Bu, tapi apa yang diberikan Bapak untuk kami itu hak kami! Karena selama ini beliau tidak pernah memberikan kami nafkah sedikitpun, terhitung dari semenjak Bapak menikahi Ibu." Roni menjawab ucapan perempuan, yang memang istrinya Mas Romli.Mendengar perkataan Roni, perempuan itu semakin tidak terkontrol. Ia malah berteriak-teriak tidak karuan, sehingga membuat para tetanggaku datang untuk melihat perdebatan ini. Aku pun berbisik kepada Reno, supaya ia menelepon Bapaknya dan memberitahu Mas Romli, kalau ada istrinya sedang membuat rusuh."Bu Reni, ini a

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status