Share

Mencari Selingkuhan Suamiku
Mencari Selingkuhan Suamiku
Author: Kak Zorah

Bab 1 Petunjuk

Author: Kak Zorah
Sinar rembulan mulai menyinari gelapnya malam. Akhirnya aku bisa bernapas sedikit lebih lega setelah menidurkan anak perempuanku.

Dengan tubuh setengah terbaring di ujung ranjang, aku meraih ponsel dan men-scroll TokTok untuk menghilangkan kebosananku. Tanpa kusadari, perhatianku tersedot kepada sebuah tayangan live pemandangan kota yang sibuk. Aku langsung menegakkan badan dan menatap layar ponsel dengan serius, tapi wanita cantik selaku pemilik akun live itu sudah memindahkan sorot kameranya.

Jantungku berdegup sangat kencang secara tiba-tiba, dan bagian telapak dari tangan yang kugunakan untuk men-scroll layar ponsel pun bercucuran keringat dingin. Aku segera mengecek waktu tayangan live itu. Aku yakin kalau tayangan itu adalah live, dan berlokasi di kota yang sama denganku.

Aku langsung keluar dari laman TokTok dan melakukan video call dengan suamiku, Harry. Dia pergi ke Riverside selama tiga hari untuk urusan pekerjaan, tapi aku melihat sosok Harry yang tertangkap dalam video live barusan, dan dia juga sedang merangkul seorang wanita yang tak kukenal.

Telepon terus berdering untuk waktu yang cukup alam sampai akhirnya Harry mengangkatnya. Kamera video call sempat berguncang beberapa kali, dan muncullah tampang Harry nan tampan dan elegan. Dia pun menatap ke arah kamera dan memanggilku dengan hangat.

“Kamu lagi di mana?” tanyaku seraya meneliti suasana di sekitarnya. Harry tampak seperti sedang berada di sebuah koridor restoran, mengenakan kemeja putih dan dasi. Anehnya, sosok yang kulihat di video live tadi mengenakan mantel berwarna abu-abu.

“Aku tadi lagi makan sama klien, ini sekarang lagi keluar sebentar untuk angkat telepon. Ada apa? Adele sudah tidur?”

“Kamu lagi di Riverside?”

“Iya, kenapa?” jawab Harry dengan penuh kebingungan menatapku melalui kamera ponsel.

“Oh! Nggak … nggak apa-apa! Kamu kapan pulang?”

“Sebentar lagi. Kalau kerjaanku di sini sudah beres baru aku pulang. Sudah kangen aku, ya?” ujarnya tersenyum. “Aku usahain untuk pulang secepatnya. Sekarang sudah malam, kamu tidur pagian, gih. Aku masih ada urusan, teleponnya aku tutup dulu, ya!”

Dia memberikanku ciuman melalui kamera ponsel dan langsung menyudahi panggilan. Di situ aku tertegun sesaat sambil memegangi ponselku. Aku merasa kesal dan menyalahkan diriku sendiri karena sudah mencurigai suamiku. Harry adalah sosok suami yang sempurna. Tidak hanya ketampanannya yang sangat menonjol, tapi juga sangat menyayangi istrinya. Saat pertama kali berkenalan dengannya, dia masih seorang bujangan miskin. Kondisi keluarganya juga biasa saja meski berasal dari Kota Reva. Dia juga memiliki seorang adik perempuan yang sakit-sakitan. Satu-satunya alasan aku memilih Harry di antara para pria lain adalah murni karena ketampanannya.

Setelah lulus kuliah, agar bisa terus bersamanya, aku memulai sebuah usaha bahan bangunan rumah dari nol bersamanya dengan menggunakan pinjaman rumah orang tuaku. Saat itu Harry bertanggung jawab atas suplai barang, sedangkan aku bertugas menangani klien dari siang sampai malam hingga aku nyaris saja sakit saking kelelahan.

Untungnya perusahaan kami sedikit demi sedikit membesar dan makin sukses. Kebetulan saat itu aku juga sedang hamil, jadi aku berhenti bekerja dan menyerahkan semuanya pada Harry. Tak terasa putri kami, Adele, kini sudah berusia empat tahun. Kami bertiga melewati hari-hari dengan bahagia dan serba kecukupan. Tak sedikit pula orang yang iri dengan kehidupan kami. Pernikahanku dengan Harry tidak pernah disertai dengan resepsi yang meriah. Karena itu Harry selalu mengatakan dengan rasa bersalah, bahwa dia pasti akan memberikan aku kehidupan yang layak, dan menanggung semua penderitaanku. Suami seperti Harry tidak mungkin tega untuk selingkuh.

Aku pun tersenyum konyol pada diriku sendiri. Tampaknya aku sendiri yang terlalu banyak menonton drama sampai-sampai aku bisa berpikir hal yang tidak-tidak seperti itu.

Ketika berbaring di atas kasur, aku masih memikirkan sosok yang lewat sekilas dalam video live di TokTok itu. Mungkin saja aku yang terlalu merindukan Harry, ditambah lagi mantel abu-abu itu yang terlihat sangat familier. Sebelum berangkat, aku sempat menyetrika mantel itu untuk Harry. Mungkin saja orang itu mengenakan mantel yang sama dengan milik Harry.

Keesokan harinya, malam harinya Harry sudah pulang dan membelikan banyak makanan enak untuk Adele. Dia memeluk dan mencium kami berdua, membuat suasana jadi terasa sangat hangat dan harmonis. Aku pun dengan riang pergi ke dapur untuk membuatkan makanan kesukaan Harry sebagai balas budi untuknya.

Ketika baru saja duduk di meja makan, Harry menatapku dan berkata, “Kamu bau asap masakan, mandi dulu, gih!”

Seusai makan, aku menidurkan Adele dan mandi, setelah itu aku mendekat ke Harry dan bertanya padanya, “Sekarang aku masih bau asap masakan?”

Seketika itu Harry langsung menarik dan menekanku di atas ranjang. Performa Harry malam itu sangat energik. Selesai berhubungan, dia langsung pergi ke kamar mandi. Aku tersenyum puas melihat sosoknya yang tinggi besar dari belakang. Saat aku baru saja mau berdiri untuk ke kamar mandi, layar ponsel Harry yang dia taruh di meja dekat ranjang menyala karena mendapat sebuah pesan teks. Aku meliriknya sekilas dan seketika itu pula aku membatu ….
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 299 – Pertarungan yang Kejam

    Aku menenangkan diri untuk sesaat. Kemudian, aku menyalakan mobil dan perlahan-lahan meninggalkan jalan kecil itu. Dari persimpangan di depan, aku kembali ke jalan utama. Pada saat ini, kemacetan sudah agak mendingan. Aku langsung bergegas pulang ke rumah.Ibuku langsung merasa lega begitu melihatku sudah sampai di rumah. Dia buru-buru mulai memasak makanan. Jarang sekali aku bisa makan bersama mereka di rumah seperti ini.Begitu mendengar jika aku ingin makan di rumah, kedua orang tuaku langsung menunggu kepulanganku. Ibuku mengatakan, makanan yang paling enak adalah makanan yang baru dimasak.Setelah makan malam, aku menelepon Fanny dan bertanya apakah dia sedang ada di rumah. Fanny mengatakan jika dirinya baru saja sampai di rumah. Oleh karena itu, aku mengajak Adele jalan-jalan dan pergi menemui Fanny.Sudah beberapa hari aku tidak bertemu dengan Fanny. Begitu melihatku, Fanny langsung menanyakan tentang Taufan. Aku hanya bisa menggelengkan kepala tanpa daya.Fanny mengatakan, akhi

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 298 – Mati Secara Tidak Wajar

    Entah kenapa, pada saat itu, punggungku terasa dingin dan merinding. Aku merasa ngeri saat memikirkannya. Bayangkan saja, manusia yang masih hidup dan baik-baik saja ditabrak mobil hingga tewas saat dalam perjalanan menemui diriku. Mungkinkah semua ini hanya kebetulan belaka?Selain itu, dia hanya ingin menyampaikan informasi mengenai Taufan kepadaku. Hanya sebuah informasi. Akan tetapi, apakah semua itu harus ditebus dengan mengorbankan nyawanya? Bagaimana mungkin orang yang begitu lembut itu sekarang dibilang sudah meninggal …Semua ini makin membuatku mengerti jika situasinya tidaklah sesederhana itu.Melihat Danny yang buru-buru pergi, makin aku memikirkannya, makin aku merasa jika ada yang tidak beres. Kenapa polisi tidak menanyakan apa pun mengenai Taufan kepadaku? Bukankah itu adalah pertanyaan yang paling penting? Apakah mungkin bagi mereka untuk mengabaikan pertanyaan sepenting itu?Selain itu, jika sudah dipastikan bahwa sopir mobil karavan kecil itu mabuk dan Bastian meningg

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 297 – Petugas Polisi Datang

    Yang datang ke kantorku adalah dua petugas berseragam polisi.Hal ini membuatku agak terkejut dan bingung. Apa yang menyebabkan polisi mendatangiku di kantor?Aku mempersilakan mereka untuk duduk dan menatap mereka. Salah satu dari mereka bertanya kepadaku dengan sangat serius, “Bolehkah aku bertanya padamu? Apa kamu kenal Bastian Luzman?”“Siapa?” Aku agak bingung dan langsung menyangkalnya. “Aku nggak kenal.”Petugas polisi itu langsung menatapku dengan tajam. Jelas, dia tidak percaya dengan jawabanku. Kemudian, dia melirik rekannya dan berkata, “Mana fotonya?”Polisi satunya buru-buru mengeluarkan foto dari tas kerja yang dipegangnya dan menyerahkannya kepadaku. “Perhatikan baik-baik orang yang ada di foto ini.”Aku menerima foto tersebut dengan kedua tanganku dan melihat orang yang ada di foto itu. Dia adalah seorang pria. Wajahnya terlihat cukup tampan. Sepertinya dia adalah seorang mahasiswa yang masih berusia sekitar 20 tahun.Aku menggelengkan kepalaku dan berkata dengan tegas,

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 296 – Panggilan Telepon yang Aneh

    Orang yang meneleponku itu adalah seorang pria asing. Dia memintaku untuk menemuinya seorang diri. Pria itu mengatakan bahwa dia punya informasi mengenai Taufan.Aku menanyakan siapa dirinya. Namun, pria itu langsung menutup teleponnya. Akan tetapi, dia mengirimkan pesan kepadaku, berupa sebuah alamat. Sepertinya, alamat tersebut merupakan lokasi di mana kami akan bertemu nanti.Tanpa berpikir panjang, aku langsung mengambil tasku dan turun ke bawah.Setelah mengatur navigasi, aku langsung menuju ke tempat yang dia sebutkan sebelumnya. Hatiku merasa cemas. Dalam beberapa hari terakhir, inilah pertama kalinya aku mendengar ada seseorang yang memberitahuku bahwa dia memiliki informasi mengenai Taufan.Aku bahkan tidak memikirkan apakah informasinya itu benar atau salah. Sekalipun salah, aku tetap ingin mendengar apa yang ingin dia katakan. Setidaknya, itu lebih baik daripada aku tidak tahu apa-apa.Dalam beberapa hari terakhir, kecelakaan mobil yang menimpa Taufan seakan-akan tidak perna

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 295 – Memulai Perang Secara Terang-terangan

    Hatiku langsung berdebar kencang saat melihat nama yang muncul di layar ponselku adalah nama Luna.“Luna, kalau kamu mau bicara omong kosong, sebaiknya hentikan saja. Aku sedang malas berurusan denganmu.” Aku mengangkat telepon dan langsung berkata kepada Luna. “Informasi mengenai Taufan, kalian mau mengatakannya atau nggak, aku pasti akan tetap mengetahuinya.”“Hahaha … Kak Maya, kayaknya kamu benar-benar cemas.” Luna terlihat aneh saat mengetahui kecemasanku. Sikapnya begitu menyenangkan. “Kayaknya Kakak marah besar.”“Kayaknya kamu lagi nggak ada kerjaan ya?” Setelah berkata seperti itu, aku langsung menutup teleponnya. Aku tahu betul. Makin aku memedulikannya, Luna akan makin menjadi-jadi.Benar saja. Ponsel di tanganku kembali berdering. Aku menahan diri dan baru mengangkatnya setelah berdering beberapa kali. “Jangan menguji kesabaranku.”“Hahaha … Kak Maya, aku cuma ingin memberitahumu kalau dia baik-baik saja. Sungguh.” Nada bicara Luna menyiratkan jika dia bersukacita atas musi

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 294 – Beberapa Mobil Saling Bertabrakan

    Bagai membuka pintu misterius, aku buru-buru melangkahkan kakiku dan masuk ke dalam. Aku memeriksa setiap ruangan yang ada, tetapi tidak ada seorang pun di sana.Sampai-sampai seorang perawat membentakku dengan tegas, “Apa yang kamu lakukan? Ini ruang steril. Bagaimana kalian bisa masuk ke sini? Cepat keluar!”Aku mencengkeramnya dengan satu tanganku. “Kalau begitu, katakan padaku. Di mana orang yang barusan kalian selamatkan? Bagaimana keadaannya?”“Cepat keluar! Orang yang diselamatkan apa? Banyak yang kami selamatkan.” Perawat itu berusaha melepaskan diri dari cengkeramanku dan mendorong kami keluar. “Cepat keluar!”“Pak Taufan. Pak Taufan yang barusan kalian selamatkan. Bagaimana keadaannya?” Aku masih belum mau menyerah.Perawat itu terlihat marah dan langsung mendorongku keluar. “Aku nggak tahu.”Kemudian, pintu dibanting dengan keras sampai berbunyi ‘brak’ dan terdengar suara kunci pintu yang diputar dari dalam.Aku bersandar di dinding dengan putus asa dan agak hilang akal. Aku

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status