Home / Romansa / Mencintai Seorang Climber / bab 210. Rekaman CCTV

Share

bab 210. Rekaman CCTV

last update Last Updated: 2025-06-04 22:21:51

Malam telah turun. Keluarga Irma dan keluarga Ruhiyat masih di markas Polres. Polisi belum mengizinkan mereka pulang, karena Ruhiyat yang masih berkeras menuduh Wardoyo dan Seno yang sudah melukai putranya. Sementara Bardi dan teman-temannya, yaitu orang-orang yang memaksa Wardoyo dan Seno masuk ke mobil, telah diperbolehkan meninggalkan kantor polisi itu.

Video yang ada di ponsel Seno, tanpa sengaja juga sudah merekam kemunculan Daffa di halaman parkir sebuah ruko. Dalam rekaman itu tampak Daffa masuk ke dalam sebuah mobil. Setelah itu video berakhir. Karena yang direkam oleh Seno memang bukan Daffa, melainkan bapaknya dan pria yang mau memberi job.

Polisi penyidik bicara pada anak buahnya, “Di ruko itu biasanya ada CCTV yang mengarah ke halaman parkir. Untuk mengetahui apa yang terjadi pada Daffa, berarti kita harus melihat rekaman CCTV yang ada di ruko itu.” Lantas polisi mengirim anggotanya untuk berangkat ke ruko itu.

Daffa terlihat gelisah, dia berkali-kali bilang pada ayahn
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Mencintai Seorang Climber   bab 211. Balasan

    Sementara itu, Pak Wardoyo dan keluarganya sudah meninggalkan markas polisi.“Motor kita masih ada di pool bus. Seno mau ambil, soalnya besok Seno kan, kerja.” ujar Seno.Ayahnya menjawab, “Ayo kita semua pergi ke sana, bapak pengin ngajak makan sate. Ada warung sate di dekat pool bus itu. Kita belum pernah makan sate bareng sekeluarga kan? Ayo Wartini, kamu juga ikut ya?”Seno menatap ke arah emaknya yang merupakan mantan istri bapaknya. Emaknya, yaitu Wartini, tampak sungkan, mungkin karena merasa malu pada Juwariyah, emaknya Maryam. Dulu saat Wartini masih menjadi istri Pak Wardoyo, Wartini kerap melabrak Juwariyah di warung nasinya. Wartini datang melabrak bukan sekadar untuk marah-marah, tapi yang sebenarnya untuk mengambil uang dari laci warung. Waktu itu Wartini beranggapan bahwa warung nasi yang dijaga oleh Juwariyah, modalnya berasal dari Wardoyo, yang juga suaminya. Wartini merasa punya hak mengambil uang dari warung itu, jika dia anggap Wardoyo kurang memberi nafkah padanya

  • Mencintai Seorang Climber   bab 210. Rekaman CCTV

    Malam telah turun. Keluarga Irma dan keluarga Ruhiyat masih di markas Polres. Polisi belum mengizinkan mereka pulang, karena Ruhiyat yang masih berkeras menuduh Wardoyo dan Seno yang sudah melukai putranya. Sementara Bardi dan teman-temannya, yaitu orang-orang yang memaksa Wardoyo dan Seno masuk ke mobil, telah diperbolehkan meninggalkan kantor polisi itu. Video yang ada di ponsel Seno, tanpa sengaja juga sudah merekam kemunculan Daffa di halaman parkir sebuah ruko. Dalam rekaman itu tampak Daffa masuk ke dalam sebuah mobil. Setelah itu video berakhir. Karena yang direkam oleh Seno memang bukan Daffa, melainkan bapaknya dan pria yang mau memberi job. Polisi penyidik bicara pada anak buahnya, “Di ruko itu biasanya ada CCTV yang mengarah ke halaman parkir. Untuk mengetahui apa yang terjadi pada Daffa, berarti kita harus melihat rekaman CCTV yang ada di ruko itu.” Lantas polisi mengirim anggotanya untuk berangkat ke ruko itu. Daffa terlihat gelisah, dia berkali-kali bilang pada ayahn

  • Mencintai Seorang Climber   bab 209. Dua Korban

    Polisi penyidik di Polres sedang memeriksa kesaksian Pak Wardoyo dan Seno.Polisi bertanya, “Memangnya apa muatan truk itu, sehiagga Anda menolak untuk membawanya?”Seno menjawab, “Ratusan anj1ng dan kucing yang akan dikirim ke rumah jagal di Jawa tengah, buat dipangan dagingnya.”Para polisi yang ada di ruangan itu saling pandang.Polisi bertanya lagi, “Anda tahu nomor plat truk itu?”Seno menggeleng. “Tidak tahu, waktu ketemuan di warung, orang itu bawa mobil kecil.”Polisi : “Anda tahu identitas orang itu?”Wardoyo yang menjawab, “Dia ngaku bernama Tatang, umurnya sekitar empatpuluh tahun. Hanya itu yang saya tahu.”Seno memperlihatkan video di ponselnya. “Saya sempat merekam percakapan bapak saya dengan si Tatang. Karena waktu itu bapak saya sudah menolak, tapi orang itu seperti mau memaksa. Saya videokan saja, karena khawatir kalau orang itu mengeluarkan senjata buat memaksa bapak bawa truknya. Tapi dia nggak mengeluarkan senjata. Setelah bapak saya menolak, si Tatang itu pergi.”

  • Mencintai Seorang Climber   bab 208. Banyak Bohong, Banyak Dalih

    Ruhiyat datang ke markas polres untuk klarifikasi tentang air soft gun yang ditemukan di mobil. Memang mobil itu milik Ruhiyat, dipinjamkan ke anak buahnya yang dia suruh untuk mencari Wardoyo dan Seno. Karena Ruhiyat mengira Wardoyo dan Seno yang sudah melukai putranya, yaitu Daffa.Anak buahnya terlanjur mengibuli polisi dengan mengatakan bahwa mobil itu miliknya, dibeli dari Ruhiyat, tapi belum balik nama. Ruhiyat terpaksa melanjutkan omong kosong itu.“Iya, itu mobil sudah dibeli sama rekan saya, namanya Bardi.” ucap Ruhiyat di hadapan polisi.“Bagaimana dengan air soft gun yang ada di laci mobil itu? Apakah milik Anda?”“Iya Pak, itu punya saya yang ketinggalan di mobil. Ada surat izin penggunaan air soft gun, untuk kegiatan olah raga menembak. Dulu selagi muda, saya ini pernah jadi atlet menembak. Saya punya kartu member di klub menembak, yang resmi di bawah Perbakin.” Ruhiyat mengeluarkan selembar kartu.Polisi mengamati kartu itu. Ruhiyat lantas mengeluarkan beberapa bukti la

  • Mencintai Seorang Climber   bab 207. Siapa yang Melukaimu?

    Mobil patroli polisi berhasil mencegat mobil yang membawa Wardoyo dan Seno. Dua orang polisi yang menghampiri mobil itu, memulai pemeriksaan standar.“Boleh lihat SIM dan STNK kendaraan ini?"Sopir mengeluarkan SIM dari dompetnya, dan STNK dari laci mobil, diperlihatkan kepada polisi. Sementara polisi yang seorang lagi, sedari tadi hanya mengamati isi mobil dari sisi yang lain. Dia melihat sebuah benda ada di dalam laci dashboard, saat barusan laci itu dibuka sekejap untuk mengambil STNK.“STNK atas nama Ruhiyat? Yang mana Ruhiyat?” tanya polisi.“Ehmmm ... itu nama pemilik pertama, Pak. Saya beli mobil ini dari Pak Ruhiyat, tapi STNK belum sempat balik nama, begitu Pak.” jawab pria yang duduk di dekat sopir.Polisi itu menuding ke arah dashboard, “Tolong buka lagi laci itu! Barusan saya lihat ada pistol di situ!”Laci itu dibuka, di dalamnya ada sepucuk pistol. Pria yang duduk di depan, memberikan pistol itu pada polisi seraya mengatakan bahwa itu hanya air soft gun, pistol mainan.

  • Mencintai Seorang Climber   bab 206. Menolak Job

    Pria yang baru tiba itu berusia awal empatpuluhan, dia menyalami Pak Wardoyo dan Seno.“Bagaimana Pak? Jadi mau berangkat ke Jawa Tengah?” tanya Pak Wardoyo. “Saya dan anak saya akan gantian mengemudikan truk.”“Iya Pak, truk sudah siap. Kita bicarakan biayanya.”“Sebentar dulu, sebelum bicara soal biaya, saya mau tahu dulu, apa muatan truk?” tanya Wardoyo pada pria yang baru datang itu.“Saya kira ... Bapak nggak pilih-pilih muatan, apa saja mau, ya kan?”“Asal jangan ada narkoba yang disusupkan dalam muatan truk. Karena nanti saya yang kena, kalau ada razia.”“Tenang Pak, nggak ada narkoba. Ehmmm, Bapak nggak keberatan kan, kalau bawa hewan?”“Saya pernah bawa sapi, kuda, kambing, ayam, bebek, semuanya masih hidup saat tiba di tujuan. Tapi ... hewan apa yang mau dibawa ke Jawa Tengah?”“Ehmmm ....”Seno nimbrung, “Kalau hewannya b@bi, saya nggak mau ikut. Bukan masalah haram, karena kalau masalah haram mah, itu kalau dimakan. Kalau masalah najis, bisa dibersihkan. Tapi saya dan Bapa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status