Home / Romansa / Mendadak Dijodohkan dengan CEO Tampan / 3. Rencana mengundurkan diri

Share

3. Rencana mengundurkan diri

Author: Aprilia Choi
last update Last Updated: 2024-12-09 18:42:55

“Shel ... sepertinya aku ingin berhenti saja dari dunia hiburan ini,” celetuk Kinara saat sudah berada di mobil dan sedang dalam perjalanan menuju lokasi syutingnya dengan ditemani oleh sang manajer sekaligus sahabatnya—Shela.

Shela yang mendengar ungkapan sang artis itu sontak menoleh dan membulatkan matanya menatap Kinara dengan penuh tanya. “Kenapa tiba-tiba? Apa kamu ada masalah?” tanyanya dengan nada khawatir.

Kinara menggeleng pelan lalu tersenyum tipis. “Tidak ... aku hanya ingin hidup lebih tenang tanpa harus berbagi kehidupan pribadiku dengan semua orang.”

“Tapi Ara, bukankah ini semua yang kamu inginkan sejak kecil? Kenapa sekarang berubah pikiran?” cecar Shela masih tak terima dengan jawaban yang diberikan Kinara.

“Ya memang, tapi setelah aku pikir lagi ... ucapan Davian ada benarnya,” sahut Kinara dengan tersenyum getir.

“Davian?” tanya Shela memastikan bahwa ia tidak salah mendengar karena Kinara baru saja menyebutkan nama sang kekasih yang telah meninggal dunia.

Kinara mengangguk lalu berpaling ke arah jendela, menatap jalanan dengan sendu sambil mengingat perkataan Davian—kekasih sekaligus calon suaminya. Ingatannya kembali pada kejadian lima tahun lalu saat mereka masih bersama sebagai sepasang kekasih yang sangat bahagia.

“Davian pernah bilang, jika kami sudah menikah nanti dia ingin aku berhenti dari dunia hiburan. Dia tidak ingin aku bekerja terlalu lelah dari pagi sampai malam, tidak pernah ada waktu untuknya dan juga keluarga. Dia ingin kami menjalani kehidupan normal tanpa harus orang lain tahu tentang kehidupan pribadi kami. Aku merasa perkataannya memang ada benarnya, tidak mungkin selamanya aku harus berbagi kehidupan pribadiku dengan semuanya. Tapi Allah terlalu sayang padanya, dia pergi begitu cepat meninggalkan aku sendiri yang bahkan sampai detik ini masih harus berjuang untuk bisa merelakan kepergiannya dari dunia ini.”

Tanpa terasa air mata telah mengalir begitu saja membasahi pipi Kinara, dadanya terasa sesak bila mengingat sang kekasih yang telah tiada. Wajah cantik itu kini terlihat muram dengan make up yang sedikit berantakan karena air matanya.

Shela ikut merasa sedih dan prihatin dengan sahabatnya itu, ia pun mendekat lalu memutar tubuh Kinara agar menghadapnya. “Ara ... aku tahu bagaimana perasaanmu, kamu harus kuat ya. Jangan pernah merasa sendiri karena aku akan selalu ada di sini untuk kamu, sampai kapan pun. Dan apa pun keputusanmu, jika kamu memang ingin berhenti aku akan mendukungmu,” tuturnya seraya mengusap air mata di pipi Kinara lalu memeluk sahabatnya itu.

Kinara merasa beruntung memiliki sahabat seperti Shela, mereka telah berteman sejak masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Shela sangat tahu bagaimana kerasnya kehidupan Kinara, karena sejak kecil sudah harus bekerja meski itu adalah keinginan Kinara sendiri namun tetap saja kegiatan itu telah banyak menyita waktunya di mana anak seusianya yang masih nyaman dengan dunia bermain dan belajar mereka sedangkan Kinara harus menghabiskan sebagian besar waktunya di lokasi syuting.

**

Malam hampir larut saat Kinara baru saja mengantar Shela pulang setelah mereka menghabiskan waktu seharian di lokasi syuting. Dalam perjalanan kembali ke rumahnya, tiba-tiba saja mobil yang ditumpanginya harus berhenti karena ban mobilnya bocor.

“Kenapa berhenti, Pak?” tanya Kinara pada sopirnya yang bernama pak Dadang, beliau merupakan sopir perusahaan Alva Management&Production yang memang dipersiapkan untuk mengantar jemput artis di lokasi.

“Maaf, Mbak Kinara. Sepertinya ban mobilnya ada yang kempes, biar saya cek dulu,” pamit pak Dadang seraya turun dari mobil.

Kinara pun hanya mengangguk lalu kembali bermain dengan ponselnya, tak lama kemudian pak Dadang kembali masuk sambil memberi tahu bahwa beliau akan mengganti ban mobilnya namun membutuhkan waktu yang agak lama sementara Kinara harus segera pulang dan beristirahat karena besok pagi ia harus kembali lagi ke lokasi untuk pemotretan.

“Apa ada yang bisa saya bantu, Pak?” tanya Kinara dengan ramah.

“Tidak perlu repot, Mbak Kinara menunggu di dalam mobil saja,” sahut pak Dadang dengan sopan.

“Ya sudah, Pak. Saya coba cari taksi online saja kalau begitu,” ujar Kinara sambil membuka aplikasi taksi online di ponselnya.

“Baik, Mbak Kinara menunggu di dalam saja biar saya ganti dulu ban mobilnya,” pamit pak Dadang kembali keluar untuk mengerjakan tugasnya.

Kinara merasa jenuh menunggu karena dari tadi tak ada satu pun yang mau menerima pesanan darinya, ia pun membuka jendela mobil sambil sesekali melihat ponselnya yang masih terus mencari taksi online yang bersedia mengantarnya pulang.

“Kenapa tidak ada yang mau menerima pesananku,” gerutunya gelisah sambil sesekali melirik jam tangan yang melingkar di tangan kirinya.

Sepuluh menit berlalu, lewatlah sebuah mobil sedan berwarna hitam yang kemudian berhenti tepat di depan mobil Kinara yang sedang diganti bannya. Kinara merasa cemas, takut jika mobil yang berhenti di depannya adalah milik orang jahat. Akhirnya Kinara kembali menutup jendela mobilnya hingga beberapa saat menunggu, turunlah seorang pria pengemudi dari dalam mobil tersebut yang kemudian berjalan perlahan menghampiri Kinara.

Tuk! Tuk! Tuk!

Pria itu lantas mengetuk perlahan jendela mobil Kinara, meski dengan perasaan takut Kinara memberanikan diri membuka jendela.

“Selamat malam, apa kamu memerlukan bantuan?” tanya sang pria.

“Anda ....”

Kinara merasa terkejut saat menyadari pria yang berdiri di hadapannya sekarang adalah sang CEO tempatnya bekerja.

“Anda ... Pak Raka?” tanya Kinara memastikan.

Raka mengangguk perlahan lantas mengulas senyum tipis, ada sedikit perasaan senang karena Kinara masih mengingatnya. Melihat ada atasannya, pak Dadang pun menjelaskan bahwa mobil yang ditumpangi Kinara itu bannya bocor dan saat ini sedang ia perbaiki namun masih memerlukan waktu yang agak lama untuk selesai.

“Baiklah, kalau begitu biar saya bantu ya,” kata Raka yang bersiap dengan melipat lengan kemejanya.

“Tidak perlu, tapi terima kasih sebelumnya Pak. Biar ini saya selesaikan sendiri saja, kalau boleh minta tolong antarkan mbak Kinara pulang karena besok pagi-pagi sekali ada pemotretan. Kasihan kalau masih harus menunggu, Pak. Taksi online juga sepertinya sudah jarang yang mau ambil penumpang karena hampir tengah malam begini,” pinta pak Dadang dengan sopan pada atasannya itu.

Raka lantas mengangguk paham dan menyanggupi permintaan pak Dadang. “Baiklah, mari saya antar,” ajaknya pada Kinara yang sedari tadi hanya menyimak percakapan mereka.

“Eh, tidak usah, Pak. Biar saya minta jemput kakak saya saja,” ujar Kinara berusaha menolak dengan halus.

“Saya tidak mau besok sampai ada jadwal tertunda karena menunggu artis yang terlambat tiba di lokasi. Saya antar kamu pulang,” kata Raka dengan raut wajah datarnya yang lebih terdengar seperti sebuah perintah.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mendadak Dijodohkan dengan CEO Tampan   57. Meraih kebahagiaan

    Siang itu, taman yang dikunjungi Kinara dan Raka tampak tidak begitu ramai. Cuaca yang belum terlalu terik sangat mendukung kedua insan itu untuk menghabiskan waktu dengan saling berbagi cerita dan mengungkapkan perasaan masing-masing.“Jadi benar, jika selama ini kamu masih mencintaiku?” tanya Raka seraya menggenggam jemari Kinara dan menatap wanita itu dengan lembut.Kinara pun menganggukkan kepala sebagai jawaban. “Maafkan aku karena selama ini telah berusaha menyembunyikan perasaan ini darimu, tapi nyatanya itu tidak berhasil dan malah membuat kita saling tersakiti,” sesalnya.“Tidak masalah, jangan pernah salahkan dirimu. Aku yang terlalu pengecut karena tidak memperjuangkanmu sejak awal, maafkan aku,” ucap Raka sambil mengecup puncak kepala Kinara dengan lembut, matanya berkaca-kaca tanda ia sungguh menyesali atas perbuatannya.“Jangan pernah meminta maaf lagi, Mas. Sejak hari dimana kamu mengakui semua kesalahanmu, aku sudah memaafkanmu. Terima kasih atas cintamu selama ini

  • Mendadak Dijodohkan dengan CEO Tampan   56. Haruskah ku mati?

    Kinara merasa terkejut dengan perkataan yang baru saja Raka lontarkan padanya, mengapa harus menikahi wanita lain jika Raka baru saja melamar dan menyatakan bahwa masih setia mencintainya hingga saat ini? Pertanyaan itu lantas terbesit begitu saja di benak Kinara.“Apa yang sebenarnya terjadi, Mas? Kamu bilang masih mencintaiku tapi kamu malah akan men—““Aku dijodohkan. Aku akan dijodohkan dengan wanita lain jika kamu tidak mau kembali bersamaku, itulah yang sebenarnya terjadi,” potong Raka cepat sambil mengusap setetes air mata yang jatuh ke pipinya.Kinara merasa bimbang, ia memang masih mencintai Raka. Namun sungguh tidak tepat waktunya jika ia harus menerima Raka kembali mengingat janjinya pada Gavi juga hal yang tengah menimpa Shela. Ia tidak mungkin berbahagia di atas penderitaan kedua sahabatnya.“Tapi, untuk saat ini aku sungguh tidak bisa, Mas ... aku tidak ingin kita berbahagia di atas penderitaan sahabatku.”“Memang ada apa?”Akhirnya Kinara menceritakan masalah yang

  • Mendadak Dijodohkan dengan CEO Tampan   55. Permintaan orang tua

    Sama halnya dengan Kinara yang sedang sarapan bersama keluarganya, begitu pula Raka tengah makan bersama kedua orang tuanya. Dalam suasana pagi yang hening itu, pak Rangga mencoba menyuarakan kembali keinginannya pada sang putra tunggal.“Raka, ada yang ingin papa bicarakan,” ujar pak Rangga sambil membersihkan mulut dengan lap makan, tanda beliau sudah selesai dengan sarapan paginya.Raka meneguk sedikit air putih di hadapannya, ia pun telah menyelesaikan makannya. “Iya, Pa. Sepertinya ... ada hal yang serius,” terkanya.Pak Rangga mengangguk perlahan. “Tentu ini serius, Ma ... tolong ya,” pintanya sambil memberi kode pada sang istri.Bu Kamila sangat mengerti dengan kode yang diberikan sang suami lantas memanggil para pelayan untuk membersihkan meja makan. Setelahnya, Pak Rangga pun melanjutkan pembicaraannya.“Raka, bagaimana kelanjutan hubunganmu dengan Kinara?” tanya pak Rangga sambil menatap Raka dengan wajah serius.Raka menelan ludah untuk membasahi tenggorokannya yang t

  • Mendadak Dijodohkan dengan CEO Tampan   54. Persahabatan

    Gavi menghela napas sejenak sebelum melanjutkan perkataannya, pria itu mencoba sebisa mungkin menahan diri untuk tidak meluapkan amarah karena rasa cemburunya. Ia tak ingin Kinara semakin menjauh darinya dan lebih memilih bersama Raka, ia harus bisa mengendalikan dirinya.“Maaf, aku terlalu ... emosional,” ujar Gavi lalu meminum teh hangat yang baru saja Raka berikan untuknya. Merasa lebih baik, ia pun kembali berbaur dengan Kinara dan Raka.Akhirnya, mereka bertiga menghabiskan waktu bersama hingga hampir larut malam. Suasana pun mencair, mereka saling bercerita, bercanda, dan tertawa bersama layaknya sahabat yang sedang berkumpul bersama.“Terima kasih untuk malam ini, aku senang bisa menghabiskan waktu bersama kalian,” kata Kinara sambil tersenyum pada Raka dan Gavi bergantian.“Aku juga senang, Kin. Sudah lama rasanya tidak melakukan hal ini, senang bisa berteman dengan kalian,” ujar Gavi yang jujur setelah merasakan nyamannya berteman dengan mereka.“Senang akhirnya kita bis

  • Mendadak Dijodohkan dengan CEO Tampan   53. Kencan bertiga

    Kinara dan Raka kini sedang dalam perjalanan menuju restoran, tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mereka hingga akhirnya Kinara mencoba membuka pembicaraan di antara mereka.“Mas, boleh aku tahu tentang apa yang kamu dan Gavi bicarakan tadi?”“Oh, itu.” Raka menoleh sebentar lalu kembali fokus pada kemudinya. “Gavi bilang, bahwa saat ini kamu sedang tidak ingin terlibat hubungan percintaan dengan siapa pun.”“Lalu?”“Hanya itu yang kami bahas, jadi itu benar?” tanya Raka sambil melirik ke arah Kinara yang terlihat menganggukkan kepala.“Boleh aku tahu kenapa?”“Ya, aku hanya sedang tidak ingin merasakan sakit hati lagi. Jadi menurutku, untuk saat ini lebih baik aku sendiri dulu,” terang Kinara dengan tatapan yang lurus ke depan.Sementara Raka mencoba mengerti dengan tidak kembali menuntut jawaban akan hatinya yang sebenarnya tak bisa menahan lagi untuk memiliki Kinara kembali.**Siang telah berganti malam, Kinara telah menyelesaikan pekerjaannya dan segera bersiap

  • Mendadak Dijodohkan dengan CEO Tampan   52. Kenangan Davian

    Davian Anggara, cinta pertama seorang Kinara Azalea. Dia begitu baik, penyayang, dan tentunya sangat mencintai Kinara. Dua tahun memang terasa singkat untuk Kinara bisa bersama Davian, tempatnya mencurahkan segalanya. Davian memang kekasihnya, namun pria itu bisa menjadi apa saja untuk Kinara. Davian bisa menjadi kakak, sahabat, tempat Kinara berbagi segala dukanya. Dalam diri Davian Kinara menemukan kenyamanan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Davian adalah segalanya bagi Kinara, lantas mengapa Tuhan seolah begitu kejam dengan mengambil hal yang paling berharga di hidup Kinara? Belum cukupkah wanita itu kehilangan kedua orang tuanya? Bagaimana pun juga, Kinara tidak dapat menyalahkan takdir Tuhan, ia sudah rela untuk melepas orang-orang terkasihnya untuk pergi selama-lamanya dari hidupnya. Kini, ia hanya ingin hidup dengan tenang, untuk itu ia belum ingin terlibat dengan masalah asmara lagi. Meski Davian telah merestuinya untuk bersama yang lain, namun tekadnya bulat untuk m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status