Home / Romansa / Mendadak Dilamar Pria Tampan / Sikap Makin Menyebalkan

Share

Sikap Makin Menyebalkan

last update Last Updated: 2024-03-16 07:01:06

🏵️🏵️🏵️

Ternyata Mas Arfan mengikutiku. Ia menyejajarkan dirinya berjalan di samping kananku. Aku tidak mengerti kenapa pemuda itu masih saja tidak berhenti menggangguku. Ia seolah-olah ingin mengetahui apa pun yang aku lakukan. Ia tidak sewajarnya bersikap seperti itu karena dirinya bukan siapa-siapa bagiku.

Seandainya Kak Dylan yang berada di posisi Mas Arfan sekarang, aku pasti akan langsung menggandeng tangannya. Namun, itu tidak mungkin karena kenyataannya, Kak Dylan hanya ada di dunia maya. Ia selalu menolak bertemu denganku di kehidupan nyata walaupun kami sudah sangat sering berbalas pesan bahkan menelepon.

Sebenarnya, aku sangat bingung kenapa Kak Dylan tidak bersedia bertemu denganku, padahal ia mengaku sangat mengagumi bahkan mencintaiku. Jika dirinya bersedia bertemu denganku, aku ingin memperkenalkannya kepada Devi. Sahabatku itu selalu meledekku yang masih berstatus jomlo.

“Ngakunya udah punya cowok yang dicintai, tapi mana? Tunjukin, dong.” Devi sering melontarkan kalimat itu bahkan hampir setiap akhir pekan.

Devi mengaku melakukan itu karena ingin kencan bersama denganku dan pasangan kami masing-masing. Namun hingga saat ini, aku belum mampu mewujudkan harapan sahabatku tersebut karena Kak Dylan seolah-olah tidak mengerti dengan apa yang kurasakan.

Hanya penolakan yang aku berikan kepada Devi dengan berbagai alasan. Sebenarnya, ingin rasanya berkata jujur kepada Devi, tetapi entah kenapa aku belum berhasil mewujudkannya. Aku kadang tidak mengerti dengan hati dan perasaanku. Cinta seperti apa yang kumiliki untuk Kak Dylan?

Mungkin seandainya Ayah dan Bunda mengetahui kebenaran tentang putri mereka ini, aku tidak yakin kalau kedua orang tua itu tidak marah. Bagaimana mungkin anak yang mereka cintai justru mencintai seseorang yang tidak nyata? Aku bahkan tidak tahu seperti apa wajah Kak Dylan.

“Lihat foto cowok yang kamu kagumi, dong.” Devi pernah ingin melihat foto pemuda yang aku cintai.

“Nggak, ah. Nanti kamu naksir.” Aku memberikan alasan karena kenyataannya aku tidak memiliki foto Kak Dylan.

“Nggak mungkinlah. Aku, kan, udah punya Rey. Kamu ada-ada aja.” Devi mengerutkan dahinya. Mungkin ia heran mendengar jawabanku. Namun, aku berusaha bersikap santai.

Devi tidak tahu bahwa Kak Dylan sosok yang aku kenal lewat aplikasi biru. Kala itu, aku memberikan komentar di ceritanya. Setelah itu, ia tiba-tiba menghubungiku melalui W******p. Entah dari mana dirinya mendapatkan nomor kontakku.

 “Kamu, kok, diam aja?” Mas Arfan membuyarkan lamunanku.

“Kenapa kamu ngikutin aku, sih? Kamu pergi aja. Aku bisa sendiri.” Aku masih kesal melihat Mas Arfan yang seolah-olah ingin berada di dekatku.

“Aku pengen bersamamu hari ini. Aku udah bilang tadi. Apa kamu lupa?” Jawaban yang Mas Arfan lontarkan membuatku makin kesal.

“Bukannya kamu harusnya ngantor?”

“Aku udah izin sama Papa.”

“Kenapa harus izin nggak ngantor hanya untuk ngikutin aku?”

“Kamu tenang aja. Papa bahkan dukung aku banget karena sedang bersamamu saat ini.”

“Kamu benar-benar nyebelin, ya.” Mas Arfan selalu berhasil membuatku ingin marah. “Nggak hanya nyebelin, tapi aneh. Kenapa nama kamu berubah jadi Arfan?” Aku ingin mendengar penjelasannya.

“Kamu tetap seperti dulu, cerewet. Itu membuatku ingin tetap bersamamu.” Mas Arfan menunjukkan senyum manisnya. Stop, Rena! Kenapa kamu mengakui dirinya manis? “Fandy itu nama panggilan dalam keluargaku, singkatan dari namaku dan nama Mama.”

“Ada-ada aja, pakai singkatan segala. Antar aku pulang sekarang.” Aku sudah malas melanjutkan niatku untuk mencari buku.

“Kok, pulang? Kita udah di depan Lotus, loh.”

“Biarin, aku nggak peduli. Aku mau pulang sekarang.” Aku tetap bersikeras ingin segera tiba di rumah.

“Oke, jika itu keinginanmu. Kita pulang sekarang.” Ia meraih tanganku, tetapi langsung aku tepiskan. Entah apa yang ada dalam pikirannya. Ia justru mengembangkan senyuman.

🏵️🏵️🏵️

Jika ada yang bertanya bagaimana perasaanku saat ini, mungkin aku akan jujur mengatakan bahwa laki-laki yang sedang bersamaku saat ini, telah menghancurkan semua rencanaku. Entah apa kesalahanku di masa lalu hingga bertemu kembali dengan sosok yang sangat menyebalkan ini.

Mungkin jika tadi Mas Arfan tidak mengucapkan kata lamaran, aku tidak akan bersikap seperti saat ini kepadanya. Namun, kenyataan kadang tidak seindah harapan karena satu hal yang pasti, apa yang Mas Arfan lakukan, telah mengubah penilaianku terhadapnya.

Aku tidak suka dengan laki-laki yang terlalu lancang. Bagiku, perbuatan Mas Arfan adalah tindakan yang tidak pantas. Ia tidak seharusnya bersikap nekat untuk melamar gadis yang baru bertemu kembali dengannya setelah belasan tahun berlalu.

Bagaimana mungkin aku memikirkan sebuah hubungan serius dengan pemuda yang dulunya pernah membuatku malu hingga mengeluarkan air mata? Mas Arfan yang aku kenal dulu dan sekarang tetap sama, bersikap tanpa memikirkan perasaanku yang sebenarnya. Ia hanya menuruti keinginannya.

“Kenapa kamu bersikap agar aku tidak mendekatimu?” Mas Arfan pun membuka pembicaraan setelah mobil meluncur beberapa menit.

“Aku nggak perlu jelasin. Kamu mikir aja sendiri.”

“Apa kamu masih marah dengan kejadian di masa lalu?” Ia sepertinya sengaja mengingatkan aku tentang kejadian kala itu.

“Stop! Aku nggak mau dengar lagi tentang kejadian itu.”

“Terus, apa yang membuatmu tidak menyukaiku?”

“Bagiku, kamu terlalu lancang bicara tentang lamaran padaku. Aku juga nggak suka karena kamu mengakui aku sebagai calon istrimu di depan orang tuamu. Siapa yang memberimu hak? Kapan aku menyetujui untuk hidup bersamamu?” Akhirnya, aku berhasil mengeluarkan kekesalan yang kurasakan terhadap Mas Arfan.

“Maaf, jika menurutmu aku lancang. Tapi itulah yang kurasakan terhadapmu. Aku ingin menjalani hidup denganmu.” Jawaban Mas Arfan benar-benar di luar dugaan.

“Tapi aku nggak pernah menginginkan itu. Aku ingin hidup bersama cowok yang aku cintai, bukan kamu, Mas. Tolong ngerti dengan posisiku.” Aku tidak peduli lagi apakah Mas Arfan akan marah atau tidak.

“Aku nggak akan nyerah gitu aja. Aku akan tetap berjuang untuk gadis yang aku cintai. Terserah kamu mau marah ataupun menolakku, aku nggak akan sedih.”

“Kenapa kamu tetap membuatku kesal, Mas?” Aku mengeluarkan napas berat sambil mengusap-usap kening. Mas Arfan tiba-tiba berhenti lalu menepikan kendaraan roda empat miliknya.

“Maafin aku karena terlalu mencintaimu. Ampuni aku karena selalu berharap hidup bersamamu.” Ia meraih tanganku, tetapi kali ini aku tidak mengelak ataupun menepiskannya. Aku hanya terdiam. Apa mungkin pesona Mas Arfan telah mengubah penilaianku terhadap dirinya? Perasaan apa ini?

Aku tidak boleh mengagumi Mas Arfan karena pemuda yang dalam hati dan pikiranku saat ini hanya Kak Dylan. Aku yakin suatu saat nanti, pasti akan bertemu dengannya. Mungkin sekarang Kak Dylan sedang sibuk hingga ia belum memiliki kesempatan untuk bertemu denganku.

Walaupun hubunganku dengan Kak Dylan berbeda dengan pasangan pada umumnya, tetapi aku percaya kepadanya. Ia mengaku sangat menyayangiku dan ingin menjalin hubungan serius denganku. Semoga aku mampu menjaga hati hanya untuk Kak Dylan seorang.

“Maafin aku, Mas.” Akhirnya, aku menjauhkan tanganku dari genggaman Mas Arfan. “Aku udah mencintai cowok lain. Semoga kamu menemukan cewek yang mencintaimu.”

Aku berusaha jujur kepada Mas Arfan agar ia tidak mengharapkanku lagi. Namun, entah kenapa reaksi yang ia tunjukkan justru membuatku bingung. Ia hanya menunjukkan senyuman. Harusnya ia terkejut atau marah jika memang benar kalau dirinya memiliki cinta untukku.

==========

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mendadak Dilamar Pria Tampan   Kebahagiaan Sesungguhnya

    🏵️🏵️🏵️Ia selalu menghubungi Ayah selama kuliah di Jakarta. Ia meminta Ayah supaya tetap bersabar menunggu dirinya untuk mengajakku duduk di pelaminan. Ternyata ia berhasil menjadikan aku istrinya dan saat ini sedang mengandung anaknya.Jika mengingat semua pengorbanannya, aku sangat terharu. Bertahun-tahun lamanya, ia dengan sabar menunggu agar bersatu denganku. Sungguh, itu merupakan usaha yang sangat luar biasa. Aku bangga menjadi wanita pilihannya. Ia tidak hanya tampan, tetapi juga sangat bertanggung jawab.🏵️🏵️🏵️Setelah dua bulan kemudian, aku pun melahirkan putra yang sangat tampan. Mas Arfan mengaku sangat terharu karena aku telah memberikan penerus untuknya. Sejak awal, orang tuanya berharap akan mendapatkan cucu laki-laki karena dalam keluarga besar Mas Arfan lebih banyak perempuan.Sementara aku hanya berserah kepada Allah karena bagiku, anak laki-laki maupun perempuan sama saja, yang penting sehat dan tidak kurang satu apa pun. Alhamdulillah, aku sangat bersyukur ata

  • Mendadak Dilamar Pria Tampan   Kejujuran

    🏵️🏵️🏵️Mas Arfan sangat sedih karena aku tidak berusaha mencari tahu sosok yang mengirimkan barang-barang tersebut walaupun ia sudah banyak memberikan petunjuk. Ia mengaku kalau aku sulit untuk ditaklukkan. Akhirnya, ia pun memilih cara lain dengan berperan sebagai Kak Dylan. Di samping itu, ia juga ingin menuangkan kisah kami dalam bentuk novel.“Pantas aja kamu berani muji istri Kak Dylan di depanku. Ternyata itu diriku sendiri.” Aku memukul pelan dadanya mengingat kejadian di mana aku cemburu kepada diriku sendiri.“Kan, istriku memang cantik.”“Terus, kenapa dulu kamu bilang kalau aku pasti sedih dan marah jika berhubungan dengan Kak Citra dan madunya?” Aku tetap ingin tahu alasannya.“Karena mereka tahu tentang Dylan. Aku nggak mau kalau mereka sampai membongkar penyamaranku. Itu akan membuat kamu sedih dan marah. Ternyata dugaanku benar. Kamu pun pergi dari rumah.”Terus terang, awalnya aku sangat kesal, tetapi pada akhirnya aku mengakui sangat bangga memiliki Mas Arfan dan ke

  • Mendadak Dilamar Pria Tampan   Si Tampan yang Bikin Luluh

    🏵️🏵️🏵️Waktu menunjukkan pukul 16.10 Wib, Mas Arfan pun tiba di rumah Ayah dan Bunda. Aku langsung menyambutnya dengan mencium takzim punggung tangannya, lalu kami langsung menuju kamar. Ia tampak bingung, mungkin karena perubahan sikapku.Aku memintanya duduk di tempat tidur, sedangkan aku mulai mengemasi barang-barang karena sore ini, kami akan kembali ke rumah orang tuanya. Benar kata Bunda, tidak baik jika aku meninggalkan rumah suami saat sedang ada masalah. Kasihan papa dan mama mertua.Setelah selesai mengemasi semua barang-barang yang kami bawa ke rumah ini, aku pun duduk di samping Mas Arfan. Aku sudah yakin akan meminta maaf dan menyatakan cintaku kepadanya. Ia pantas mendapatkan balasan cinta dari istrinya, bukan sebagai Kak Dylan, tetapi dengan sosok Mas Arfan.“Mas … aku ….” Aku tidak kuasa menahan air mataku agar tidak jatuh.“Kamu kenapa, Sayang?” Ia langsung mengusap air mataku.“Aku minta maaf atas sikapku selama ini.”“Kenapa harus minta maaf? Kamu nggak salah, Say

  • Mendadak Dilamar Pria Tampan   Fakta Baru

    🏵️🏵️🏵️Kak Citra pun bercerita panjang lebar tentang persahabatannya dengan Mas Arfan. Ia mengaku tertarik terhadap suamiku hanya saat masih sekolah saja. Setelah ia tahu kalau Mas Arfan sangat mencintaiku, ia pun mundur dan memilih menjadi sahabat.“Aku ingin minta maaf, Kak.” Aku sudah yakin untuk jujur kepadanya.“Minta maaf untuk apa?”“Aku pernah menuduh Kak Citra bermain api dengan Mas Arfan di belakangku. Aku pernah benci banget sama Kak Citra. Maafin aku, Kak.” Akhirnya, aku berhasil mengeluarkan kata maaf itu.“Santai aja. Aku paham apa yang kamu rasakan. Kamu pasti nggak terima jika suami kamu sangat dekat dengan wanita lain. Iya, ‘kan?”“Iya, Kak.”Kak Citra kembali bercerita bahwa dirinya hanya mencintai Kak Rangga. Ucapannya kala itu tentang ingin mengambil miliknya, ternyata suaminya sendiri. Ia kembali ke kota ini karena Kak Rangga sekarang bekerja di kota ini juga. Sementara wanita yang berada di antara mereka, masih tetap di Jakarta.Kak Citra juga menceritakan baga

  • Mendadak Dilamar Pria Tampan   Mengejutkan

    🏵️🏵️🏵️Pagi ini setelah sarapan bersama, aku meminta izin kepada papa dan mama mertua untuk menginap di rumah orang tuaku selama beberapa hari. Aku sengaja tidak mengatakan alasan sebenarnya. Mereka tidak perlu tahu kalau aku sedang marah dan kesal terhadap Mas Arfan.Kedua orang tua itu memberikan izin, tetapi aku melihat perubahan di wajah mama mertua saat melihat koper yang Mas Arfan masukkan ke bagasi mobil. Aku tidak tahu apa yang beliau pikirkan. Mungkin aku terkesan egois, tetapi Mas Arfan yang memaksaku bersikap seperti itu.Entah kenapa laki-laki yang mengaku sangat mencintaiku, tega menyimpan identitasnya dari pendamping hidupnya. Sungguh, aku tidak mengerti dengan jalan pikiran Mas Arfan. Ia sudah beberapa kali membuatku kecewa. Kenapa dirinya harus melakukan cara itu? Apa tujuannya?Aku selalu merasa bersalah karena belum menyatakan perasaan cinta kepadanya, tetapi kenyataannya, dulu aku dan dirinya saling jujur dengan perasaan kami ketika ia menjadi Kak Dylan. Pantas sa

  • Mendadak Dilamar Pria Tampan   Kebenaran yang Terungkap

    🏵️🏵️🏵️“Aku pengen santai, Mas. Jangan bahas itu sekarang.” Aku ingin menghindar dari pertanyaan yang membuatku harus berpikir.“Boleh aku tahu siapa cowok yang dulu kamu cintai? Sebelum nikah, kamu pernah bilang nggak bisa mencintaiku karena dia.” Kenapa ia harus mengungkit hal itu? Bagaimana mungkin aku mengatakan kebenaran? Apa yang akan ia katakan kalau laki-laki yang dulu aku cintai hanya ada di dunia maya.“Kenapa kamu nanya itu sekarang, Mas?”“Aku hanya ingin tahu, siapa cowok beruntung itu karena hingga detik ini, kamu belum pernah bilang cinta padaku walaupun sebenarnya aku merasakan cintaku udah terbalas. Tapi aku ingin banget dengar langsung dari bibirmu.” Sepertinya ia ingin mendengar pengakuan perasaanku terhadapnya. Apakah aku harus jujur sekarang? Sementara itu, aku merasa kalau dirinya masih menyembunyikan sesuatu.Tidak! Lebih baik aku mengalihkan pembicaraan seperti yang biasa ia lakukan. Ia yang telah mengajariku untuk melakukan itu. Aku tidak tahu sampai kapan h

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status