Share

PEMERAN UTAMA WANITA

Ketika ia berpaling ke samping, Emily langsung melihat beberapa orang wanita yang sepertinya pelayan menunduk setengah badan sambil mengucapkan salam padanya.

“Selamat pagi, Nyonya Besar!!!”

‘Astaga, aku lupa!’ Emily berucap dalam hati saat kesadarannya yang sudah terkumpul penuh menyadari kalau sudah tiga kali pagi termasuk pagi ini, ia mengawali harinya yang aneh.

Emily menghela napas pelan sebelum membuka suaranya.

“Hmm, baiklah. Angkat wajah kalian dan ayo kita bersiap!” Emily memberi perintah dan langsung saja para wanita perpakaian pelayan itu menuntun Emily menuju tempat pemandian di mana ia harus mandi dengan pengawalan ketat.

Lalu apa yang sebenarnya Emily alami saat ini? Bukankah terakhir kalinya ia menutup mata setelah mengalami kecelakaan?

Ya, saat ini pun Emily memejamkan matanya ketika tubuhnya merasakan ketenangan air panas di sebuah kolam bertabur bunga yang dicampurkan dengan parfume yang sangat harum dan menenangkan.

Dalam pejaman matanya ia kembali memikirkan apa yang selama tiga hari ini ia alami.

‘Seharusnya aku berada di rumah dan masih tidur sampai siang, tapi kemarin saat aku membuka mata, aku malah terbangun di tempat ini,’

Ya, seharusnya Emily memang di rumahnya. Tapi kenyataannya dia malah bangun dan menyadari kalau ia berada di situasi yang berbeda. Orang-orang di sekitarnya, keadaan di sana, dan juga tempatnya berada. Semuanya sungguh membingungkan dan belum bisa ia terima. Terlebih, ketika ia menyadari sepertinya apa yang ada di sekitarnya mirip dengan outline novel milik Editor Liam yang sudah sempat dibacanya.

“Bukankah ini lelucon? Aku terbangun dan menjalani hidup sebagai female lead di dalam novel yang tidak kusukai. Hhh, ini pasti akan sulit,” Emily bergumam lelah.

“Apa maksudmu, Nyonya? Apa yang sulit, biarkan aku membantumu!” wanita yang selalu bersamanya bertanya karena bingung dengan apa yang diucapkan Emily.

“Ah, tidak. Aku tidak kesulitan apapun, haha!” Emily tertawa kikuk saat ketahuan bergumam. Tentu saja ia terkesiap karena saat ini apapun yang dilakukannya, apapun yang dikatakannya adalah hal yang penting.

“Hmm, Nona- ah, maksudku siapa namamu, aku lupa. Bisakah kau memberitahuku sedikit hal yang harusnya kuingat? Sepertinya kau yang selalu berada di sampingku setelah aku bangun,” Emily bertanya.

“Apa ingatanmu masi belum pulih, Nyonya? Bagian mana dari tubuhmu yang masih sakit? Akan kupanggilkan dokter keluarga sekarang juga!” pelayan itu malah kebingungan.

“Tidak, bukan itu maksudku!” Emily memanggil pelayan itu saat ia ingin berbalik badan dan pergi, “Bukankah kau mengatakan padaku kalau aku baru saja bangun dari mati suri setelah kecelakaan dan aku terlihat berbeda dari aku yang dulu? Bisakah kau menceritakan saja hal yang paling penting yang perlu kuketahui saat ini. Sisanya akan kupelajari lagi seiring berjalannya hari.”

“Hmm, baiklah, Nyonya. Tapi dari mana aku harus menceritakan hal penting tentangmu? Semua yang ada pada dirimu sangatlah penting, Nyonya. Aku takut salah bicara,” pelayan ini menunduk takut.

“Baiklah, baiklah… aku mengerti. Coba ceritakan dulu siapa aku yang sebenarnya. Selama tiga hari ini aku terbiasa mendengar kalian memanggilku Nyonya Besar. Apa aku memang Nyonya di sini?” Emily menanyakan pertanyaan yang sebenarnya ia sudah tahu, tapi ia hanya ingin memastikan dengan lebih jelas statusnya di sana saat ini.

“Nyonya Besar, aku sudah menceritakan sedikit padamu kalau kau adalah Nyonya Utama di Keluarga Shosan. Namamu adalah Evelyn Hollan Shosan. Kau adalah istri pertama Tuan Besar Aiden Shosan, pewaris tunggal yang menjadi pemimpin rumah ini, Nyonya,” pelayan itu menjawab dengan ucapan yang hati-hati dan jujur.

‘Ah, ternyata benar. Aku masuk dalam cerita novel yang bahkan belum dimulai. Apa yang sebenarnya kualami ini, Tuhan? Apa kau ingin aku mengubah isi novel-‘

Gumaman Emily terhenti ketika sebuah ide muncul. Keanehan ini membuatnya berpikir kalau mungkin saja ia harus mengubah takdir female Lead dalam cerita menyedihkan ini menjadi akhir yang bahagia.

‘Apa benar begitu? Author sebuah novel adalah Tuhan dalam ceritanya. Apa aku juga akan menjadi penentu kisah ini? Aku pernah membaca sebuah novel dengan tema terlahir kembali. Novel sebenarnya berisikan kesedihan dari Female Lead dari awal hingga akhir, tapi Main Leadnya mengubah hidupnya di dalam novel itu menjadi bahagia hingga tamat. Apa aku mengalami hal semacam itu saat ini?’

‘Apa setelah aku menuntaskan cerita ini dengan bahagia, maka aku akan kembali ke dunia nyata lagi? Jika seperti itu, kurasa hidup aneh ini terasa sedikit masuk akal!’

Emily terlihat berpikir keras sampai mengabaikan apapun yang diucapkan pelayan di sampingnya.

“Nyonya Besar, apa kau mendengarkanku?” panggilan pelayannya membangunkan Emily dari lamunannya.

“Ah, ya! Aku mendengarkanmu sambil mulai mengingat apa yang kau sebutkan. Tapi sepertinya semua ingatan yang ingin kuingat membuat kepalaku sakit. Bisakah aku memulai dengan perlahan saja? Aku sudah ingat siapa aku, tapi aku lupa siapa namamu,”

‘Kenapa Nyonya Besar malah menanyakan namaku setelah semua yang sudah kusebutkan tadi?’ Sang pelayan bingung tapi ia tidak berani bertanya lagi mengingat perangai tuannya yang tidak biasa.

“Namaku Maya, Nyonya. Aku adalah pelayan yang melayanimu sejak anda menjadi Nyonya Pertama di rumah besar keluarga Shosan ini,” sambil menunduk setengah badan, Maya menyebutkan siapa dirinya untuk Emily.

‘Ya, Maya adalah nama pelayan Evelyn yang setia. Aku bisa mempercayainya kalau seperti ini. Baiklah, Emily. Kali ini kau bertindak sebagai Author dan Female Lead di sini. Mari ubah kisah istri tersakiti di harem ini menjadi bahagia!’ Emily tersenyum sambil bergumam dalam hati, tapi matanya tetap memandangi Maya yang terlihat sedikit takut.

[Tap!]

Tepukan lembut dari Emily di bahu Maya membuatnya terkesiap.

“Maya… Hmm, baiklah, Maya. Jangan takut seperti itu. Sekarang aku tahu kalau kau orang yang terdekat denganku selama ini, dan kurasa aku bisa menjadikanmu orang kepercayaanku!” ucapan Emily yang aneh semakin membuat Maya bingung.

‘Nyonya Evelyn?’ Maya bahkan menyebut nama majikannya dalam hati. Sikap dan ekspresi wanita tertinggi kedua di keluarga itu sangat berbeda saat ini.

“Bukankah aku masih harus mengatur ruangan dengan baik di tengah kebencian dari setiap orang di sini? Ayolah, aku membutuhkan teman karena musuhku sudah banyak di sini!” Emily tersenyum dengan sangat cantik.

Baru saja Maya mengira kalau majikannya itu aneh setelah bangun dari mati surinya, tapi ucapan Emily tentang banyaknya musuh di ruangan itu membuat Maya yakin kalau Emily adalah majikan yang sebenarnya.

Hidup majikan yang ia sayangi itu begitu menyedihkan meskipun ia adalah istri pertama sang pewaris keluarga. Melihat majikannya itu kembali hidup dan bersemangat seperti ini membuat Maya terharu dan bahkan hampir menangis. Majikannya sudah kembali.

Ya, dia adalah Evelyn Hollan Shosan, Nyonya Besar sekaligus penguasa tertinggi di Harem Aiden Shosan.

Maya kembali membungkuk, “Semoga Nyonya Besar panjang umur dan hidup bahagia selamanya!” ucapnya dengan bahagia.

“Ya, aku akan hidup bahagia, Maya,” Emily menjawab ucapan Maya, ‘Karena aku harus kembali ke dunia dan waktu yang sebenarnya. Di sini bukan tempatku yang sebenarnya,’ sambungnya bergumam dalam hati.

***

Gaun indah, riasan sempurna, perhiasan mewah, dan hiasan rambut berkilau untuk menghias rambutnya sudah melekat di tubuh Emily, dan kini ia menjadi Evelyn Holland Shosan yang cantik, yang sudah bersiap dengan keanggunannya sebagai Nyonya Besar di harem tersebut.

Evelyn menyebut 'Harem' karena ia memang tinggal dalam satu rumah yang dikhususkan untuk para istri Aiden Shosan. Ia menjadi istri pertama Aiden Shosan dan harus tinggal bersama dengan empat istri Aiden lainnya.

‘Baiklah, Money Angel, kali ini bukan hanya pikiran dan jarimu yang bekerja, tapi seluruh tubuh ini juga ikut bekerja. Inilah yang disebut totalitas, haha!’ Emily mengepalkan tangannya sambil tersenyum. Ia menyemangati dirinya sendiri untuk memulai hari yang baru.

“Ya, aku akan menghadiri pertemuan penting pertamaku. Aku gugup sekali, sama seperti saat menunggu hasil review naskah dari editor, hihihi,” Emily tersenyum geli memikirkan hidup barunya ini.

“Nyonya Besar, semua istri muda sudah berkumpul di aula,” Maya datang dan memberitahukan kalau semuanya sudah menunggu sang Nyonya Besar.

“Ayo, kita ke sana!” ucap Emily yang sudah bertekat bulat mendalami peran sebagai Evelyn.

Emily berjalan mengikuti Maya menuju sebuah ruangan besar yang berada tidak jauh dari ruang kamarnya. Interior ruangan ini seperti aula yang dihias dengan luar biasa cantik, yang belum pernah Emily lihat seumur hidupnya. Ruangan indah itu semakin indah ketika diisi dengan orang-orang yang terlihat indah juga. Di hadapan Evelyn saat ini berbaris banyak wanita berpenampilan cantik dan anggun yang menundukkan pandangan mereka pada Evelyn.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status