Share

AKU NYONYA BESAR DI HAREM INI

‘Aku tidak boleh bingung dan canggung. Aku adalah pemimpin para wanita cantik di hadapanku. Akulah istri sekaligus wanita nomor satu Tuan Besar. Kau bisa menjadi Evelyn, Emily. Semangat!’

“Apa kabar, Nyonya Besar. Semoga kau selalu sehat selamanya!” para wanita cantik yang merupakan istri tuan rumah itu menundukkan kepala mereka singkat dan mendoakan yang terbaik saat menyapa Evelyn.

Evelyn menarik dan mengembuskan napas berat sebelum tersenyum. Ini kali pertama Evelyn hadir di dengan situasi yang luar biasa berbeda dari kehidupan nyatanya.

“Terima kasih, kalian boleh duduk!” Evelyn menerima sambutan untuknya, “Apa kabar semuanya? Kalian semua terlihat cantik pagi ini!” sambungnya menyapa, dan apa yang terjadi? Semua istri muda saling melemparkan tatapan bertanya satu sama lain.

‘Ah, apa ini? Kenapa mereka terlihat bingung? Apa yang salah dari ucapanku?’ Evelyn mulai bingung.

Evelyn berdehem untuk membuat pandangan para istri muda fokus kembali.

“Elsa, kudengar kau mahir membuat teh yang enak. Bisakah suatu hari kau mengundangku untuk duduk dan meminum teh bersama di Aula Saphire?” Evelyn bertanya pada salah satu istri muda cantik beriris mata berwarna coklat. Tapi sepertinya ia salah menyapa, karena istri muda tersebut terlihat berekspresi menahan kekesalan.

Menyadari kalau Nyonya Besar melakukan kekeliruan, Maya langsung mendekat dengan takut dan membisikkan sesuatu pada Evelyn.

“Nyonya Besar, istri muda yang kau sapa bukanlah Nyonya Elsa. Kau menyapa Nyonya Jodie. Nyonya Elsa duduk di sisi sebelah kirimu, Nyonya Besar!” Maya berbisik dan seketika Evelyn terkesiap.

‘Mati aku. Kenapa aku bisa salah, ya ampun!’ Evelyn menggerutu dalam hati sambil menepuk dahinya.

“Ah, maafkan aku, Jodie. Aku salah mengenalimu,” Evelyn meminta maaf karena kekeliruannya sebelum ia menoleh ke sisi kirinya, “Aku juga minta maaf padamu, Elsa,” sambungnya.

“Seperti yang kalian semua tahu, aku baru saja bangun dari tidur panjangku selama beberapa hari kemarin. Kalian tahu aku baru mengalami kecelakaan, bukan? Tapi aku juga tidak tahu mengapa aku kehilangan sebagian ingatanku tentang diriku sendiri. Aku hanya mengingat kalau aku adalah istri pertama Aiden. Aku adalah Nyonya Besar di rumah ini,”

“Jadi kuharap kalian mengerti dengan kondisiku saat ini!”

Nyonya Besar Evelyn berucap tegas tanpa menunjukkan sisi kekurangan dalam dirinya meskipun ia mendapatkan tatapan negative dari para wanita yang menjadi saingannya.

“Kukira pertemuan kali ini tidak akan terlalu lama. Kepalaku masih sedikit sakit dan tubuhku juga masih terasa lemas. Aku ingin beristirahat cukup agar aku bisa kembali melaksanakan tugasku di keluarga Shosan ini!”

Ucapan Nyonya Besar terdengar aneh, tapi tidak ada yang berani mengeluarkan suaranya saat ini. Jangankan mengajukan sebuah protes, bahkan para istri muda tidak berani mengangkat wajah mereka pada Evelyn ketika kalimat sang Nyonya Besar terdengar tegas.

“Aku pergi!”

“Semoga Yang Mulia Nyonya Besar panjang umur dan sehat selalu!” para istri muda memberikan salam kembali pada Evelyn sebelum Nyonya Besar itu meninggalkan aula.

Pertemuan begitu singkat, tapi bagi Emily yang berakting sebagai Evelyn, saat-saat seperti tadi merupakan tantangan besar pertama dalam hidupnya.

‘Aku tidak tahu apakah yang kulakukan benar atau tidak. Tapi setidaknya aku harus mencoba, dan yang kulihat tadi dari ekspresi mereka semua, sosok Nyonya Besar memang disegani di istana ini,’

‘Hmm, sepertinya aku mulai menyukai alur novel kiriman Editor Liam ini,’ Emily bergumam sambil tersenyum saat berjalan kembali menuju ruangan pribadinya.

Setelah kembali ke ruangannya, Emily mulai merencanakan strategi untuk hidup barunya. Ia mulai mengingat alur cerita naskah yang dikirimkan Sullivan sebelumnya.

Di dalam alur cerita Harem Suamiku, Evelyn merupakan seorang 'Nyonya Besar' yang angkuh. Tidak hanya pada para istri muda, tapi juga suaminya itu sendiri.

Karena naskah masih berupa outline yang harus ia kembangkan sendiri, Emily menarik kesimpulan bahwa Evelyn menjadi keras hati dan pemarah karena cemburu.

Evelyn di pengenalan tokoh adalah gadis mudah yang ceria. Evelyn tumbuh bersama Aiden Shosan yang saat itu masih berstatus Tuan Muda. Setelah cukup umur ia dan Aiden dinikahkan. Hidup keduanya bahagia sebelum Aiden diharuskan untuk menikah lagi demi kemakmuran bisnis keluarga Shosan.

Perangai ceria dan penyayang seketika berubah menjadi wanita yang berhati dingin, sombong, dan kehilangan senyuman.

Karena sikap Evelyn yang seperti itulah, para istri muda Aiden tidak menyukai sang 'Nyonya Besar' dan membuat situasi semakin memanas. Di Harem, nuansa perebutan tahta milik Evelyn begitu jelas terasa, bahkan perdebatan secara langsung terjadi oleh beberapa istri muda dengan Evelyn.

Hubungan Evelyn dan Aiden yang renggang bahkan memanas membuat, para istri muda di istana sombong dan merasa lebih layak menggantikan posisinya sebagai Nyonya Besar.

Guratan tinta basah di atas kertas putih di meja kerjanya menjadi saksi jika saat ini Emily serius mempelajari alur hidup Evelyn sebagai alur hidupnya di masa depan. Gerakan penanya berhenti ketika ia sudah di ujung ingatan tentang akhir naskah kiriman Editor Sullivan.

"Bahkan sampai akhir hidupmu pun kau bernasib sial, Evelyn. Para istri muda cantik berbulu rubah itu bersekongkol meracunimu tanpa jejak. Mereka berhasil membunuhmu tanpa celah hingga kau berakhir di peti mati,"

"Tapi..." Emily menggantung kalimatnya, "Tapi sepertinya Tuhan menginginkan jalan hidupmu dan hidupku berbeda, ya? Kini aku yang menggantikan posisimu di sini tanpa aku tahu apa maksud semua ini,"

"Tidak adakah petunjuk lainnya mengapa aku bisa menggantikanmu di sini? Aku bahkan belum mengenal karaktermu lebih dalam di outline milik Editor Liam. Ayolah, berikan petunjuk padaku sedikit saja tentang siapa dirimu sebenarnya,"

Guratan nama dan simbol yang dibuat Emily di kertas malah menjadi coretan random seiring dengan matanya yang mulai melambai.

Ia terasa mengantuk meskipun baru beberapa saat terdiam di sana. Aromaterapi pengharum ruangannya begitu nyaman dan mudah membuatnya mengantuk. Emily pun tertidur di atas kertas yang penuh dengan coretannya.

"Hai, Nona Emily, akhirnya kau datang juga!" seorang wanita berpenampilan cantik dan anggun berdiri sambil tersenyum pada Emily. Tapi yang membuat Emily bingung, mengapa wajah mereka sama.

"Siapa kau? Kenapa wajahmu mirip denganku? Penampilanmu juga meniru penampilanku, kan?" Emily mengutarakan pertanyaannya. Dia bingung mengapa ada dirinya yang lain.

"Percuma saja jika kau bertanya sekarang, jawabanku akan membuatmu bingung. Tapi yang jelas, aku adalah Nyonya Besar dalam cerita ini, dan kaulah yang menjadi aku di sini,"

Emily menutup mulutnya karena kaget.

"Kau Evelyn, Sang Nyonya Besar?" Emily bertanya dan wanita bernama Evelyn mengangguk. Seketika saja pikiran waras Emily bekerja dan mendorongnya untuk bertanya lebih.

"Apa yang kau inginkan dariku, Nona Evelyn? Apa kau tahu alasan aku harus menjadi dirimu di dunia yang bukan dunia nyata ini? Aku kebingungan tanpa seorangpun yang menjelaskan padaku tentang semuanya,"

"Dalam cerita yang belum lengkap ini, kau berakhir meninggal karena keracunan, bukan? Aku juga sedang berada di rumahku terakhir kali, tapi malah seperti ini yang terjadi dan ini membingungkan!"

Emily menyelesaikan pertanyaannya.

"Aku tidak bisa menjawab itu, tapi kau benar, aku memang sudah meninggal dan jiwamu lah yang menempati tubuhku. Aku tidak tahan hidup seperti ini lagi, tapi nyatanya masih banyak yang harus kuperbaiki di sini,"

"Aku meninggalkan tanggung jawab besar yang belum tuntas. Puteraku, suamiku, dan orang-orang yang menyayangiku masih membutuhkanku, dan keajaiban pun datang. Kau yang malah menempati tubuhku, Nona,"

"Aku senang sekali jika kau menuntaskan cerita novel ini dengan akhir hidupku yang bahagia, Nona Emily. Aku tidak sejahat yang mereka duga. Aku hanya korban kecemburuan, dan kebodohanku malah membuat orang-orang yang kusayangi menderita,"

"Jadi tolonglah hidupku yang berantakan ini, Nona Emily. Biarkan jiwaku tenang dengan akhir kisah yang bahagia, dan hanya kaulah yang bisa mengwujudkan semuanya,"

Evelyn maju dan mendekat untuk memegang tangan Emily dengan erat.

"Aku menyerahkan kisah hidupku padamu, Nona Evelyn, dan semuanya harus kau mulai dari memperbaiki hubunganku dengan suamiku, Aiden. Ada banyak konspirasi terselubung yang nantinya akan membuatnya hancur. Aku tidak menginginkan hal itu. Aiden dan Noah harus hidup dengan bahagia dan tenang!"

"Aku mencintai suamiku, Nona. Aku mencintai Aiden dengan segenap jiwa dan ragaku. Aku ingin akhir cerita hidup yang bahagia dengan Aiden,"

'Aiden'

‘Aiden’

‘Aiden’

Nama Aiden terus terdengar dari bibir Evelyn yang tubuhnya berangsur menghilang di hadapan Emily. Tapi, suaranya masih tertinggal dan terus menggema di telinga Emily.

“Nyonya Besar, bangunlah. Pelayan Tuan Besar Aiden baru saja memberitahu kalau Tuan Besar akan ke sini, Nyonya!” di sebelahnya sudah ada Maya yang sedang membangunkan Evelyn.

Tidur Evelyn tergugah, ia pun bangun sembari menggosok matanya yang masih mengantuk.

“Nyonya, Tuan Besar akan datang ke sini. Sebaiknya anda bersiap sekarang juga!” Maya kembali bicara meskipun saat ini Evelyn belum sepenuhnya sadar dari bangun tidurnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status