Share

Lima Puluh Satu

Sinta memanas, tangannya mengepal keras. Tak terima dengan perkataan sang suami yang cukup menyakitkan, ia pun menghampiri Wisnu.

Tamparan cukup keras mengenai pipi Wisnu. Sinta tak terima dirinya disamakan dengan Nina. Apalagi, di cap pelakor oleh sang suami. Pertengkaran itu membuat pak Hartawan sakit kepala dan mual. Bahkan, ingin sekali menendang sang anak dari rumahnya.

“Kalian semua biadab. Kamu Wisnu, berbuat zina di rumah saya. Dasar sudah gila! Punya pikiran tidak kamu?” Suara keras Pak Hartawan membuat Nina dan Sinta terkesiap. Pasalnya pria tua itu tak pernah semarah itu.

Untung saja Bu Atik dan Windy sudah datang dan merelai pertengkaran itu. Keduanya heran dengan Nina yang sudah babak belur. Juga Sinta yang wajahnya memerah bagaikan tomat.

Windy menatap Nina yang wajahnya penuh luka cakaran, lalu beranjak ke sang kakak yang tak kalah kacau. Netranya memandang Wisnu dari atas ke bawah, juga Nina yang ketakutan di ujung tembok.

“Kalian gila, Mas, kamu juga enggak miki
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status