Share

Sembilan Puluh Satu

Merasa bisa sendiri, tapi Anisa kembali merasakan kepalanya pening. Dahulu, saat permasalahan dengan Wisnu dirinya tak mengalami drop seperti ini. Dirinya merasa sangat lemah, mungkin ia terlalu percaya pada Abas hingga rasa kecewa itu begitu dalam.

Abas membantu Anisa untuk minum obat. Mau tidak mau, ia harus pasrah semua yang mengurus adalah suaminya. Walau menolak, tetap saja harus meminum obat.

“Kamu beristirahat, sepetinya kamu memang harus tidur. Jangan terlalu banyak pikiran.”

“Kamu yang membuat aku seperti ini,” oceh Anisa.

“Aku tahu, makanya aku meminta maaf. Kita bicara lagi setelah kepalamu dingin.”

Abas menyimpan obat kembali di nakas. Lalu, mengelus pucuk rambut Anisa kemudian pria itu pamit karena tak mau membaut Anisa merasa terbebani.

Anisa mencoba memejamkan mata, lalu perlahan ia pun mulai mengantuk. Efek obat membuatnya lebih cepat memejamkan mata. Sementara, Abas kembali menemui sang ibu di ruang tamu.

“Sudah tidur?” tanya Bu Asih.

“Sudah Sepertinya. Ef
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sartika Gultom
gila benar tu kinar, seharusnya dia juga dendam sama Wisnu dong Thor masa sama Abas aneh tu kinar
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status