Share

Mendadak Kaya
Mendadak Kaya
Penulis: Flamingboo

1. KEHIDUPAN PERTAMA

"Hei, Valerie! Cepat ambilkan minuman untukku!" ujar Ariel, adik angkat Valerie.

Valerie yang berpakaian lusuh hanya bisa mengangguk pelan sambil menatap lantai dan berjalan menuju dapur untuk mengambilkan minuman. Saat Valerie berjalan ke dapur, teriakan lain memanggil dirinya.

"Valerie! Cepat cuci bajuku!" teriak Ana, seorang janda yang memiliki dua anak kandung dan mengangkat Valerie sebagai anak angkat untuk dijadikan pembantu. 

Valerie berjalan mendekati ibu angkatnya tersebut dan mengambil beberapa baju yang tergeletak di lantai untuk dicuci. 

"Setelah cuci baju, jangan lupa memasak untuk makan siang," kata Ana, "makan siang hari ini harus daging sapi."

Sekali lagi, Valerie hanya bisa mengangguk dan tidak berani untuk menjawab perkataan Ana. Lalu, ia kembali berjalan dengan tubuhnya yang lemas itu menuju ruang mencuci. Sejak ia bangun tidur pagi tadi, ia belum sempat untuk meneguk air sedikitpun.

Setelah menaruh baju, Valerie bergegas pergi ke dapur untuk mengambilkan minuman. Ia mengambil segelas air dan beberapa biskuit lalu berlari ke ruangan Ariel.

"Kenapa lama sekali?" tanya Ariel sinis. 

Valerie menjawab pelan, "Ibu memanggilku." 

"Cih! Ya sudah, cepat pergi!" ujar Ariel ketus. 

Valerie segera pergi dari tempat tersebut sebelum ia menjadi sasaran kekesalan Ariel. Ia bergegas menuju dapur dan memasak daging sapi untuk ibu dan saudara angkatnya. Valerie? Tentu saja hanya bisa memakan nasi dan telur. Itu pun sudah menjadi makanan mewah baginya, karena biasanya ia hanya memakan roti saja.

Tersisa waktu sejam sebelum makan siang, Valerie bergegas menyiapkan semuanya dari makanan pembuka hingga makanan penutup.

"Aku pulang!" teriak seseorang yang suaranya sangat dikenal oleh Valerie. 

Suara itu adalah suara Hugo, kakak angkat Valerie. Hugo hanya pulang ke rumah jika tiba saatnya untuk makan, ia menghabiskan waktu untuk bermain dan menginap di rumah temannya. 

"Hei, Valerie! Apa makan siang hari ini?" tanya Hugo. 

"Daging sapi." jawab Valerie singkat.

"Bosan. Aku ingin roti sandwich." ujar Hugo.

Valerie mendelik kesal sambil memutar bola matanya, tentu saja sambil menunduk. Ia sudah menyiapkan tiga daging sapi untuk makan siang. 

"Yah, kau bisa memakan bagianku kalau Ibu mengizinkan." ujar Hugo sambil berlalu. 

Valerie tersenyum tipis. Ada sedikit rasa senang di hati Valerie. Ia membayangkan bagaimana rasanya memakan daging sapi yang empuk dan tebal itu. Semoga saja ibunya mengizinkan.

*** 

Ibu dan saudara angkat Valerie sudah berkumpul di meja makan. Valerie mambawa semua hidangan dan menyusunnya di atas meja. 

Ana terlihat bingung dan berkata, "Mana daging untuk Hugo?" 

"Tidak ada, Bu. Kakak ingin memakan sandwich." jawab Valerie pelan.

Wajah Ana memerah, "Tetap saja! Kau taruh di mana dagingnya? Bukankah kau sudah memasaknya sebelum Hugo pulang?" 

Valerie bergidik. Keringat mengucur dari wajahnya. Karena Hugo akan memakan sandwich, daging tersebut disimpannya di dapur. 

"D-di dapur, Bu." jawab Valerie tergagap.

"Cepat bawakan kesini!" perintah Ana.

Valerie segera pergi ke dapur untuk membawakan daging tersebut. Pupus sudah harapannya untuk memakan daging yang empuk itu. 

Ana segera mengambil daging tersebut dan memberikannya kepada Olley, anjing peliharaan dari ras golden retriever milik mereka. 

"Anak pintar." ucap Ana kepada Olley. 

Ariel hanya tersenyum sinis sambil melirik Valerie, sedangkan Hugo mengabaikan Valerie dan sibuk memakan sandwich. Valerie bergetar dan hanya bisa menarik napas dalam. Ini juga bukan yang pertama kalinya.

Valerie berjalan menuju dapur untuk menyantap makan siangnya. Menu makan siangnya kali ini adalah nasi dan telur. Makanan mewah menurutnya. 

"Valerie! Cepat kesini!" panggil Ariel. 

Valerie segera pergi menuju ruang makan, walaupun ia sendiri belum menghabiskan santapan siangnya. 

"Ada apa?" tanya Valerie dengan suara rendah.

"Tuangkan minuman untuk Ibu, Kakak, dan aku!" perintah Ariel. 

Valerie segera menuangkan minuman untuk mereka. Belum sempat menuangkan untuk Ana, tiba-tiba saja Valerie merasa tubuhnya menjadi basah kuyup. 

Ariel berpura-pura terkejut, "Ups! Aku tidak sengaja." 

Semua orang pun tau bahwa hal tersebut disengaja. Gelas yang berisi air tadi sudah kosong di tangan Ariel. Tentu saja dialah pelakunya.

Valerie segera menyelesaikan tugasnya dan pergi ke kamar untuk berganti pakaian, lalu menuju dapur untuk menghabiskan santap siangnya.

Rasanya, kehidupan sehari-hari Valerie sangat melelahkan. Ia sering berpikir kapan hal ini akan berakhir dan membayangkan kehidupan yang bahagia. Betapa indahnya jika terwujud.

***

Waktu sudah menunjukkan pukul satu siang. Ini sudah saatnya untuk membereskan meja setelah makan siang tadi. Valerie segera mengelap meja dan mencuci peralatan makan. Setelah selesai, Valerie harus segera mencuci baju dan menjemurnya.

Jika sudah tidak ada lagi pekerjaan yang harus dilakukan, Valerie harus pergi ke luar rumah untuk bekerja. Biasanya, Valeria bekerja dari rumah ke rumah untuk membantu melakukan pekerjaan rumah, mengajarkan pelajaran kepada anak-anak, atau mengasuh anak kecil. 

Siang ini, Valerie harus pergi ke rumah Maria, tetangganya yang mempunyai anak berumur dua tahun dan harus ditinggal karena harus bekerja.

Tok! Tok!

"Bi Maria! Aku datang!" ucap Valerie dengan semangat.

Valerie sangat senang jika sudah datang ke rumah Maria. Maria memperlakukannya dengan sangat baik seperti anaknya sendiri. Bahkan, sering kali Valerie diberi makanan atau uang jajan oleh Maria.

"Wah, sudah datang ya." ucap Maria sambil tersenyum hangat.

Maria segera membawa Valerie masuk untuk bertemu anaknya, Zelleine. Zelleine tersenyum senang melihat Valerie datang. Mereka berdua sudah akrab sekali seperti saudara.

"Hai, Zelly!" sapa Valerie dengan menggunakan panggilan kesayangan. 

Zelleine berlari kepelukan Valerie. Ia menggerakkan tubuhnya dengan semangat dan mengoceh dengan kata-kata yang tidak bisa dimengerti. 

"Kalau begitu, Bibi tinggal dulu ya." ujar Maria.

Valerie mengangguk dan berkata, "Baik Bi!"

"Oh iya, kalau kamu mau makan, bisa ambil saja di lemari pendingin. Bibi juga menaruh makanan dan camilan Zelleine disana." ucap Maria. 

Valerie mengangguk dengan semangat dan beralih ke Zelleine yang sudah menunggunya untuk diajak bermain. 

"Nah, sekarang waktunya bermain!" ucap Valerie. 

Zelleine berjingkrak-jingkrak mendengar perkataan Valerie karena sudah pasti mereka akan bermain selama tiga jam sampai Maria pulang.

***

Dua jam sudah berlalu. Valerie merasa perutnya seperti teremas-remas. Sangat melelahkan bermain bersama Zelleine. 

"Ayo kita ambil cemilan!" ujar Valerie.

Valerie menggendong Zelleine dan membuka lemari pendingin. Banyak sekali camilan yang bisa dimakan. Tidak hanya itu, ia diperbolehkan untuk makan semua camilan tersebut. 

"Andai saja aku bisa makan camilan seperti ini di rumah." gumam Valerie sambil mengambil beberapa camilan utuknya dan juga untuk Zelleine. 

Tok! Tok!

Saat akan membuka camilan untuk Zelleine, Valerie mendengar ada dua orang mengetuk pintu dan memanggil Maria.

"Bi Maria! Bi Maria!" 

Valerie segera membuka pintu sambil menggendong Zelleine. Ah, Valerie sangat mengenal dua orang tersebut. Mereka adalah Harley dan Hailey. Anak kembar tidak identik yang merupakan teman dekat Valerie.

"Ah! Valerie!!" teriak Harley dengan senang. 

Hailey, adik kembar Harley langsung memeluk Valerie dengan erat dan membuat Valerie kesusahan karena sedang menggendong Zelleine.

"Wah, ada apa kalian kesini?" tanya Valerie.

"Sedang mencari Bibi Maria. Kami ingin meminta wortel di kebunnya yang berada di Long Village, kami akan pergi ke sana besok." jawab Hailey panjang lebar. 

"Jadi begitu. Sayang sekali, Bi Maria sedang pergi bekerja. Bagaimana kalau kalian menunggu di sini sambil bermain bersama kami?" ujar Valerie. 

"Dengan senang hati!" jawab si kembar dengan kompak. 

Valerie merasa lega karena kehadiran si kembar yang bisa mengajak Zelleine bermain. Kehadiran mereka membuat Valerie tidak terlalu lelah bermain bersama Zelleine lantaran ia sudah lelah mengerjakan pekerjaan di rumah. 

"Bu! Bu!" oceh Zelleine. 

Valerie memperhatikan apa yang ingin disampaikan oleh Zelleine. Rupanya ia ingin memakan camilannya. 

"Nah, ini dia!" ujar Valerie. 

Tok! Tok! 

"Zelleine, Ibu pulang!" 

Suara yang sangat hangat itu langsung dikenali oleh Zelleine dan Valerie, sedangkan Harley dan Hailey sedang sibuk membuka camilan. Zelleine langsung berlari dan memeluk ibunya. 

"Kalau begitu, Valerie pulang dulu ya Bi." ujar Valerie.

"Tunggu sebentar," kata Bi Maria sambil mengeluarkan beberapa uang kertas, "ini uang jajan untukmu." 

"Wah, terima kasih Bi!" ujar Valerie sambil berlalu. 

*** 

Waktu sudah menunjukkan pukul enam sore hari yang berarti dua jam sebelum makan malam. Valerie bergegas pulang ke rumah untuk segera memasak. 

Menu utama makan malam hari ini adalah sup jamur dengan makanan pembuka kue buah dan makanan penutup es krim cokelat. 

"Jangan lupa buatkan aku puding!" perintah Ariel. 

Valerie hanya mengangguk dan kembali melanjutkan pekerjaannya. Tidak ada hal baik yang akan terjadi jika ia membantah perkataan Ariel. 

Tiba saatnya makan malam, Valerie menyiapkan semua hidangan di atas meja makan. Tentu saja, Valerie akan menyantap makan malamnya di dapur. Menu makan malamnya hari ini adalah nasi, telur, dan sedikit kuah sup jamur. 

"Valerie! Cepat bereskan meja!" perintah Ana.

Valerie yang baru saja selesai menyantap makan malamnya bergegas menuju ruang makan untuk membereskan meja makan. Lalu, seperti biasa ia akan mencuci semua peralatan makan.

Kegiatan Valerie setelah membereskan pekerjaan rumah ialah belajar. Valerie sangat senang belajar dan membaca buku. Setiap malam, ia pasti melakukan salah satu dari hobinya tersebut. 

"Hari yang selalu melelahkan." gumam Valerie 

Semua masalah yang dilaluinya hari ini, sirna begitu saja ketika ia sudah tenggelam di dunianya. Valerie mengakhiri hari-harinya dengan membaca buku dan belajar sebelum beranjak tidur.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status