Share

2. VALERIE KECIL

Untuk siapa pun yang menemukan surat ini, 

Saya adalah ibu dari bayi ini. Maafkan saya karena harus menitipkan anak saya. Saya harap, siapa pun yang menemukan anak saya, bisa merawatnya dengan sebaik mungkin. Saya juga berharap, anak saya bisa mendapatkan kasih sayang dan kebahagiaan. Dalam kotak ini, ada beberapa perlengkapan dan juga susu bayi. Tolong rawat dan besarkan anak saya. 

Terakhir, bayi ini saya beri nama Valerie. Valerie Houston. 

Catherine.

***

"Valerie, ayo bermain!" teriak seorang anak bernama Elijah. 

Valerie kecil yang saat itu masih berumur sepuluh tahun berlarian ke arah lapangan dimana teman-temannya bermain. 

"Tunggu aku!" ujar Valerie. 

Suara tawa dan candaan anak-anak dari panti asuhan itu memenuhi lapangan. Kebahagiaan berkumpul disana. Mereka sudah bagaikan keluarga. 

"Anak-anak! Waktunya makan siang!" seru Maia, ibu panti asuhan. 

Anak-anak berlarian masuk ke dalam gedung menuju aula. Setiap hari mereka makan bersama di aula jika sudah tiba waktu makan. 

"Apa menu makanan hari ini, Bu?" tanya salah satu anak. 

Maia tersenyum dan segera meminta para pekerja panti untuk menyiapkan makan siang anak-anak. 

"Hwek! Aku tidak suka ini!" ujar Elijah.

Sebagian anak panti mendorong piring yang sudah disajikan di depan mereka. Piring itu berisi nasi, ayam, dan sayuran. Sayuran lah yang menjadi masalahnya. 

Berbeda dari anak-anak lain, Valerie sangat menyukai sayuran. Sayuran membuat tubuhnya menjadi lebih segar dan sehat. Apalagi sayuran hari ini sebagian besar adalah wortel. Rasanya manis menurut Valerie.

"Ini enak sekali!" ujar Valerie dengan semangat memakan sayuran tersebut.

Maia tersenyum melihat Valerie, "Nah anak-anak, kalian bisa melihat Valerie. Bukankah Valerie sangat menyukai sayuran tersebut? Sudah pasti rasanya enak jika Valerie memakannya!"

"Tapi Bu, Valerie memang menyukai sayuran!" bantah Elijah.

"Kalau begitu, artinya sayuran memang enak sehingga Valerie menyukainya," ucap Maia.

Valerie terkekeh geli melihat teman-temannya memasang raut muka masam karena harus memakan sayuran tersebut. 

"Oh ayolah teman-teman, kalian harus makan ini! Sayuran ini rasanya manis dan juga bisa membuat tubuh kalian merasa segar. Kalian pasti bisa bermain sampai malam jika memakannya." bujuk Valerie.

Beberapa anak menuruti perkataan Valerie dan mencoba untuk memakan wortel. Sebagian dari mereka mulai menyukai wortel dan membuat anak-anak lain ikut memakan wortel tersebut.

Valerie tersenyum senang melihat teman-temannya menyukai wortel tersebut. Anak yang berambut cokelat tua dan mempunyai warna mata biru ini memang selalu membawa pengaruh baik untuk teman-temannya. Hal inilah yang membuat Maia sangat menyayangi Valerie.

***

"Oek! Oek!" 

Suara tangisan bayi bagai warna abu-abu dengan suara derasnya hujan pada hari senin saat malam hari. Bayi kecil yang sangat tidak berdaya berada di bawah pohon besar yang sangat lebat.

Maia yang saat itu sedang memeriksa area dekat panti, menemukan Valerie dalam kotak kayu bertutupkan kain merah muda. 

"Kasihan sekali bayi ini," gumam Maia.

Ia membawa bayi kecil itu masuk ke dalam panti asuhan untuk dirawat semalaman. Ia berencana untuk menemukan orang tua dari bayi tersebut pada keesokan harinya, sebelum akhirnya ia menemukan surat. 

"Bagaimana bisa seorang Ibu seperti ini?" Maia bertanya-tanya.

Ia tidak menyangka jika dari sekian banyak orang yang mengadopsi anak dari panti, ada orang tua yang ingin membuang anaknya. 

Maia tidak kuasa menahan air matanya, "kasihan sekali bayi ini, kasihan sekali, anak yang malang."

Sebagian besar anak dari panti asuhan yang dijaga oleh Maia adalah anak yang ditinggal mati oleh orang tuanya. Baru kali ini ia menemukan bayi yang dibuang. 

Seiring berjalannya waktu, bayi kecil itu tumbuh menjadi anak yang aktif, pandai, dan rajin. Bayi kecik bernama Valerie itu menjadi primadona di panti asuhan tersebut.

Semua orang di panti asuhan sangat menyukai dan menyayangi Valerie. Valerie dibesarkan dengan sangat baik di sana dan membuatnya tumbuh dengan kepribadian yang sangat baik.

Sehari-harinya, Valerie sering membantu orang-orang di panti. Mulai dari mengelap piring, mengajak main anak yang lebih muda darinya, mengajarkan pelajaran, dan membantu mengajak anak-anak untuk belajar.

Pekerjaan Maia di panti asuhan tersebut menjadi lebih ringan sejak kehadiran Valerie. Valerie membuat keadaan di panti asuhan menjadi benar-benar hidup. Hampir tidak ada kesedihan disana.

***

"Hei, jangan berisik!"

"Jalannya pelan-pelan saja jangan sampai terdengar!" 

"Ayo buka pintunya pelan-pelan!"

Waktu menunjukkan pukul dua belas malam, Valerie yang saat itu baru saja akan terlelap, terganggu karena kebisingan di depan kamarnya. 

Brak!

"Kejutan!"

Semua anak dan pengurus panti berkumpul di depan pintu kamar Valerie dan membawa dua buah kue buah kesukaan Valerie. 

"Selamat ulang tahun, Valerie!" 

Hari ini adalah hari ulang tahun Valerie yang ke 10 tahun. Setiap tahun, Valerie pasti mendapatkan kejutan dari semua orang di panti asuhan.

"Terima kasih semuanya! Aku sayang kalian!" ujar Valerie.

"Nah, sekarang ayo buat permintaan dan tiup lilinnya. Yang lain juga bisa membuat permintaan." ucap Maia.

Valerie memejamkan mata dan mulai membuat permintaan. Ia berharap jika suatu hari akan ada orang yang mengadopsi dirinya. Bukan tak sayang dengan orang di panti, akan tetapi Valerie juga ingin merasakan apa itu keluarga yang sebenarnya. 

"Aku berharap keinginan Valerie terkabul." gumam Elijah.

Valerie tersenyum senang karena permintaan teman-temannya adalah tentang kebahagiaan dirinya. Mungkin inilah yang membuatnya sangat menyayangi teman-temannya. 

"Sekarang sudah saatnya tidur. Besok kita akan makan kuenya bersama-sama." ujar Maia.

Semua anak menuruti perkataan Maia dan kembali ke kamar mereka masing-masing, begitu juga dengan Valerie. Valerie melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda tadi. Betapa bahagianya berada disini.

***

Kaca jendela berembun karena hujan semalam. Udara dingin menyeruak ke dalam kamar Valerie. Valerie kecil terbangun karena udara dingin yang tak bisa ditahannya.

Valerie pergi keluar kamar untuk melihat apakah pemanas ruangan sudah hidup. Valerie harus melewati ruang tamu jika harus ke tempat dimana tersimpannya pemanas ruangan.

Kebisingan terdengar di depan ruang tamu. Beberapa teman Valerie berkumpul di depan pintu ruang tamu. Valerie berjalan pelan mendekati mereka.

"Ada apa ini?" tanya Valerie.

Semua anak menatap Valerie dengan mimik wajah seperti ingin menangis, tak terkecuali Elijah, teman dekat Valerie.

"Sepertinya kamu akan di adopsi, Val." ujar Elijah.

Valerie membelalak tanda tak percaya. Rasa senang dan sedih bercampur di dalam hatinya. Senang karena ia akan mendapat keluarga baru dan sedih karena harus berpisah dengan semua orang yang sudah dianggapnya keluarga.

Lamunan Valerie buyar saat Maia memegang gagang pintu dan mulai membukanya. Valerie dan teman-temannya segera bersembunyi agar tidak ketahuan.

"Valerie! Valerie, ayo kesini nak!" panggil Maia.

Valerie berjalan pelan seolah tidak tahu apa-apa. Ia berjalan dengan hati yang berbunga - bunga.

"Ada apa, Bu?" tanya Valerie.

Maia tersenyum, "kamu akan mendapatkan keluarga baru, Valerie."

Maia menggandeng tangan Valerie untuk masuk ke dalam ruang tamu. Valerie melihat seorang wanita yang berusia sekitar tiga puluh tahun duduk di sofa dan melihat dirinya. 

"Nah, ini Bu. Anak ini bernama Valerie, Valerie Houston. Valerie adalah anak yang sangat pandai dan rajin. Semua orang di tempat ini sangat menyukainya." jelas Maia.

Wanita tersebut mendekati Valerie dan mengangkat tangan untuk berjabat. 

"Hai, Valerie. Aku Anastasia Roland, kau bisa memanggilku Ana. Tapi, sebentar lagi kau akan memanggilku Ibu." ujar wanita yang bernama Ana tersebut.

Valerie semringah. Ia merasa seperti ada kupu-kupu di dadanya. Ia berharap semoga saja Ana benar-benar mengadopsinya. 

"Valerie, kamu bisa kembali lagi ke kamar. Nanti Ibu akan datang ke kamarmu." ujar Maia.

Valerie mengangguk dan berlarian pergi dari tempat tersebut. Ia benar-benar tidak bisa menahan kupu-kupu yang berada di dadanya itu. Kupu-kupu yang menyeruak ingin keluar.

*** 

Tok! Tok! 

"Valerie, Ibu boleh masuk?" tanya Maia. 

Maia mengelus kepala Valerie yang sedang berbaring di ranjangnya karena sudah bersiap untuk tidur. 

"Selamat ya, Valerie. Kamu akan mendapatkan keluarga baru," ujar Maia.

Valerie tersenyum lebar, "aku benar-benar di adopsi kan, Bu?"

"Benar, Valerie. Besok kamu akan berpamitan dengan semua orang di tempat ini. Dan juga, ibu sudah membereskan beberapa barang untuk kamu bawa." ujar Maia. 

Maia mengelus kepala Valerie sekali lagi. Ia sangat menyayangi Valerie seperti anaknya sendiri. Valerie yang baik hati dan juga pandai. 

"Selamat tidur, Valerie." ucap Maia.

"Selamat tidur, Bu." jawab Valerie.

***

Sejak pagi hari tadi, semua anak sudah berkumpul di kamar Valerie. Mereka mengucapkan salam perpisahan dan memberikan beberapa hadiah untuk Valerie.

"Valerie, aku menyayangimu. Aku berharap kamu bahagia, Valerie," ujar Elijah.

"Aku juga menyayangimu, El." jawab Valerie.

"Ini hadiah untukmu. Aku benar-benar berharap kau bahagia. Jangan pernah lupakan aku, Valerie." 

Valerie memeluk teman dekatnya yang sudah hampir menangis itu dan memeluk teman-teman yang lainnya juga. Ia juga mengucapkan perpisahan kepada Maia, orang yang sudah mengurusnya dari saat ia masih bayi. 

"Aku menyayangimu, Bu Maia." ucap Valerie.

Maia berlinangan air mata, "Aku juga sangat menyayangimu, Valerie. Hiduplah dengan bahagia." 

Ana memegang tangan Valerie untuk mengajaknya masuk ke dalam kereta kuda.  Mereka akan pergi ke rumah baru Valerie yang berada di kota. 

"Ayo kita pulang, Valerie." ajak Ana.

Valerie mengangguk, "sampai jumpa semuanya!" 

Valerie melambaikan tangan dari balik kaca jendela kereta kuda. Kereta kuda itu pun melaju membawa Valerie ke tempat baru. Tempat yang akan menjadi rumah bagi Valerie.

***

Comments (1)
goodnovel comment avatar
alanasyifa11
kayaknya bakal menarik nih,btw author bakal update tiap berapa hari yah..? author ada sosmed engga?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status