Share

Pregnant

Penulis: Weny Hida
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-29 09:49:13

Sebuah mobil BMW sport warna merah berhenti di pelataran kampus. "Ini hari pertamamu kuliah, ingat Yasmine jangan banyak bertingkah!"

"Cerewet banget sih, pantes aja selama ini loe ga pernah punya pacar, mana mau ada cewe yang mau sama cowo galak kaya kamu Adrian."

"Udah ngomongnya, kalau udah silahkan turun, kampusku tak jauh dari sini, jika kamu membutuhkanku segera hubungi aku."

"Dasar batu."

Yasmine lalu turun dari dalam mobil sambil menutup pintu dengan keras.

"Selamat pagi Yasmine." tiga orang wanita tampak menghampiri Yasmine.

"Kalian, tumben pagi banget udah sampe, dulu aja waktu masih sekolah kalian paling males kalo berangkat."

"Helloooo Yasmine come on get up, kita udah kuliah, disini banyak cowok-cowok ganteng, ga kaya jaman SMA, cupu semua."

"Terserah kalian deh."

"Eh Yasmine, kok tadi Adrian ga turun, kita kan kangen dah lama ga liat dia."

"Idihhhh kalian kenapa sih cowo kaya batu aja dikangenin."

"Yasmine buka mata loe, cowo setampan di loe anggurin, kalo gue jadi loe udah gue pacarin tu bodyguard."

"Mending gue jomblo seumur hidup deh daripada pacaran sama cowo kaya Adrian." gerutu Yasmine.

"Udah ah, yuk kita masuk."

Ruang perkuliahan hari ini ada di lantai lima, saat pintu lift terbuka terlihat seorang laki-laki di pojok lift berpakaian casual dan memakai jaket jins agak terganggu kedatangan Yasmine dan teman-temannya.

"Permisi saya mau turun."

Saat dia melewatinya, Yasmine spontan melirik. 'laki-laki itu.' batinnya dalam hati. Jantungnya pun berdegup begitu kencang, ketika Yasmine tersadar dari lamunannya, laki-laki itu sudah menghilang.

"Yas, loe kenapa sih kok tiba-tiba jadi diem, liat hantu loe hahahhaha." 

"Enak aja, gue lagi penasaran sama itu cowok yang barusan lewat."

"Kenapa sih?"

"B aja menurut gue masih ganteng Adrian."

"Kesya mulut loe bisa diem apa ngga? Apa perlu gue sumpel pake tisue kalo loe ngomongin Adrian lagi."

"Galak banget loe hari ini Yas, tamu bulanan lagi dateng ya?"

Mendengar kata-kata Kesya, sejenak Yasmine merasa begitu tertegun. 'Datang bulan.' batinnya dalam hati.

"Udah ah, yuk kita ke kelas." Jesica akhirnya ikut menimpali. Lamunan Yasmine akhirnya buyar dan mengikuti langkah dari teman-temannya.

Baru saja Yasmine masuk ke dalam kelas, netranya sudah dikejutkan seorang laki-laki yang begitu mencuri perhatiannya tampak duduk sedirian di pojok sambil memainkan gawainya.

"Gaes gue ke sana dulu ya, gue lagi pengen duduk di deket jendela."

"Modus loe Yas." jawab Diana

Yasmine hanya bisa meringis lalu bergegas masuk ke dalam kelas dan duduk tepat si depan laki-laki tersebut.

"Hai, sepertinya kita pernah ketemu."

Namun laki-laki yang dia sapa masih asyik memainkan gawainya. "Oh ya, maaf aku lupa."

Yasmine sebenarnya merasa dongkol dengan laki-laki yang tampak jual mahal sejak awal mereka bertemu. Namun bukan Yasmine namanya jika dia menyerah begitu saja.

"Halo kenalin aku Yasmine, nama kamu siapa?"

"Rio." jawabnya singkat.

Akhirnya Yasmine merasa lelah karena laki-laki itu tak pernah meresponnya. Beberapa saat kemudian seorang dosen masuk ke dalam ruangan, dan acara perkuliahan pun dimulai.

Satu setengah jam lamanya Yasmine di dalam ruang kuliah tampak sudah begitu bosan. Akhirnya jam perkuliahan pun berakhir. Yasmine dan teman-temannya berjalan menuju ke kantin kampus, tiba-tiba saat menuruni anak tangga tubuh Yasmine merasa begitu lemas, kepalanya terasa begitu sakit, lalu semuanya berubah menjadi gelap.

Yasmine membuka matanya dengan lemah, rasanya dia merasa begitu lemah tiba-tiba perutnya pun terasa begitu mual. Dia memandang keadaan sekitar, tampak Opa dan Adrian sudah duduk di sampingnya.

"Opa...Adrian."

PLAK...PLAK..PLAK

"Opa kenapa tiba-tiba Opa menampar Yasmine, apa kesalahan Yasmine, bukankah tadi Yasmine tidak berbuat hal yang tidak-tidak di kampus, Yasmine sudah berusaha menjadi anak yang baik Opa?"

"Lihat dirimu Yasmine, lihat apa yang telah kamu perbuat karena tingkah bar-bar mu!!!"

"Apa maksud Opa?"

"Bukankah sejak aku diculik aku tak pernah lagi keluar malam dan selalu menuruti kata-kata Opa."

"Iya tapi ternyata sudah terlambat, lihat keadaannu, sudah ada janin di dalam kandunganmu, siapa laki-laki yang sudah menghamilimu Yasmine!!!"

"Hamil??? Aku hamil Opa? Ga mungkin, aku belum pernah melakukan apapun."

"Tapi pada kenyataannya kamu sedang hamil Yasmine."

Tuan Wijaya lalu meninggalkan kamar Yasmine dengan begitu marah, dadanya terasa sangat bergemuruh, tetapi dibalik tembok tampak dia menahan air mata yang sudah tak lagi dapat dibendungnya.

"Yasmine kamulah satu-satunya harapanku setelah kematian Ferdi dan Lisa, orang tuamu, kenapa kamu hanya bisa mengecewakanku." katanya sambil menangis tergugu.

Sedangkan di dalam kamar, Yasmine masih tampak begitu syok dengan apa yang dialaminya saat ini.

"Ga mungkin, ga mungkin, Adrian kamu percaya kan padaku, Adrian tolong aku Adrian."

Adrian lalu menghampiri Yasmine. "Aku tak tahu apakah aku bisa percaya padamu atau tidak Yasmine, berikan bukti padaku agar aku bisa mempercayaimu!"

"Adrian aku ingat saat itu aku tengah mabuk bersama Niko dan teman-temanku di sebuah rumah petak, aku tak tahu apa yang terjadi padaku karena saat itu aku begitu mabuk hingga tak sadarkan diri, sejak saat itu bagian bawah tubuhku merasakan sakit tapi aku tak pernah curiga sesuatu hal telah terjadi padaku."

Yasmine yang terlihat panik lalu menangis dan menyesali semua perbuatannya terdahulu, kebebasan yang selalu dia inginkan ternyata berdampak sangat buruk padanya saat ini. Yasmine lalu berteriak sambil menangisi keadaannya.

Adrian yang mendengar penjelasan Yasmine tampak begitu marah, dia lalu berjalan keluar kamar. Panggilan dari Tuan Wijaya pun tidak dia hiraukan "Adrian..Adrian mau pergi kemana kamu?"

Namun Adrian hanya berlalu, dengan kecepatan penuh dia mengendarai mobil BMW merah miliknya. Sampai tiba di sebuah perkampungan yang banyak berisi rumah petak Adrian lalu turun dari dalam mobil.

Sebuah rumah petak bercat warna putih didobrak oleh Ardian, tampak di dalam seorang laki-laki sedang asyik bermesraan dengan seorang wanita, sambil menggenggam gelas berisi minuman keras di tangan nereka.

"Bajingan kamu Niko!!!!!!" Niko yang tengah mabuk hanya bisa menerima pukulan bertubi-tubi yang Adrian berikan padanya. Sementara wanita yang tadi bersamanya sudah lari meninggalkan mereka berdua.

"Dasar Brengsek, biadab apa yang sudah kamu lakukan pada Yasmine, apa kamu tidak tahu siapa dia sehingga kami berani berbuat macam-macam padanya." kata Adrian sambil memukul Niko tanpa henti.

Saat Niko sudah sangat tak berdaya, akhirnya Adrian memasukannya ke dalam mobil dan membawanya ke rumah Tuan Wijaya.

Tuan Wijaya yang sedang duduk di depan rumah tiba-tiba dikejutkan dengan kedatangan Adrian dengan seorang laki-laki yang sudah babak belur.

"Lihat Tuan, lihat pecundang ini yang telah menghamili Yasmine, dia yang telah menjebak Yasmine sampai memberikan kehormatannya pada laki-laki seperti ini!!!"

Tuan Wijaya lalu mendekat pada Niko yang kini terbujur di lantai, kesadarannya belum sepenuhnya pulih karena masih dalam pengaruh alkohol, namun tubuhnya sudah penuh dengan luka. 

"Jadi kamu yang sudah mencoba berani menantang ku, kamu hanyalah sampah, berani kamu macam-macam denganku?"

Lalu sebuah letusan pistol berbunyi beberpa kali.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mendadak Kembar   Kecelakaan

    Janur kuning telah melengkung di depan sebuah gedung megah yang telah berhiaskan dekorasi mewah nan cantik dipenuhi berbagai bunga warna-warni. Dendang lagu-lagu khas pernikahan pun berkumandang. Yasmine tampak masuk ke sebuah ruangan dengan begitu terburu-buru."Mba, udah selesai belum? Sebentar lagi udah mau ijab qabul nih." kata Yasmine pada seorang MUA."Udah Mba Yasmine, tenang saja. Mba Mel udah cantik banget nih bagai bidadari."Yasmine lalu menghampiri Melati yang masih duduk sambil sesekali terlihat membetulkan kebaya yang dikenakannya. "Mba ini bagian perut bisa ga dilonggarin dikit."kata Melati."Yah Mel, kamu sih udah tau mau nikah malah ga bisa kontrol makanan, jadi begah kan? Udah cakep gitu masih aja ngurusin perut." gerutu Yasmine"Hahahaha kok jadi kamu yang sewot Yas." kata Melati.'Yas, perutku seperti ini bukan karena makanan, tapi karena ada janin dalam kandunganku.' kata Melati dalam hati.

  • Mendadak Kembar   Sebuah Permainan

    "Sayang, sejak kapan kamu ada di dapur? Aku pikir kamu masih ada di kantor." kata Yasmine saat Adrian mendekat pada mereka."Ya, aku sengaja pulang lebih awal Yas, karena aku tahu Melati akan pulang dengan calon suaminya. Aku juga ingin berkenalan dengan calon suami Melati." kata Adrian sambil melirik Melati. Melihat lirikan Bram, Melati lalu mengalihkan pandangannya pada Bram.Bram lalu ikut memandang ke arah Melati, dan Melati pun mengangguk."Adrian, kenalkan Bram, calon suami Melati."Bram lalu mengulurkan tangannya, Adrian lalu membalas jabat tangan dari Bram. Adrian mencengkeram telapak tangan Bram dengan begitu keras, sedangkan Bram menatap Adrian dengan tatapan yang tajam."Heiiii, kenapa kalian berjabat tangan begitu lama?" kata Yasmine."Maaf, rasanya saya seperti sudah pernah melihat anda Tuan Bram." kata Adrian berbasa-basi."Mungkinkah sebelumnya kita pernah bertemu Adrian?""Ah, mun

  • Mendadak Kembar   Persiapan Pernikahan

    "Mel, kamu kenapa?"Namun Melati hanya terdiam. "Nak Bram, apa sebaiknya kita bawa Melati ke rumah sakit saja?""Iya Bu, kita bawa Melati ke rumah sakit saja."Mereka bertiga lalu membawa Melati ke rumah sakit terdekat. Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya dokter yang menangani Melati pun keluar dari ruangan. Dia lalu berbincang-bincamg dengan Bram. Setelah selesai berbicara dengan dokter, Bram lalu mendekati orang tua Melati."Nak Bram, apa yang dokter tadi katakan?""Tidak ada yang perlu dikhawatirkan Pak, Bu, Melati hanya kelelahan dan sedikit stres, nanti jika sudah siuman, Melati bisa langsung diperbolehkan pulang.""Alhamdulilah.""Lebih baik Bapak dan Ibu pulang saja dulu dan siapkan makan malam untuk Melati, kita harus membahagiakan Melati agar tidak stres. Saya sudah pesankan taxi untuk Bapak dan Ibu.""Baik Nak Bram, terimakasih."Bram lalu mengantar Bapak dan Ibu Melati

  • Mendadak Kembar   Rencana Pernikahan

    Adrian menunggu Yasmine dengan penuh kebimbangan. 'Melati, semudah itukah kau melupakan aku?' gumam Adrian."Adrian." Sebuah tepukan dari Yasmine membuyarkan lamunannya. "Kamu kenapa sayang? Kok tiba-tiba diem gitu?""Gapapa cuma cape.""Kamu memang tadi terlalu bersemangat Adrian." kata Yasmine sambil tersenyum."Yas, gimana tadi Melati.""Oh Melati, dia mau nikah sama siapa ya aku lupa namanya, Oh iya Bram, namanya Bram.""Kok mendadak banget sih Yas, emang mereka udah saling mengenal?""Kata Opa sih Melati bilang mereka sudah pacaran sejak di Jakarta, tapi baru ngomong ke Opa tadi pagi, ya kamu tau sendiri kan kalau Melati itu pemalu.""Terus kenapa bisa secepat ini Yas?""Si Bram katanya di desak sama orang tuanya buat buru-buru nikah, soalnya mereka kan kuliah bareng takut sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.""Oh." jawab Adrian singkat, berbagai macam pikiran m

  • Mendadak Kembar   Kompromi

    "Apa Mas?""Menikahlah denganku Mel!""Menikah?""Ya, anggap saja ini sebuah kompromi Mel, bukan pernikahan.""Sungguh aku tak mengerti Mas.""Mel, bukankah kau membutuhkan suami untuk menjadi Ayah dari anakmu?"Melati hanya terdiam mendengar kata-kata Bram. "Mel, aku juga membutuhkan istri Mel, keluargaku begitu menuntutku untuk kembali menikah.""Kembali menikah? Jadi Mas Bram sudah pernah menikah?""Ya Mel, aku dan mantan istriku, Reina bertemu saat kuliah dan kami berpacaran. Lalu kami memutuskan untuk menikah, namun sebuah kecelakaan pesawat telah membunuh istriku, Reina saat di dalam perjalanan pulang ke Indonesia. Aku begitu terpukul dan hidupku jatuh pada titik terendah selama dua tahun terkahir ini Mel. Aku selalu dituntut Mami untuk membuka lembaran baru dalam hidupku, namun semua terasa begitu sulit karena aku sangat mencintai Reina. Itulah sebabnya aku kembali ke sini.""Ma

  • Mendadak Kembar   Menikah

    Bram llau mengangkat panggilan dari orang tuanya dengan malas.[Iya Mam.][Gimana Bram?][Mami, Bram kan baru saja sampai di sini kemarin, jangan tanyakan itu dulu deh Mam.][Bram, kamu juga harus ngertiin Mami dong.][Iya, iya, udah dulu ya. Bram mau kuliah dulu.][Bram, Mami kan belum selesai ngomong, Bram.]Bram lalu mematikan teleponnya dan masuk ke dalam kampus.Jam menunjukkan pukul 12.30 waktu Moulbourne, Melati tampak keluar dari ruang kuliah dengan sedikit lemas. Tiba-tiba kepalanya terasa sedikit pusing, dia lalu menyandarkan tubuhnya pada tembok."Mel.""Eh, Mas Bram.""Kamu kenapa Mel?""Gapapa Mas, cuma sedikit pusing.""Kamu lapar ya?"Melati hanya diam, lalu mengangguk dengan malu-malu. "Hahahaha, orang hamil itu memang mudah lapar Mel, aku tahu itu karena kakak perempuanku hampir satu jam sekali makan sa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status