Share

Pregnant

Sebuah mobil BMW sport warna merah berhenti di pelataran kampus. "Ini hari pertamamu kuliah, ingat Yasmine jangan banyak bertingkah!"

"Cerewet banget sih, pantes aja selama ini loe ga pernah punya pacar, mana mau ada cewe yang mau sama cowo galak kaya kamu Adrian."

"Udah ngomongnya, kalau udah silahkan turun, kampusku tak jauh dari sini, jika kamu membutuhkanku segera hubungi aku."

"Dasar batu."

Yasmine lalu turun dari dalam mobil sambil menutup pintu dengan keras.

"Selamat pagi Yasmine." tiga orang wanita tampak menghampiri Yasmine.

"Kalian, tumben pagi banget udah sampe, dulu aja waktu masih sekolah kalian paling males kalo berangkat."

"Helloooo Yasmine come on get up, kita udah kuliah, disini banyak cowok-cowok ganteng, ga kaya jaman SMA, cupu semua."

"Terserah kalian deh."

"Eh Yasmine, kok tadi Adrian ga turun, kita kan kangen dah lama ga liat dia."

"Idihhhh kalian kenapa sih cowo kaya batu aja dikangenin."

"Yasmine buka mata loe, cowo setampan di loe anggurin, kalo gue jadi loe udah gue pacarin tu bodyguard."

"Mending gue jomblo seumur hidup deh daripada pacaran sama cowo kaya Adrian." gerutu Yasmine.

"Udah ah, yuk kita masuk."

Ruang perkuliahan hari ini ada di lantai lima, saat pintu lift terbuka terlihat seorang laki-laki di pojok lift berpakaian casual dan memakai jaket jins agak terganggu kedatangan Yasmine dan teman-temannya.

"Permisi saya mau turun."

Saat dia melewatinya, Yasmine spontan melirik. 'laki-laki itu.' batinnya dalam hati. Jantungnya pun berdegup begitu kencang, ketika Yasmine tersadar dari lamunannya, laki-laki itu sudah menghilang.

"Yas, loe kenapa sih kok tiba-tiba jadi diem, liat hantu loe hahahhaha." 

"Enak aja, gue lagi penasaran sama itu cowok yang barusan lewat."

"Kenapa sih?"

"B aja menurut gue masih ganteng Adrian."

"Kesya mulut loe bisa diem apa ngga? Apa perlu gue sumpel pake tisue kalo loe ngomongin Adrian lagi."

"Galak banget loe hari ini Yas, tamu bulanan lagi dateng ya?"

Mendengar kata-kata Kesya, sejenak Yasmine merasa begitu tertegun. 'Datang bulan.' batinnya dalam hati.

"Udah ah, yuk kita ke kelas." Jesica akhirnya ikut menimpali. Lamunan Yasmine akhirnya buyar dan mengikuti langkah dari teman-temannya.

Baru saja Yasmine masuk ke dalam kelas, netranya sudah dikejutkan seorang laki-laki yang begitu mencuri perhatiannya tampak duduk sedirian di pojok sambil memainkan gawainya.

"Gaes gue ke sana dulu ya, gue lagi pengen duduk di deket jendela."

"Modus loe Yas." jawab Diana

Yasmine hanya bisa meringis lalu bergegas masuk ke dalam kelas dan duduk tepat si depan laki-laki tersebut.

"Hai, sepertinya kita pernah ketemu."

Namun laki-laki yang dia sapa masih asyik memainkan gawainya. "Oh ya, maaf aku lupa."

Yasmine sebenarnya merasa dongkol dengan laki-laki yang tampak jual mahal sejak awal mereka bertemu. Namun bukan Yasmine namanya jika dia menyerah begitu saja.

"Halo kenalin aku Yasmine, nama kamu siapa?"

"Rio." jawabnya singkat.

Akhirnya Yasmine merasa lelah karena laki-laki itu tak pernah meresponnya. Beberapa saat kemudian seorang dosen masuk ke dalam ruangan, dan acara perkuliahan pun dimulai.

Satu setengah jam lamanya Yasmine di dalam ruang kuliah tampak sudah begitu bosan. Akhirnya jam perkuliahan pun berakhir. Yasmine dan teman-temannya berjalan menuju ke kantin kampus, tiba-tiba saat menuruni anak tangga tubuh Yasmine merasa begitu lemas, kepalanya terasa begitu sakit, lalu semuanya berubah menjadi gelap.

Yasmine membuka matanya dengan lemah, rasanya dia merasa begitu lemah tiba-tiba perutnya pun terasa begitu mual. Dia memandang keadaan sekitar, tampak Opa dan Adrian sudah duduk di sampingnya.

"Opa...Adrian."

PLAK...PLAK..PLAK

"Opa kenapa tiba-tiba Opa menampar Yasmine, apa kesalahan Yasmine, bukankah tadi Yasmine tidak berbuat hal yang tidak-tidak di kampus, Yasmine sudah berusaha menjadi anak yang baik Opa?"

"Lihat dirimu Yasmine, lihat apa yang telah kamu perbuat karena tingkah bar-bar mu!!!"

"Apa maksud Opa?"

"Bukankah sejak aku diculik aku tak pernah lagi keluar malam dan selalu menuruti kata-kata Opa."

"Iya tapi ternyata sudah terlambat, lihat keadaannu, sudah ada janin di dalam kandunganmu, siapa laki-laki yang sudah menghamilimu Yasmine!!!"

"Hamil??? Aku hamil Opa? Ga mungkin, aku belum pernah melakukan apapun."

"Tapi pada kenyataannya kamu sedang hamil Yasmine."

Tuan Wijaya lalu meninggalkan kamar Yasmine dengan begitu marah, dadanya terasa sangat bergemuruh, tetapi dibalik tembok tampak dia menahan air mata yang sudah tak lagi dapat dibendungnya.

"Yasmine kamulah satu-satunya harapanku setelah kematian Ferdi dan Lisa, orang tuamu, kenapa kamu hanya bisa mengecewakanku." katanya sambil menangis tergugu.

Sedangkan di dalam kamar, Yasmine masih tampak begitu syok dengan apa yang dialaminya saat ini.

"Ga mungkin, ga mungkin, Adrian kamu percaya kan padaku, Adrian tolong aku Adrian."

Adrian lalu menghampiri Yasmine. "Aku tak tahu apakah aku bisa percaya padamu atau tidak Yasmine, berikan bukti padaku agar aku bisa mempercayaimu!"

"Adrian aku ingat saat itu aku tengah mabuk bersama Niko dan teman-temanku di sebuah rumah petak, aku tak tahu apa yang terjadi padaku karena saat itu aku begitu mabuk hingga tak sadarkan diri, sejak saat itu bagian bawah tubuhku merasakan sakit tapi aku tak pernah curiga sesuatu hal telah terjadi padaku."

Yasmine yang terlihat panik lalu menangis dan menyesali semua perbuatannya terdahulu, kebebasan yang selalu dia inginkan ternyata berdampak sangat buruk padanya saat ini. Yasmine lalu berteriak sambil menangisi keadaannya.

Adrian yang mendengar penjelasan Yasmine tampak begitu marah, dia lalu berjalan keluar kamar. Panggilan dari Tuan Wijaya pun tidak dia hiraukan "Adrian..Adrian mau pergi kemana kamu?"

Namun Adrian hanya berlalu, dengan kecepatan penuh dia mengendarai mobil BMW merah miliknya. Sampai tiba di sebuah perkampungan yang banyak berisi rumah petak Adrian lalu turun dari dalam mobil.

Sebuah rumah petak bercat warna putih didobrak oleh Ardian, tampak di dalam seorang laki-laki sedang asyik bermesraan dengan seorang wanita, sambil menggenggam gelas berisi minuman keras di tangan nereka.

"Bajingan kamu Niko!!!!!!" Niko yang tengah mabuk hanya bisa menerima pukulan bertubi-tubi yang Adrian berikan padanya. Sementara wanita yang tadi bersamanya sudah lari meninggalkan mereka berdua.

"Dasar Brengsek, biadab apa yang sudah kamu lakukan pada Yasmine, apa kamu tidak tahu siapa dia sehingga kami berani berbuat macam-macam padanya." kata Adrian sambil memukul Niko tanpa henti.

Saat Niko sudah sangat tak berdaya, akhirnya Adrian memasukannya ke dalam mobil dan membawanya ke rumah Tuan Wijaya.

Tuan Wijaya yang sedang duduk di depan rumah tiba-tiba dikejutkan dengan kedatangan Adrian dengan seorang laki-laki yang sudah babak belur.

"Lihat Tuan, lihat pecundang ini yang telah menghamili Yasmine, dia yang telah menjebak Yasmine sampai memberikan kehormatannya pada laki-laki seperti ini!!!"

Tuan Wijaya lalu mendekat pada Niko yang kini terbujur di lantai, kesadarannya belum sepenuhnya pulih karena masih dalam pengaruh alkohol, namun tubuhnya sudah penuh dengan luka. 

"Jadi kamu yang sudah mencoba berani menantang ku, kamu hanyalah sampah, berani kamu macam-macam denganku?"

Lalu sebuah letusan pistol berbunyi beberpa kali.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status