Share

02. Mantan Kekasih

Author: Die-din
last update Last Updated: 2025-07-18 20:47:12

"Anda tentu dapat memberikan gagasan, namun saya dan dewan direksi disini lebih senior dan berpengalaman dalam pasar Amerika." Sanders menjawab telak kepada Augusto. Sengaja menekankan bahwa pria itu bukan berasal dari Amerika.

'Lagi-lagi deskriminasi kan? Orang-orang Amerika banyak yang rassis dan kolot sekali. Mereka merasa sebagai bangsa yang paling hebat.'

Berbagai dukungan kembali mengalir kepada Mr. Sanders. Dan Augusto pun tidak melanjutkan sanggahan dan pembelaan terhadap Ceicillia. Augusto juga memanfaakan kegaduhan suasana untuk mendekat depada Ceicillia dan berbisik. "You can count on me, Bella Donna."

Ceicil semakin bergidik mendengar rayuan picisan dari Augusto, yang bahkan berani memanggilnya wanita cantik dalam bahasa Italia. Namun mengingat posisinya yang kurang menguntungkan saat ini, Ceicil berusaha untuk memupuk kesabaran dan menjawab netral. "Thank you, I aprreciated your support."

"Anytime, preziosa." Augusto sumringah, melemparkan kedipan nakal kepada Ceicil. Membuat gadis itu semakin jengah dan kesal dalam ketidak berdayaan.

'Jelas sekali Augusto memiliki maksud terselubung dengan membelaku tadi. Entah itu motif pribadi, atau bisnis.' Ceicillia membatin nelangsa.

'Seandainya saja ada jalan untuk mendapatkan tambahan saham dan pengaruh di perusahaan.'

Permainan pikiran Ceicillia tak bisa lepas dari berbagai scenario untuk mendapatkan pengaruh sepanjang rapat berlangsung. Sampai akhirnya rapat berakhir, dia bergegas mengemasi barang ke dalam tas dan pergi. Bahkan tanpa pamit dan beramah tamah kepada Victor dan para anggota dewan direksi lainnya. Ingin cepat-cepat kembali ke peraduan yang nyaman.

Perjalanan dari kantor ke apartemen Ceicillia tidak begitu jauh, namun suasana jalanan yang sibuk pada jam pulang kerja membuat mobilnya terjebak kemacetan. Ceicil memanfaatkan waktu di mobil untuk memejamkan mata dan beristirahat sejenak, sampai sopir menurunkan dirinya di lobi apartemen. Gadis berdarah Amerika, China dan Indonesia itu pun melangkah ringan ke arah flat miliknya di lantai 7.

Hal pertama yang ingin dilakukan Ceicil adalah ke arah kamar mandi untuk melepaskan penat dengan mandi air shower hangat. Kemudian mengisi perut dan tidur sepuasnya di kasur yang empuk.

DING_DONG!

Baru saja Cecicillia menyelesaikan ritual mandi, bel pintu apartemen berbunyi. Gadis itu pun buru-buru mengeringkan badan dan mengambil pakaian pertama yang dia lihat di almari. Sebuah t-shirt oversize yang kemudian dipakainya tanpa bawahan, baju rumahan yang nyaman.

"Food! Finally!" Ceicil buru-buru menyambut tamu yang datang. Mengira bahwa makanan depivery order yang dipesannya saat di mobil tadi telah tiba.

Cecicillia membuka pintu flat berbahan kayu, namun yang dia dapati bukanlah gadis yang biasanya mengantarkan makanan untuknya. Melainkan sesosok tubuh yang tidak asing, tersenyum kepadanya.

Kedua mata Ceicil membola demi melihat sosok pria yang pernah mengisi hatinya, menjadi kekasih pada masa kuliah. Pria yang juga merupakan putra dari teman bisnis ayahnya - Alexander Goldman.

"Hey Cesi, semangat sekali bukain pintu sampai lupa pakai celana?" Alex menyapa Ceicil dengan nada menggoda dan senyuman penuh pesona. Masih dengan panggilan sama yang dulu diberikan kepadanya, Cesi.

"Oh crap!" Ceicil mengumpat frustasi saat melihat bagian bawah tubuhnya sendiri. Buru-buru dia menarik turun t-shirt yang dia kenakan agar bisa lebih banyak menutupi kedua paha mulusnya yang terbuka.

Ceicil menyesali kebodohannya yang berpakaian sekennya tadi. Jauh sekali dari image yang biasa dia tampilkan dalam keseharian sebagai wanita sempurna dan elegan di setiap kesempatan. Sementara Alex yang berdiri di hadapannya malah mengenakan setelan mansuite yang rapi.

'Astagaaaaa! Kenapa Alex harus melihatku dengan penampilan tidak layak seperti ini?'

"Sedang apa kamu di sini?" Ceicillia bertanya setelah dapat mengatasi kecanggungan.

"Apa aku tidak boleh mengunjungi teman lamaku?" Masih dengan senyuman terkembang di bibir, Alex menjawab.

"Tentu boleh." Sesuai norma kesopanan, Ceicil tidak dapat menolak. Akan tetapi dirinya masih merasa curiga dengan kedatangan Alex tanpa adanya pertanda angin dan hujan ini.

Ceicillia pun mengamati dengan seksama pria yang berdiri di hadapannya itu. Alexander Goldman terlihat lebih matang dan dewasa dengan tatapan mata yang tajam. Setelah cukup lama tidak bertemu, Ceicil tidak mengira bahwa Alex kini terlihat lebih tampan daripada yang pernah diingatnya dulu.

"Apa kamu tidak akan mempersilahkanku masuk?"

"Ah, iya silahkan masuk ..." Ceicil mempersilahkan Alex masuk. Pria itu pun mengikuti langkahnya sampai ke ruang tamu.

"Silahkan duduk, lalu ijinkan aku permisi untuk berganti pakaian sebentar."

"Tentu saja, tapi sebenarnya kamu tidak perlu repot berganti baju pun tidak masalah. Aku sama sekali tidak keberatan." Alex menjawab santai sambil mengambil duduk di salah satu sofa.

"Enak saja. Aku yang keberatan, dasar cowok mesuum!" Ceicil memutar bola matanya sambil berkacak pinggang. Dan Alex pun tergelak saat gadis itu berjalan cepat ke arah salah satu kamar.

Kali ini Ceicil tak mau asal memilih baju lagi, dia sengaja mengambil jumpsuit berbahan sutra yang melekat pas di tubuh. Pakaian casual namun juga elegan dan memancarkan aura kecantikan yang dinamis. Tak ketinggalan pula dia mengulas sapuan make up minimalis dan menata rambut dengan gaya pony tail di atas kepala yang segar.

Ceicillia kembali ke ruang tamu di mana Alex menanti dengan sabar. Saat menyadari langkah kaki wanita yang dinantinya, Alex menaikkan pandangan mata. Kemudian tersenyum puas, seolah penantiannya terbayar seketika demi melihat penampilan cantik Ceicillia.

"Meskipun aku suka dengan gayamu yang tanpa celana, tapi harus kuakui jika kamu terlihat sangat menawan kali ini." Alex memberikan pujiannya.

"Memang biasanya aku tidak menawan?"

"Biasanya kamu terlihat terlalu formal dengan setelan kerja. This is a nice change."

"Sekarang kan bukan lagi di kantor. Aku juga bisa berpakaian santai saat di rumah." Ceicil menjawab sambil tertawa ringan karena menganggap ucapan Alex lucu. 'Jadi kamu kira aku tidur dengan mengenakan work suit?'

Gadis bertubuh langsing itu mengambil duduk di sofa yang berhadapan dengan Alex sebelum bertanya, "So? what brings you here?"

Alex kembli tersenyum mendengar pertanyaan to the point dari Ceicillia. Dia tahu benar bahwa gadis itu adalah seorang bisnis woman sejati yang tidak suka berbasa-basi. Tak ingin membuang waktunya yang berharga sedetik pun.

"Tidak bolehkan aku datang dan mengunjungi mantan kekasihku?"

'Kekasih? Jangan ingatkan aku dengan kejadian di masa lalu.' Ceicillia membatin, teringat akan hubungan mereka berdua waktu muda.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mendadak Menikah Dengan Mantan   108. Pertemuan di Ujung Pulau

    Kurang dari 24 jam kemudian, Alex Goldman telah mengamankan kesepakatan itu. Dengan modal Goldman Holding, dewan direksi Ciputra Group di Jakarta bahkan tidak berani menolak. Mereka dengan senang hati menerima tawaran takeover fantastis itu. Kini, Alex bukan hanya penanam modal, tetapi pemilik dan pengambil keputusan tunggal untuk proyek resor mewah di Labuan Bajo. Langkah pertamanya adalah mengaktifkan hak veto barunya. "Ganti nama proyek. Aku tidak peduli apa nama sebelumnya. Nama resor itu sekarang adalah Solis Bay," perintah Alex kepada Tony, yang kaget karena bosnya kembali ke mode 'agresif' dalam sekejap mata. Solis. Matahari. Nama yang digunakan Ceicillia di Florenze, nama yang ia yakini mewakili kedamaian bagi istrinya. Alex mengirim pesan diam-diam: Aku tahu itu kamu, Cesi. Dan aku sedang menuju ke sana. Alex terbang ke Labuan Bajo pada pagi berikutnya. Kali ini, ia mendarat bukan sebagai Al

  • Mendadak Menikah Dengan Mantan   107. Ambisi dan Kekuasaan

    Nickolas Marcus menatap Alex, matanya tidak lagi berbinar bangga, melainkan penuh keraguan dan keterkejutan. Alexander Goldman yang di hadapannya bukan lagi pria yang patah hati dan melankolis setahun yang lalu, tetapi predator bisnis yang haus dan kejam. "Tiga kali lipat, Alex? Kau serius? Total pendanaan untuk penyelesaian dan operasional hingga grand opening adalah sekitar 500 juta USD. Kau bicara tentang 1,5 miliar USD untuk mayoritas saham di sebuah resort? Itu gila!" Nick berseru. Alex tersenyum. Senyum itu tidak menjangkau matanya, tetapi itu adalah senyum seorang pemenang yang sudah mengunci target. "Bukan gila, Nick. Itu namanya over-acquisition. Aku tidak mau ada proses negosiasi berlarut-larut. Aku mau proyek itu selesai dalam dua minggu ke depan, dan aku ingin menjadi penanam modal utama, dengan hak veto penuh, efektif hari ini." Nickolas ter

  • Mendadak Menikah Dengan Mantan   106. Secerca Harapan

    Dua hari kemudian, Alex Goldman secara resmi menyerahkan operasional harian perusahaan kepada dewan direksi. Ia mengosongkan jadwalnya, mengaktifkan kembali semua detektif swasta di seluruh benua, dan mulai mengemas tas. ​Kali ini, Alex tidak membawa tas kerja atau dokumen bisnis. Dia hanya membawa paspor, sebuah cincin kawin, dan tekad yang membara. ​"Jika Ceicillia tidak ada di tempat-tempat yang dia sukai seperti Florence, maka dia pasti ada di tempat yang dia butuhkan. Tempat yang memberinya ketenangan." "Indonesia! Negara asal Miranda, ibu kandung Ceicillia. Pasti dia akan pulang ke sana setelah puas bepergian. Karena di sanalah 'rumah' bagimu." "Tapi Indonesia itu besar sekali. Harus dari mana aku mulai mencarinya?" Setahun yang lalu Alex sudah ke Indonesia untuk mencari istrinya yang hilang. Dia menemui Miranda, bahkan menc

  • Mendadak Menikah Dengan Mantan   105. Raja Tanpa Ratu

    Setahun berlalu setelah Alex sadar dari koma. Dan dalam setahun itu, satu-satunya hal yang masih hidup dalam diri Alexander Goldman adalah detak jantungnya. Semua yang lain seperti jiwa, mimpi, tawa, harapan telah lama mati. Dia tidak lagi kembali ke rumah. Rumah hanyalah bangunan tak bernyawa bagimya. Tempat pulangnya adalah kantor Goldman Holding, tempat dia bekerja seperti dewa dengan menyiksa diri sendiri. Dia tidak tidur di ranjang yang hangat di kamar, melainkan di kamar istrirahat yang ada di kantor Perusahaan utama Goldman. Alex kini tida hanya memimpin Goldman Tech, tapi juga seluruh perusahaan Goldman Holding. Menjalani masa percobaan yang diberikan oleh William kepadanya, untuk menilai apakah Alex sudah pantas untuk memimpin semua badan usaha di bawah nama besar Goldman. Di bawah kepemimpinannya, Goldman Holding tidak hanya pulih dari masa sulit, tetapi juga mencapai tingkat kesuksesan yang belum pernah d

  • Mendadak Menikah Dengan Mantan   104. Pelarian

    Alex tahu, dengan semua koneksi dan kekayaan yang ia miliki, dia bisa menemukan Ceicillia. Ceicillia mungkin mengubah nama dan identitas, tapi dia tidak bisa mengubah DNA-nya. Alex bisa melacaknya. Namun, Alex tidak melakukannya. Jauh di lubuk hatinya, ada suara lemah yang berbisik. 'Biarkan dia bahagia. Biarkan dia bebas, seperti yang dia mau.' Alex mengepalkan tangan, membiarkan kemarahan menguasai logikanya. 'Tidak. Aku tidak akan membiarkannya bahagia tanpa aku!' Dia kembali menegakkan posisi duduknya di jok mobil, mengambil keputusan baru yang tergesa-gesa. Perburuan mungkin telah berakhir di Florence, tetapi perang belum selesai. 'Alex Goldman tidak pernah lari dari perang.' Alex membuat keputusan bahwa dia akan berhenti mencari jejak di masa lalu, dan mulai menyusun strategi untuk masa depan.

  • Mendadak Menikah Dengan Mantan   103. Pencarian

    Alex memutuskan untuk tidak menyerah untuk mencari Ceicillia. Dia kembali ke apartemen miliknya yang kini sepi. Di sana, aroma Ceicillia masih samar-samar. Dia duduk di lantai di ruang kerja Ceicillia, tempat dia menemukan kotak yang berisi beberapa barang peninggalan sang istri. Ada sebuah buku catatan tua dan beberapa post-it yang ditempelkan di bawah tumpukan majalah yang dia tinggalkan sebelum pergi. Di buku catatan itu, Alex menemukan tulisan tangan Ceicillia tentang rencana jangka panjangnya. “Jika suatu hari aku harus pergi, aku akan kembali ke tempat yang tenang. Kota kecil yang jauh dari hingar bingar, tempat aku bisa memulai dari awal dan mengajari orang-orang untuk menghargai seni.” Salah satu post-it memiliki coretan yang tampak seperti logo sebuah galeri seni kecil, dengan nama tempat yang asing: "Solis Art Space – Firenze." Firenze (Florence). Italia. Kota seni, keindahan, dan tempat persembun

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status