Share

Bab 6 MNK : Partner Hidup

"Dengar Alexa, ikuti semua perintahku. Berpura-puralah menjadi istri yang baik di depan keluarga besarku. Sisanya kau akan belajar sendiri dan segeralah menyesuaikan kondisi." Diego menatap lekat pada gadis muda itu. Itu adalah keputusan terbaik untuknya jika ingin kembali ke kediaman Gerardo.

Alexa mengangguk patuh. Lagipula apa yang bisa dia perbuat? Hidupnya kini telah dibeli oleh pemuda itu. Ayahnya sendiri yang menjualnya. Meski dia tahu, Carlos Diego, laki-laki yang berstatus sebagai suaminya itu telah menolongnya dari Lukas, si ayah yang kejam.

"Sekarang kau bisa kembali, Nex."

Nex mengundurkan diri dan membiarkan sepasang pengantin baru itu melewati malamnya.

"Tuan, apakah aku harus memakai pakaian ini terus hingga besok pagi?" Alexa yang bingung, mau tak mau memilih bertanya.

"Oh, astaga! Aku lupa." Diego membuka pintu lemari dan memberikan gaun indah untuk sang istri. "Selama kita di desa ini, kita akan tinggal di rumah ini. Dan kau, bebas melakukan apa saja asal jangan keluar dari rumah."

Alexa mengangguk paham. "Terima kasih, Tuan."

"Oh satu lagi, jangan panggil aku Tuan. Sekarang kau adalah istriku, jadi panggil aku Diego saja."

Alexa lagi-lagi mengangguk. Dia menuju kamar mandi, segera mandi dan berganti pakaian. Di dalam kamar mandi, Alexa mengamati wajahnya. Bekas memar di wajah sudah memudar, dia juga memeriksa pinggang dan bagian tubuh lainnya. Helaan napas panjang diperdengarkan. Alexa tersenyum dalam tangis. Dia menghapus kasar air matanya.

"Sudah berakhir," lirihnya.

Alexa mengingat bagaimana Diego dengan berani menyelamatkan dan melindungi dirinya dari sang ayah. Dadanya sesak, bagaimana mungkin hidup bisa sesial itu?

"Semoga ayah benar-benar melepaskanku," ucapnya pelan.

Alexa keluar kamar, di tangannya tergantung pakaian pengantin. Dia melipat dan menyimpannya ke dalam lemari.

"Kemari," kata Diego datar.

Dengan ragu Alexa mendekat dan menaiki ranjang. Diego memperlihatkan gambar yang ada di dalam laptopnya.

"Ini Kakekku, namanya Gerardo."

Kemudian Diego memperkenalkan keluarga besarnya yang ada di kota dengan menunjukkan setiap foto yang tersimpan.

"Dan ini satu-satunya keponakanku," ucapnya menghela napas berat.

Alexa memandang lekat pada wajah Diego. Dia mencoba memahami tugasnya sebagai istri kontrak dari Carlos Diego. Bukankah sekarang mereka partner? Katakanlah begitu.

"Dan ini adalah masalahku saat ini," kata Diego serius. Dia menatap intens pada Alexa.

"Masalah?" tanya Alexa tidak mengerti.

"Dia terobsesi padaku. Entah apa aku menyebutnya?"

Diego mulai menceritakan semuanya. Alexa tercengang dengan mulut yang terbuka. Diego menyeringai dan berkata, "Rapatkan mulutmu, bersikaplah elegan. Kau nanti bisa pelajari di sini," kata Diego yang mencari tutorial menjadi wanita bangsawan.

Diego menyerahkan laptop miliknya pada Alexa. "Belajarlah, aku akan tidur duluan."

Alexa menatap wajah tampan Diego yang mulai memejamkan matanya. 'Sangat tampan, sejauh ini dia baik. Kurasa tidak buruk menjadi istri kontraknya. Setidaknya aku aman bersamanya.'

Sepanjang malam Alexa tidak tidur, dia mempelajari semua tata cara, cara jalan, cara makan dan masih banyak lagi. Meski dadakan tidak membuat Alexa kesulitan memahaminya.

Cahaya pagi mulai menyapa, Alexa berulang kali menguap. Kantuk sungguh menyerangnya, akhirnya dia tertidur di sebelah Diego.

Diego bangun karena alarm yang berisik. Dia sedikit terkejut kala tangan dan kakinya yang menimpa tubuh Alexa. "Astaga, aku pikir aku sedang memeluk guling," ucapnya tersenyum kecil.

Dia membiarkan Alexa tidur dengan nyenyak. Sedangkan dia beranjak menuju kamar mandi. Guyuran air menjernihkan pikirannya.

"Aku harus membawa Alexa ke kediaman Gerardo dan memantau si tua bangka itu. Itu lebih baik untuk hidupnya si gadis malang."

Diego keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit pinggangnya. Alexa yang baru saja terbangun sempat kebingungan, namun dia tersadar dengan hidup barunya.

Melihat Diego yang mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Alexa segera turun dari ranjang dan berjalan menuju lemari. Menyiapkan pakaian untuk sang suami kontraknya.

"Biar aku yang jemur," kata Alexa yang mengadahkan tangannya di depan Diego.

Diego menyerahkan handuk kecil tersebut, lalu memakai pakaiannya. "Kerjamu bagus," kata Diego. Dia menatap penampilan berantakan dari Alexa yang baru bangun tidur. "Seharusnya kau bangun lebih awal dariku." Diego menyerahkan handuk untuk Alexa.

Alexa itu pun berlalu menuju kamar mandi. Diego menunggu dengan tenang di sisi ranjang. Alexa keluar kamar mandi dengan keadaan kikuk karena tidak terbiasa memakai handuk di depan orang lain.

Diego tertegun, kemudian mengalihkan pandangannya. "Pilihlah pakaian terbaik. Kita akan makan di luar," kata Diego.

Alexa memilih pakaian, kemudian kembali ke kamar mandi untuk berpakaian. Meski dia sudah menjadi istri, tak etis jika terlihat oleh Diego yang notabenenya adalah laki-laki asing bagi Alexa.

Diego mengajak Alexa untuk makan bersama dengan keluarga Jose. Kedatangan pengantin baru itu disambut hangat oleh pasangan Jose dan Joana.

Joana menyambut hangat Alexa yang cantik dan menawan. "Kau bukan hanya pandai berbisnis Diego, tapi kau juga pandai memilih pasangan hidup," puji Joana yang tersenyum menatap Diego.

Diego mengangguk kecil, dia berbicara serius pada Jose dan membiarkan sang istri berbaur di dapur bersama Joana.

"Sayang, hidangan telah usai. Ayo bergabung dan segeralah makan," seru Joana yang setengah berteriak.

Diego dan Jose menatap Joana yang terlihat bahagia. Kedua laki-laki itu bangkit dan bergabung di ruang makan.

"Banyak sekali hidangannya, apa kau menghabiskan jatah makan seminggu?" gurau Jose yang tertawa bahagia.

Diego tersenyum kecil dan mulai makan. Di tengah acara makan bersama, Diego mengatakan, "Kami akan kembali ke kota. Terus kabari perkembangan bisnis di sini. Aku percayakan pada kalian berdua."

Jose dan Joana saling pandang, mereka mengangguk meski tidak bersemangat. "Kenapa buru-buru balik ke kota? Jessie pasti merindukanmu Diego," kata Joana.

"Ya, dimana gadis cantik itu?" tanya Diego yang baru menyadarinya.

"Jessie dijemput orang tuaku, akan menginap beberapa hari di sana," sahut Joana.

"Ini untuk keperluan kalian sehari-hari juga untuk kelanjutan bisnis. Telepon aku jika ada kendala," kata Diego yang menyudahi makannya.

Jose mengangguk, kemudian mengajak Diego ke luar untuk melanjutkan perbincangan sebelum membiarkan Diego kembali ke kota. Mereka melangkah menyusuri kebun yang luas.

"Aku mau setelah aku kembali ke sini, kebun ini sudah ditanami dengan berbagai buah-buahan. Bisakah kau lakukan itu untukku?" Diego menatap serius pada Jose.

"Artinya kau akan kembali cepat, kan?" Jose memastikan.

Diego menghela napasnya perlahan. "Kemungkinan begitu. Aku akan meninggalkan orang-orangku untuk berjaga di sini. Kau bisa mengandalkan mereka untuk hal apa saja," saran Diego.

Mereka kembali, Diego segera mengajak Alexa untuk pulang ke kediaman Gerardo. Joana memeluk Alexa dan berbisik, "Berbahagialah. Kau beruntung bersuamikan dia. Kunjungilah kami kembali!"

Hati Alexa menghangat, dia diterima dengan baik oleh teman sekaligus orang kepercayaan Diego di desa itu. Tidak menutup kemungkinan dia juga bisa diterima di kediaman Gerardo. Semalam, Alexa juga mencari tahu tentang keluarga suaminya. Dia sadar mengapa Diego memintanya untuk belajar berubah gaya dan jati diri.

Keluarga Gerardo sangatlah terkenal, mereka juga termasuk keluarga terpandang di kota itu dan menjadi keluarga dengan kekayaan yang sangat banyak di negaranya. Alexa sedikit menciut kala mendengar nama 'Gerardo', dia sudah bertekad akan membantu Diego sesuai janji dan kesepakatan mereka berdua.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status