Share

Bab 5 MNK : Membeli Seorang Gadis

Alexa terkejut saat tangannya ditarik paksa. Matanya melebar dengan ketakutan yang teramat. Air matanya jatuh, tubuhnya gemetar ketakutan.

"Hei, siapa kau? Berikan dia padaku!" kata Lukas dengan menebas-nebas ranting dan tanaman liar yang menghalanginya. Dia sedikit berlari ke arah Alexa yang sudah berada di sisi Diego.

Tanpa aba-aba, Diego melepaskan satu peluru sebagai peringatan. Suara memekakkan telinga membuat jantung Alexa semakin getir. Dia sulit bernapas dengan benar, Alexa meremas dadanya sekuat mungkin.

Lukas terperanjat dan memegangi kakinya, dia takut kakinya terluka terkena tembakan dari orang asing. Lukas memandang sengit pada Diego, dia tak takut meski berhadapan dengan pistol yang ditodongkan langsung oleh Diego. Dia malah berjalan menantang dengan seringaian yang mengerikan.

"Berikan dia, kau akan keluar dari desa ini dengan selamat," kata Lukas dengan percaya diri karena kini di belakang Diego sudah ada 2 anak buahnya. Mata Diego memicing kala mendapati orang lain yang mendekati mereka.

"Rupanya kau bandit tua!" cela Diego dengan menyunggingkan senyum.

"Kurang ajar! Habisi dia!" Lukas berteriak.

Anak buah Lukas segera mendekat pada Diego. Tumbang karena tembakan tepat di kepala, Diego berdiri tegap tak tersentuh. Dia menembaki dengan santai musuhnya.

Lukas tertawa terbahak-bahak, dia melempar cambukan dengan keras. Menghantam tangan Diego, hingga pistolnya terlempar dan jatuh ke jurang. Diego memandang sengit pada lawan, dia melawan tanpa senjata apapun.

"Bedebah bodoh!" hardik Lukas.

Tangan Diego terluka karena cambukan. Rupanya lelaki tua itu lihai bermain cambuk meski jarak sedikit jauh. Benar-benar diluar akal, Diego memikirkan cara untuk menyelamatkan dirinya juga gadis itu.

Tawa Lukas menggelegar. Dia menatap sinis pada Diego. "Kau salah memilih lawan," kata Lukas tenang. Dia mengamati Diego dari atas kepala hingga ujung kaki.

Seringaian tercetak jelas di wajah beringas lelaki tua itu. Diego memfokuskan kakinya, secepat dia bergerak dan menendang perut Lukas. Parang panjang terjatuh, Diego segera meraihnya. Dia mengarahkan pada leher Lukas.

Keadaan membuat Lukas terdesak. Dia menelan salivanya susah payah. "Dia putriku," kata Lukas dengan menatap nyalang pada Alexa dan Diego, bergantian.

"Kalau begitu lepaskan!" sahut Diego dengan wajah dingin dan mata yang tajam menatap nyalang pada Lukas. Dia mengeratkan parang pada leher Lukas.

"Dia uangku, kau tak berhak atas dia. Aku akan menjualnya." Lukas hanya mengulur waktu dengan memutar otak agar tak dihabisi di hutan itu.

"Berapa?"

Mata Alexa semakin sayup menatap mata sang ayah yang berbinar. Benar-benar ayah yang kejam. Menjual putrinya pada orang asing dengan keadaan seperti itu.

"500 juta. Harus cash!"

"Oke," sahut Diego.

Lukas tak menyangka, awalnya dia hanya ingin bermain dan mengulur waktu. Namun, rezeki menyambanginya di ujung nyawa. Benar-benar hoki.

Lukas berjalan di depan, sedangkan Diego dan Alexa di belakang. Mengikuti langkah lelaki tua itu keluar dari hutan.

Kini mereka duduk di dekat mobil Diego. Jose tertegun menatap Diego kembali dengan orang lain. Satunya sangat mengerikan dan tua. Satunya lagi wanita yang sangat cantik dengan tubuh yang proporsional. Mata Jose terbelalak kala melihat kaki wanita itu terluka parah, bahkan tangannya yang mulus terdapat bercak darah serta luka yang membiru.

"Apa ini?" tanya Jose bingung.

Diego menyerahkan parang dan cambuk pada Jose. "Simpan di peti!"

Jose segera menuruti perintah Diego. Dia bingung melihat Diego yang menelpon seseorang dan memintanya untuk bertemu di sebuah cafe yang tak jauh dari sana.

Diego membawa orang-orang tersebut ke cafe dan menunggu dengan tenang kedatangan Nex, sang asisten.

Tiga jam yang membosankan, membuat Lukas menggebrak meja. "Kau ingin mempermainkanku?!"

"Santai Pak tua," ucap Nex yang datang dengan membawa banyak pengawal.

Lukas menelan salivanya, dia memandang heran pada pemuda yang duduk dengan santainya. Lukas sedikit takut, namun menyembunyikan kegelisahannya itu.

"Tanda tangani itu!" perintah Diego.

Lukas membaca dengan seksama. Nex menyodorkan dua koper yang berisi uang. Matanya berbinar dengan seringaian yang terus tercetak.

Lukas segera menandatangani surat tersebut, Nex menyimpan pada tas dokumen.

"Jika kau mengingkari dan mencari masalah dikemudian hari. Maka kau akan aku penjarakan dan menerima hukuman mati," kata Nex.

Membuat Lukas terdiam. Sejurus kemudian dia tertawa terbahak-bahak. "Aku tak butuh anak sialan ini. Silakan kau nikmati saja dia, aku tak peduli."

Setelah menerima koper yang berisi uang tersebut, Lukas segera pergi meninggalkan cafe tersebut. Nex mengangkat tangannya dan beberapa pengawal mengikuti Lukas.

"Satu kesalahan dia lakukan, kirim dia ke neraka!" Diego menatap tajam pada Nex. Sang asisten mengangguk kecil.

"Bawa dia ke klinik terdekat, berikan keperluannya. Aku akan kembali dengan Jose," kata Diego.

Nex menjalankan tugas. Dia segera membawa Alexa ke klinik dan meminta pengobatan terbaik agar wanita itu pulih dengan cepat.

Di dalam ruangan yang steril, Alexa dibersihkan tubuhnya. Juga dipakaikan pakaian mewah. Meski dia tak paham akan seperti apa kehidupannya kedepannya. Namun yang pasti, dia telah dijual oleh Lukas kepada malaikat penolong.

"Apa kau orang baik?" gumam Alexa. Dia sedikit takut akan berada di lubang buaya lainnya. Jika Diego seorang bos mafia, bagaimana kehidupannya? Alexa banyak memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.

Lelaki mana yang sanggup memberikan uang 500 juta kepada orang lain, jika dia bukanlah Tuan kaya raya. Dan kebanyakan di daerahnya orang yang memiliki uang yang banyak hanyalah mafia-mafia kejam yang memiliki bisnis ilegal.

"Huuh …." Alexa menghembuskan napasnya perlahan. Dia menyunggingkan senyum kecil, meski wajahnya ada beberapa luka, tak membuat aura cantiknya tenggelam.

***

Dua hari setelahnya, Alexa dibawa rombongan Nex menuju lokasi yang diperintahkan oleh Diego. Hatinya getir menatap gaun yang melekat pada tubuhnya yang ramping. Bahkan pancaran wajahnya semakin berseri dan nampak anggun dengan kalung yang bertengger di leher jenjangnya.

Meski pikiran berkelana, namun Alexa pasrah akan nasib hidupnya ke depan. Setidaknya dia terbebas dari Lukas yang kejam, yang selalu menyiksanya.

"Ayo turun!" Nex membawa Alexa pada sebuah gedung besar yang sudah dihadiri oleh orang-orang dari Diego.

Alexa tertegun. Dia menatap pendeta yang mengarahkan Diego.

"Aku akan menikah? Dengan siapa?" kata Alexa pelan.

Pernikahan dadakan tersebut telah berjalan dengan hening. Tenang, sesuai dengan keinginan Diego. Pendeta memberkati kedua mempelai. Nex memberikan bunga pada Alexa. Alexa masih tak menyangka akan dinikahi oleh orang yang menolongnya. Dia menelisik Diego yang rapi dengan kemeja berwarna silver. Rambut yang rapi dan aroma parfum yang menenangkan, membuat Alexa jatuh pada khayalan.

"Tanda tangan," perintah Diego. Dia melempar berkas di atas tempat tidur.

Alexa terperanjat, kala melihat Diego yang masih berdiri dengan Nex yang setia di belakangnya. 'Pernikahan kontrak?' batin Alexa. Mata Alexa semakin sayup. Meski hatinya perih, namun lagi-lagi dia bersyukur. Setidaknya suaminya itu laki-laki yang tampan, bukan bandot tua yang kejam.

Alexa menandatangani kontrak tersebut. Tak ada kata yang keluar dari bibirnya yang manis, merah, serta menggoda.

Lelaki normal pasti akan menerjangnya, kecantikan yang dimiliki Alexa tak mampu membuat Diego terpanggil. Hatinya yang beku, terjebak pada cinta silam yang tidak akan mungkin bisa dia gapai sampai kapanpun.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status