MasukCarlos Diego, memutuskan memilih Alexa Irene menjadi istrinya karena terdesak oleh Abelin, sang keponakan yang terobsesi padanya. Mampukah Alexa menghadapi Abelin dan menyembunyikan rahasia pernikahannya dengan Diego di hadapan keluarga besar Gerardo?
Lihat lebih banyakKevin segera datang kala Diego menelponnya. Lelaki tampan itu tergesa-gesa hingga berada di depan pintu kamar rawat Alexa. Tok tok tok "Masuklah!" Kevin menyentuh keningnya kala melihat Alexa yang duduk di atas ranjang. Matanya memindai ruangan. "Berikan ponselmu," ujar Diego. Kevin memberikan satu ponsel kepada Diego. Sahabatnya itu melihat kembali rekaman CCTV saat keluarganya datang berkunjung. Saat melihat handuknya jatuh, Diego segera bertanya, "Apakah kau selalu mengecek hasil rekaman di sini?" Kepala Kevin bergerak ke samping, sedikit, tampak ia heran mendengar pertanyaan itu. "Tidak. Aku tahu batasan, kurasa kau pasti akan membuatku mimisan jika aku lancang membukanya, kan?" tanya Kevin balik. Diego menatap pria yang tengah menatapnya itu. "Hari ini hewan tarantula ada di atas selimut Alexa. Mungkin besok hewan berbahaya lainnya juga akan menyerang istriku di sini," katanya. Kevin terperangah, sejurus kemudian ia menggeleng bingung. "Lalu, siapa yang kau curiga
Andrea mendekat saat ia menyadari menantunya itu membuka mata. "Alexa, kau sadar, Sayang." Andrea mengusap lembut tangan istri dari anaknya. Alexa mengamati wajah Andrea. "Ma, apa aku masih hidup?" Andrea mengangguk. "Tuhan mengabulkan doa kami. Kau mau minum?" Alexa mengangguk pelan. Andrea mengambilkan air minum, dia membantu menantunya untuk bangun. "Suamiku di mana?" tanya Alexa lirih. "Aku di sini," sahut Diego yang baru saja memasuki kamar rawat sang istri. Ia tersenyum, menghampiri Alexa dan mengecup kening istrinya dengan lama. 'Tuhan, aku ingin tetap hidup. Aku ingin terus bersama pria ini,' batin Alexa. Andrea mengusap pundak Diego. "Mama tunggu di luar saja, ya. Beri makan untuk Alexa agar dia punya tenaga," ujar Andrea. Diego menatap lekat wajah Alexa. "Aku bersyukur kau selamat. Maafkan aku, Alexa." "Ini bukan salahmu. Aku yang kurang hati-hati." Diego membujuk istrinya untuk makan terlebih dahulu. Meski ia begitu penasaran dengan kejadian yang membuatnya takut
Abelin yang terkejut, tangannya bergerak cepat hendak menyimpan pisau miliknya. Namun, tajamnya pisau itu menggores lengan Alexa hingga berdarah."Siapa kau sebenarnya?" sergah Diego.Abelin sigap menghindar, wajahnya yang tertutup selendang yang dililit ke kepala itu membuat Diego tak mengenalinya. Apalagi Abelin datang dengan menggunakan pakaian serba baru dan sengaja memilih pakaian yang jauh berbeda dari pakaian yang biasa ia pakai.Aksi tangkap-menangkap itu membuat Abelin terpaksa melukai sang paman, dia juga melempar beberapa barang di dalam ruangan itu kepada Diego. Diego menangkap tubuh Abelin dari belakang. "Siapa yang mengirimmu?" Tangan Diego menarik selendang, ia sedikit kesulitan karena Abelin yang memberontak. Gadis itu sedikit memutar tubuhnya, dia melindungi wajah dengan satu tangannya dan menendang pusaka berharga milik Diego. Pekikan itu menggema, Diego memegangi pusaka kelelakian miliknya. Abelin berhasil lolos."Sialan!" geram Diego. "Astaga!" Diego berjalan se
Diego dan Kevin berlarian memasuki rumah sakit. Diego terus menelpon Andrea untuk menanyakan ruangan sang istri. "Mama." Diego menghampiri dan menyambut tangan sang ibu. "Istrimu di dalam sedang ditangani dokter dan teamnya. Doakan agar ia selamat," ucap Andrea. Diego berbalik menatap tajam pada sang keponakan yang tersenyum kecil menatapnya. "Paman … tadi aku–" "Tutup mulutmu!" Anggota keluarga yang lain terkejut saat mendengar Diego membentak Abelin. Andrea mengusap lengan sang putra. "Jangan memarahinya," ucap lembut Andrea. "Aku mau dengar kronologinya," kata Diego. Andrea menjelaskan sesuai yang ia tahu. Rahang Diego mengeras, ia yakin kalau di apel tersebut diberi racun oleh Abelin. "Apa kakek tahu masalah ini?" tanya Diego menatap Andrea. Ibunya mengangguk pelan. Dia terus menenangkan putranya. "Kau pasti sengaja, kan, Abelin?" tanya Diego penuh penekanan. "Aku tidak melakukan apa pun," bantah Abelin tenang. Kevin mengamati raut wajah gadis itu. Kondisi seperti ini


















Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.