Share

Bab 5

Author: Linda Malik
last update Last Updated: 2025-05-05 22:12:48

Didesak oleh pertanyaan-pertanyaan dari Meghan juga Rafael, pada akhirnya Clay memilih menikahi Kazuya. Pemuda yang sudah membantunya terlepas dari keluarga toxic.

Pernikahan dilangsungkan di catatan sipil setelah melangsungkan pemberkatan nikah di sebuah gereja kecil. Itu semua sesuai dengan permintaan Clay yang tak menginginkan resepsi besar-besaran. Pernikahan rahasia yang harus dilakukan serapat mungkin, agar pihak kampus maupun rekannya yang lain tidak mengetahui jika dirinya telah menikah dengan berondong.

Awalnya Martin bersikeras menolak keinginan putranya, namun terpaksa dia menyetujuinya hanya agar Kazuya bisa lebih bersemangat dalam belajar. Karena nantinya Kazuya yang akan menggantikan posisi Martin sekarang.

Putranya itu harus dididik secara intensif, sebelum nantinya menjadi pemimpin Mrtz Corporation yang kompeten. Dan Martin yakin jika Clay adalah orang yang tepat untuk dimanfaatkan.

Meskipun awalnya ragu karena melihat perbedaan usia yang dimiliki putra dan menantunya itu, namun Martin akan berusaha menerimanya. Setidaknya untuk saat ini.

Jika Kazuya sudah berhasil meraih gelar dan nilai IPK sesuai harapannya, maka Martin yang nantinya akan memikirkan cara untuk bisa memisahkan putranya dari wanita itu.

Tentu akan banyak wanita-wanita cantik berkelas yang menurutnya lebih pantas bersanding dengan putra tunggalnya.

Tak masalah jika nantinya Kazuya akan mendapat sebutan duda muda, yang terpenting adalah keberhasilannya di bidang bisnis.

“Gini deh kalau punya suami kere. Ngadain resepsi nikah aja gak mampu. Gimana nanti kehidupan kak Clay ya?” ucap Pevita yang ikut menjadi saksi pernikahan.

Pevita hadir bersama Meghan. Awalnya dia ingin mengajak serta Rafael. Namun entah mengapa lelaki yang kini sudah menjadi pacarnya itu, menolak untuk datang.

“Menyedihkan..” timpal Meghan dengan nada mengejek.

Martin Gerald memang sengaja tidak hadir, karena ada urusan penting di luar kota. Namun dia sengaja menunjuk salah satu kerabatnya untuk menggantikan posisinya.

Mendengar pembicaraan ibu dan adik tirinya itu, sontak membuat wajah Clay memerah menahan amarah. Apalagi ketika mendengar ucapan Meghan yang terakhir.

“Biarlah dia hidup kesusahan, yang terpenting tanggung jawabku sudah berakhir! Jangan sampai anak itu menginjakkan kakinya lagi ke rumah kita!”

Apa? Rumahmu? Bukankah itu adalah sebuah kebohongan? Clay tahu siapa pemilik rumah itu. Bukankah harusnya dia yang mewarisi rumah peninggalan ayahnya karena dialah anak kandung dari Willy Smith Margaux.

‘Sabar, Clay! Aku harus sabar, setidaknya sampai acara ini usai,’ batin Clay dengan kedua tangan terkepal di sisi tubuh, berusaha sekeras mungkin menahan diri untuk tidak membalas.

Tak ada pesta pernikahan, tak ada perayaan. Setelah resmi menikah secara hukum dan agama, Kazuya membawa sang istri kembali menuju apartemennya. Meskipun dia tahu, papanya tak mungkin melarang jika dirinya membawa Clay pulang ke rumah. Namun Kazuya hanya ingin tinggal berdua dengan sang istri, tanpa gangguan.

Saat berada di apartemen, hari sudah larut malam. Clay segera memasuki kamar yang sudah lima hari ini dia tempati. Mengunci rapat pintu kamar agar pemuda yang sudah berstatus menjadi suaminya itu, tidak bisa masuk seenaknya.

Malam pengantin untuk sepasang suami istri, yang begitu Kazuya nanti-nantikan selama ini. Apalagi dia sudah berhasil memiliki Clay Margaux, meskipun belum berhasil menaklukkan hati sang istri.

Sembari menunggu istri cantiknya itu keluar, Kazuya memutuskan untuk menghangatkan badannya dengan sebotol wine.

Duduk di teras balkon dengan sebatang rokok untuk menemaninya minum. Sensasi panas membakar tenggorokannya. Namun tak membuat Kazuya kehilangan kesadaran, karena sudah terbiasa dia melakukannya di rumah. Tentunya tanpa sepengetahuan Martin.

Pengaruh alkohol membuat pikirannya menerawang jauh. Membayangkan betapa indahnya malam pertama yang akan dia lalui bersama sang istri tercinta.

Meski wanita itu selalu berpenampilan tertutup, namun Kazuya berharap istrinya itu mau mengenakan lingerie yang telah dia persiapkan di atas ranjang.

Lingerie berwarna hitam transparan dengan seutas tali tipis sebagai penyangga di masing-masing pundak. Rasanya Kazuya tak sabar untuk melihat istrinya mengenakan baju seksi itu.

Hanya dengan membayangkannya saja sudah membuat adik kecilnya tegak berdiri seakan meminta untuk dituntaskan.

Jika selama ini dia hanya bisa menggunakan tangannya sendiri untuk menuntaskan hasrat ketika pikiran kotornya tentang Clay muncul di otaknya, maka malam ini dia tak perlu hanya membayangkannya saja. Sudah ada wanita itu yang bisa menuntaskan hasratnya secara langsung.

Setelah menghabiskan rokok sebatang, Kazuya segera meraih gelas berisi cairan merah itu. Menenggaknya hingga habis tak tersisa. Lalu beranjak melangkah memasuki ruangan.

Salah satu alisnya terangkat naik, ketika melihat pintu kamar Clay tak kunjung terbuka. Apa yang sedang dilakukan istrinya di dalam? Padahal dua jam sudah berlalu semenjak mereka tiba di apartemen. Namun Clay tak kunjung menampakan diri.

Dengan penuh keyakinan, Kazuya mengetuk pintu kamar.

“Sayang, sedang apa? Apa kamu sudah tidur?” tanya Kazuya sembari mendekatkan daun telinganya di depan pintu. Berusaha menangkap suara dari dalam kamar.

Tak ada sahutan dari dalam. Apakah istrinya itu sudah tidur? Lalu bagaimana dengan acara malam pertama yang harusnya dilakukan malam ini?

Tak ingin menundanya lagi, karena hasrat Kazuya sudah di ujung tanduk. Kembali pemuda itu mengetuk pintu, kali ini lebih keras dari yang tadi.

“Clay? Bisa buka pintunya? Aku mau ngomong sesuatu!” ucapnya dengan menaikkan intonasi suara.

Menunggu dengan degup jantung semakin bertalu, akhirnya Kazuya melihat gagang pintu bergerak. Sosok wanita cantik yang sangat dia cintai muncul secara nyata di hadapannya.

Namun ada hal yang membuatnya sedikit kecewa, penampilan Clay yang menggunakan piyama berlengan panjang sangat tertutup. Mengapa istrinya tak menggunakan baju seksi yang telah dia persiapkan?

“Ka-kamu..” Ucapan Kazuya tertahan, menelan saliva yang tercekat di tenggorokan. Wajahnya terlihat memerah dengan sorot mata sayu.

“Ada apa, Kaz? Kamu mau ngomong apa?” tanya Clay dengan raut wajah ketus seraya menatap tajam pemuda jangkung di hadapannya.

Kazuya menelan ludahnya dengan susah payah. Meskipun baju piyama yang digunakan istrinya sangat tertutup, namun dia bisa melihat dengan jelas lekuk tubuh Clay yang begitu menggoda seperti gitar spanyol.

“Sayang, kenapa tidak memakai baju yang aku siapkan?” ucap Kazuya penasaran seraya menahan daun pintu agar tetap terbuka. Dia tidak ingin melewati malam pertamanya sendirian.

“Baju kurang bahan begitu, aku gak suka!” tegas Clay dengan nada ketus seraya membuang pandangannya ke samping.

“Padahal aku ingin kamu pakai itu malam ini!”

Akibat pengaruh alkohol yang sudah sepenuhnya menguasai pikiran Kazuya, bergegas pemuda itu melangkah maju. Tak ingin lebih lama menunda malam pengantin indah sesuai dengan bayangannya selama ini.

“Mau ngapain kamu?!” ucap Clay ketika menyadari pergerakan Kazuya yang semakin mendekat. Sontak dia pun melangkah mundur, karena untuk menutup pintu pun tak bisa lagi dia lakukan. Tubuh jangkung Kazuya menghalangi satu-satunya jalan keluar.

“Apa kamu gak tahu malam yang seharusnya dilakukan para pengantin baru seperti kita, hum?”

Clay mendadak panik ketika tubuhnya sudah membentur sisi ranjang. Segera menyilangkan kedua tangan di depan dada sebagai bentuk perlindungan terakhir.

“Kaz, aku bilang berhenti!! Kamu tidak berhak memaksaku melakukannya!!” tegas Clay dengan intonasi tinggi. Sorot matanya begitu tajam seakan memperingatkan pemuda itu agar tidak mendekat.

“Seingatku, kamu tak bisa melakukannya jika belum ada status pernikahan. Lalu mengapa kita tak melakukannya sekarang? Bukankah kita sudah resmi menjadi pasangan suami istri?”

Clay menahan nafas tatkala Kazuya mengungkung tubuhnya. Hingga aroma alkohol bercampur tembakau, menyeruak mengisi indra penciumannya.

Belum sempat menjawab, bibir basah pemuda itu sudah mendarat di bibir Clay.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mendadak Nikah : Tawanan Hati Berondong Tajir   Bab 51 : Kembalilah ke rumah, Clay!

    Tubuh ringkih terasa lebih kurus dari terakhir kali Kazuya lihat, membuat hatinya semakin teriris nyeri. Ini membuktikan bagaimana beratnya perjuangan Clay untuk bertahan hidup di sini.Kazuya memejamkan mata, mengeratkan pelukannya. Nafasnya berat tersendat, seolah mencoba menarik kembali waktu. Kerinduan yang sudah menabrak logika dan kesadarannya akan siapa wanita yang ada dalam pelukannya ini.“Aku.. Aku kangen..” bisik Kazuya lirih, nyaris tak terdengar. Ia tahu ini salah. Rasa cinta terlarang yang dia miliki tak seharusnya ada. Namun kerinduan yang sudah ditahan selama berbulan-bulan, membuat akal sehatnya hilang.Clay terkejut, tubuhnya menegang sesaat. Tapi ia tak bergerak, tak menolak. Rasa cinta yang dulunya sempat dia tepis, kini terasa semakin nyata. Mengapa rasa cinta itu muncul semakin kuat, justru ketika dia menyadari jika lelaki yang tengah memeluknya adalah adik kandungnya sendiri?Clay menggigit bibir bawah, menahan rasa haru yang hendak membobol benteng pertahananny

  • Mendadak Nikah : Tawanan Hati Berondong Tajir   Bab 50 : Rasa Rindu Tak Tertahankan

    “Elodie?” ucap Bertha dan Kazuya bersamaan. Hal itu semakin membuat Amira bingung. Apa ada yang salah dengan nama Elodie? “Dimana kamu melihatnya? Apa Clay ada di sini?” tanya Bertha seraya meraih tangan Amira, seakan menuntut jawaban secepatnya. “Clay?” Amira terdiam sejenak, berusaha mengingat sesuatu. Hingga dia pun paham akan ucapan wanita paruh baya di hadapannya ini. Bukankah Clay adalah nama panjang Elodie, wanita yang kini sudah menjadi temannya di desa ini? Amira mengangguk, “Elodie, hum maksudku Clay memang pendatang baru di sini..” “Katakan dimana aku bisa menemui cucuku, Mira!” pungkas Bertha dengan rasa tak sabar. Berbulan-bulan mencari keberadaan cucu perempuannya hampir ke seluruh sudut kota dan sungguh tak menyangka jika Clay justru memilih desa ini untuk bersembunyi. “Di-dia tinggal di kontrakan depan Bu, di pagi hari dia berjualan nasi kuning di pasar,” jelas Amira masih dengan ekspresi bingungnya. Amira sempat mendengar Bertha menyebut cucu, apakah itu artin

  • Mendadak Nikah : Tawanan Hati Berondong Tajir   Bab 49 : Namanya Elodie!

    Jam tiga pagi. Dunia masih terlelap dalam gelap yang pekat. Langit di luar jendela tampak kelam, belum ada semburat jingga, ayam pun belum berkokok.Di sudut ruangan sempit, sebuah kasur tipis bersandar langsung ke lantai yang dingin. Clay menggeliat pelan, tangan kirinya refleks mengusap perutnya yang mulai membuncit. Kadang masih sulit dipercaya bahwa ada kehidupan kecil di dalam dirinya, apalagi di saat hidupnya terasa begitu kosong.“Sayang.. Kita harus bangun! Ibu harus berjualan,” bisiknya pelan, seolah janin itu bisa mengerti dan menjawab.Dengan gerakan perlahan, ia duduk. Menarik nafas panjang lalu menapakkan kakinya ke lantai. Menahan rasa pegal di punggungnya juga perutnya yang terasa berat. Udara di dalam kamar terasa dingin menusuk kulit. Clay merapatkan jaket tipisnya yang dipakainya semalaman lalu segera beranjak menuju sisi jendela. Menyingkap tirai, membuka jendela membiarkan udara pagi yang dingin masuk ke dalam ruangan, sebelum akhirnya bergegas ke dapur mungil di

  • Mendadak Nikah : Tawanan Hati Berondong Tajir   Bab 48 : Janda?

    Bertha masih menunggu jawaban Kazuya, akan tetapi cucunya itu hanya diam. Namun hanya dengan melihat raut wajah Kazuya, Bertha sudah paham akan jawaban yang sebenarnya. “Tak perlu dijawab kalau kamu tak ingin menjawabnya, Kaz. Oma paham!” ucap Bertha ketika melihat cucunya justru memutuskan kontak mata. Suasana dalam mobil mendadak sunyi. Bertha mencari posisi nyaman, lalu mulai memejamkan mata. “Apa Oma marah jika aku menjawab jujur?” Mendengar suara Kazuya yang sedari tadi diam, membuat mata Bertha kembali terbuka lantas menoleh ke samping dimana cucunya tengah menatapnya dengan sorot mata menyimpan kesedihan. “Apa itu artinya kalian sudah melakukannya?” tanya Bertha sembari menarik nafas dalam-dalam. Kazuya mengangguk samar, menatap pada Bertha dengan raut wajah penuh penyesalan. “Ada satu rahasia yang selama ini belum pernah kamu dengar. Mungkin ini akan menjadi kabar bahagia atau bahkan bisa menjadi kabar buruk untukmu.” Dahi Kazuya semakin mengerut dalam. Satu rahasia? Ha

  • Mendadak Nikah : Tawanan Hati Berondong Tajir   Bab 47 : Sudah Mencari, Belum Menemukan

    Ucapan Amira masih terngiang-ngiang di telinga Clay. Jika wanita yang diceritakan Amira memiliki kemiripan dengannya, apa mungkin jika Bu Bertha yang dimaksud tak lain adalah nenek Kazuya? Bukankah nenek Kazuya juga merupakan nenek kandungnya?Clay terbukti memiliki darah yang sama dengan Martin, itu artinya Oma Bertha adalah nenek kandungnya.Malam itu mata Clay tak kunjung terpejam. Padahal esok hari dia harus berjualan demi memenuhi kebutuhan hidup juga menabung untuk biaya persalinannya.Tangan Clay bergerak menyingkap selimut bagian atas tubuhnya. Dalam kondisi terlentang, perutnya sudah terlihat membesar. Clay menatap perutnya yang sudah mulai membulat, jemarinya membelai lembut permukaan hangat yang tertutup kaos tipis. Dia bisa merasakan pergerakan kecil dari janin yang tumbuh di rahimnya. Kedutan ringan yang menciptakan sensasi geli, menjadi satu hal baru yang mampu menitikkan satu kebahagian.“Sayang, apa kamu bisa mendengar suara ibu?” ucap Clay seraya tersenyum samar, seo

  • Mendadak Nikah : Tawanan Hati Berondong Tajir   Bab 46 : Seperti Wanita Hamil

    Hidup dalam pelarian dengan status masih terikat dalam pernikahan, membuat Clay menjadi bahan omongan warga desa.Kepala dusun setempat memang meminta data diri Clay, termasuk Kartu Identitas miliknya sebagai syarat tinggal. Di sana tertulis status Clay yang sudah menikah. Hal itu memancing pertanyaan akan apa alasan di balik kepindahannya ke desa itu seorang diri, tanpa didampingi sang suami. Tentu Clay sudah menyiapkan satu alasan.“Kami sedang proses perpisahan.” Ya, itulah alasan yang masuk akal untuk saat ini. Apalagi dia tahu, jika dalam perutnya kini benih Kazuya tumbuh.Usia kandungan Clay saat ini sudah memasuki bulan kelima. Memiliki tubuh yang kurus, tentu mempermudah untuknya menutupi keadaannya sekarang. Kondisi perutnya memang belum menonjol, Clay sengaja mengenakan kaos dengan ukuran besar untuk menutupi. Namun meski seperti itu, tak jarang beberapa warga desa curiga akan bentuk tubuh Clay yang tampak seperti wanita hamil.Kehamilan anak pertama tentu menjadi sebuah h

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status