"Nona..." panggil Dayang Arni karena sedikit mengkhawatirkan Kiara.
Dayang Arni tau, tujuan dari nona Aira adalah untuk memperingatkan nona Kiara.
Tapi dia bisa apa?
Dia hanyalah pelayan yang tidak punya kuasa. Mesti belum pasti dengan nona Kiara, tapi dilihat dari apa yang Kaisar perbuat tadi menunjukkan jika nona Kiara bukanlah wanita biasa.Dia bahkan lebih khawatir karena mesti tidak percaya dan mustahil, tapi nona Kiara berasal dari dunia lain.
Bukankah akan sangat beresiko jika menjalin hubungan.Dayang Arni tidak mau tenggelam dalam pemikirannya sendiri.
Tetapi dia juga tidak tega melihat nona Kiara dipojokkan."Bibi Arni," Kiara memanggil.
Dayang Arni menyahut, "Iya nona?"
Kiara tersenyum.
"Jangan mengkhawatirkan aku, aku bukan wanita lemah."Dayang Arni sedikit terkejut.
Entah kenapa dia merasakan aura aneh dari Kiara. Aura yang biasa dimiliki para pemimpin.Kiara menarik napas dalam lalu menghembuskannya dengan pelan.
"Aku tidak perduli siapa dia ataupun dunia ini." "Aku punya kehidupanku sendiri di duniaku.""Tapi, jika dia berpikir aku akan tunduk padanya, dia salah."
"Aku tidak perduli dia tunangan Kaisar atau siapapun." "Yang aku tau, sekarang aku terjebak di dunia ini, dan aku akan berusaha untuk melakukan yang terbaik."Raut wajah Dayang Arni sedikit lega.
Kiara yang menurutnya wanita lemah, ternyata tidak selemah itu."Tapi.... Anda harus tetap berhati - hati, karena bagaimanapun nona Aira adalah calon Ratu."
"Hamba hanya takut anda terkena masalah."Kiara memandang Dayang Arni.
Mata sayu nan jernih itu menunjukkan tekadnya."Tak perlu khawatir, meskipun dia adalah calon Ratu, aku adalah orang yang tidak mudah ditindas."
"Dan lagi, bukan hal yang baru di duniaku, aku sudah sering melihat perebutan kekuasaan seperti ini." Kiara bercerita tentang kehidupannya di dunianya.Dirinya yang seorang desainer perhiasan yang terkenal, nona muda dari keluarga yang memiliki kekayaan dan juga kekasihnya yang selingkuh.
Dayang Arni mendengarnya dengan seksama.
Dia tidak percaya ternyata gadis di hadapannya adalah seorang nona dari keluarga berpengaruh. Hanya saja dia terlempar ke dunia ini tanpa sebab.Dayang Arni semakin kagum pada Kiara.
Tidak dia sangka, gadis yang terlihat lembut ternyata menyimpan banyak beban."Nona..."
"Saya dayang Sisil, ingin menyampaikan, Kasim Leo meminta untuk bertemu dengan anda." Dari arah luar pintu kamar Kiara, dayang Sisil memberitahukan.Kiara dan dayang Arni saling berpandangan.
"Kasim Leo?""Suruh dia tunggu sebentar, aku akan membereskan kamar ini sebentar!"
Dayang Arni dengan segera membereskan semua. Selimut dan baju Kiara dia rapikan terlebih dahulu."Nona, apapun yang terjadi, anda harus segera sembuh, saya akan menemani anda jika anda memerlukan apapun."
Kiara mengangguk.
Pasalnya Kasim Leo tidak mungkin datang semalam ini hanya untuk bertanya kabar."Persilahkan Kasim Leo masuk!"
Kasim Leo masuk.
Di belakangnya ada empat orang dayang wanita yang membawa beberpa barang di tangannya."Nona Kiara...," Kasim Leo refleks membungkuk.
Para dayang yang melihatnya terkejut, tak terkecuali Kiara.
'Apa maksudnya? kenapa dia membungkuk padaku?' batin Kiara."Ini semua adalah hadiah yang di kirim Kaisar untuk anda."
"Untukku?"
Kiara mengernyit, 'apa maksud semua ini?'"Tunggu, untuk apa Kaisar mengirimkan banyak barang untukku?" tanya Kiara.
"Maaf, untuk alasannya hamba tidak tau."
Kasim Leo menjelaskan.
"Yang dibawa dua pelayan ini adalah 10 set pakaian dari sutra." "Lalu yang ini adalah beberapa perhiasan dari mutiara dan batu rubi." "Dan yang terakhir adalah, beberapa koin emas untuk anda." "Kaisar berpesan, jika anda sudah sembuh, anda bisa berjalan - jalan ke pasar dan membelanjakan koin emas ini.""Maaf, tapi aku tidak bisa menerimanya," ucap Kiara kemudian.
Kiara menambahkan.
"Bukannya aku tidak berterima kasih karena Kaisar memberiku banyak hadiah, hanya saja aku tidak pantas."Kasim Leo mengerti apa yang dikatakan oleh Kiara, hanya Kaisar menyuruhnya untuk memberikan barang ini, bagaimana jadinya jika nona Kiara tidak mau?
"Mohon nona berbaik hati," Kasim Leo menunduk.
Dayang Arni yang tau bahwa Kasim Leo serba salah berkata, "Nona, sebaiknya anda terima kebaikan dari Kaisar."
"Akan sangat tidak sopan jika anda menolaknya."Kiara berpikir.
Dia tidak mau terlalu jauh masuk dalam dunia ini, terutama masuk dalam hidup Yufen Yuan. "Baiklah...." "Tapi, aku hanya menerima bajunya saja, untuk mutiara, rubi dan koin emas aku tidak bisa menerimanya."Akhirnya dengan perdebatan yang sedikit sengit, Kasim Leo mengalah dan hanya meninggalkan 10 set baju sutra.
....
Yufen sedang berada di kamarnya saat Kaism Leo datang melapor.
"Bagaimana?"
"Dia suka dengan apa yang aku berikan?"Kasim Leo bingung untuk menjawabnya.
" Begini Kaisar..... "Dengan sedikit takut akhirnya Kasim Leo menceritakan semuanya.
"Jadi begitu," Yufen mengepalkan tangannya.
"Dia harus diberi pelajaran!"
"Ke Paviliun Merpati sekarang!" Yufen memberi perintah."Sekarang kaisar?" tanya Kasim Leo ragu - ragu.
"Hachi.....," dia mengusap hidungnya yang gatal. "Siapa yang membicarakanku?" keluhnya. "Pangeran..., anda tidak apa - apa?" tanya seorang kasim."Sebaiknya anda segera masuk, udara di luar sedang tidak bagus.""Anda bisa terkena flu."Sean melirik kasim disampingnya."Memangnya aku bisa kenapa?" ucapnya dengan nada sinis.Sejak Sean dipaksa pulang ke Kerajaan Albama dia hidup dibawah tekanan ayahnya lagi.Dulu Sean sering kabur karena tidak mau mewarisi tahta Kerajaan Albama dan menjadi penguasa.Jiwa Sean lebih suka hidup bebas, dan bisa pergi kemanapun yang dia sukai."Ah... aku jadi merindukannya....," ucap Sean sambil menghela napas. "Kau...!!, panggilkan Sabo ke sini!!!" perintahnya pada kasim. "Baik Pangeran," kasim itu segera pergi mencari orang yang bernama Sabo. "Kiara...""Seandainya kau disini, mungkin aku akan tetap tinggal."Dia benar - benar merindukannya. ......Kekacauan di perbatasan timur akhirnya terdengar juga di telinga Kaisar Yufen. Saat rapat pagi dia
"Bagaimana keadaanmu hari ini?" tanya Pangeran Huanzhe pada Kiara. "Lumayan lancar, lagi pula ini semua karenamu," ucap Kiara. "Terima kasih Pangeran Huanzhe. Pangeran Huanzhe tersenyum kemudian duduk di meja bersama Kiara yang sibuk dengan pekerjaan barunya. "Kau bersemangat sekali, aku bahkan jadi iri dengan perhiasan yang kau buat, karena mendapat perhatian khusus darimu." "Ha... ha... ha...," Pangeran Huanzhe tertawa. Kiara menoleh. Memandang aneh ke arah Pangeran Huanzhe. "Kenapa anda berkata begitu?" tanya Kiara memandang bingung Pangeran Huanzhe. Pangeran Huanzhe yang dipandang oleh Kiara menjadi salah tingkah. Dia memalingkan wajahnya ke sisi lain. "Tidak apa -apa, kau lanjutkan saja apa yang kau kerjakan," ucap Pangeran Huanzhe terbata. Kiara belum mengetahui bahwa Pangeran Huanzhe menyukai dirinya.Dengan cekatan Kiara membelah mengasah beberapa baru warna warni dengan bentuk bentuk yang sesuai seleranya. Dia membuat gelang, kalung, bros dan hiasan kepala. Un
Bab29"Tuan.....""Ah... tuan...."Nada - nada manja terdengar dari mulut para wanita penghibur. Seorang pria, lumayan tampan sedang minum di bar itu. Dia bahkan tidak memesan wanita penghibur. Tapi para wanita penghibur itu datang padanya dengan sukarela. "Tuan.... tidakkah kau mau minum bersamaku?""Aku tidak akan memberimu harga," tawar salah seorang wanita itu. Dengan isyarat tangan pria itu menolak. Tapi para wanita lain tidak berhenti begitu saja. Mereka tetap memaksa pria itu dengan berujung penolakan semua. Bahkan sikap manja dan menggoda mereka tidak dilirik satupun oleh pria tampan itu. Para wanita penghibur itu menjadi penasaran dengan identitas pria tampan itu. "Siapa pria tampan itu?" tanya salah seorang wanita penghibur pada temannya. "Aku juga tidak tau, sepertinya dia baru pertama kali datang ke sini.""Karena aku baru melihatnya," jawab temannya. "Kurasa benar...., aku juga baru pertama kali melihatnya.""Dia tampan sekali....," timpal yang lainnya. Para
Tuan...!!!" Dengan terburu - buru seorang pelayan laki - laki berlari menuju kediaman besar. Itu adalah kediaman keluarga Mirza. "Ada apa?!!!""Ini rumah bukan hutan, seenaknya saja kau berlarian!!" ucap tuan Mirza. "Maafkan saya tuan, tapi ini.... ada surat mendesak dari wilayah timur," dengan cepat pelayan itu mengeluarkan surat dari dalam bajunya. Tuan Mirza mengambilnya dan membukanya dengan cepat. Dia membaca apa isi surat itu dan sesekali mengerutkan alisnya. "KETERLALUAN...!!!" dia menggebrak meja dengan keras. "Apa - apaan ini, mereka pikir sedang berurusan dengan siapa!!""Panggilkan Jordan!!! CEPAT!!!""Ba.. baik," pelayan itu dengan tergesa keluar dan mencari keberadaan Jordan. Setelah mencari beberapa lama, Jordan sedang duduk di depan dapur. "Kak Jordan... kak Jordan..., tuan memanggilmu.""Ini penting dan kau disuruh segera kesana," dengan napas yang masih memburu, pelayan itu menyampaikan pesan pada orang yang bernama Jordan. Jordan segera berdiri dan melang
Yufen duduk di samping tempat tidurnya sambil termenung. .Dia mengingat apa kata - kata yang Kiara katakan. Hatinya sakit. Dan bahkan dia tidak rela saat meningalkan paviliun Merpati untuk kembali ke Istana Naga karena malam sudah larut. "Kaisar...""Sudah larut, anda harus istirahat," kasim Leo mengingatkan."Panggil Daffa untuk menghadapku sekarang," Yufen memerintahkan kasim Leo. "Kaisar...." kasim Leo mengingatkan. "Kau tidak dengar apa kataku!?" Yufen berkata dengan marah. "Baik Kaisar," kasim Leo hanya bisa pergi dengan helaan napas. Setelah Daffa datang, hanya ada Kaisar Yufen dan Daffa yang berada di dalam ruangan. "Katakan segalanya!" perintah Yufen.Daffa memberi hormat lalu berkata."Nona Kiara akhir - akhir ini mendapat beberapa barang dan hadiah dari beberapa pelayan dan dayang.""Ditambah lagi, beberapa utusan bangsawan yang juga menitipkan beberapa herbal untuk nona Kiara dengan dalih kesehatan Nona Kiara.""Tapi seperti yang saya amati, nona Kiara tidak nyaman
Malamnya.... Sebelum jam makan malam, Yufen yang lelah sehabis memeriksa berkas di ruang kerja langsung menuju ke paviliun Merpati. Dia ingin memeriksa kondisi Kiara dan sekaligus makan malam disana. "Silahkan Kaisar," Leo segera memberikan jalan pada Kaisar Yufen.Semua dayang dan pelayan di paviliun Merpati memberi hormat saat Kaisar Yufen datang. Tak terkecuali dengan Kiara yang ada di bagian ujung. "Kami memberi hormat pada Kaisar...""Bangunlah!!!" Yufen berjalan kearah meja makan dan duduk di kursinya. "Duduklah Kiara!"Kiara duduk disamping Kaisar Yufen. "Bagaimana keadaanmu hari ini?" "Aku dengar dari tabib, anemiamu sudah hampir sembuh."Sambil menunggu hidangan disiapkan Yufen ingin sedikit mengobrol dengan Kiara. "Hamba bersyukur, atas perhatian Kaisar dan juga tabib, hamba menjadi semakin baik," ucap Kiara. Kiara sadar siapa dirinya di dunia ini dan apa statusnya. "Kaisar...." "Bisakan hamba berbicara dengan anda?" tanya Kiara hati - hati. "Kau bisa bic